Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA

DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN WONOSARI SEMARANG

Ratih Dwi Ariani*), Asti Nuraeni**), Mamat Supriyono***)

*)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Depkes KeMenkes Semarang

ABSTRAK

Sasaran Keperawatan Komunitas kelompok resiko tinggi adalah lansia karena lansia rentan terhadap
timbulnya berbagai macam penyakit akibat proses penuaan. Penyakit yang biasanya terjadi pada lansia
adalah Diabetes Mellitus. Apabila peyakit ini tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan
berbagai komplikasi dalam tubuh. Peran perawat yang bisa dilakukan untuk merawat lansia dengan
diabetes mellitus adalah dengan latihan jasmani seperti senam ergonomik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia di
Kelurahan Wonosari Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan
desain penelitian one group pre-post test design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20
responden terdiri dari 13 wanita dan 7 laki-laki dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
stratified proportionate random sampling. Hasil penelitian yang di analisis dengan uji dependent t-test
menunjukan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah senam ergonomik terhadap
penurunan kadar gula darah pada lansia (p-value 0.0001). Disimpulkan terdapat efektifitas senam
ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia di Kelurahan Wonosari Semarang.
Disarankan agar pemberian senam ergonomik dijadikan sebagai intervensi alternative untuk
menurunkan kadar gula darah.

Kata kunci : Senam ergonomik, kadar gula darah, diabetes mellitus, lansia

ABSTRACT

The target of Community Nursing care of high risk group is elderly because they are susceptible to the
emergence of some diseases due to their aging process. The most common disease attacking the
elderly is DM. If this disease is not properly taken care, it may cause some complication in the body.
The role of the nurse in taking care the elderly with DM is by giving them physical exercise such as
Ergonomics exercise. This research is intended to figure out the effectiveness of Ergonomic exercise
toward the decreased blood sugar level of elderly at Kelurahan Wonosari (Wonosari Suburb) of
Semarang. The design of this study is Quasi Experiment with one group of pre-post test design. There
are 20 respondents in this study, 13 females and 7 males taken by using stratified proportionate
random sampling technique. The result of the study analyzed by dependent t-test reveals that there is a
significant difference between before and after Ergonomic exercise toward the decreased blood sugar
level of elderly with (p-value 0.0001). It can be concluded that there is an effectiveness of ergonomic
exercise toward the decreased blood sugar level of elderly at Kelurahan Wonosari (Wonosari Suburb)
of Semarang. It is suggested that giving ergonomic exercise can be used as an alternative intervention
to reduce the blood sugar level.

Key Words : Ergonomic Exercise, Blood Sugar level, Diabetes Mellitus

Efektivitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah ... (R.D. Ariani, 2015) 1
PENDAHULUAN

Keperawatan komunitas merupakan suatu (nefropati, retinopati dan neuropati) (Smeltzer,


sintesis dari praktik keperawatan dan praktik 2002).
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan Peran perawat untuk merawat lansia dengan
penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan masalah diabetes mellitus yaitu melaksanakan
komunitas adalah individu yaitu balita gizi pengelolaan diabetes mellitus. Pemberi
buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, perawatan bukan hanya perawat tetapi juga
penderita penyakit menular. Sasaran keluarga peran keluarga dalam merawat anggota
yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap keluarga yang sakit. Pengobatan diabetes
masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran mellitus dengan cara farmakologis dan non
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat farmakologi. Pengobatan farmakologi dengan
maupun sakit yang mempunyai masalah cara obat-obatan dan non farmakologi dengan
kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998, olahraga (Illyas, 2009).
dalam Harnilawati, 2013).
Tindakan keperawatan yang bisa dilakukan
Keluarga itu sendiri merupakan sekelompok untuk memodifikasi pada keluarga yang
individu yang berhubungan erat secara terus menderita diabetes adalah dengan melakukan
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain aktifitas fisik misalnya olahrga. Olahraga
baik secara perorangan maupun secara sangat efektif dalam pengaturan kadar glukosa
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri darah adalah senam (Anggriyana, 2010). Salah
atau masyarakat secara keseluruhan satu penanganan supaya gula darah stabil
(Harnilawati, 2013). dilakukan olahrga salah satunya adalah senam
ergonomik.
Lanjut usia adalah salah satu sasaran dalam
keperawatan kesehatan komunitas, dimana Senam ergonomik adalah senam fundamental
lansia adalah bagian dari proses tumbuh yang gerakannya sesuai dengan susunan dan
kembang dalam kehidupan manusia. Menjadi fungsi fisiologis tubuh. Senam ergonomik
tua atau menua (ageing process), di tandai oleh merupakan kombinasi dari gerakan otot dan
kemunduran-kemunduran biologis yang pernafasan. Senam ergonomik dapat mencegah
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan mengobati berbagai penyakit karena saat
dan kemunduran kemampuan kognitif yang melakukan senam ergonomik terjadi
sering kali menimbulkan masalah. Masalah penurunan kadar gula darah. Penurunan kadar
kesehatan pada lansia meliputi pikun, depresi, gula darah ini dapat terjadi karena saat
cemas dan gangguan fisik yang biasanya sering melakukan senam ergonomik otot-otot
dijumpai pada lansia seperti gangguan jantung, digerakkan secara optimal sehingga lebih
gangguan pada persendian, gangguan banyak menyerap gula darah untuk proses
metabolisme (misal diabetes mellitus) (Azizah, pembakaran (Wratsongko, 2006).
2011, hlm. 21).
Tujuan penelitian ini Penelitian ini bertujuan
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok untuk mengetahui efektivitas senam egonomik
penyakit metabolik dengan karakteristik terhadap penurunan kadar glukosa darah pada
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan lansia
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(PERKENI, 2011). Di negara berkembang
telah terjadi pergeseran penyebab kematian METODOLOGI PENELITIAN
utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Quasi
Eksperimen, rancang penelitian menggunakan
Penyakit Diabetes Mellitus jika tidak segera one group pretest-postest design. Penelitian
ditangani akan menimbulkan komplikasi quasi eksperimen merupakan eksperimen
jangka panjang meliputi penyakit semu, karena eksperimen ini belum atau tidak
makrovaskuler (seperti penyakit jantung memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang
koroner, pembuluh darah kaki dan pembuluh sebenarnya, karena variable yang seharusnya
darah ke otak) dan penyakit mikrovaskuler dikontrol atau dimanipulasi (Notoatmodjo,

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


2005). Rancangan penelitian one group distribusi frekuensi. Analisa dalam penelitian
pretest-postest design merupakan penelitian ini memuat tentang distribusi frekuensi
yang tidak ada kelompok pembanding responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan
(control), tetapi sudah dilakukan observasi kadar gula darah.
pertama (pretest) yang memugkinkan peneliti
dapat menguji perubahan yang terjadi setelah Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan
adanya eksperimen. Dimana penurunan kadar untuk melihat hubungan dan variabel yang
gula darah pada lansia diukur sebelum dan meliputi bebas dan variabel terikat.
setelah dilaukan senam ergonomik (Notoatmodjo, 2012). Sebelum dilakukan uji
(Notoatmodjo, 2010). hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dengan Shapiro Wilk karena sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang digunakan ≤ 50 responden.. Bila
yang menderita diabetes mellitus di Kelurahan berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan
Wonosari Semarang sebanyak 238 orang, uji dependent t-test (p-value ≥ 0,05),
terdiri dari laki-laki 73 orag dan perempuan sedangkan bila berdistribusi tidak normal maka
165 orang. Teknik sampling yang digunakan dilanjutkan uji wilcoxon (p-value < 0,05)
adalah teknik probability sampling dengan (Dahlan, 2013). Uji wilcoxon berfungsi untuk
metode stratified proportionate random menguji perbedaan antar data berpasangan
sampling yaitu peneliti mempertimbangkan sebelum dan sesudah (before after design) dan
stratifikasi atau strata yang terdapat dalam mengetahui efektivitas suatu perlakuan.
populasi sehingga setiap strata terwakili dalam Analisis bivariat dalam penelitian ini
penentuan sampel (Dharma, 2012, hlm. 112). digunakan untuk mengetahui efektifitas senam
ergonomik terhadap penurunan kadar gula
Sampel dalam penelitian ini adalah responden darah pada lansia di Kelurahan Wonosari
yang menderita diabetes mellitusdengan Semarang.
jumlah 20 responden dengan kriteria inklusi:
klien dengan penyakit diabetes mellitus (DM) HASIL DAN PEMBAHASAN
tipe 2, lansia dengan kadar gula darah sewaktu
<250 mg/dl, tinggal dikelurahan wonosari, Gambaran Umum Tempat Penelitian
lansia mandiri. Dan kriteria eksklusi: klien
yang tidak koooperatif, tidak mengkuti Tempat yang digunakan dalam penelitian ini
kegiatan secara penuh, Mengalami kelainan adalah di Kelurahan Wonosari, Kecamatan
jiwa dan penyakit penyerta lainnya; AIDS, Ngaliyan Semarang. Wilayah Wonosari berada
hepatitis, epilepsi yang tidak terkontrol, disebelah barat Kabupaten Kendal, sebelah
penyakit jantung yang tidak terkontrol, utara Kecamatan Tugu, di sebelah selatan dari
hipertensi yang tidak terkontrol, sesak Kelurahan Gondoriyo, dan disebelah timur
Kelurahan Tambak Aji.
nafas, cedera berat, lansia yang lumpuh,
mengkonsusmi obat diabetes mellitus. 1. Analisis Univariat
Tabel 1
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Wonosari Distribusi frekuensi responden
Semarang pada bulan Maret sampai April berdasarkan usia di Kelurahan
2015. Alat pengumpulan data yang digunakan Wonosari Semarang,
dalam pengumpulan data pada penelitian ini Maret 2015
adalah Lembar observasi pengukuran kadar (n=20)
gula darah sewaktu sebelum dan sesudah
senam ergonomik. Senam ergonomik ini Usia Frekuensi Presentase
menggukana alat glukometer dan matras. (f) (%)
Penelitian ini juga dilengkapi dengan prosedur Usia 20 100
pelaksanaan senam ergonomik. lanjut .0
(60-74)
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui Usia tua 0 0.0
nilai maksimum, nilai minimum, rerata (75-90)
distribusi frekuensi (Notoadmojo, 2005, hlm. Jumlah 20 100.0
188). Dalam penelitian ini menggunakan tabel

Efektivitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah ... (R.D. Ariani, 2015) 3
Berdasarkan Tabel 1 menggambarkan bahwa 2. Uji Normalitas
20 lansia (100.0 %) di Wilayah Kelurahan Tabel 4
Wonosari berada pada rentang usia lanjut yaitu Uji Normalitas data responden
60 sampai 74 tahun. Usia termuda lansia dengan kadar gula darah sebelum
adalah 60 tahun dan tertua adalah 63 tahun. dan sesudah diberikan senam
ergonomik di Kelurahan
Tabel 2
Wonosari semarang,
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
jenis kelamindi KelurahanWonosari Maret 2015 (n=20)
Semarang, Maret 2015
(n=20) Kadar Gula Shapiro-
Darah Wilk
Jenis kelamin Frekuensi Presentase Frekuensi p-
(f) (%) (n) value
Sebelum 18 0.065
Laki-laki 7 35.0 Senam
Ergonomik
perempuan 13 65.0 Sesudah 18 0.116
Senam
Total 20 100.0 Ergonomik

Berdasarkan tabel 2 bahwa respoden terbanyak Tabel 4 menunjukan bahwa hasil uji Shapiro-
adalah perempuan yaitu sebanyak 13 Wilk didapatkan nilai p- value > 0,05 pada
responden atau 65.0%, dibandingkan laki-laki semua pengukuran yang berarti data
hanya 7 responden atau 35.0%. berdistribusi normal, sehingga uji statistik yang
digunakan adalah dependent t-test.
Tabel 3 3. Analisis Bivariat
Nilai Dispersi Kadar Gula Darah Sewaktu
Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Senam Tabel 5
Ergonomik di Kelurahan Wonosari Analisis Efektivitas Senam
Semarang, Maret 2015 (n=20) Ergonomik Terhadap Kadar
Gula Darah Pada Lansia di
Kadar Kelurahan Wonosari
Mean SD Min Max Semarang, Maret
Gula Darah
Sebelum
2015 (n=20)
senam 201.65 16.865 156 223
ergonomik
Kadar
P-
Sesudah Gula Jumlah Mean SD
Darah value
senam 173.86 20.512 126 200
ergonomik Sebelum 0.0001
senam 20 201.65 16.865
ergonomik
Sesudah
Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
senam 20 173.86 20.512
kadar gula darah setelah diberikan senam
ergonomik
ergonomik yaitu yang semula rata-rata 201.65
mg/dl dengan standar deviasi 16.865 mg/dl
menjadi 173.86 mg/dl dengan standar deviasi Tabel 5 menggambarkan bahwa rata-rata kadar
20.512. gula darah pada lansia di Kelurahan Wonosari
Semarang sebelum diberikan latihan jasmani
sebesar 201.65 mg/dl dengan standar deviasi
16.865. Kemudian rata-rata kadar gula darah
sesudah diberikan latihan jasmani sebesar

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


173.86 mg/dl dengan standar deviasi 20.512. gula darah yang tinggi terjadi karena
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan perubahan fisiologi yang berhubungan dengan
telah terjadi penurunan kadar gula darah pertambahan usia, pola makan dan jarang
sesudah diberikan latihan jasmani senam melakukan olahraga (Atun, 2010). Jarangnya
ergonomik. Berdasarkan hasil uji dependent t melakukan olahraga menyebabkan kadar gula
test atau tabel diatas di dapatkan nilai darah tinggi. Lansia di Kelurahan Wonosari
significancy 0.0001 (p<0.05), dengan demikian banyak mengalami hal tersebut. Perubahan
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan fisik yang lansia yang menderita diabetes
penurunan kadar gula darah sebelum dan mellitus keluhkan yaitu sering kencing
sesudah diberikan latihan jasmani senam dimalam hari, sering merasa rasa lapar dan
ergonomik pada lansia di Kelurahan Wonosari haus, sering kecapekan.
Semarang.
Penelitian oleh Novitasari (2011) dengan judul
Interprestasi dan Hasil Penelitian “pengaruh senam tera terhadap kadar gula
darah lansia dengan diabetes mellitus
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20
dikecamatan sumbersari” menyebutkan bahwa
responden didapatkan kelompok usia
sampel lansia yang diambil 35 responden yang
terbanyak yang mengalami kecemasan adalah
menderita diabetes mellitus. Lansia banyak
60-74 tahun sebanyak 20 responden (100,0%).
mengeluh sering buang air kecil di malam hari
Pada umunya diabetes mellitus terjadi ada pada
dan sering merasa lapar dan haus.Sebelum
usia 30 tahun karena pada usia itu kadar gula
dilakukan senam tera seluruh responden
darah cenderung meningkat ringan, tetapi
(100%) kelompok perlakuan menderita
progresif setelah usia 50 tahun terutama pada
diabetes mellitus tipe 2.
orang yang tidak aktif, obesitas dan jumlah sel-
sel beta di dalam pankreas yang memproduksi
Analisis dari penulis bahwa responden yang
insulin cenderung menurun seiring
berada dikelurahan Wonosari Semarang
bertambahnya usia (Smeltzer & Bare, 2002).
sebagian besar mengalami diabetes mellitus.
Diabetes mellitus pada lansia dikarenakan
Diabetes mellitus yang tidak ditangani akan
lansia mengalami kemunduran fisik dan mental
berpengaruh buruk pada lansia. Penurunan
yang menimbulkan banyak konsekuensi.
Kadar gula darah dapat diatasi dengan terapi
Selain itu, sebagian besar lansia juga
komplementer dengan cara senam ergonomik.
mengalami masalah khusus yang memerlukan
perhatian antara lain lebih rentan terhadap
Berdasarakan penelitian yang dilakukan
komplikasi makrovaskular maupun
terhadap 20 responden, sesudah diberikan
mikrovaskular dari diabetes mellitus
latihan senam ergonomik didapatkan rata-rata
(Rochmah, 2007).
173.86 mg/dl dengan standar devisiasi 20.512.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 Secara keseluruhan lansia tidak mengalami
responden, jenis kelamin yang paling banyak kenaikan kadar gula darah setelah dilakukan
mengalami diabetes mellitus adalah perempuan senam ergonomik. pada penderita diabetes
yaitu sebanyak 13 responden (65,0%), mellitus tipe 2 olahrga sangat penting dalam
sedangkan laki-laki hanya 7 responden atau pengaturan kadar gula darah.
(35,0%). Hal ini menunujukakan bahwa wanita
pada umumnya cenderung mudah terserang Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
diabetes mellitus bila dibandingkan dengan yang dilakukan Sri Anani (2012).
pria, dikarenakan wanita lebih banyak Membuktikan bahwa ada hubungan antara
mempunyai faktor yang mendorong terjadinya aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah,
diabetes seperti obesitas saat kehamilan, stress, hasil yang didapat yaitu dari 52 responden
kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol. terdapat 93,80 % aktivitas fisik kurang dan
60,70 % aktivitas fisik cukup (P=0,012). Selain
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 itu Sri Anani juga membuktikan bahwa adanya
responden, menunjukkan bahwa sebelum hubungan antara olahraga dengan kadar
dilakukan senam ergonomik pada lansia glukosa darah, hasil yang didapat yaitu dari 52
sebagian besar responden menglami diabetes responden. Hasil penelitian ini menyatakan
mellitus sebanyak 20 orang (20,0%). Lansia adanya hubungan yang signifikan antara
yang mengalami diabetes mellitus dan kadar olahraga dengan kadar glukosa darah.

Efektivitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah ... (R.D. Ariani, 2015) 5
Penurunan kadar gula darah responden juga penderita diabetes mellitus pada lansia bisa
dipengaruihi oleh olahrga yang baik dan teratur diterima. Karena ada perbedaan atau selisih
berupa senam ergonomik. Senam ergonomik rata-rata kadar gula darah sewaktu.
itu sendiri adalah senam fundamental yang
gerakannya sesuai dengan fungsi fisiologis Senam ergonomik merupakan suatu teknik
tubuh dan gerakannya sangat sederhana. Setiap senam untuk mengembalikan atau
gerakan di dalam senam ergonomik ini akan membetulkan posisi dan kelenturran system
membuat tubuh rileks dan otot-otot saraf dan aliran darah. Memaksimalkan suplai
digerakakan secara optimal sehingga lebih oksigen ke otak, membuka system kecerdasan,
banyak menyerap gula darah untuk proses system keringat, system pemanas tubuh, sistem
pembakaran. pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah,
asam laktat, system kesegaran tubuh, dan
Penulis mengalisa bahwa setelah dilihat dari system kekebalan tubuh (Kompas, 2012).
hasil dan didukung oleh penelitian terkait,
latihan jasmani mempunyai efek yang baik Gerakan-gerakan senam ergonomik akan
tehadap penurunan kadar gula darah membantu dalam penurunan kadar gula darah.
dibukutikan dari hasil persentase sebelum dan Dengan gerakan-gerakan senam ergonomik
sesudah dilakukan sename egonomik. Sesudah yang terdiri dari lima gerakan dasar dan satu
dilakukan senam ergonomik sebagian besar penutup. Masing-masing gerakan ini
responden mengalami penurunan kadar gula mempunyai banyak manfaat yang luar biasa
darah. dalam pencegahan penyakit dan perawatan
kesehatan. Melakukan senam ergonomik
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit secara rutin, minimal selama dua minggu, akan
yang sangat mematikan dan banyak melatih tubuh untuk melakukan gerakan fisik
masyarakat yang tidak sadar atau tidak peduli (Syauqi, 2012).
dengan diabetes mellitus. Dengan senam
ergonomik ini kadar gula darah dapat Gerakan senam ergonomik yang mudah dan
dikontrol. Dari hasil penelitian rata-rata kadar sederhana akan membantu mengurangi kadar
gula darah sebelum diberikan senam gula darah. Senam ergonomik untuk menunkan
ergonomik adalah 201,65 mg/dl dengan stndar kadar gula darah ini masih sedikit yang
devisiasi 16,865, sedangkan rata-rata skor meneliti. Beberapa penelitian yang mendukung
kadar gula darah setelah diberikan senam dalam menurunkan kadar gula darah pada
ergonomik adalah 173,86 mg/dl dan standar lansia dilakukan oleh Nurulfatia (2012) yang
devisiasi 20,512. berjudul perbedaan pengaruh senam aerobik
dan senam yoga terhadap penurunan kadar
Hasil rata-rata kadar gula darah tersebut dapat gula darah pada penderita diabetes mellitus
dilihat perbedaan rata-rata kadar gula darah tipe II menunjukan hasil penurunan kadar gula
sebelum dan sesudah senam ergonomik. darah 47,7%. Selain itu penelitian oleh Surasta
Setelah dilakukan senam ergonomik rata-rata (2013) membuktikan bahwa senam mampu
kadar gula darah lansia menurun dari kadar menurunkan kadar gula darah. Hal itu
gula darah 201,65 menjadi 173,86 mg/dl. dibuktikan dengan desain penelitian pra
penurunan kadar gula darah tersebut eksperimental desain. Rancangan penelitian
disebabkan karena gerakan-gerakan dari senam quasi eksperiment, pre test and post test
ergonomik yang membuat tubuh rileks dan control group desain terbukti bahwa perbedaan
lebih banyak menyerap gula darah untuk rerata sebelum dan sesudah perlakuan
proses pembakaran dalam tubuh. eksperimen berbeda secara signifikan dengan
nilai penurunankadar guka darah penderita
Berdasarkan hasil uji dependent t-test atau diabetes mellitus tipe II 17%. Dari hasil
tabel diperoleh nilai significancy 0,000 tersebut senam mempunyai pengaruh dalam
(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan menurunkan kadar gula darah.
perbedaan penurunan kadar gula draah
sebelum dan sesudah diberikan senam Beberapa intervensi telah dilakukan untuk
ergonomik. Dengan demikian dapat dikatakan menurunkan kadar gula darah pada lansia.
bahwa hipotesis senam ergonomik dapat Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
menurunkan kadar gula darah sewaktu Rahmawati (2010) tentang hubungan latihan

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


jasmani terhadap kadar glukosa darah menunjukan bahwa rata-rata kadar
penderita diabetes mellitus tipe 2. Penurunan gula darah sesudah diberikan senam
kadar gula darah menunjukan adanya ergonomik sebesar 173.86 mg/dl
penurunan yaitu penurunan rata-rata sebelum dengan standar devisiasi 20.512.
latihan jasmani 141,02 dan sesudah latihan 4. Hasil penelitian menunjukan uji
jasmani yaitu 127,81. Dari hasil uji wilcoxon statistik dengan menggunakan
didapatkan nilai p (0.000) < p (0,05) sehingga dependent t-test didapatkan nilai
menunjukkan bahwa ada penurunan kadar gula significancy 0.0001 (p<0.05), artinya
darah. senam ergonomik efektif terhadap
penurunan kadar gula darah pada
lansia di Kelurahan Wonosari
Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauzi Semarang.
(2014) tentang intensitas jalan kaki terhadap
penurunan kadar gula darah menunjukan SARAN
bahwa ada perbedaan penurunan kadar gula Berdasarkan dari hasil penelitian yang
darah sebelum dan sesudah jalan kaki. Hal diperoleh ada beberapa saran yang perlu
tersebut dibuktikan berdasarkan uji t- dijadikan pertimbangan bagi peneliti dalam
berpasangan dan repeated Anova (α=0,05). penelitian antara lain:
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1. Bagi Masyarakat
perbedaan antara jalan kaki dengan intensitas Hasil penelitian bahwa latihan senam
sedang (p=0,001) dan tinggi (p=0,001) ergonomik selama 6 kali dalam 2
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada minggu dengan durasi kurang lebih 30
penderita diabetes mellitus ringan. menit, dapat menurunkan kadar gula
darah sewaktu pada lansia. Selain itu
Hasil penelitian menujukkan bahwa setelah bisa dijadikan sebagai salah satu cara
dilakukan senam ergonomik pada lansia oleh masyarakat dalam memberikan
dengan didampingi peneliti berpengaruh perawatan pada lansia diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah pada mellitus dan sebagai salah satu
lansia. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari intervensi mandiri dalam menangani
nilai P Value 0,0001 (≤ 0,05) artinya ada masalah diabetes mellitus.
perbedaan bermakna pada penurunan kadar 2. Bagi Pendidikan Keperawatan
gula darah sebelum dan sesudah dilakukan Hasil penelitian latihan senam
senam ergonomik. Penulis menganalisa bahwa ergonomik selama 6 kali dalam 2
dilihat dari hasil dan didukung oleh jurnal minggu dengan durasi 30 kurang lebih
terkait, maka senam ergonomik efektif untuk 30 menit, dapat menurunkan kadar
menurunkan kadar gula darah pada lansia di gula darah sewaktu, sehingga dapat
Kelurahan Wonosari Semarang. dijadikan sebagai bahan masukan
untuk penambahan pembelajaran baru
SIMPULAN tentang efektivitas senam ergonomik
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap kadar gula darah pada
responden terbanyak berusia 60-74 pendidikan keperawatan, khususnya
tahun yaitu 20 orang. Lansia berjenis keperawatan komunitas.
kelamin laki-laki sebanyak 7 orang 3. Bagi Profesi Keperawatan
dan perempuan sebanyak 13 orang dari Hasil penelitian latihan senam
total lansia 20 orang. ergonomik selama 6 kali dalam 2
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minggu dengan durasi 30 kurang lebih
responden dengan jenis kelamin 30 menit, dapat menurunkan kadar
perempuan adalah responden gula darah sewaktu. Hal ini dapat
terbanyak yaitu sebanyak 13 dijadikan sebagai salah satu intervensi
responden atau (65.0%). mandiri perawat dalam menurunkan
3. Hasil penelitian menunjukakkan kadar gula darah pada pasien diabetes
bahwa rata-rata kadar gula darah mellitus.
sebelum ergonomik sebesar 201.65 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
mg/dl dengan standar devisiasi 16.865. Hasil penelitian bahwa latihan senam
Berdasarkan hasil penelitian ergonomik selama 6 kali dalam 2

Efektivitas senam ergonomik terhadap penurunan kadar gula darah ... (R.D. Ariani, 2015) 7
minggu dengan durasi kurang lebih 30 _______. (2012). Metodologi penelitian
menit, dapat menurunkan kadar gula kesehatan. Edisi revisi. Jakarta:
darah sewaktu. Hasil penelitian ini Rineka cipta
dapat dijadikan sebagai bahan acuan
atau dasar untuk melakukan penelitian Novitasari Firda. 2011. Pengaruh senam
selanjutnya terutama mengenai tera terhadap kadar gula darah
efektivitas senam ergonomik terhadap lansia dengan diabetes mellitus
penurunan kadar gula darah pada dikecamatan sumbersari kabupaten
lansia, peneliti mengharapkan untuk Jember.diperoleh 30 Maret 2015
peneliti selanjutnya dapat ditambahkan
untuk variabel senam lainnya dan NurulFatia. 2012. perbedaan pengaruh
kelompok pembanding. Hal ini senam aerobic dan yoga terhadap
dikarenakan untuk mengetahui lebih penurunan kadar gula darah pada
efektif mana senam ergonomik dengan pasien diabetes mellitus tipe II.
senaam lainnya dalam menurunkan Diperoleh Maret 2015.
kadar gula darah. http://repository.unand.ac.id/18634/

PERKENI. (2011). Konsensus


Pengelolaan dan Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
Diabetes Melitus Tipe 2 di
Abu Syauqi. 2012. Spiritual emotional Indonesia. Jakarta. PB PERKENI
healing and therapy. Jakarta Rahmawati Ova. 2010. Hubungan latihan
Dharma Kelana Kusuma. (2011). jasmani terhadap kadar gula darah
Metodologi penelitian keperawatan penderita diabetes mellitus tipe 2.
(pedoman melaksanakan dan Diperoleh Maret 2015.
menerapkan hasil penelitian). http://eprints.uns.ac.id/2231/1/14247
Cetakan 11-12. Jakarta timur: trans 1208201012151.pdf
info media Rochmah W. (2007). Diabetes Mellitus
Fauzi lukman. 2014. Intensitas jalan kaki pada Usia Lanjut. In: Sudoyo AW,
terhadap penurunan kadar gula Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
darah. http://www.e- M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu
jurnal.com/2014/11/intensitas-jalan- Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta:
kaki-terhadap.html Pusat Penerbitan IPD FKUI; 2007.

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Wratsongko Madyo. (2006). Pedoman


Keperawatan Komunitas. Sulawesi sehat tanpa obat. Cetakan 4. Jakarta
Selatan: Pustaka As Salam : PT Elex Media Komputindo

Ilyas, E.I. (2009). Penatalaksanaan


diabetes mellitus terpadu. Jakarta:
FKUI

Ma’rifatul Azizah, Lilik. (2011).


Keperawatan lanjut usia.
Yogyakarta: Graha ilmu

Notoatmodjo. (2005). Metodologi


penelitian kesehatan. Cetakan
ketiga. Jakarta: Rineka cipta

_______. (2010). Metodologi penelitian


kesehatan. Jakarta: rineka cipta

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...

Anda mungkin juga menyukai