BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komplikasi yang dapat diakibatkan oleh Diabetes Mellitus karena tidak
mengontrol kadar gula darah dapat menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, serangan
jantung, stroke, dan amputansi bagian tubuh. Berbagai hal dapat memperburuk
keadaan penderita penyakit DM seperti pola hidup yang tidak sehat dan faktor
psikologi seperti stres. Seorang penderita DM terkadang terlalu menggantungkan
kesehatannya kepada orang lain seperti dokter. Hal ini bisa menjadi penyebab
stres bagi diri mereka. Ketidakmampuan untuk mengendalikannya menyebabkan
mereka terjebak dalam kondisi stres berkepanjangan. Kondisi ini sangat tidak baik
untuk fisik dan mental. Jika tidak ditangani dan berlangsung lama maka bisa
mengakibatkan gangguan kesehatan fisik yg permanen, menimbulkan komplikasi.
Hal ini disebut sebagai penyakit psikosomatis (Gunawan, 2012). Mengacu pada
dua basis utama di atas, kami memutuskan untuk meneliti tingkat keefektifan
sebuah metode yang sekiranya mencakup proses terapi dalam hal untuk
meredakan stres sebagai salah satu faktor yang memperburuk kondisi penyakit
penderita DM sehingga menimbulkan rentetan penyakit. Menurut penelitian
Kazuo Murakami, dengan penyelarasan batin berupa meditasi, akan terjadi
perubahan lingkungan psikologis dan kesadaran diri yang kemudian berefek pada
kinerja gen. Kinerja gen sangat berpengaruh kepada keadaan kadar gula darah
penderita DM. Sampel darah adalah suatu tolak ukur utama untuk menentukan
bagaimana kandungan dari sebuah organ, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Gula darah termasuk salah satu substansi yang bisa ditelusuri
kapasitasnya melalui sampel darah. Kami memutuskan untuk menfokuskan pada
bagaimana cara untuk meredakan stres ini dengan melakukan penelitian tentang
meditasi dan dampaknya untuk meredakan stres dengan patokan sampel gula
darah sebagai variabel bebas. Sampel darah subyek penelitian pasca rangkaian
kegiatan penelitian diharapkan mengandung kadar gula darah yang semakin
menurun. Harapan kedepan dari rangkaian penelitian untuk menurunkan kadar
gula darah ini adalah menjinakkan DM sehingga mencegah kemungkinan-
kemungkinan terburuk yang nantinya menghampiri penderita DM yang sudah
mengalami komplikasi akibat penanganan yang kurang optimal (Murakami,
2012).
1.3 Tujuan
2
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meneliti secara sistematis dan
membuktikan tingkat keefektifan dari Soul Prevention Healing ini sebagai terapi
komplementer untuk menurunkan kadar gula darah penderita DM Tipe 2.
1.5 Luaran
Hasil dari penelitian ini akan diaplikasikan dalam bentuk seminar,
jurnal, ataupun media tertentu dengan tujuan melalui terapi komplementer
ini bisa meningkatkan kesejahteraan kesehatan, mengurangi kadar gula
dalam darah, dan mengurangi dosis insulin yang diperlukan dari penderita
Diabetes Mellitus di Indonesia.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Pankreas merupakan salah satu organ dalam yang sangat berpengaruh
dalam tubuh manusia. Namun jika pankreas tidak dapat menyekresi cukup insulin
atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif maka
akan menimbulkan suatu penyakit gangguan metabolik seperti Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus disebabkan oleh kekurangan insulin atau karena kehadiran
faktor yang menentang aktivitas dari insulin (ABC of Diabetes, 2010). Hasil dari
ketidakcukupan aktivitas insulin yakni terjadi kenaikan konsentrasi glukosa darah
(hyperglicaemia).
Pada orang normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat
sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml darah pada orang yang sedang
berpuasa yang diukur sebelum makan pagi. Konsentrasi glukosa darah juga perlu
dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena peningkatan jangka panjang
glukosa darah, dapat menyebakan kerusakan pada banyak jaringan, terutama
pembuluh darah. Kerusakan vaskular, akibat Diabetes Mellitus yang tidak
terkontrol, akan berakibat pada peningkatan resiko terkena serangan jantung,
stroke, penyakit ginjal stadium akhir, dan kebutaan (Guyton, 2011).
Terdapat dua tipe utama Diabetes Mellitus. (1) Diabetes Mellitus Tipe I,
yang juga disebut Diabetes Mellitus Bergantung Insulin (IDDM), disebabkan
kurangnya sekresi insulin. (2) Diabetes Mellitus Tipe II, yang juga disebut
Diabetes Mellitus Tidak Bergantung Insulin (NIDDM), awalnya disebabkan oleh
penurunan sensivitas jaringan target terhadap efek metabolisme insulin.
Penurunan sensivitas ini sering kali disebut sebagai resistansi insulin (Guyton dan
Hall, 2011).
Pengobatan efektif Diabetes Mellitus Tipe I memerlukan pemberian
insulin sesuai kebutuhan sehingga metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
pada pasien dapat berjalan senormal mungkin. Pada orang dengan DM Tipe II,
diet dan olahraga biasanya direkomendasikan untuk menurunkan berat badan dan
mengurangi resistansi insulin. Jika upaya tersebut tidak berhasil, obat-obatan
dapat diberikan untuk meningkatkan sensivitas insulin atau untuk merangsang
produksi insulin dari pankreas. Akan tetapi, pada beberapa orang, insulin dari luar
harus digunakan untuk mengatur kadar gula darah (Guyton, 2011).
BAB III
7
METODE PENELITIAN
Keterangan:
= jumlah sampel kontrol
Dalam penelitian ini, ingin diketauhui beda kadar gula darah sekelompok
penderita diabetes mellitus sebelum dan setelah melakukan terapi komplementer.
Beda 30 mg/dl dianggap berarti. Kadar gula darah penderita diabetes mellitus
sebelum melakukan terapi komplementer adalah 217 mg/dl dan simpang baku
kelompok adalah 57,65 mg/dl. Bila dipilih kesalahan tipe I = 0,05 dan kesalahan
tipe II = 0,80, maka jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 29
penderita diabetes mellitus yang memenuhi kriteria inklusi.
3.2.2 Kriteria Subyek Penelitian
Penderita diabetes mellitus yang akan mengikuti penelitian ini harus memenuhi
kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi yang ditetapkan oleh
peneliti, antara lain:
8
melalui sampel darah yang diambil saat itu juga untuk menyimpulkan
persentase keberhasilan dari metode ini.
4. Pengumpulan data dan pengambilan sampel darah
Pengumpulan data target penelitian dilakukan setelah jangka waktu
yang ditentukan dan dilakukan pengambilan sampel darah untuk
mendata kadar gula dalam darah target penelitian setelah melakukan
terapi Soul Prevention and Healing.
5. Analisis Data
Data kadar gula dalam darah target penelitian sebelum dan sesudah
dilakukannya Soul Prevention and Healing pada tahap ini akan
dibandingkan berupa data perbandingan hasil penelitian.
6. Penyimpulan Hasil Penelitian
Metode Soul Prevention Healing tersebut akan disimpulkan apakah
berpengaruh terhadap kondisi kadar gula dalam darah pada penderita
Diabetes Mellitus. Peneliti dibantu oleh narasumber beserta tim akan
melakukan tahap penyimpulan hasil penelitian ini bersama-sama.
Pengambilan kesimpulan
Analisis perbandingan kadar gula darah sampel
darah sebelum dan setelah melakukan terapi
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
11
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Persiapan awal (Pengerjaan dan penyabaran
1 surat kerjasama dengan pihak-pihak terkait,
persiapan alat-alat yang diperlukan, dlsb)
Pengadaan pengambilan sampel darah awal,
sosialisasi mengenai metode oleh
2 Narasumber kemudian dilanjutkan dengan
mulainya eksperimen mandiri oleh target
dibawah supervisor tim.
Eksperimen mandiri penerapan Soul Self
3
Healing
Pengumpulan data dan pengambilan sampel
4
darah variable bebas.
Penelitian, peninjauan analisis, pengumuman
5
hasil akhir penelitian
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R. 2009, Wise mind, open mind: finding purpose and meaning in times
of crisis, loss and change. Oakland, CA: New Harbinger
12