Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komplikasi yang dapat diakibatkan oleh Diabetes Mellitus karena tidak
mengontrol kadar gula darah dapat menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, serangan
jantung, stroke, dan amputansi bagian tubuh. Berbagai hal dapat memperburuk
keadaan penderita penyakit DM seperti pola hidup yang tidak sehat dan faktor
psikologi seperti stres. Seorang penderita DM terkadang terlalu menggantungkan
kesehatannya kepada orang lain seperti dokter. Hal ini bisa menjadi penyebab
stres bagi diri mereka. Ketidakmampuan untuk mengendalikannya menyebabkan
mereka terjebak dalam kondisi stres berkepanjangan. Kondisi ini sangat tidak baik
untuk fisik dan mental. Jika tidak ditangani dan berlangsung lama maka bisa
mengakibatkan gangguan kesehatan fisik yg permanen, menimbulkan komplikasi.
Hal ini disebut sebagai penyakit psikosomatis (Gunawan, 2012). Mengacu pada
dua basis utama di atas, kami memutuskan untuk meneliti tingkat keefektifan
sebuah metode yang sekiranya mencakup proses terapi dalam hal untuk
meredakan stres sebagai salah satu faktor yang memperburuk kondisi penyakit
penderita DM sehingga menimbulkan rentetan penyakit. Menurut penelitian
Kazuo Murakami, dengan penyelarasan batin berupa meditasi, akan terjadi
perubahan lingkungan psikologis dan kesadaran diri yang kemudian berefek pada
kinerja gen. Kinerja gen sangat berpengaruh kepada keadaan kadar gula darah
penderita DM. Sampel darah adalah suatu tolak ukur utama untuk menentukan
bagaimana kandungan dari sebuah organ, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Gula darah termasuk salah satu substansi yang bisa ditelusuri
kapasitasnya melalui sampel darah. Kami memutuskan untuk menfokuskan pada
bagaimana cara untuk meredakan stres ini dengan melakukan penelitian tentang
meditasi dan dampaknya untuk meredakan stres dengan patokan sampel gula
darah sebagai variabel bebas. Sampel darah subyek penelitian pasca rangkaian
kegiatan penelitian diharapkan mengandung kadar gula darah yang semakin
menurun. Harapan kedepan dari rangkaian penelitian untuk menurunkan kadar
gula darah ini adalah menjinakkan DM sehingga mencegah kemungkinan-
kemungkinan terburuk yang nantinya menghampiri penderita DM yang sudah
mengalami komplikasi akibat penanganan yang kurang optimal (Murakami,
2012).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan menjadi fokus utama di sini adalah,
“Bagaimana Soul Prevention and Healing menjadi terapi komplementer untuk
menurunkan kadar glukosa dalam darah penderita Diabetes Mellitus?”

1.3 Tujuan
2

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meneliti secara sistematis dan
membuktikan tingkat keefektifan dari Soul Prevention Healing ini sebagai terapi
komplementer untuk menurunkan kadar gula darah penderita DM Tipe 2.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan khususnya
pakar kesehatan yang berpatokan pada ilmu kedokteran barat atau ilmu
kedokteran cina dan penderita Diabetes Mellitus tersendiri untuk menjadi
landasan teoritis akan adanya pengobatan komplementer untuk
mengurangi kadar glukosa dalam darah.

1.4.2 Secara Praktik


Hasil dan proses dari penelitian ini (metode Soul Prevention and Healing)
dapat dijadikan referensi oleh berbagai kalangan penderita Diabetes
Mellitus ataupun pihak-pihak keluarga yang memiliki kelainan gen
pembawa penyakit Diabetes Mellitus sebagai pengobatan tipe
komplementer.

1.5 Luaran
Hasil dari penelitian ini akan diaplikasikan dalam bentuk seminar,
jurnal, ataupun media tertentu dengan tujuan melalui terapi komplementer
ini bisa meningkatkan kesejahteraan kesehatan, mengurangi kadar gula
dalam darah, dan mengurangi dosis insulin yang diperlukan dari penderita
Diabetes Mellitus di Indonesia.

BAB II
3

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Pankreas merupakan salah satu organ dalam yang sangat berpengaruh
dalam tubuh manusia. Namun jika pankreas tidak dapat menyekresi cukup insulin
atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif maka
akan menimbulkan suatu penyakit gangguan metabolik seperti Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus disebabkan oleh kekurangan insulin atau karena kehadiran
faktor yang menentang aktivitas dari insulin (ABC of Diabetes, 2010). Hasil dari
ketidakcukupan aktivitas insulin yakni terjadi kenaikan konsentrasi glukosa darah
(hyperglicaemia).
Pada orang normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat
sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml darah pada orang yang sedang
berpuasa yang diukur sebelum makan pagi. Konsentrasi glukosa darah juga perlu
dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena peningkatan jangka panjang
glukosa darah, dapat menyebakan kerusakan pada banyak jaringan, terutama
pembuluh darah. Kerusakan vaskular, akibat Diabetes Mellitus yang tidak
terkontrol, akan berakibat pada peningkatan resiko terkena serangan jantung,
stroke, penyakit ginjal stadium akhir, dan kebutaan (Guyton, 2011).
Terdapat dua tipe utama Diabetes Mellitus. (1) Diabetes Mellitus Tipe I,
yang juga disebut Diabetes Mellitus Bergantung Insulin (IDDM), disebabkan
kurangnya sekresi insulin. (2) Diabetes Mellitus Tipe II, yang juga disebut
Diabetes Mellitus Tidak Bergantung Insulin (NIDDM), awalnya disebabkan oleh
penurunan sensivitas jaringan target terhadap efek metabolisme insulin.
Penurunan sensivitas ini sering kali disebut sebagai resistansi insulin (Guyton dan
Hall, 2011).
Pengobatan efektif Diabetes Mellitus Tipe I memerlukan pemberian
insulin sesuai kebutuhan sehingga metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
pada pasien dapat berjalan senormal mungkin. Pada orang dengan DM Tipe II,
diet dan olahraga biasanya direkomendasikan untuk menurunkan berat badan dan
mengurangi resistansi insulin. Jika upaya tersebut tidak berhasil, obat-obatan
dapat diberikan untuk meningkatkan sensivitas insulin atau untuk merangsang
produksi insulin dari pankreas. Akan tetapi, pada beberapa orang, insulin dari luar
harus digunakan untuk mengatur kadar gula darah (Guyton, 2011).

2.2 Pengertian Traditional Chinese Medicine


Traditional Chinese Medicine (TCM) adalah teknik penyembuhan yang
tumbuh dari tradisi yang telah bertahan selama 2000 tahun. Ilmu TCM memiliki
prinsip bahwa manusia itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan
lingkungan. Hubungan ini yang dianggap sebagai elemen kunci dalam kesehatan
itu sendiri. Ilmu TCM berbasis akan pemahaman tentang kerangka dari bagaimana
suatu penyakit di dalam tubuh manusia terjadi untuk dipahami, diinterpretasi dan
diorganisir sesuai urutan kejadian (Xing, 2009).
4

2.3 Pengertian Meditasi


Meditasi adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu
(KBBI, 2015). Meditasi adalah metode yang memiliki sejarah panjang dalam hal
meningkatkan ketenangan dan relaksasi, mengembangkan keseimbangan
psikologis, pengobatan penyakit, dan meningkatkan kesehatan baik secara psikis
(pikiran) maupun fisik. Meditasi pada umumnya dilakukan dengan cara duduk
dengan tegak, mengatur napas sembari perlahan tubuh rileks, tulang belakang
lurus. Tangan diletakkan di pangkuan, memejamkan mata, melekatkan lidah ke
langit-langit dan sebisa mungkin fokus, tidak mengindahkan segala stimulan yang
bisa mengganggu proses (Arsaningsih, 2015). Penentuan dari bagus atau tidaknya
kualitas meditasi seseorang adalah melalui frekuensi gelombang otak. Gelombang
otak adalah gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron di dalam
otak.Terdapat empat jenis gelombang otak yang umumnya muncul pada setiap
orang:
1. Gelombang Beta (13-30 Hz)
Gelombang ini menjaga pikiran kita tetap fokus, mudah melakukan
analisis dan penyusunan informasi. Gelombang ini sangat bermanfaat
untuk produktivitas kerja.
2. Gelombang Alpha (8-13 Hz)
Gelombang ini identik dengan kreativitas, rileksasi, dan visualisasi.
Kondisi rileks mendorong aliran energi kreativitas untuk perenungan
dan memecahkan masalah.
3. Gelombang Theta (4-8 Hz)
Disebut juga “mimpi secara sadar”. Frekuensi ini identik dengan
pelepasan stres dan pengingatan kembali memori lama. Relaksasi
mendalam dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam
untuk peningkatan kesehatan, kreativitas dan pembelajaran.
4. Gelombang Delta (0,5-4 Hz)
Gelombang ini identik dengan kondisi tidur yang sangat dalam.
Kondisi ini bermanfaat untuk penyembuhan karena semakin lambat
gelombang otak, semakin dalam meditasi yang terlaksana sehingga
manfaatnya untuk penyembuhan akan semakin maksimal. Apabila
dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk
mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran
sadar.
Meditasi dapat dikatakan memberikan efek penyembuhan maksimal adalah ketika
gelombang otak mencapai frekuensi Delta. Pengukuran frekuensi gelombang otak
dapat dilakukan dengan alat EEG (Electro Encephalon Graph).

2.4 Pengaruh Stres Terhadap Pankreas


5

Menurut Richard Surwit berdasarkan hasil penelitian DM Tipe II, stres


bisa mempengaruhi kadar glukosa di dalam tubuh. Hormon stres memiliki kaitan
erat dengan ini. Hormon-hormon ini mencakup adrenalin dan kortisol.
Manajemen stres sangat diperlukan bagi penderita Diabetes Mellitus. Orang-orang
yang dilatih relaksasi telah terbukti lebih mudah untuk mengontrol kadar gula
dalam darah daripada yang tidak.
Secara fisiologis, ada hubungan erat antara stres dan sistem endokrin yang
diserang dalam penyakit DM. Saat satu kejadian menimbulkan stres maka otak
akan segera menyadari stres tersebut dan meresponnya dengan memicu pelepasan
hormon tertentu dari hipotalamus, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal. Interaksi
ketiga organ ini dikenal dengan nama hypothalamic-pituitari-adrenal axis atau
HPA Axis. Kelenjar adrenal terus memproduksi kortisol dan adrenalin sehingga
menyebabkan gula darah menjadi tinggi, trigliserida menjadi tinggi, darah mudah
menggumpal, tiroid lebih aktif, kolesterol menjadi tinggi.

2.5 Soul Prevention and Healing untuk penderita Diabetes Mellitus


Soul Prevention and Healing adalah metode penyembuhan yang berbasis
akan penggabungan antara dunia kedokteran barat dan dunia kedokteran timur.
Kedokteran barat adalah ilmu yang berbasis akan metode scientific yang
menekankan pada proses biokimia. Seluruh fenomena medis yang ada dipukul
rata menjadi sebab-akibat dan ilmu disiplin ini bergantung pada obat-obatan dan
operasi. Penerapan ilmu kedokteran barat di sini selain dari tetap berjalannya
obat-obatan juga terapi insulin untuk penderita DM Tipe II. Kedokteran cina
adalah ilmu yang berbasis akan pendekatan holistik. Hal ini dilakukan dengan
penyetaraan antara Yin dan Yang melalui proses meditasi dan pengaliran energi
melalui cakra dan meridian. Jefrey D. Thompson (Center of Neuroacoustic
Research) menyebutkan, ada lima pembagian gelombang otak yang
mempengaruhi pola pikir. Tahapan utama yang dicapai adalah delta (Thompson,
2013). Kekuatan pikiran dan kecerdasan emosi bertumbuh saat proses
pengendalian pikiran mulai. Kekuatan pikiran adalah hal yang paling kuat
mempengaruhi segala aspek kehidupan kita (Alexander, 2009). Meditasi adalah
salah satu metode untuk mengendalikan pikiran, dan dalam hal ini proses
pengendalian pikiran dalam meditasi itu berhubungan dengan gelombang otak.
Menurut penelitian Jeffrey L. Fannin, Ph.D, ketika seseorang mencapai fase delta
dimeditasi, di lobus frontalis mereka memproduksi perasaan penuh terimakasih
dan syukur. Energi dan perasaan kebahagiaan datang dalam bentuk gelombang
otak. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian melibatkan penggunaan EEG
(Elektroensefalogram) untuk mengukur aktivitas kelistrikan dalam otak. Kondisi
inilah yang nantinya akan membantu untuk meredakan stres. Mengikuti implikasi
di Amerika, metode ini digunakan sebagai metode komplementer. Tanpa
meninggalkan kedokteran barat yang menjadikan obat-obatan serta cara
6

pengobatan yang terfokus ke proses biokimia, masih mengonsumsi obat seperti


biasa sesuai dengan dosis normal, Soul Prevention and Healing dilakukan.
Dengan berlandaskan pada teori di atas maka Soul Prevention and Healing
dibuat dengan tahapan:
1. Soul Reflection Daily Meditation:
Pada tahap ini kita dilatih untuk mengendalikan emosi, pikiran dan
perasaan kita, dengan memohon tuntunan kepada guru dan Tuhan dengan
cara melakukan meditasi yang dalam sampai pada frekuensi delta. Semua
pengaruh emosi diharapkan dapat dinetralisir pada tahap ini sehingga
kualitas keterhubungan dengan Tuhan menjadi lebih baik. Keterhubungan
ini selanjutnya dimohonkan menurunkan cahaya, cinta, dan energi Tuhan
memasuki tubuh kita melalui cakra mahkota, mengalir keseluruh tubuh
melalui meridian dan mencapai organ tubuh.
2. SOUL Circulation:
Ini adalah bagian dari Soul Prevention and Healing yang berupa teknik
mengalirkan energi keseluruh sistem tubuh melalui cakra, meridian,
kemudian mengalir keseluruh organ-organ tubuh. Tahapan SOUL
Circulation ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah sirkulasi
energi pada tubuh psikis. Tahap kedua adalah sirkulasi energi pada tubuh
fisik. Sirkulasi energi pada tubuh psikis dan tubuh fisik ini memiliki
keterkaitan erat dengan ilmu kedokteran cina yang menekankan akan lima
elemen tubuh yang berhubungan erat dengan lingkungan, serta komposisi
tubuh yang terdiri dari cakra, dan meridian sebagai jalur mengalirnya
energi. Cara penerapan pengobatan komplementer ini akan dijelaskan oleh
Bunda Arsaningsih sebagai narasumber.

BAB III
7

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dilakukannya penelitian adalah di Rumah Sakit Umum Bali Royal
Hospital. Waktu penelitian diestimasikan sekitar lima bulan dari proses pra-
penelitian (persiapan) hingga pasca-penelitian (setelah kesimpulan akhir
penelitian dirumuskan).

3.2 Subyek Penelitian


Subyek dari penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus yang
menjadi pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Bali Royal Hospital (BROS).
3.2.1 Penentuan Sampel Penelitian
Perhitungan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
hipotesis terhadap rerata dua populasi berpasangan. Sampel dihitung dengan
mengetahui simpang baku, kesalahan tipe I, kesalahan tipe II, dan perbedaan
klinis yang diinginkan.

Keterangan:
= jumlah sampel kontrol

= jumlah sampel kasus

= kesalahan tipe I, (ditetapkan)

= kesalahan tipe II, (ditetapkan)


s = simpang baku
= perbedaan klinis yang diinginkan

Dalam penelitian ini, ingin diketauhui beda kadar gula darah sekelompok
penderita diabetes mellitus sebelum dan setelah melakukan terapi komplementer.
Beda 30 mg/dl dianggap berarti. Kadar gula darah penderita diabetes mellitus
sebelum melakukan terapi komplementer adalah 217 mg/dl dan simpang baku
kelompok adalah 57,65 mg/dl. Bila dipilih kesalahan tipe I = 0,05 dan kesalahan
tipe II = 0,80, maka jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 29
penderita diabetes mellitus yang memenuhi kriteria inklusi.
3.2.2 Kriteria Subyek Penelitian
Penderita diabetes mellitus yang akan mengikuti penelitian ini harus memenuhi
kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi yang ditetapkan oleh
peneliti, antara lain:
8

1. Penderita dengan diagnosis Diabetes Mellitus tegak.


2. Penderita Diabetes Mellitus dengan usia di atas 40 tahun.
3. Sudah menderita penyakit Diabetes Mellitus selama 5 tahun.
4. Menjalani pengobatan di bawah pengawasan Dr. dr. Made Ratna
Saraswati, Sp.PD-KEMD-FINASIM selama penelitian berlangsung.
5. Bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian dari awal hingga akhir
dengan lengkap.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan adalah metode penelitian dengan desain penelitian
quasy experiment. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui gejala
atau pengaruh yang muncul sebagai akibat dari suatu perlakuan tertentu
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini memiliki rancangan dengan memilih secara
acak target penelitian yang kemudian akan diberikan sosialisasi mengenai korelasi
antara Soul Prevention and Healing dan Diabetes Mellitus serta terapi individu
komplementer dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai variabel penelitian
yang ideal. Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti dibantu dengan narasumber
beserta tim. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah sampel darah target
penelitian sebelum dilakukan terapi dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah
sampel darah target penelitian setelah melakukan terapi.

3.4 Tahap Penelitian


Tahap penelitian yang akan dilakukan dibagi lagi menjadi dua, yaitu tahap
penelitian pra-lapangan dan tahap penelitian lapangan.
3.4.1 Tahap Penelitian Pra-Lapangan:
1. Menyusun rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang disusun berupa proposal.
2. Menentukan dan menilai lapangan penelitian
Peneliti harus menentukan serta menilai lapangan penelitian sehingga
penelitian berjalan sesuai rencana dan tidak menyimpang.
3. Mengadakan kontrak kerjasama dengan pihak-pihak terkait dari
penelitian (narasumber dan laboratorium klinik)
Pihak-pihak terkait dan peneliti akan melakukan kontrak kerjasama
untuk membuat suatu kesepakatan.

3.4 2 Tahap Penelitian Lapangan


1. Pengambilan sampel darah
Sampel darah akan menjadi acuan dalam penyimpulan hasil penelitian.
Pengambilan sampel ini dilakukan secara bersyarat yaitu para obyek
menjalani puasa terlebih dahulu selama enam sampai delapan jam.
Pengambilan sampel darah terjadwal dilakukan setelah mendapatkan
informed concent dari subyek. Lembar informed concent berupa
kesediaan untuk menjadi subyek penelitian akan diberikan ketika
9

diadakan mini-workshop pengenalan metode komplementer Soul


Prevention and Healing.
2. Penjelasan singkat mengenai korelasi antara Soul Prevention and
Healing dan Diabetes Mellitus oleh narasumber dan tim peneliti
Narasumber dari sisi terapi komplementer meditasi dan dokter
penanggung jawab akan memberikan penjelasan mengenai hubungan
Soul Prevention Healing dan Diabetes Mellitus sebagai terapi
komplementer. Penjelasan disajikan dalam bentuk mini-workshop
tertutup bagi Royal Diabetic Club di Bali Royal Hospital. Dengan
pembicara yaitu Bunda Arsaningsih sebagai founder dari SOUL dan
Dr. dr. Made Ratna Saraswati, Sp. PD-KEMD-FINASIM sebagai
dokter penanggung jawab dari Royal Diabetic Club. Setelah diberikan
pemahaman, pasien akan diberikan lembar inform concent sebagai
bentuk pernyataan persetujuan akan keterlibatan dalam penelitian ini.
Pengisian informed concent bersifat opsional. Setelah pasien
menyatakan kesiapan untuk menjadi subyek penelitian ini, akan
dibagikan jurnal pemantau yang akan dibawa setiap pertemuan Royal
Diabetic Club setiap minggunya, dan dijadwalkan untuk pengambilan
sampel darah awal sebagai tahap pertama dari berjalannya penelitian
ini.
3. Pelaksanaan terapi individu dalam jangka waktu tertentu
Terapi dilakukan secara rutin dan terjadwal dengan diberikan sebuah
jurnal yang berisi tabel mengenai hal-hal yang harus dilakukan dalam
Soul Prevention and Healing. Terapi komplementer ini sifatnya
kooperatif, pasien diharapkan untuk rutin melakukan meditasi dengan
tuntunan CD yang diberikan tim pengajar setiap hari di rumah.
Pemantauan perlakuan kooperatif ini dilakukan dengan pengisian
jurnal yang diberikan. Pengisian diharapkan dilakukan dengan jujur
dan akan dikumpulkan setiap pertemuan untuk diberikan hipotesa akan
hubungan dari frekuensi kedisiplinan melakukan meditasi dan kadar
gula darah, namun tidak mengesampingkan obat-obatan dan pola
makan yang sudah diberikan oleh dokter penanggung jawab. Dalam
pertemuan setiap minggunya, terdapat juga pemantauan terapi berupa
sesi konsultasi kepada dokter penanggung jawab, tim pengajar metode
komplementer, dan tim peneliti dilakukan setiap hari Sabtu, bertepatan
dengan kegiatan mingguan Royal Diabetic Club. Pemantauan ditutup
dengan sesi meditasi bersama. Setiap satu bulan, akan dilakukan
pengecekan kadar gula darah menggunakan alat GCU dan pemantauan
kualitas meditasi dengan pengecekan frekuensi gelombang otak
menggunakan alat EEG portable dan hasilnya dirahasiakan, hanya
diketahui oleh pihak peneliti dan penderita sendiri. Dan di akhir masa
penelitian (bulan ketiga), akan dilakukan pengecekan gula darah
10

melalui sampel darah yang diambil saat itu juga untuk menyimpulkan
persentase keberhasilan dari metode ini.
4. Pengumpulan data dan pengambilan sampel darah
Pengumpulan data target penelitian dilakukan setelah jangka waktu
yang ditentukan dan dilakukan pengambilan sampel darah untuk
mendata kadar gula dalam darah target penelitian setelah melakukan
terapi Soul Prevention and Healing.
5. Analisis Data
Data kadar gula dalam darah target penelitian sebelum dan sesudah
dilakukannya Soul Prevention and Healing pada tahap ini akan
dibandingkan berupa data perbandingan hasil penelitian.
6. Penyimpulan Hasil Penelitian
Metode Soul Prevention Healing tersebut akan disimpulkan apakah
berpengaruh terhadap kondisi kadar gula dalam darah pada penderita
Diabetes Mellitus. Peneliti dibantu oleh narasumber beserta tim akan
melakukan tahap penyimpulan hasil penelitian ini bersama-sama.

3.5 Kerangka Penelitian


Bagan 3.5 Kerangka Penelitian

Menyusun rancangan Mengadakan kontak kerjasama


Mengidentifikasi masalah
penelitian dengan pihak terkait

Pengambilan sampel Pengumpulan informed Pengenalan metode Soul


darah concent Prevention and Healing

Pendampingan terapi Satu bulan sekali


metode Soul Prevention dilakukan kontrol kadar
Pengambilan sampel darah
and Healing selama tiga gula darah dan kualitas
bulan meditasi

Pengambilan kesimpulan
Analisis perbandingan kadar gula darah sampel
darah sebelum dan setelah melakukan terapi

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
11

4.1 Anggaran Biaya

Peralatan Penunjang Rp 2.327.500,00


Bahan Habis Pakai Rp 3.258.500,00
Perjalanan Rp 2.327.500,00
Lain-lain Rp 1.396.500,00
Total Keseluruhan Rp 9.310.000,00
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Persiapan awal (Pengerjaan dan penyabaran
1 surat kerjasama dengan pihak-pihak terkait,
persiapan alat-alat yang diperlukan, dlsb)
Pengadaan pengambilan sampel darah awal,
sosialisasi mengenai metode oleh
2 Narasumber kemudian dilanjutkan dengan
mulainya eksperimen mandiri oleh target
dibawah supervisor tim.
Eksperimen mandiri penerapan Soul Self
3
Healing
Pengumpulan data dan pengambilan sampel
4
darah variable bebas.
Penelitian, peninjauan analisis, pengumuman
5
hasil akhir penelitian
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P

DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R. 2009, Wise mind, open mind: finding purpose and meaning in times
of crisis, loss and change. Oakland, CA: New Harbinger
12

Bay, R. and Bay, F. (2011). Combined Therapy Using Acupressure Therapy,


Hypnotherapy, and Transcendental Meditation versus Placebo in Type 2
Diabetes. [online] http://www.jams-kpi.com/. Available at: http://www.jams-
kpi.com/article/S2005-2901(11)00007-0/fulltext [Accessed 10 May 2017].

Carlson, N. R. 2007. Physiology of behavior. 9th ed. Boston: Pearson.


Gunawan, A.W. 2012. The Miracle of Mindbody Medicine: How to use your mind
for better health. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hall, John E. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th ed.
Terjemahan I, Ermita et al. 2016. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, edisi ke-12. Singapore: Elsevier Singapore Pte Ltd
Holt, Tim and Kumar, Sudhesh. 2010. ABC of Diabetes, 6th ed. Malaysia: BMJ
Publishing Group Limited
Menkes: Mari Kita Cegah Diabetes dengan Cerdik. 2016.
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16040700002. 29 September 2016
13:09
Murakami, Kazuo. 2012. SWITCH:Mengaktifkan Saklar Positif Gen Untuk
Mengubah Hidup Anda. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Notoatmodjo,S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ospina, MB.;Bond, K.; Karkhane, M.,et al. Evidence Reports/Technology
Assessments, NO 155. Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and
Quality; Jun 2007 Meditation Practices for Health: State of The Research.
Agency for Healthcare Research and Quality. US Department of Health and
Human Services
Pinel, J. P. J. 2006. Biopsychology. 6th ed. Boston: Pearson.
Sherwood, L. 2007. Human physiology: From cells to systems. Belmont, CA:
Thomson.
Vallee, E.R.D.L. 2009. Wu Xing: The Five Elements in Chinese Classical Text.
Taos, USA: Redwing Book Co.

Anda mungkin juga menyukai