Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular tetapi

sangat menyita perhatian di Indonesia.Diabetes dapat menyerang beberapa

organ, serta menimbulkan beberapa keluhan dan komplikasi yang berbahaya

serta dapat menyebabkan kematian.

Menurut World Health Organisation (WHO) pasien diabetes di dunia

di perkirakan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Pada tahun 2000

terdapat 8,4% dan meningkat 21,3% di tahun 20301.Data Internasional

diabetes feredation (IDF) pada tahun 2017 sebanyak 425 juta penduduk

menderita diabetes. Indonesia menduduki peringkat ke 6 dengan jumlah 10,3

juta jiwa dan pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta jiwa2.Data riskesdas 2013

diabetes mellitus sebanyak 6,9 %, sedangkan pada tahun 2018 mengalami

peningkatan menjadi 10,9 %3. Menurut profil kesehatan Jawa Tengah diabetes

menduduki urutan penyakit ke 2 dengan jumlah 110.702 penduduk4.

Kejadian diabetes millitus melonjak mencapai rekor tertinggi yang

mayoritas besar adalah pasien diabetes mellitus type 2. Angka kejadian

diabetes 90 % sampai 95% merupakan pasien dari diabetes mellitus type 23. Di

kabupaten Blora diabetes dari tahun 2014 sampai 2017 menduduki urutan

penyakit kedua dari 5 besar penyakit. Di wilayah kerja puskesmas kecamatan

Jeponkabupaten Blora DM Type 2 sebanyak 545 pasien pada tahun 2014,

2015sebanyak 656 pasien, 2016 sebanyak 889 pasien, 2017 sebanyak 902
pasien, 2018 sebanyak 984 pasien. dan 3 bulan terakhir pada bulan januari-

Maret sebanyak 225 pasien5.

Permasalahan yang sering muncul pada diabetes millitus adalah

mengenai ketidakstabilan gula darah.Dengan batas normal antara 100-126

mg/dl.Gula darah di atas standard ataupun di bawah standard dapat

mempengaruhi metabolisme zat gizi, lemak, protein.Banyak masalah yang

muncul di dalam menjaga kestabilan gula darah.Untuk mencegah dan

menangani sebelum berdampak pada komplikasi dan kematian maka di

perlukan strategi penanganan gejala dan kestabilan gula darah, jika gula darah

stabil maka system persyarafan juga stabil6.

Berbagai pendekatan inovatif telah dilakukan untuk mencegah dan

menangani DM seperti yang terdapat didalam 5 pilar dalam pengelolaan DM,

yaitu dengan diet, olahraga, terapi farmakologis, edukasi.Elektrical

Acupressure merupakan salah satu dari terapi kompelementer yang juga

bermanfaat untuk penanganan pasien diabetes, dilakukan penanganan terapi

komplementer yang merupakan terapi tambahan yang direkomendasikan oleh

tenaga keperawatan yang sudah tercantum di dalam Nursing Interventions

Classification (NIC).

Selama ini, dari beberapa penelitian sebelumnya banyak dilakukan

tindakanacupressure untuk pasien diabetes mellitus, baik digunakan sebagai

upaya menurunkan glukosa darah ataupun digunakan sebagai tingkatan

sensitivitas kaki7. Acupressure merupakan salah satu dari terapi komplementer

yang menggabungkan berbagai macam tehnik penekanan pada titik-titik yang

2
bersangkutan. Tetapi dalam penanganan Elektrical Acupressure ini belum

pernah dilakukan penelitian sebelumnya, di sini peneliti tertarik menggunakan

alat terapi elektricalaccupressureyang bertujuan untuk kestabilan kadar

glukosa darah, yang dapat berguna bagi bidang keperawatan karena merupakan

suatu intervensi yang baru yang berbeda dengan acupressure manual.

Penggunaan elektrical accupressureini lebih memudahkan pasien dan perawat

didalam penggunaannya, penekanan antara titik satu ke titik yang lain dapat di

lakukan secara bersamaan, serta durasi diatur sesuaidengan kebutuhan. Beda

dengan acupressure manual penekanan antara titik satu ke titik yang lain tidak

dapat di lakukan secara bersamaan, serta durasi tidak dapat efektif.

Seorang perawat diharapkan untuk dapat memberikan inovasi terbaru

terkait intervensi keperawatan ke pasien khususnya pada pasien diabetes

mellitus type 2 yang diharapkan dapat berguna didalam bidang keperawatan.

Di sini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan electricalacupressure

terhadap kadar glukosa darah puasa dan post-prandial pada pasien diabetes

militusType 2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang di atas maka dapat diidenifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Angka kejadian yang tinggi dan semakin meningkat. Data WHO terjadi

peningkatan dua kali lipat diabetes mellitus pada tahun 2030. Data IDF

terdapat 552 juta penduduk pada tahun 2030 terkena diabetes mellitus. data

epidemiologi terjadi peningkatan prevensi diabetes di Indonesia pada

tahun 2030 dengan jumlah 21,3 % juta penduduk. Data riskesdas 2013

3
sebanyak 6,9 % dan 2018 sebanyak 10,9 %. Data kesehatan jawa tengah

2014 sebanyak 509.319, dan 2016 terdapat 942.927.

2. Salah satu terapi komplementer acupressure dengan penekanan pada titik-

titik yang bersangkutan dengan durasi dan penekanan yang sudah di

tentukan. Di penelitian ini akan di kembangkan mengenai elektrical

acupressure yang lebih efektif di dalam durasi dan penekanan antara titik

satu ke titik yang lain dibandingkan dengan manual acupressure .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengembangkan alat Elektrical Acupressure dan mengevaluasi

pengaruh Elektrical Acupressure terhadap kadar glukosa darah puasa, dan

post-prandialpada pasien diabetes militus type 2.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh Elektrical Acupressure terhadap kadar

gula darah puasa.

b. Untuk mengetahui pengaruh Elektrical Acupressure terhadap kadar

gula darah post-prandial.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

pengembangan pemikiran di bidang kesehatan yang berhubungan dengan

electricalAcupressure terhadap kadarglukosa darah puasa dan post

prandial.

2. Bagi institusi

4
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat dan menambah

referensi bagi mahasiswa.

3. Dasar penelitian selanjutnya

Menambah wawasan bagi peneliti dan dapat di gunakan sebagai referensi

bagi peneliti selanjutnya.

E. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang sejenis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. 1. Penelitian Sebelumnya


Nama Judul Design Hasil
Masithoh Pengaruh terapi Penelitian Hasil penelitian bahwa
R.F, Ropi H, acupressure quasi terdapat pengaruh
dan terhadap kadar gula eksperimen ini terapi acupressure
Kurniawan darah pada pasien mengguna-kan terhadap kadar gula
T. (2016). 8 diabetes mellitus pendekatan darah pada pasien
tipe II di poliklinik pretest and diabetes melitus tipe II.
penyakit dalam RS. posttest with Efek size 1,428333
TK. II. Dr. Soedjono control group (kategori kuat)
Magelang. design.
Gupitasari V, Pengaruh pijat Rancangan pre Hasil penelitian:
Widodo S refleksi kaki eksperimen nilai p value 0,000 pada
dan Mustofa terhadap kadar gula dengan ketiga perlakuan maka
A. (2018).9 darah pada pasien desainpre test H0 ditolak artinya ada
diabetes mellitus tipe post test pengaruh pijat refleksi
II di RSUD Ungaran. design. kaki pada titik yang
merefleksikan fungsi
organ otak,
hypothalamus,
pankreas, hati terhadap
penurunan kadar gula
darah. Efek size
0,137551 (kategori
kuat)
Tabel 1.1 Lanjutan
Nama Judul Design Hasil
Fuad Aktivitas fisik Desain Hasil penelitian
hariyanto dengan kadar gula penelitian pre- menunjukkan adanya
(2013).10 darah puasa pada eksperimental hubungan aktivitas fisik
pasien diabetes dengan dengan kadar gula

5
mellitus type 2 dipendekatan darah, dengan nilai p =
rumah sakit umum one-group 0,495
daerah cilegon pretest-
posttest
design.
Hardika, BD Penurunan Gula Penelitian ini Hasil penelitian:
(2018).11 Darah pada Pasien menggunakan Hasil analisis
Diabetes Mellitus metode menunjukkan adanya
Tipe II melalui kuantitatif pra perbedaan kadar gula
senam kaki diabetes. eksperimen darah yang signifikan
dengan pada pasien diabetes
pendekatan mellitus tipe II sebelum
one group dan setelah melakukan
pretest- senam kaki diabetes.
posttest. Efek size 0,2173
(kategori sedang)

Daniel efektivitas terapi Jenis Hasil penelitian:


Ginting acupressure penelitian diperoleh p value 0,001
(2017).12 terhadap quasy < 0,05. Kesimpulan
peningkatan ankle eksperimen yaitu terdapat pengaruh
brakhial indeks (abi) dengan Terapi Acupressure
pada pasien diabetes rancangan pre terhadap Peningkatan
militus tipe 2 di rsud test and post Ankle Brakhial Indeks
sultan syarif test design. (ABI) pada Pasien
mohamad alkadrie Diabetes Militus Tipe
tahun 2017 2. Efek size 0,8584
kategori kuat

Perbedaan penelitian adalah dalam penelitian ini peneliti

mengembangkanElektrical Acupressure yang sebelumnya dilakukan secara

manual. Variabel independen Elektrical Acupressure , dan variabel dependent

kadar gula darah puasa dan post prandial . Populasi pasien diabetes mellitus

type 2, dengan desain pre test-post test kontrol design.

F. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup waktu

Elektrical Acupressure diberikan 10x tindakan (1 hari 1x tindakan).

2. Ruang lingkup tempat

6
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Jepon,

Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

3. Ruang lingkup materi

Materi yang di bahas dalam penelitian ini adalah tentang penerapan

intervensi elektrical acupressure terhadap kadar gula darah puasa dan post

prandial pada pasien diabetes mellitus type 2.

Anda mungkin juga menyukai