Anda di halaman 1dari 19

Efektivitas Progresive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Gula Darah, Stres

dan Kualitas Tidur Pasien Diabetes Melitus Tipe II: Literatur Review
Nasrun Pakaya¹, Wirantika Umar²
Program Studi Ners Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri
Gorontalo1, 2
Co- Responden Author : Nasrun Pakaya
Email : nasrun.ners@ung.ac.id
Abstrak
Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh gangguan aksi insulin dan penurunan produksi
insulin oleh sel beta di pankreas. perkembangan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin sebagai
akibat dari sel-sel dan jaringan tubuh memiliki respons yang berkurang terhadap insulin, yang
meningkatkan kadar gula darah. Metode: Studi literature ini menerapkan PICOT framework dengan
data base Google Scholar, Scient Derect, dan PUBMED. Hasil: Dari literature review ini terdapat 70%
penelitian menunjukan Progressive Muscle Relaxation berpengaruh dalam menurunkan kadar gula
darah pada pasien diabetes melitus tipe II. Selain itu juga sekitar 20% yang menunjukan terapi
Progresive Muscle relaxation dapat menurunkan tingkat stress pada pasien diabetes melitus tipe II. Dan
10% menunjukan terapi Progresive Muscle Relaxation dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
diabetes melitus tipe II Kesimpulan: Memperlihatkan adanya Efektivitas Progresive Muscle Relaxation
Terhadap Kadar Gula Darah, Stres dan Kualitas Tidur Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II.

Kata Kunci : Progresive Muscle Relaxation, Kadar Gula Darah, Stres, Kualitas Tidur
dan Diabetes Melitus Tipe II
The Effectiveness Of Progressive Muscle Relaxation On Blood Sugar Levels, Stress,
And Sleep Quality In Type II Diabetes Mellitus Patiens. Literatur Review
Abstract
Background: Type II diabetes melitus is a metabolic condition characterized by elevated blood sugar
levels caused by impaired insulin action and decreased insulin production by pancreatic beta cells. The
development of insulin resistance and impaired insulin secretion results from cells and tissues in the
body having a reduced respons to insulin, which leads to elevated blood sugar levels. Method: This
literatur review applied the PICOT framework using the google scholar, sciencedirect, and PUBMED
databases. Results: From this literatur review, 70% of the studies indicated that progressive muscle
relaxation reduced blood sugar levels in type II diabetes melitus patiens. Additionally, around 20% of
the studies indicated that progressive muscle relaxation therapy could reduce stress levels in ty pe II
diabetes melitus patiens. In the meantime, another 10% of the studies indicated that progressive muscle
relaxation therapy could improve the sleep quality of type II diabetes melitus patiens. Conclusion:
Progressive muscle relaxation is effective in reducing blood sugar levels, and stress, and improving
sleep quality in type II diabetes melitus patiens.

Keywords: Progressive muscle relaxation, blood sugar levels, stress, sleep quality,
and type II diabetes melitus
Pendahuluan
Salah satu masalah kesehatan utama di dunia adalah diabetes mellitus. Diabetes
Melitus, sering dikenal sebagai penyakit gula (diabetes), adalah suatu kondisi yang
dapat menyulitkan tubuh pasien untuk mengatur kadar gula darah (glukosa). Diabetes
Melitus merenggut nyawa lebih dari satu juta orang. (IDF 2019). Diabetes mellitus tipe
2, sebelumnya dikenal sebagai diabetes non-insulin-dependent atau adultonset, adalah
gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin hormon oleh sel beta di pankreas serta oleh
penurunan fungsi hormon insulin. Sel-sel dan jaringan tubuh merespons kurang positif
terhadap insulin, yang mengarah pada perkembangan resistensi insulin dan penurunan
produksi insulin, yang meningkatkan kadar gula darah. (American Diabetes
Association (ADA), 2018).
Prevalensi penyakit diabetes melitus selalu meningkat dan menjadi ancaman
bagi kesehatan global. Salah satu jenis diabetes yang paling umum di seluruh dunia,
Diabetes Melitus Tipe II menyumbang 90% dari semua kasus penyakit. Federasi
Diabetes Internasional mengklaim bahwa (IDF 2019), sekitar setengah miliar orang
menderita penyakit Diabetes. Berdasarkan data World Health Organization (WHO)
memperkirakan ada 2,2 juta jiwa dengan kematian yang diakibatkan penyakit Diabetes
Melitus.
Menurut Kemenkes RI (2018), Pada tahun 2035, diperkirakan akan ada
tambahan 600 juta orang di seluruh dunia yang menderita diabetes melitus. Sementara
itu, Diabetes Melitus mempengaruhi lebih dari setengah populasi orang dewasa di
Amerika (ADA, 2019). Pendekatan farmasi dan non-farmakologis dapat digunakan
untuk mengobati orang dengan kadar gula darah tinggi. Secara farmakologis,
disediakanobat hipoglikemia oral d (OHO) (Smeltzer, et al. 2010). Terapi non-
farmakologis juga merupakan pengobatan penting dalam perjuangan untuk mengatur
kadar gula darah. Teknik Relaksasi Otot Progresif adalah salah satunya.
Teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan kreativitas, ketekunan, atau
persuasi adalah teknik Relaksasi Otot Progresif. berdasarkan gagasan bahwa
ketegangan pada otot terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap kecemasan dan rangsangan
mental lainnya. Melalui identifikasi otot kaku dan penerapan teknik relaksasi
selanjutnya untuk mengurangi ketegangan, teknik relaksasi otot progresif
mengarahkan perhatian pada aktivitas otot (Hidayat, 2018). Relaksasi otot progresif
tidak hanya mudah dilakukan tetapi juga berguna untuk terapi sehari-hari bagi mereka
yang menderita diabetes mellitus (DM). Kita juga tahu bahwa Diabetes Melitus (DM)
membutuhkan pengobatan berkelanjutan untuk mengelola hiperglikemia karena
merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan.
Metode Penelitian
Desain yang digunakan adalah Literature Review dari beberapa jurnal/artikel
menggunakan metode a study case, case report dan study cohort, yang diterbitkan dari
tahun 2020 sampai tahun 2022 yang membahas tentang efektivitas progressive muscle
relaxation terhadap kadar gula darah, stress dan kualitas tidur pasien diabetes melitus
tipe II. Setelah identifikasi didapatkan artikel pada PUBMED sebanyak 4 artikel,
Google Scholar sebanyak 5 artikel, dan Scient Direct sebanyak 1 artikel, total
keseluruhan artikel yang diperoleh sebanyak 10. Artikel diskrining melalui judul,
abstrak, tersedia dalam bahasa inggris, dan peneliti melakukan review dengan kategori
studi yang berfokus pada penurunan kadar gula darah, stress dan peningkatan kualitas
tidur pasien diabetes melitus tipe II. Adapun kriteria Inklusi artikel yakni studi yang
berfokus pada pasien diabetes melitus tipe II, studi yang menjelaskan efektivitas
progressive muscle relaxation terhadap penurunan kadar gula darah, stress dan
peningkatan kualitas tidur pada pasien diabetes melitus tipe II dan Literature atau
jurnal kesehatan yang mengguanakan bahasa inggris dan bahasa indonesia.Sedangkan
untuk kriteria eksklusi pada studi pustaka ini adalah Literatur atau jurnal yang rentang
tahun dibawah tahun 2020 dan Literatur atau jurnal yang tidak dalam bentuk full text
(tidak dapat diakses).
Dalam menguji kualitas studi menggunakan PICOT framework yang berfokus
pada populasi, intervensi, pembanding intervensi, hasil yang diharapkan dan
waktu/tahun jurnal. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien yang memiliki
Penyakit Diabetes Melitus Tipe II dan intervensi yang di berikan adalah Progresive
Muscle Relaxation (PMR) dengan Comparation atau Perbandingan Kadar Gula Darah,
Stres dan Kualitas Tidur pada Tindakan Keperawatan Progresive Muscle Relaxation
dengan Outcome terjadinya Penurunan Kadar Gula Darah, Stres dan Peningkatan
Kualitas Tidur Dan waktu Penelitian 2020-2022.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari jurnal PUBMED, Science
Direct dan Google Schoolar adapun hasil literature sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Literature (N=10)
No Jurnal Tahun n %

1. PUBMED 2020, 2021 4 40


2. Science Direct 2021 1 10

3. Google Schoolar 2020, 5 50


2021, 2022
Total 10 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jurnal paling banyak
dipublikasikan dari Google Schoolar yaitu sebanyak 5 jurnal dengan presentasi 50%
sedangkan PUBMED berjumlah 4 jurnal dengan presentase 40% dan Science Direct
berjumlah 1 jurnal 10%.

Tabel.2 Kata Kunci Picot

Kata Kunci PICOT Pubmed Scient Direct Google Schoolar

Progresive Muscle 4 1 5
Relaxation, Kadar Gula
Darah, Stres dan Kualitas
Tidur Diabetes
Melitus,Tipe II.

Gambar.1 Alur Pencarian Artikel

I
Penelusuran melalui kata kunci Pada tanggal
D 07Januari 2023 pada database
E PUBMED,Science Diretc dan Google Shoolar
N

I Hasil
F 1. PUBMED : 78 Results
I 2. Scient Direct : 124 Result
K
3. Google Schoolar : 431 Result
A

Screening : Jumlah Jurnal yang sesuai dengan kriteria


Progresive Muscle Relaxation, Kadar Gula Darah,
Stres dan Kualitas Tidur Pada Pasien Diabetes
S
Melitus jurnal mulai dari tahun 2020-2022.
C

E
PICOT : Studi yang ditemukan 10
N

G
Inklusi studi dalam penelitian berjumlah 10
Tabel.3 Karakteristik Faktor Yang di Pengaruhi

No. Faktor yang Pengaruh Sumber Empiris


Dipengaruhi
1 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Meilani R. et al (2020)
Muscle Relaxation terhadap diakses dari Google
penurunan kadar gula darah Scholar
pada pasien DM Tipe II
2 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Nur A.H et al (2022)
dan Stres Muscle Relaxation diakses dari Google
Terhadap penurunan Kadar Scholar
Gula Darah dan Stres pada
pasien DM Tipe II
3 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Magda et al (2021)
dan Kualitas Tidur Muscle Relaxation dalam diakses dari Google
mengontrol Kadar Gula Scholar
Darah dan peningkatan
kualitas tidur pada pasien
DM Tipe II
4 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Koniyo et al (2021)
Muscle Relaxation terhadap diakses dari Google
penurunan Kadar Gula Scholar
Darah pada pasien DM
Tipe II
5 Stres Ada pengaruh Progresive Antoni et al (2021)
Muscle Relaxation dalam diakses dari Google
mengontrol stress pada Scholar
pasien DM Tipe II
6 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Anaabawati et al (2021)
Muscle Relaxatin terhadap diakses dari Science
kadar gula darah Direct
7 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Bistara et al (2022)
Muscle Relaxation terhadap diakses dari PUBMED
kadar gula darah
8 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Prameswary et al (2020)
Muscle Relaxation diakses dari PUBMED
Terhadap Kadar Gula Darah
pada pasien DM Tipe II
9 Kadar Gula Darah Ada pengaruh Progresive Taufiq et al (2020)
Muscle Relaxation terhadap diakses dari PUBMED
kadar gula darah pada
pasien DM tipe II
No. Faktor yang Pengaruh Sumber Empiris
Dipengaruhi
10 Stres Ada pengaruh Progresive Mansyah B. et al (2021)
Muscle Relaxation terhadap diakses dari PUBMED
Stres

Tabel.4 Deskripsi Hasil Tinjau Literatur


No Judul, Penulis Tujuan Metode Sampel Hasil
dan Tahun
1 Efektivitas Penelitian ini Case Sampel Penelitian ini
relaksasi otot bertujuan Report dalam menemukan adanya
progresif terhadap mengidentifi penelitian ini pengaruh progressive
kadar gula darah: kasi pengaruh berjumlah 24 muscle relaxation
penelitian quasi terapi orang. terhadap kadar gula
eksperimen pada relaksasi otot darah pada penderita
penderita diabetes progresif diabetes melitis tipe 2.
militus tipe 2 usia terhadap
produktif kadar gula
(Meilani R. et al, darah
2020) penderita
diabetes
melitus tipe 2
2 Pemberian Tujuan Case Sampel Terapi non
Progressive penelitian Report dalam farmakologis untuk
Muscle untuk penelitian ini menurunkan tingkat
Relaxation menggambar berjumlah 2 stres dan gula darah
Terhadap Stres kan tindakan orang pada penderita
Dan Penurunan pemberian diabetes mellitus tipe 2
Gula Darah Pada PMR
Pasien Diabetes terhadap stres
Mellitus Tipe 2 dan
(Nur A.H. et al, penurunan
2022) gula darah
pada pasien
diabetes
mellitus 2
3 Pengaruh Penelitian Case Sampel penelitian ini
progressive bertujuan Report dalam menunjukkan bahwa
muscle untuk untuk penelitian ini progressive muscle
relaxations mengidentifi berjumlah 32 relaxation sangat
terhadap kualitas kasi pengaruh orang. efektif dalam
tidur dan kadar progressive mempertahankan
glukosa darah di muscle kadar gula darah dan
desa hulu relaxations meningkatkan kualitas
kecamatan pancur terhadap tidur penderita
batu kabupaten kualitas tidur diabetes. Estimasi
deli serdang dan ataupun referensi bagi
(Magda S.R. penurunana petugas pelayanan
2021) kadar glukosa kesehatan agar dapat
darah memberikan terapi
non farmakologik
pada kasus-kasus
diabetes melitus.
4 Efektifitas Penelitian ini Case Sampel hasil penelitian ini
progressive bertujuan Report dalam efektif progressive
muscle relaxation untuk penelitian ini muscle relaxation dan
dan autogenik mengetahui berjumlah 30 autogenik terhadap
terhadap Efektifitas orang. penurunan kadar
penurunan kadar Program glukosa darah pada
glukosa darah Muscle pasien DM tipe 2
pada pasien Relaxation (
diabetes melitus PMR) dan
tipe 2 (Koniyo autogenik
2021) terhadap
penurunan
kadar glukosa
darah pada
Pasien DM
Tipe 2..
5 Pengaruh untuk Case Sampel Hasil penelitian
Relaksasi Otot mengetahui Report dalam didapatkan relaksasi
Progresif terhadap pengaruh penelitian ini otot progresif dapat
Kontrol Stres relaksasi otot berjumlah 20 digunakan sebagai
Fisiologis dan progresif orang. terapi komplementer
Psikologis Klien terhadap dalam mengelola stres
Diabetes Melitus kontrol stres fisiologis dan sres
(Antoni A. et al, fisiologis dan psikologis pada klien
2021) psikologis dengan diabetes
klien diabetes melitus
melitus
6 Effectiveness of Literatur Case Literatur Terapi perilaku
Cognitive review ini Report Review: 27 kognitif dan relaksasi
Behavioral bertujuan Artikel otot dapat diterapkan
Therapy and untuk mengontrol dan
Muscle mengevaluasi menurunkan kadar
Relaxation on perilaku- gula darah diabetes
Fasting Blood kognitif tipe 2
Sugar Levels efektivitas
among Type 2 terapi dan
Diabetes Mellitus: relaksasi otot
A Systematic pada kadar
Review gula puasa
pada
(Anaabawati. et
penderita
al, 2021)
diabetes tipe
2
7 The effectiveness Tujuan dari Case Sampel Otot progresif
of progressive penelitian ini Report dalam
muscle relaxation adalah untuk penelitian ini Relaksasi efektif
on blood sugar mengetahui berjumlah 36 dalam menurunkan
levels of type 2 orang. kadar gula darah pada
efektivitas
diabetes mellitus pasien t2dm
otot progresif
patients
(Bistara .et al, relaksasi
2022) pada kadar
gula darah
pada pasien
dengan
diabetes
mellitus tipe
2 (T2DM)
8 Literature Literatur Case Literatur Hasil analisis
Review: The Review ini Report Review: 8 menunjukkan bahwa
Effect Of bertujuan Artikel ada pengaruh relaksasi
Progressive untuk otot progresif terhadap
Muscle mengetahui kadar gula darah acak
Relaxation On pengaruh
Random Blood relaksasi otot pada diabetes melitus
Sugar Levels In progresif tipe 2
Diabetes Mellitus terhadap
Type 2 kadar gula
(Prameswary. et darah acak
al, 2020)
pada diabetes
melitus tipe 2
9 Implementation of Tujuan dari Case Sampel Ada pengaruh antara
Local Music penelitian ini Report dalam kearifan rakyat musik
Wisdom in adalah untuk penelitian ini dalam latihan
Progressive mengetahui berjumlah 40 relaksasi otot pada
Muscle pengaruh dari orang. kadar gula darah pada
Relaxation latihan penderita diabetes
Exercises and the
relaksasi otot melitus tipe 2.
Effect on Blood
Sugar Levels in terhadap
Patients with Type kadar gula
2 DM darah pada
(Taufiq. et al, pasien
2020) diabetes
melitus tipe
2.

10 The influence of Penelitian ini Case Sampel Terdapat pengaruh


Combination bertujuan Report dalam kombinasi terapi
Therapy untuk penelitian ini relaksasi otot
Progressive mengidentifi berjumlah 48 progresif dan nafas
Muscle kasi orang. dalam terhadap
Relaxation and
tingkat stres
Deep breathing pengaruh
Relaxation terapi penderita diabetes.
against Stress kombinasi
Levels of diabetics relaksasi otot
in Prolanis BPJS progresif dan
The Health Of The relaksasi
City Of Palangka
nafas dalam
Raya
terhadap
(Mansyah B.
2020) tingkat stress
pasien
diabetes
melitus

Pembahasan

1. Progresive Muscele Relaxatin Terhadap Kadar Gula Darah


Jumlah glukosa yang ada dalam plasma darah, sering dikenal sebagai kadar
gula darah, adalah variabel. Dehidrasi dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar gula
darah karena pelepasan glukosa dalam urin mengakibatkan peningkatan pengeluaran
urin, minum berlebihan yang mengakibatkan penurunan berat badan karena gangguan
metabolisme glukosa Lebih sering, tubuh mengalami kesemutan. (Restyana, 2015).
Salah satu pilihan pengobatan untuk pasien DM adalah relaksasi otot progresif
karena efeknya yang menenangkan dan kapasitas untuk manajemen diri. Untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien DM, olahraga PMR ini dapat mengurangi
ketegangan otot, stres, menurunkan tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap
tugas sehari-hari, dan meningkatkan kekebalan tubuh. (Hanung, 2019).
Empat pilar pendidikan, terapi nutrisi medis, latihan fisik, dan terapi farmasi
menjadi andalan manajemen diabetes melitus terapi komplementer adalah salah satu
pilihan yang tersedia. Terapi ini adalah obat alami untuk mengatasi beberapa penyebab
penyakit yang mendasarinya, dan bahkan dapat mendorong tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri. perawatan komplementer termasuk latihan
pernapasan, teknik relaksasi, dan terapi herbal. Progresive muscle relaxation adalah
salah satu teknik relaksasi yang telah dibuat. Tujuan relaksasi otot progresif adalah
untuk merilekskan tubuh secara fisik dengan secara bertahap mengencangkan dan
mengendurkan otot-otot di berbagai bagian tubuh. Pasien diinstruksikan untuk
membedakan antara sensasi yang dirasakan ketika kelompok otot rileks dan
dibandingkan dengan ketika kelompok otot berada dalam kondisi ketat ketika
menjalani terapi Progresive muscle relaxation (Nuwa, 2018).
Mekanisme di mana PMR menurunkan kadar gula darah adalah dengan
menginduksi keadaan santai. Dalam situasi ini, impuls saraf dalam rute aferen ke otak
mengalami pergeseran di mana aktivasi berubah menjadi penghambatan. Karena
tingkat metabolisme tubuh berkurang, lonjakan gula darah dicegah oleh penyesuaian
impuls saraf ini, yang juga menghasilkan kondisi fisik dan mental yang tenang.
Hipofisis anterior juga inhibisi sehingga ACTH yang menyebabkan sekresi kortisol
menurun sehingga proses gluconeogenesis, katabolisme protein dan lemak yang
berperan meningkatkan gula darah akan menurun Hidayati (2018).
Menurut Simanjuntak (2017) Setelah menyelesaikan PMR, pasien akan
melepas penat dan mengalami beberapa efek, antara lain detak jantung yang lebih
lambat dan peningkatan sekresi insulin. Sistem saraf parasimpatis akan mendominasi,
merangsang hipotalamus untuk mengurangi sekresi corticotropin releasing hormone
(CRH). Penurunan CRH akan mempengaruhi adenohipofisis untuk mengurangi sekresi
hormon adenokortikotropik (ACTH). Akibatnya, kadar gula darah yang berlebihan
dapat dikurangi dan dikembalikan ke kisaran normal dengan menghambat proses
glukoneogenesis dan meningkatkan konsumsi glukosa oleh sel.
Akibat buruk dari DM dapat dicegah dan diatasi dengan pengelolaan yang baik.
penelitian yang dilakukan oleh Rini Meilani, Fauzan Alfikrie, dan Aryanto Purnomo
pada tahun 2020 tentang ada perubahan antara kadar gula darah sebelum dan sesudah
menerima terapi relaksasi otot progresif, menurut penelitian kuasi-eksperimental pada
orang dengan diabetes mellitus tipe 2 yang berusia produktif yaitu kadar gula darah
rata-rata sebelum intervensi relaksasi otot progresif adalah 240,5 mg/dl, sedangkan
kadar gula darah rata-rata setelah intervensi relaksasi otot progresif adalah 195,0 mg/dl.
Kesimpulan: Penurunan gula darah dipengaruhi oleh relaksasi otot secara bertahap
(Meilan et al, 2020).
Hal ini sejalan dengan penelitian Hijrah et al, (2020) Pasien dengan diabetes
melitus tipe II dapat menurunkan kadar gula darah dengan secara bertahap
mengendurkan otot-otot mereka. Dalam eksperimennya, relaksasi otot progresif
dilakukan dua kali sehari atihan pagi dan sore selama tiga hari berturut-turut selama
20–30 menit, dengan sebanyak 6 latihan. 14 gerakan dari ujung kepala sampai ujung
kaki digunakan oleh para peneliti untuk memberikan terapi relaksasi otot secara
bertahap. Temuan terakhir studi ini mencatat perbedaan antara kadar gula darah
responden sebelum dan sesudah relaksasi otot progresif. Temuan ini mendukung para
peneliti yang berhipotesis bahwa kadar gula darah pasien DM Tipe II dipengaruhi oleh
peningkatan relaksasi otot.
Dalam jurnal penelitian Mira et al, (2021) mengungkapkan bahwa melakukan
relaksasi otot progresif selama lima hari, sekali sehari di pagi hari selama 15 hingga 20
menit, akan mengurangi kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II. Hal
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan et al (2020) menunjukkan
bahwa menggabungkan musik regional dengan latihan relaksasi otot progresif dapat
menurunkan kadar gula darah pada mereka yang menderita diabetes tipe 2.
Hal ini sama dengan penelitian Difran (2022) membuktikan bahwa Para peneliti
percaya bahwa relaksasi otot progresif adalah salah satu metode kontrol gula darah
yang dapat digunakan untuk penderita diabetes mellitus berdasarkan temuan studi dan
ide yang ada. Karena terapi komplementer dengan teknik relaksasi otot progresif ini
dilakukan terus menerus, terapi ini bermanfaat dalam berbagai kondisi, seperti ketika
keluhan nyeri, kecemasan, kurang tidur, stres, dan emosi. Ini juga memiliki efek positif
pada penurunan kadar HbA1C pada pasien DMT2. Pada penelitian ini terdapat
efektivitas progressive muscle relaxation terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe II dengan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil kadar
gula darah sebelum dan sesudah Relaksasi otot Progresif pada kelompok perlakuan
memiliki P value = .016, P value < 0.05, hipotesis diterima bahwa relaksasi otot
progresif adalah efektif menurunkan kadar gula darah pada pasien. diabetes melitus
tipe 2.
2. Progresive Muscle Relaxation Terhadap Stres

Salah satu faktor risiko yang dialami oleh penderita diabetes tipe 2 adalah stres.

Stres, respons fisik dan psikologis terhadap tekanan atau tekanan, adalah faktor risiko

yang dapat berdampak pada kesehatan seseorang. Stres di tempat kerja, pengangguran,

kesulitan keuangan, penyakit, kematian anggota keluarga, pemutusan hubungan kerja,

dan kehadiran adalah beberapa dari masalah ini (Australian Institute of Health and

Welfare (AIHW), 2012).

Olahraga, kontrol gula darah, penggunaan obat-obatan, dan keterbatasan


makanan hanyalah beberapa dari penyesuaian gaya hidup yang diperlukan oleh
penderita diabetes sepanjang hidup mereka. (Maghfirah, 2015). Karena pasien sudah
teridentifikasi mengidap penyakit DM, hal ini mulai dirasakan oleh pasien DM. Stres
akan memperburuk kondisi dan kesehatan pada penderita DM karena akan mengubah
kadar gula darah. Kortisol yang diproduksi berlebihan, hormon yang menangkal efek
insulin dan meningkatkan kadar gula darah, adalah akibat dari stress (Pratiwi, 2014).
Manajemen diabetes dapat dipengaruhi secara negatif oleh stres emosional. Penderita
diabetes yang mengalami stres emosional dapat mengubah makanan khas mereka,
rutinitas olahraga, dan rejimen pengobatan selain memiliki efek pada kadar gula darah
mereka. Keadaan ini dapat mengakibatkan hiperglikemia atau hipoglikemia (Smeltzer
& Bare, 2015). Campuran obat-obatan, diet, dan latihan yang digunakan untuk
mengendalikan diabetes dapat dengan mudah dipengaruhi oleh stres. (The OHIO State
University, 2016).
Relaksasi otot progresif adalah salah satu metode non-farmakologis
pengurangan stres. Cara paling sederhana dan tercepat untuk mempelajari cara
bersantai adalah dengan relaksasi otot progresif, yang melibatkan ketegangan dan
relaksasi otot-otot tubuh secara bergantian. Relaksasi otot progresif dapat menurunkan
stres dengan merangsang aktivitas sistem saraf parasimpatis dan mempengaruhi
hipotalamus dengan memperkuat sikap positif melalui kontemplasi terfokus, yang
mengurangi stres pada hipotalamus.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hirza et al, (2022) dengan hasil terdapat
perbedaan sebelum dan sesudah diberikan intervensi progressive muscle relaxation
yaitu skor stres rata-rata pada responden sebelum menerima intervensi relaksasi otot
progresif adalah 18,69, yang diklasifikasikan sebagai tingkat stres sedang, dan skor
stres rata-rata pada responden setelah menerima intervensi relaksasi otot progresif
adalah 12,31, yang diklasifikasikan sebagai tingkat stres normal. Statistik ini
menunjukkan bahwa ada penurunan skor stres rata-rata responden sebesar 6.375 orang.
Penelitian yang dilakukan oleh Adi et al (2021) progressive muscle relaxation
dapat mengontrol tingkat stress dengan hasil yang didapatkan Skor fatigue sebelum
diperoleh 4,45 dan sesudah 2,60. Skor kecemasan dari 36,05 menjadi 32,60. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barto, (2020) tentang Pengaruh
Terapi Kombinasi Relaksasi Otot Progresif dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Tingkat Stres Penderita Diabetes Dari uji statistik dapat didapatkan hasil bahwa pada
α 5% terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata taraf stress diabetes sebelum
dan sesudah diberikan intervensi berupa terapi relaksasi otot progresif dan relaksasi
nafas dalam (p value 0,000 < α 0,005). Artinya terdapata efektivitas progressive muscle
relaxation terhadap tingkat stress.
3. Progresive Muscle Relaxation Terhadap Kualiatas Tidur
Ketika persepsi dan respons seseorang terhadap lingkungan mereka berkurang,
mereka memasuki keadaan kesadaran yang berubah yang dikenal sebagai tidur.
Penurunan respons terhadap rangsangan eksternal, sedikit aktivitas fisik, perubahan
tingkat kesadaran, dan perubahan dalam proses fisiologis tubuh adalah semua
karakteristik tidur. Tidur diperlukan untuk menghindari kelelahan fisik dan mental
(Mohede dkk, 2013).
Seseorang dengan diabetes mellitus biasanya mengalami ketidaknyamanan
akibat tanda dan gejala penyakit. Tidurnya tidak diragukan lagi dapat terganggu oleh
gejala-gejala seperti polyura (banyak urin), polydipsy (banyak minum), polyphagi
(banyak makan), dan lain-lain yang terjadi pada malam hari. Terjadinya gangguan tidur
akan berdampak pada meningkatnya frekuensi terbangun, sulit tertidur kembali,
ketidakpuasan tidur yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas tidur
(Gustimigo, 2015).
Kurang tidur dapat mempengaruhi metabolisme seseorang dan menyebabkan
makan berlebihan. Risiko yang lebih besar termasuk diabetes, penyakit jantung, dan
bahkan kematian. Studi medis menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu
fungsi insulin, mengakibatkan regulasi gula darah yang buruk. (Tandra, 2014).
Perawatan farmasi dan nonfarmakologis tersedia untuk pasien dengan kadar gula darah
tinggi. Obat hipoglikemik oral dapat diberikan secara farmasi. Dalam upaya
menurunkan kadar gula darah, mengurangi insomnia, dan mengurangi stres, itu adalah
terapi nonfarmakologis, salah satunya adalah teknik relaksasi otot progresif
(Ghezeljeh, 2017).
Hal ini sejalan dengan penelitian Magda (2021) Penelitian menunjukkan
adanya pengaruh Progresive Muscle Relaxation dengan peningkatan kualitas tidur
yang sangat signifikan dimana perbedaan intervensi pertama (1) pada diabetes
p=0.695(<0.05), dan kelompok intervensi kedua (2) p=0.00(p<0.05) dan adanya
pengaruh yang sangat signifikan. Dengan aplikasi, relaksasi otot progresif mengelola
masalah komplikasi pada diabetes, yaitu gangguan tidur (insomnia), di mana teknik
olahraga mengarah pada gerakan mengencangkan dan merilekskan bagian sistem otot
tubuh di mana efektivitasnya memberikan perasaan relaksasi progresif. Ini berarti
bahwa efek relaksasi otot progresif pada kualitas tidur pada diabetes sangat signifikan.
Gerakan yang mengencangkan melemaskan metode Continous, Intensitas, Durasi,
Rhytmical. Frequency Progresif, Endurance (CIDRFEP) durasi 15-30 menit dalam
waktu 3 kali perminggu selama sebulan pada diabetes meletus mengalami gangguan
tidur diabetes.
Kesimpulan
Dari literature review ini dapat di simpulkan terdapat 70% penelitian

menunjukan Progressive Muscle Relaxation berpengaruh dalam menurunkan kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II. Selain itu juga sekitar 20% yang

menunjukan terapi Progresive Muscle relaxation dapat menurunkan tingkat stress pada

pasien diabetes melitus tipe II. Dan 10% menunjukan terapi Progresive Muscle

Relaxation dapat meningkatkan kualitas tidur pasien diabetes melitus tipe II. Sehingga

ini akan menjadi salah satu intervensi yang efektif dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan, ilmu pengetahuan serta diharapkan perawat dapat menerapkan progressive

muscle relaxation sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan.

Daftar Pustaka

American Diabetes Association, (2015), Diagnosis and Classification Of Diabetes


Mellitus, Vol. 37, pp. 81-90.

American Diabetes Association (ADA). (2018). American Diabetes Association


Standards of Medical Care In Diabetes2018. The American Diabetes
Association.

Antoni et al 2021. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Kontrol Stres Fisiologis
dan Psikologis Klien Diabetes Melitus

Anaabawati et al 2021. Effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy and Muscle


Relaxation on Fasting Blood Sugar Levels among Type 2 Diabetes Mellitus: A
Systematic Review

Dewi, P. A. dan Ardani, A. I. (2013). Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Fareed, M., Salam, N., Khoja, A.T., Mahmoud, M.A., Ahamed, M. (2017). Life style
related risk factors of type 2 diabetes mellitus and its increased prevalence in
Saudi Arabia: a brief review. International Journal of Medical Research &
Health Sciences. 6(3). Pp. 125- 132

Febriyan, H. B. 2020. Gaya hidup penderita diabetes melitus tipe 2 pada masyarakat di
daerah perkotaan. Welness and Healthy Magazine. Vol. 2(2). Hal. 361-368.
[Internet].Tersediapada:https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view
/22050/pdf [Diakses 07 Januari 2021].

Herlambang, U., Kusnanto, Hidayati, L., Arifin, H. & Pradipta, R. O. (2019). Pengaruh
Progressive Muscle Relaxation terhadap Stres dan Penurunan Gula Darah
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Crit. Méd. Surgical. Nurs. J., 8(1), 45-
55.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:


Salemba Medika. 2012.

Hidayati Ridha.2018. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Gula Darah


Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Panti Sosial Tresna Werda Sabai Nan
Aluih Sicincin Tahun 2016.LPPM UMSB.Vol.12.No.4:85-93

IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas (9th ed.). Belgium: International Diabetes federation.
Diakses pada tanggal 10 September 2020 dari
https://www.diabetesatlas.org/en/resources/

Jimenez, P. G., Martín-Carmona, J., & Hernández, E. L. (2020). Diabetes mellitus.


Medicine (Spain). https://doi.org/10.1016/j.med.2020.09.010.

Kaplan, H. I., Sadock, B. J., Grebb, J. A. 2010. Sinopsis Psikiatri (Widjaja Kusuma,
Pentj). Jilid Dua. Binarupa Aksara.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil utama riset kesehatan dasar 2018. [Internet].
Tersedia pada: [http://www.depkes.go.id [diakses 12 Oktober 2020].

Koniyo et al. 2021 Efektifitas Progressive Muscle Relaxation Dan Autogenik Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Nur A.H. et al 2022. Pemberian Progressive Muscle Relaxation Terhadap Stres Dan
Penurunan Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Jurnal
Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1
Mansyah B. et al 2020. The influence of Combination Therapy Progressive Muscle
Relaxation and Deep breathing Relaxation against Stress Levels of diabetics
in Prolanis BPJS The Health Of The City Of Palangka Raya

Magda et al 2021 Pengaruh Progressive Muscle Relaxations Terhadap Kualitas Tidur


Dan Kadar Glukosa Darah Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang

Meilani R. et al. Efektivitas relaksasi otot progresif terhadap kadar gula darah:
penelitian quasi eksperimen pada penderita diabetes militus tipe 2 usia
produktif Vol. 2 No. 2

Mohede, M. A. dkk. 2013. “Tania” (Tracer Insomnia) pada Lansia Berbasis Metode
Cross Sectional, Studi Kasus Insomnia di Wisma Lansia Harapan Asri
Semarang. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang

Simanjuntak TD, Saraswati LD, Muniroh M. 2018. Gambaran Kualitas Tidur Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1):328–335.

Smeltzer, C.S., Bare, G.B., Hinkle, J.L., Cheever., K.H. (2010). Brunner & Sudarth’s
Text Books of Medical Surgical Nursing 12nd Edition. China: Lippincot
Williams & Wilkins

Hanung. 2015. Diabetes and Me. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Tandra H. 2014. Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes Dari Kepala Sampai


Kaki. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

WHO. (2017). Diabetes Fact Sheet. Retrieved from


http://www.who.int/mediacentre/factsh eets/fs312/en/26Desember2017.

Anda mungkin juga menyukai