BAB I
PENDAHULUAN
berbagai penyakit lain, seperti : kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal
(Pusdatin Kemenkes RI, 2020). Diabetes melitus (DM) atau diabetes ialah
suatu penyakit kronik yang serius. DM ialah penyakit saat kondisi kadar
menjadi beberapa tipe. Tipe 1 tipe 2, diabetes gestasional, dan tipe diabetes
orang mengalami diabetes melitus di dunia pada tahun 2021, hal itu meningkat
menigkat seiring penambahan umur penduduk menjadi 578 juta orang pada
tahun 2030 dan 700 juta orang di tahun 2045. Asia Tenggara mengalami
kenaikan sebesar 68% dari tahun sebelumnya atau sebesar 90 juta orang pada
jumah diabetes tertinggi ialah Cina, India, Amerika Serikat, Pakistan, Brasil
2,0 % pada tahun 2018 berdasarkan diagnosa dokter (Kemenkes RI, 2018).
Provinsi Bali termasuk dari 20 besar provinsi di Indonesia yang penduduknya
mengalami diabetes.
umur sebesar 1,33% (Riskesdas Provinsi Bali, 2018). Berdasarkan data Dinas
yang mendapat pelayanan sebesar 90,40% atau sebesar 2.694 orang pada tahun
2020. Total penderita DM di Kabupaten Badung pada tahun 2020 ialah 2.980
orang (Dinkes Kab. Badung, 2021). Pada presentase pelayanan kesehatan pada
penderita DM, puskesmas Kuta Utara baru 66,76% penderita yang menerima
yang mendapat pelayanan kesehatan dari bulan Januari hingga Maret 2022
(Puskesmas Kuta Utara, 2022). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5
mengaku sedikit sres, mengalami sulit tidur, dan pola makan terganggu.
Diabetes melitus ialah suatu penyakit kronis yang harus dihadapi oleh
penderitanya seumur hidup dan hal itu dapat berisiko penderita diabetes
mengalami depresi (Bilous et al., 2021; Pusdatin Kemenkes RI, 2020). Beberapa
faktor yang menyebabkan depresi pada pasien DM ialah faktor internal yaitu
inflamasi hormon dan jumlah serotonin, serta faktor eksternal yaitu status sosial,
pekerjaan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan (Palizgir et al., 2013). Depresi
perasaan atau afek yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan
atau gairah) dengan timbulnya gejala-gejala seperti mengalami gangguan tidur
Resiko depresi dapat menjadi dua kali lipat pada penderita DM dibandingkan
non-DM (Bilous et al., 2021). Berdasarkan hasil penelitian oleh Mustika et al.
mengalami depresi. Hasil penelitian oleh Eashwar et al. (2017), dari 300 pasien
DM, ditemukan sebanyak 199 pasien (39,7%) mengalami depresi. Depresi yang
dialami mulai dari tingkat depresi ringan sebanyak 17,3%, depresi sedang
sebanyak 6,7%, dan tingkat depresi berat sebesar 2,7% (Eashwar et al., 2017).
harus kuat. Semakin tingginya tingkat depresi penderita DM maka akan sangat
pengobatan DM yang dilakukan dengan taat akan cenderung membuat kadar gula
kesehatan. Hasil dari upaya pencegahan yang dilakukan masih belum berhasil.
Hal tersebut berkaitan dengan pola hidup masyarakat yang masih kurang sehat,
Pola hidup yang kurang sehat akan menyebabkan kadar glukosa darah tidak
Kemenkes RI, 2020). Hal ini menunjukkan perlu adanya penanganan psikologis
pada pasien diabetes melitus.
Salah satu bentuk penganganan psikologis yang dapat dilakukan ialah dengan
melakukan aktivitas fisik yaitu senam otak atau brain gym. Brain gym ini
memiliki prinsip untuk mengaktifkan tiga dimensi otak yaitu dimensi pemusatan,
hormon adrenalin dalam tubuh yang dapat meredakan ketegangan psikis dan fisik
sehingga jiwa dan tubuh menjadi relaks dan seimbang (Dennison, 2005).
sehingga dengan dilaksanakannya terapi brain gym secara teratur akan dapat
tingkat depresi pada lansia apabila dilakukan pemeriksaan tingkat depresi secara
berkala dan menerapkan gerakan brain gym. Pengaruh brain gym dilakukan pada
rank test menunjukan nilai p = 0,000, sehingga terdapat pengaruh brain gym
yang di dapat ialah “Apakah Ada Pengaruh Brain Gym Therapy Terhadap Tingkat
Depresi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di UPTD Puskesmas Kuta Utara Tahun
2022?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brain gym
2. Tujuan Khusus
diberikan brain gym therapy di UPTD Puskesmas Kuta Utara tahun 2022.
diberikan brain gym therapy di UPTD Puskesmas Kuta Utara tahun 2022
1. Manfaat Teoritis
digunakan sebagai informasi dasar bagi para peneliti lain dalam melaksanakan
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan sebagai salah satu
kesehatan lainnya.