Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANDIABETESMELITUS


DI PUSKESMAS WANARAJA

Miftah Hudatul Umam1, Tetti Solehati2, Dadang Purnama3


Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Email : tetti.solehati@unpd.ac.id

ABSTRAK
Diabetes melittus merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan.
Penderita diabetes melittus akan mengalami berbagai permasalahan dalam proses
kehidupannya yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien dengan diabetes mellitus di Puskesmas
Wanaraja Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Sampeldidapatkandenganteknik total sampling berjumlah 91 orang. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan
yang sudah valid dan reliabel. Analisa data yang dilakukan menggunakan analisa
deskriptif. Hasil penelitian menunjukan kualitas hidup pasien diabetes mellitus sebagian
besar63,7% berada pada kategorisedang. Kualitashidupberdasarkan domain fisik sebagian
besar memiliki kualitas hidup pada kategori sedang sebanyak 61,5%, domain psikologis
sebagian besar memiliki kualitas hidup pada kategori sedang sebanyak 60,4%, domain
hubungansosial sebagian besar memiliki kualitas hidup pada kategori sedang sebanyak
58,2%, dan domain lingkungan sebagian besar memiliki kualitas hidup pada kategori
sedang sebanyak 53,8%.Berdasarkan data tersebutdapatdisimpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki kualitas hidup yang sedang baik dari segi domain fisik,
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Oleh sebab itu pentingnya peran petugas
kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus menjadilebihbaik.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, KualitasHidup, Pasien.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease that cannot be cured. Patients with diabetes
mellitus will experience various problems in their life processes that can affect their
quality of life. The purpose of this study was to determine the description of the quality of
life of patients with diabetes mellitus in Community Health Center Wanaraja, Garut
Regency. The research method used was quantitative descriptive. Samples were obtained
by a total sampling technique as many as 91 people. The instrument used in this study
was WHOQOL-BREF which consisted of 26 valid questions. Data analysis was
performed using descriptive analysis. The results showed that the quality of life of
patients with diabetes mellitus was mostly in the moderate category as many as 63.7%.
Quality of life based on the physical domain mostly has a quality of life in the moderate
category of 61.5%, the psychological domain mostly has a quality of life in the moderate
category of 60.4%, the domain of social relations mostly has a quality of life in the
medium category of 58.2 %, and most of the environmental domains have a quality of life
in the medium category of 53.8%. Based on these data it can be concluded that the
majority of respondents have a moderate quality of life in terms of physical,
psychological, social and environmental relations. Therefore the important role of health
workers to conduct health promotion to improve the quality of life of patients with
diabetes mellitus be better.
Keywords: Diabetes Mellitus, Quality of Life, Patient

1. PENDAHULUAN gangguan metabolism (metabolic


Diabetes mellitus (DM) merupakan syndrome) dari distribusi gula oleh
suatu penyakit yang menyebabkan tubuh. Orang yang mengalami penyakit

70
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

diabetes mellitus tidak dapat hidup pada penderita Diabetes Mellitus


mengahasilkan produksi insulin yang khususnya di Puskesmas Wanaraja.
cukup untuk tubuhnya, atau dapat Sehingga pentingnya peran petugas
dikatakan tubuh penderita DM ini tidak kesehatan untuk melakukan promosi
mampu menggunakan insulin secara kesehatan kepada masyarakat khususnya
efektif sehingga mengakibatkan yang menderita diabetes mellitus
kelebihan gula darah (Irianto, mengenai dampak dan bahaya dari
2014).Diabetes melitus adalah penyakit penyakit tersebut.
endokrin yang ditandai oleh kelainan Bedasarkan dampak yang terjadi pada
metabolisme dan komplikasi jengka kualitas hidup pasien yang memiliki
panjang yang melibatkan organ lain penyakit diabetes mellitus pada berbagai
seperti mata, ginjal, saraf dan pembuluh keadaan misalnya keadaan fisik,
darah (Harrison, 1994 dalam Yudianto, psikologis, sosial dan lingkungan,
2008) sebagian besar penderita mempunyai
Menurut data World Health pengaruh negatif terhadap kualitas hidup
Organization (WHO) memprediksi baik itu yang mengalami komplikasi
adanya peningkatan jumlah penyandung ataupun tidak hal ini diyakini karena
diabetes mellitus yang menjadi salah satu penyakit diabetes yang diderita susah
ancaman kesehatan global (PERKENI, untuk disembuhkan. Studi yang
2011). Menurut Internasional Diabetes dilakukan terhadap penderita diabetes
Federation (2015) terdapat 415 juta jiwa mellitus didapatkan kebanyakan
mengalami diabetes mellitus di dunia mengalami depresi serta membutuhkan
pada tahun 2015 dan tahun 2040 di penanganan yang tepat karena dapat
perkirakan akan mengalami peningkatan mengakibatkan kerusakan yang berat
mencapai 642 juta jiwa. Dari data yang terhadap kualitas hidupnya (Yudianto,
didapatkan tersebut menunjukan 193 juta Rizmadewi & Maryati, 2010). Dampak
kasus dengan diabetes mellitus yang dapat terjadi akibat dari penyakit
menyebabkan kematian 5 juta jiwa pada diabetes mellitus diantaranya domain
tahun 2015 dan tidak terdiagnosis (IDF, fisik dan juga psikologis, seperti
2015). Menurut profil kesehatan retinopati diabetik, nefropati diabetic,
(Riskesdas, 2018) Jawa Barat merupakan dan neuropati diabetic yang terjadi pada
provinsi dengan angka kejadian tertinggi domain fisik. Sedangkan pada domain
penderita diabetes mellitus dengan psikologis yang dapat terjadi yaitu hilang
jumlah 21,3 juta orang. Data yang harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya
didapatkan dari (Dinas Kesehatan kecemasan, kemarahan, berduka, malu
Kabupaten Garut, 2017) diabetes mellitus dan rasa bersalah, hal lain yang mungkin
juga merupakan salah satu kasus penyakit terjadi yaitu menjadi pasif, tergantung
di Kabupaten Garut dengan jumlah pada orang lain, merasa tidak nyaman,
penderita 3.258 orang. Puskesmas bingung dan merasa menderita (Smeltzer
Wanaraja merupakan puskesmas yang & Bare, 2008).
menempati urutan tertinggi pertama di Kualitas hidup ini dapat dipengaruhi
Kabupaten Garut mengenai penyakit oleh beberapa aspek, yaitu kebutuhan
diabetes mellitus dengan jumlah 1.651 khusus yang terus menerus dalam proses
kasus, terhitung dari bulan Januari - perawatan penyakit diabetes mellitus,
Desember 2017. gejala yang dapat timbul pada saat kadar
Diabetes Mellitus ini merupakan gula darah tidak normal serta
penyakit kronik yang dapat mengganggu kemungkinan komplikasi penyakit dari
aktivitas pada penderitanya, oleh sebab diabetes mellitus serta adanya disfungsi
itu peneliti tertarik untuk melakukan seksual (Yudianto, 2008). Berdasarkan
penelitian mengenai kualitas hidup pada hal tersebut maka, kualitas hidup ini
penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas menjadi salah satu faktor penting yang
Wanaraja Kabupaten Garut, karena dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
belum ada yang melakukan penelitian ini seseorang.
di Kabupaten Garut mengenai kualitas

71
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Kualitas hidup ini juga dapat Penelitian yang dilakukan oleh


dikatakan sebagai persepsi psikologis Yudianto, et al (2008) dalam penelitian
individu tentang hal-hal nyata dari aspek- kepada 50 orang (64%) mengatakan
aspek yang ada dunia (Rapley 2003, bahwa kualitas hidupnya baik Penelitian
dalam Octaviyanti 2013, h.17). Menurut tersebut berbeda dengan penelitian yang
World Health Organization Quality of dilakukan oleh Caidir, Wahyuni dan
Life Group (WHOQOL Group) kualitas Furkhani (2017) yang menemukan bahwa
didefinisikan sebagai persepsi seseorang sebanyak 47 orang responden dari 89
terhadap fungsi dirinya dalam kehidupan responden, memiliki kualitas hidup yang
yang sedang dijalani termasuk dalam buruk. Berdasarkan penelitian yang
konteks nilai dan budaya dimana mereka dilakukan oleh Ali, Masi & Kallo (2017)
tinggal, berhubungan dengan orang lain mengatakan bahwa kualitas hidup pasien
serta menjalankan tujuan hidupnya, diabetes mellitus memiliki kualitas
pengharapan, aturan-aturan yang berlaku hidupburuk dengan jumlah responden 17
dan kepedulian menyatu dalam hal yang orang (56,7%). Penelitaian Inge Ruth S
kompleks kesehatan fisik seseorang, (2012) mendapatkan hasil yaitu dari 85
keadaan psikologis, level kemandirian, orang responden terdapat penderita DM
hubungan sosial, kepercayaan- memiliki kualitas hidup buruk yaitu
kepercayaan personal dan hubungannya sebanyak 57 responden. Menurut Inge
dengan hal-hal yang penting pada Ruth S, all (2012) perubahan yang terjadi
lingkungan. Kualitas hidup merujuk pada seperti pada domain fisik, psikologis,
evaluasi subjektif yang berada di dalam hubungan sosial dan lingkungan hidup
lingkup suatu kebudayaan, sosial dan menjadi faktor yang mengakibatkan
konteks lingkungan. kualitas hidupnya kurang. Adapun faktor
Seseorang yang memiliki kualitas yang mempengaruhi kualitas hidup
hidup yang kurang baik akan semakin diantaranya usia, jenis kelamin, tingkat
memperburuk kondisi suatu penyakit, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan
dan begitu pula sebaliknya. Menurut dan lama menderita diabetes mellitus.
Mandagni (2010) dalam Zainuddin & Peneliti melakukan studi pendahuluan
Utomo (2015) Kualitas hidup yang buruk pada tanggal 14 Januari 2019 di
serta disertai problem psikologis dapat Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut,
mengakibatkan terjadinya gangguan dengan melakukan wawancara kepada 5
metabolik, baik secara langsung melalui orang responden mengenai kualitas
stress hormonal ataupun secara tidak hidupnya, 2 dari 5 orang mengatakan
langsung yaitu melalui komplikasi.. bahwa kondisi fisik mereka terganggu
Dalam penelitian yang dilakukan dengan penyakit diabetes yang
Wahyuni, Arsin & Abdullah dideritanya serta merasa malu karena
(2013)disebutkan bahwa penderita adanya perubahan fisik yang di alami
diabetes mellitus akan memikul beban oleh penderita diabetes mellitus. Adapun
setiap hari sepanjang hidupnya, beban upaya yang telah puskesmas lakukan
tersebut baik secara fisik ataupun untuk menangani pasien dengan diabetes
psikologis. Beban psikologis yang mellitus yaitu, telah diadakan senam
berkaitan yaitu mempunyai perasaan diabetes mellitus, penyuluhan tentang
yang tidak berdaya, tidaknyaman, cemas penyakit diabetes mellitus dan juga diet
bahkan sampai putus asa dan depresi. diabetes mellitus dan kader pun juga
Pendapat yang lain juga mengungkapkan tidak bosan-bosannya untuk memberi
bahwa kualitas hidup yang dimiliki oleh support kepada penderita diabetes
penderita diabetes mellitus sangat mellitus agar penderita tidak putus asa
penting untuk melihat bagaimana cara dengan keadaannya saat ini.
mereka mengelola penyakit serta
memelihara kesehattannya dalam jangka 2. METODE PENELITIAN
waktu yang panjang untuk melihat Penelitian ini merupakan
tingkat kecemasan yang dimilikinya penelitian deskriptif kuantitatif yang
(Wahyuni, Arsin& Abdullah, 2013). bertujuan untuk mendeskriptifkan atau

72
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

menggambarkan suatu fenomena yang Berdasarkan tabel 1 diatas dapat


terjadi dalam suatu populasi tertentu. dilihat bahwa penderita dengan Diabetes
Variabel dalam penelitian ini yaitu kualitas Mellitus Di Puskesmas Wanaraja
hidup pasien dengan diabetes mellitus. Kabupaten Garut adalah sebagian besar
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh responden memiliki usia 50-60 tahun
penderita Diabetes Mellitus yang sebanyak 49 orang (53,8%), serta
menjalani pengobatan di wilayah kerja sebagian besar responden berjenis
Puskesmas WanarajaKabupaten kelamin perempuan sebanyak 67 orang
Garut.Teknik pengambilan sampel yaitu (73,6%), sebagian besar pendidikan
menggunakan total sampling yang responden SMP sebanyak 38 orang
berjumlah sebanyak 91 orang. (41,8%), sebagian besar memiliki
Instrumenyang digunakan dalam penelitian perekonomian yang rendah 63 orang
ini WHOQOL-BREF versi Indonesia, (69,2%), sebagian besar responden yang
instrumen ini sudah di uji validitas dan memiliki riwayat penyakit Diabetes
reliabelitas oleh Dr. Riza Saravita dan Dr. mellitus lebih dari 2 tahun sebanyak 75
Satya Jeowana. Analisa data yang orang (82,4%), dan seluruh responden
dilakukan menggunakan analisa deskriptif. sebagian besar tidak memiliki penyakit
penyerta atau komplikasi sebanyak 73
3. HASIL DAN PEMBAHASAN orang (80,2%).

Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden penderita Diabetes Mellitus (n=91)


Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
20-50 tahun 42 46,2%
50-60 tahun 49 53,8%
Jenis Kelamin
Laki-laki 24 26,4%
Perempuan 67 73,6%
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD 5 5,5%
Tamat SD 29 31,9%
Tamat SMP 38 41,8%
Tamat SMA 17 18,7%
Tamat PTN 2 2,2%
Status Sosial Ekonomi
Tinggi 28 30,8%
Rendah 63 69,2%
Lama Menderita 16 17,6%
< 2 Tahun 75 82,4%
> 2 Tahun 18 19,8%
Komplikasi 73 80,2%
Ada Komplikasi
Tidak Ada Komplikasi
Berdasarkan penelitian yang mellitus dengan total persentase (66,7%)
dilakukan terhadap penderita diabetes dibandingkan laki-laki yaitu (33,3%).
mellitus didapatkan hasil sebagian besar Selain jenis kelamin, usia merupakan
penderita diabetes mellitus di Puskesmas faktor yang dapat mempengaruhi
Wanaraja Kabupaten Garut berjenis terjadinya diabetes mellitus, hasil
kelamin perempuan sebanyak (73,6%). penelitian menunjukan bahwa usia
Menurut Chaidir (2016) perempuan lebih responden sebagian besar berada pada
beresiko terkena penyakit diabetes rentang usia di atas 50 tahun. Hal
mellitus dibandingkan dengan laki-laki. tersebut sesuai denga penelitian yang
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfa, I (2018) bahwa
dilakukan oleh Mona (2017), seseorang yang berusia>50 tahun
menunjukan bahwa perempuan lebih beresiko terkena penyakit diabetes
beresiko mengalami penyakit diabetes mellitus dikarenakan keadaan imun

73
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

mereka sudah mulai menurun. Selain itu penyebab terjadinya kualitas kidup yang
menurut Fatimah (2015) menyebutkan redah terhadap pasien DM, status sosial
bahwa individu yang sudah lanjut usia ekonomi ini berkaitan dengan ketersedian
beresiko terkena penyakit diabetes finansial untuk memperoleh pengobatan
mellitus dikarenakan pada masa mudanya dimanan pengobatan penyakit kronis
mereka memiliki pola hidup yang buruk dilakukan sepanjang hidup dan disertai
dan jarang melakukan aktivitas olahraga dengan perawatan diri untuk mencapai
Hal ini tentu saja dapat memicu kualitas hidup yang tinggi.
munculnya berbagai penyakit saat Sebagian besar responden yang
mereka sudah lanjut usia. Petugas memiliki riwayat lama menderita
kesehatan memiliki peranan yang sangat penyakit Diabetes mellitus lebih dari 2
penting untuk memberikan informasi tahun sebanyak 75 orang (82,4%). Hasil
yang baik untuk meningkatkan kualitas dalam penelitian yang dilakukan oleh
hidup pasien DM, sehingga para Utami (2014) menyatakan bahwa tingkat
penderita DM memiliki kualitas hidup lamanya menderita penyakit diabetes
yang baik, dan mampu melakukan segala akan mempengaruhi kualitas hidup yang
aktivitas tanpa hambatan, seperti orang dimana jika seseorang memiliki penyakit
sehat pada umumnya. kronik (DM) dalam jangka waktu lama
Tingkat pendidikan sebagian besar tentu akan berpengaruh terhadap
responden SMP sebanyak 38 orang pengalaman dan pengetahuan individu
(41,8%). Menurut Yusra (2010 dalam melakukan pengobatan.
danNyanzy (2013) tingkat pendidikan Sebagian besar responden tidak
memiliki pengaruh dengan kualitas hidup memiliki penyakit penyerta atau
penderita diabetes melitus yang komplikasi sebanyak 73 orang (80,2%).
menyatakan bahwa kualitas hidup DM. Jika individu yang memiliki penyakit
berdasarkan hasil penelitian tersebut DM terserang komplikasi maka hal
tingkat pendidikan merupakan variabel ersebut akan menurunkan tingkat kualitas
penting karena jika responden memiliki hidup, hal ini diperkuat dengan penelitian
pendidikan lebih tinggi maka akan yang dilakukan oleh Utami (2014) bahwa
memiliki kualitas hidup yang lebih baik komplikasi memiliki hubungan yang
dibandingkan dengan tingkat pendidikan signifikan antara kualitas hidup pasien
yang rendah. DM yang dimana jika terdapat tidak
Menurut Issa dan Baiyewu 2006 terdapat komplikasi maka kualitas hidup
dalam Utami 2014 menyatakan bahwa akan tinggi begitupun sebaliknya dengan
status sosial ekonomi merupakan nilai p-value 0.046.

Tabel 2. Kualitas hidup secara umum penderita diabetes mellitus di Puskesmas Wanaraja
Kabupaten Garut Berdasarkan Domain Kualitas Hidup (n=91)
Variabel Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
Buruk 4 4,4
Sedang 58 63,7
Kualitas Hidup
Baik 27 29,7
Sangat baik 2 2,2
Berdasarkan hasil penelitian tabel 2 Berdasarkan hasil penelitian yang
diatas menunjukan bahwa kualitas hidup telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
penerita diabetes mellitus di Puskesmas penderita diabetes mellitus di Puskesmas
Wanaraja Kabupaten Garut sebagian Wanaraja Kabupaten Garut sebagian
besar memiliki kualitas hidup yang besar memiliki kualitas hidup yang
sedang dengan jumlah responden 58 berada di kategori sedang sebesar
orang (63,7%), dan memiliki kualitas (63,7%), berada dikategori baik sebanyak
hidup yang sangat baik sebanyak 2 orang (29,7%), sedangkan ada beberapa
(2,2%). penderita yang kualitas hidupnya berada

74
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

dikategori buruk sebanyak (4,4%). Hal hidup penderita diabetes mellitus


ini sejalan dengan penelitian yang telah dipengaruhi oleh pendidikan pasien itu
dilakukan oleh Larasati pada tahun 2012 sendiri (Saragih, 2010). Hal lain yang
dengan hasil penelitian menyebutkan bisa membuat kualitas hidup penderita
bahwa sebagian besar responden diabetes mellitus dalam penelitian ini
sebanyak 53 orang dengan persentase dalam kategori sedang adalah adanya
(59,6%) berada di tingkat kualitas hidup komplikasi dari penyakit diabetes
sedang, hal ini didukung dengan mellitus itu sendiri. Komplikasi pada
penelitian yang dilakukan oleh Hartati et penderita diabetes mellitus dapat
al pada tahun 2019 dengan hasil menurunkan tingkat kualitas hidup
penelitian sebagian besar responden individu dikarenakan penyakit yang
memiliki kualitas hidup yang sedang dideritanya menjadi semakin parah.
dengan presentase (63,9%). Hasil penelitian ini sama dengan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Laoh &
yang telah di lakukan oleh Setiyorinii & Tampongangoy (2015) diperoleh hasil
Wulandari pada tahun 2017 dengan hasil bahwa kualitas hidup penderita diabetes
penelitian menyebutkan bahwa sebagian mellitus berada pada kategori baik yaitu
besar responden sebanyak 53 orang (63,3%) dan kurang baik (36,7%).
dengan persentase (53%) berada Sedangkan Wiyanty (2012) menyebutkan
ditingkat kualitas hidup sedang. Hal ini bahwa rata-rata kualitas hidup penderita
berbeda dengan penelitian yang telah diabetes mellitus sebesar (54,3%),
dilakukan oleh Chaidir pada tahun 2016 keadaan ini menunjukan bahwa kualitas
di Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina hidup pasien berada dikategori cukup.
Bukittinggi pada penelitian ini sebagian Sedangkan penelitian yang dilakukan
besar kualitas hidup penderita Diabetes oleh Gutch, Razi, Kumar, & Gupta pada
Melitus sebagian besar berada dikategori tahun 2014 di Negara India menyatakan
baik (34%) sedangkan diaktegori buruk bahwa penderita diabetes mellitus perlu
sebanyak (4%). Kualitas hidup pasien mendapatkan perawatan holistik yang
diabetes mellitus yang berada dikategori sama pentingnya dengan kesejahteraan
sedang dapat dikarenakan mereka mental serta kualitas hidup, dibandingkan
mempunyai rata-rata usia yang sudah dengan kesehatan fisik.
tidak produktif lagi yaitu diatas 50 tahun, Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
pasien dengan diabetes mellitus dengan domain fisik pada penderita diabetes
usia yang tidak produktif dan tidak lagi mellitus di Puskesmas Wanaraja
mempunyai keinginan untuk hidup yang Kabupaten Garut paling dominan berada
lebih baik sehingga menyebabkan pada kategori sedang yaitu sebanyak 56
kualitas hidup yang kurang baik (Saragih, orang (61,5%), domain psikologis paling
2010). dominan berada pada kategori sedang
Responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 55 orang (60,4%), domain
sebagian besar memiliki pendidikan hubungan sosial paling domain pada
(1,8%) sehingga memiliki pengetahuan kategori sedang yaitu sebanyak 53 orang
yang kurang mengenai penyakit diabetes (58,2%) dan pada domain lingkungan
mellitus dan memiliki kualitas hidup paling besar berada pada kategori sedang
yang biasa saja. Hal itu sama dengan yaitu sebanyak 49 orang (53,8%).
teori yang menjelaskan bahwa kualitas

75
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Tabel 3. Distribusi frekuensi kualitas hidup pada pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan
domain fisik tahun 2019 (n=91)
Kategori
Dimensi Fisik Sangat Baik Sedang Buruk Sangat
Baik Buruk
F (%) F (%) F (%) F (%) F (%)
Kesehatan Fisik 3(3,3) 19(20,9) 56(61,5) 11(12,1) 2(2,2)
Psikologis 3(3,3) 24(26,4) 55(60,4) 9(9,9) 0(0,0)
Hubungan Sosial 10(110) 23(25,3) 53(58,2) 5(5,5) 0(0,0)
Lingkungan 4(4,4) 20(22,0) 49(53,8) 18(19,8) 0(0,0)
Berdasarkan penelitian yang setengah responden berada pada nilai 3
dilakukan domain fisik pada penelitian yaitu 45 responden (49,5%) yang berarti
ini berada pada kategori sedang sebesar dalam jumlah biasa-biasa saja. Pada
(61,5%) dan berada pada ketogori buruk indikator kapasitas bekerja penderita
sebesar (12,1%). Domain fisik diabetes mellitus hampir setengah
merupakan salah satu domain yang dapat responden berada pada nilai 3 yaitu 44
menyebabkan kualitas hidup seseorang responden (48,4%) yang berada pada
menurun terutama pada orang yang jumlah biasa-biasa saja.
mengalami penyakit diabetes mellitus. Berdasarkan penelitian yang
Penyakit diabetes mellitus merupakan dilakukan di puskesmas wanaraja
penyakit kronik yang tidak dapat Kabupaten Garut didapatkan hasil
disembuhkan, akan tetapi dapat sebagian besar penderita diabetes
dikendalikan (Irianto, 2014). Orang yang mellitus memiliki kualitas hidup
mengalami penyakit diabetes mellitus berdasarkan domain psikologis berada
aktivitas fisiknya dapat terhambat karena pada kategori sedang sebesar (60,4%)
asupan makanan yang dibatas dan juga dan berada pada kategori buruk sebesar
kekuatan fisiknya cepat menurun karena (9,9%). Pasien yang mengalami diabetes
faktor usia. dalam penelitian ini sebagian besar
Hasil penelitian ini menujukan berumur 50-60 tahun. Dimana pada umur
bawaha sebesar (56,8%) mempunyai usia ini rata-rata orang tua sudah memiliki
50-60 tahun. Pada usia tersebut tersebut pemikiran yang cukup matang, sehingga
fisik seseorang akan mengalami dapat mempengaruhi mekanisme koping
penurunan kekuatan fungsi. Berdasarkan orang tua tersebut. Pada domain
penelitian yang dilakukan oleh Siwiutami psikologis ini kebanyakan responden
pada tahun 2017 menyebutkan bahwa menjawab hidupnya biasa saja hal ini
semakin tua seseorang maka kekuatan dapat diakibatkan karena faktor usia yang
fisik akan menurun, ini dikarenakan sudah cukup tua. Menurut Saragih pada
kekuatan otot mulai melemah sehingga tahun 2010 pasien dengan diabetes
aktivitas yang berhubungan dengan fisik mellitusyang berusia 50-60 tahun (tidak
dapat menurun. Hal inilah yang produktif) mereka kebanyakn tidak
mengakibatkan penderita diabetes mempunyai keinginan untuk hidup yang
mellitus di puskesmas wanaraja memiliki lebih baik sehingga menyebabkan
kualitas hidup sedang. kualitas hidup yang sedang.
Pada domain fisik rata-rata responden Dalam penelitian ini juga didapatkan
berada pada nilai 3 yang meunujukan hasil (9,9%) penderita diabetes mellitus
kualitas hidup yang biasa biasadengan di Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut
indikator aktivitas sehari-hari pendeita berada pada kategori buruk. Keadaan ini
diabetes mellitus sebagian besar dapat diakibatkan oleh penyakit diabetes
responden berada pada nilai 3 yaitu 49 mellitus yang sedang di alami sehingga
responden (53,8%) yang berarti responden memiliki pikiran buruk
melakukan aktifitas sehari-hari dalam terhadap dirinya. Kualitas hidup yang
jumlah biasa-biasa saja. Pada indikator buruk dikhawatirkan dapat membuat
mengenai mobilitas fisik hampir dari orang tua putus semangat dalam

76
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

menjalani hidupnya, Berdasarkan disembuhkan, sehingga dukungan sosial


penelitian yang dilakukan oleh Anas pada sangat diperlukan untuk melawan
tahun 2008 dalam penelitiannya penyakit tersebut. Kualitas hidup yang
didapatkan bahwa sebanyak (61%) buruk pada domain ini dikhawatirkan
penderita diabetes mellitus merasa orang tua dapat menarik diri dari
ketakutan terhadap penyakit yang lingkungan sehingga dapat
dideritanya dikarenakan penyakitnya mengakibatkan stress. Peran keluarga
tersebut lama untuk bisa sembuh serta sangat diperlukan untuk memberikan rasa
bila penderita diabetes mellitus terkena aman dan semangat kepada pasien
luka maka luka tersebut lama untuk bisa diabetes mellitus yang mempunyai
sembuh kembali. Berdasarkan penelitian kualitas hidup buruk untuk memperbaiki
yang di lakukan di Puskesmas Wanaraja kualitas hidupnya menjadi lebih baik lagi
Kabupaten Garut pada indikator domain (Dipiro et al. 2005).
psikologis menunjukkan bahwa, Berdasarkan penelitian yang
indikator dengan perasaan positif dilakukan terhadap penderita diabetes
penderita diabetes mellitus sebagian mellitus di Puskesmas Wanaraja
besar responden berada pada nilai 3 yaitu Kabupaten Garut mengenai kulitas hidup
51 responden (56,0%) yang berarti dalam berdasarkan domain lingkungan
jumlah biasa-biasa saja. Pada indikator didapatkan sebagian besar penderita
negatif penderita diabetes mellitus diabetes mellitus berada dikategori
sebagian besar responden berada pada sedang sebanyak (53,8%), dan penderita
nilai 3 yaitu 49 responden (53,8%) yang diabetes mellitus yang berada dikategori
berarti dalam jumlah cukup sering. Pada buruk sebanyak (19,8%). Menurut
indikator mengenai spiritualitas penderita penelitian Chaidir pada tahun 2017
diabetes mellitus sebagian besar menyebutkan bahwa penyakit diabetes
responden berada pada nilai 3 yaitu 47 mellitus merupakan penyakit yang
responden (51,6%) yang berarti dalam menahun serta berlangsung lama,
jumlah sedang. membuat penderita penyakit ini
Berdasarkan penelitian yang membutuhkan penyesuain diri dalam
dilakukan kepada penderita diabetes menjalankan aktivitasnya dalam
mellitus di Puskesmas Wanaraja kehidupan sehari-hari. Sehingga pasien
Kabupaten Garut berdasarkan domain diabetes mellitus yang menderita kurang
sosial didapatkan hasil sebagian besar dari 2 tahun mereka cenderung belum
berada pada kategori sedang yaitu siap dalam menjalankan kehidupannya
sebesar (53,8%) dan buruk sebesar sebagai penderita diabetes mellitus dan
(19,8%). Kebanyakan warga yang mengalami penurunan kualitas hidup
mempunyai penyakit diabetes mellitus ini pada diri mereka sendiri.
mempunyai hubungan yang baik dengan Penelitian yang dilakukan di
tetangganya, salah satu bentuk puskesmas Wanaraja Kabupaten garut
terwujudnya hubungan yang baik yaitu menunjukkan bahwa definisi frekuensi
warga suka mengikuti kegiata senam pada domain lingkungan menunjukkan
diabetess mellitus yang dilaksanakan bahwa, idikator dengan kebebasan
oleh puskesmas dan juga penyuluhan keselamatan dan keamanan penderita
mengenai diabetes mellitus. Hubungan diabetes mellitus sebagian besar
yang baik dengan siapapun dapat responden berada pada nilai 3 yaitu 46
membuat pikiran menjadi tenang, responden (50,5%) yang berarti dalam
sehingga mempengaruhi kualitas hidup. jumlah biasa biasa saja. Pada indikator
Penderita diabetes mellitus yang lingkungan fisik penderita diabetes
memiliki kualitas hidup buruk dikategori mellitus sebagian besar responden berada
sosial sebesar (19,8%), hal ini dapat pada nilai 3 yaitu 45 responden (49,5%)
diakibatkan oleh penyakit yang sedang yang berarti dalam jumlah biasa-biasa
dialami. Penyakit diabetes mellitus saja. Pada indikator kesehatan dan
merupakan penyakit yang tidak dapat kepedulian sosial penderita diabetes

77
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

mellitus sebagian besar responden berada Dr. RD Kandou Manado.


pada nilai 43 responden (47,3%) yang JURNAL KEPERAWATAN, 5(2).
berarti dalam jumlah biasa-biasa saja. Anas, Y., Rahayu, W. A., & Andayani,
T. M. (2008). Kualitas Hidup Pada
4. KESIMPULAN Pasien Diabetes Melitustipe 2
Berdasarkan hasil penelitian Rawat Jalan Di Rumah Sakit
diketahui bahwa penderita diabetes Umum Tidar Magelang. Jurna
mellitus di Puskesmas Wanaraja sebagian Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik
besar memiliki kualitas hidup yang Vol, 5(1), 11.
sedang sebanyak 58 orang (63,7%). Hal Chaidir, R., Fitrina, Y., &Astriyani, N.
ini ditandai dengan domain fisik yang (2018). Hubungan Kepatuhan Diet
paling dominan berada di kategori sedang Dengan Kualitas Hidup Pada
61,5%, domain psikologis berada pada Penderita Diabetes Melitus.
kategori sedang 60,4%, domain 'AFIYAH, 5(2).
hubungan social berada di kategori Chaidir, R., Wahyuni, A. S., & Furkhani,
sedang 58,2%, dan domain lingkungan D. W. (2017). Hubungan Self Care
berada di kategori sedang 53,8%. Dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Melitus. Jurnal
5. SARAN Endurance, 2(2), 132-144.
a. Bagi Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Diharapkan penelitian ini menjadi (2017).
sumber informasi yang konkrit mengenai Fatimah, R. N. (2015). Diabetes melitus
kualitas hidup penderita dengan diabetes tipe 2. Jurnal Majority, 4(5).
mellitus sehingga bisa di manfaatkan Gutch, M., Razi, S. M., Kumar, S., &
oleh petugas kesehatan dalam mendesain Gupta, K. K. (2014). Diabetes
intervensi keperawatan yang tepatseperti mellitus: Trends in northern
menambahkan frekuensi kegiatan yang India. Indian journal of
diadakan dalam program prolanis endocrinology and
sehingga dapat meningkatkan kualitas metabolism, 18(5), 731.
hidup. Hartati, I., Pranata, A. D., &
b. Bagi Fakultas Keperawatan Rahmatullah, M. R. (2019).
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Hubungan Self Care Dengan
di gunakan sebagai referensi dalam ranah Kualitas Hidup Pasien Diabetes
keperawatan medikal bedah dan Melitus Di Poli Penyakit Dalam
keperawatan maternitas terutama dalam RSUD Langsa. Jurnal Pendidikan
proses pengkajian keperawatan pada dan Praktik Kesehatan, 2(2), 94-
pasien dengan diabetes mellitus. 104.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Inge Ruth S, Putu, et all. (2012).
Diharapkan penelitian ini dapat Hubungan Self Care Diabetes
dijadikan sebagai data awal untuk Dengan Kualitas Hidup Pasien DM
melakukan analisis secara lebih Tipe 2 Di Poliklinik Interna
mendalam mengenai faktor-faktor yang Rumah Sakit Umum Daerah
dapat mempengaruhi kualitas hidup Badung. Jurnal Keperawatan, 1-7.
penderita diabetes mellitus. International Diabetes Federation 2015.
IDF Diabetes Atlas Seventh
REFERENSI Edition. Brussels, Belgium:
Ali, A. R. B., Masi, G. N., & Kallo, V. International Diabetes Federation.
(2017). Perbandingan Kualitas Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Menular dan Tidak Menular
Dengan Comorbid Faktor Diabetes Panduan Klinis. Bandung:
Melitus Dan Hipertensi Di Alfabeta, 61-96.
Ruangan Hemodialisa RSUP. Prof. Laoh, J. M., & Tampongangoy, D.
(2015). Gambaran Kualitas Hidup

78
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Pasien Diabetes Mellitus Di Saragih. (2010). Hubungan


Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dukungankeluarga dengan
Dr. RD Kandou Manado. Kualitas Hidup Pasien gagal
JUIPERDO-Jurnal Ilmiah Perawat GinjalKronis yang Menjalani
Manado, 4(1), 32-37. Terapi Hemodialisa di RSUP Haji
Luthfa, I. (2018, November). Adam Malik Medan. Jurnal
Telemedicine For Diabetes Kesehatan.
Mellitus Management in Setiyorini, E., & Wulandari, N. A.
Community. In PROCEEDINGS (2017). Hubungan Lama
INTERNATIONAL Menderita Dan Kejadian
CONFERENCE BKSPTIS 2018. Komplikasi Dengan Kualitas
Mona, M. (2018). Hidup Lansia Penderita Diabetes
PengaruhIntervensiKonselingTerh Mellitus. Research Report, 75-82.
adap Gaya Hidup, Setiyorini, E., &Wulandari, N. A. (2017).
PengendalianGulaDarah Dan Hubungan Lama Menderita Dan
KualitasHidupPenderita Diabetes Kejadian Komplikasi Dengan
Mellitus Type 2 Di Kualitas Hidup Lansia Penderita
PuskesmasKebomas Gresik. Diabetes Mellitus. Research
Calyptra, 7(1), 2117-2135. Report, 75-82.
Nyanzi, R., Wamala, R., dan Atuhaire, K. Sikdar, K. C., Wang, P. P., MacDonald,
Leonard. (2013). ‘Diabetes and D., & Gadag, V. G. (2010).
Quality of Life’. Journal of Diabetes and its impact on health-
Diabetes Research [online]. Vol. related quality of life: a life table
2014, Hal. 9 [20 Januari 2015] analysis. Quality of Life
Octaviyanti, R. (2013). Kualitas Hidup Research, 19(6), 781-787.
(Quality of Life) Seorang Siwiutami, F., Purwanti, O. S., & Ns, M.
Penderita Tuberkulosis K. (2017). Gambaran Kualitas
(TB) (Doctoral dissertation, UIN Hidup Pada Penyandang Diabetes
Sunan Ampel Surabaya). Melitus Di Wilayah Puskesmas
PERKENI. (2011). Konsensus Purwosari Surakarta (Doctoral
Pengelolaan dan Pencegahan dissertation, Universitas
Diabetes Melitus Tipe 2 di Muhammadiyah Surakarta).
Indonesia 2011. Jakarta: Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J.
Perkumpulan Endokrinologi L., & Cheever, K. H. Brunner and
Indonesia. Suddarths Textbook of Medical-
Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS, Surgical Nursing, 2008.
2018). Utami, D. T. (2014). Faktor-faktor yang
Rokhman, A., & Supriati, L. (2018). mempengaruhi kualitas hidup
Pengaruh Terapi Progressive pasien diabetes mellitus dengan
Muscle Relaxation Terhadap Ulkus diabetikum. Jurnal Online
Kecemasan Dan Kualitas Hidup Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pada Pasien Diabetes Mellitus Keperawatan Universitas
Tipe 2 Di RS Muhammadiyah Riau, 1(2), 1-7.
Lamongan. Jurnal Riset Kesehatan Wahyuni, R., Arsin, A. A., & Abdullah,
Nasional, 2(1), 45-58. A. Z. (2013). Faktor yang
Safitri, D., Sudaryanto, A., Ambarwati, berhubungan dengan tingkat
R., & S Kep, N. (2013). Hubungan kecemasan pada penderita
Antara Tingkat Depresi Dengan Diabetes mellitus tipe II di RS
Kualitas Hidup pada Pasien Bhayangkara Andi Mappa Oudang
Diabetes Melitustipe II di Makassar. Diakses pada laman
RumahSakit Islam Surakarta respository. unhas. ac.
(Doctoral dissertation, Universitas id/handle/12345, 6789, 8208.
Muhammadiyah Surakarta).

79
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Wahyuni, Y., Nursiswati, N., & Anna, A.


(2014). Kualitas Hidup
berdasarkan Karekteristik Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 2(1).
WHO. (1997) the word health
organization quality of life
instrument (THE WHOQOL-100
AND THEY WHOQOL-BREF).
Wiyanty. (2012). Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Madiun. Jurnal
Kesehatan.vol 8
Wiyanty. (2012). Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Madiun. Jurnal
Kesehatan.vol 8.
World Health Organization. Global
Tuberculosis Report 2014.
Geneva: WHO; 2014.
Yudianto K., Rizmadewi H & Maryati I.
(2010). Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit
Umum Daerah Cianjur. Majalah
Keperawatan Unpad, 12(1).
Yudianto, Kurniawan, et all. (2008).
Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Melitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Cianjur. Jurnal
Keperawatan, 76.
Yusra, A. (2010). Hubungan antara
Dukungan Keluarga dengan
Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Mellitus II di Poliklinik Penyakit
dalam Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati. Thesis. [online], ,
Jakarta: Universitas Indonesia.
Dipublikasikan.
Zainuddin, M., & Utomo, W. (2015).
Hubungan Stres dengan Kualitas
Hidup Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2. Jurnal Online Mahasiswa
Program Studi-Ilmu-Keperawatan-
Universitas-Riau,-2(1),-890-898.

80

Anda mungkin juga menyukai