Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Perilaku Self Management Dengan Kadar Gula Darah Puasa

Pada Lansia Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Posbindu Mawar Jatibening Baru


Tahun 2022
The Relationship between Self Management Behavior and Fasting Blood Sugar
in the Elderly with Type 2 Diabetes Mellitus in the Posbindu Mawar Jatibening
Baru Tahun 2022

P-ISSN: 2477-6408 | E-ISSN: 2656-0046


Url Jurnal: https://uia.e-journal.id/ afiat/article/2238
https://DOI : 10.34005/afiat.v9i01.2238

Nia Kurniawati Ns. Seniwati


nenk91nia@gmail.com istiistiqomah.fikes@uia.ac.id
Universitas Islam As-Syafi’iyah Universitas Islam As-Syafi’iyah

ABSTRAK

Proses menua menghasilkan perubahan fisiologis yang menyebabkan disfungsi organ dan
kegagalan suatu organ atau sistem tubuh tertentu. Jenis penyakit pada proses penuaan
adalah penyakit degeneratif. Salah satunya yaitu Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat
mempengaruhi kualitas hidup dari penderitanya dan dapat menimbulkan resiko terjadinya
komplikasi yang berujung pada amputasi, kebutaan, dan gagal ginjal. Beberapa masalah
yang dapat timbul dapat dikendalikan dengan menerapkan perilaku manajemen diri (self-
management) pada penyakitnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku
self management dengan kadar gula darah puasa pada lansia penderita diabetes mellitus
tipe 2 di Posbindu Mawar Jatibening Baru. Metode Penelitian menggunakan deskriptif
korelasi. Jumlah sampel adalah sebanyak 50 lansia penderita DM tipe 2 yang diambil
dengan teknik Total sampling. Hasil Penelitian uji statistik didapatkan hasil paling
mendominasi yaitu kelompok usia 45-59 tahun berjumlah 37 orang (74%), Perempuan
berjumlah 33 orang (66%) dan memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 43 lansia
(86%). Perilaku self management rendah sebanyak 31 orang (62,0%) dan lansia yang
memiliki kadar gula darah puasa tidak normal sebanyak 26 orang (52,0%). Nilai 𝑝𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 =
0,024 atau < a = 0,05 dengan nilai Odds Ratio = 3, 939. Simpulan terdapat hubungan
perilaku self management dengan kadar gula darah puasa pada lansia penderita diabetes
mellitus tipe 2. Saran agar para kader dapat memberikan edukasi dalam upaya
meningkatkan pengetahuan pada lansia pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan
olahraga yang tepat agar kadar gula darah tetap terkontrol.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Kadar Gula Darah , Lanjut Usia, Self Management

Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International
License
35 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023
ABSTRACT

Introduction the process of aging produces physiological changes that lead to organ
dysfunction and failure of a particular organ or body system. The type of disease in the
aging process is a degenerative disease. One of them is Diabetes Mellitus Type 2 which
can affect the quality of life of the sufferer and can pose a risk of complications that lead
to amputation, blindness, and kidney failure. Some of the problems that can arise can be
controlled by applying self-management behavior to the disease. Research Purpose was
to determine the relationship between self-management behavior and fasting blood sugar
levels in the elderly with type 2 diabetes mellitus at Posbindu Mawar Jatibening Baru.
Research method uses descriptive correlation. The number of samples was 50 elderly
people with type 2 DM who were taken using the total sampling technique. Results of the
statistical test showed that the most dominant results were in the 45-59 age group with 37
people (74%), 33 women (66%) and 43 elderly people with diabetes mellitus (86%). Low
self-management behavior as many as 31 people (62.0%) and the elderly who have
abnormal fasting blood sugar levels as many as 26 people (52.0%). P_value = 0.024 or <a
= 0.05. Conclusion there is a relationship between self-management behavior and fasting
blood sugar levels in the elderly with type 2 diabetes mellitus. Suggestions that cadres can
provide education in an effort to increase knowledge In the elderly, it is important to
maintain a healthy diet and proper exercise to keep blood sugar levels under control.

Keywords: Blood Sugar Levels, Diabetes Mellitus, Elderly, Self Management

Hubungan Perilaku Self Management | 36


A. Latar Belakang ini, pasien Diabetes Mellitus paling banyak
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2.
perkembangan pada daur kehidupan DM tipe 2 merupakan gangguan penyakit
manusia. Menurut UU No. 13/Tahun 1998 metabolik yang ditandai oleh kenaikan
tentang kesejahteraan Lansia disebutkan gula darah akibat penurunan sekresi insulin
bahwa lansia adalah seseorang yang telah oleh sel beta pankreas atau gangguan
mencapai usia lebih dari 60 tahun(Dewi, fungsi insulin (resistensi insulin) (Fatimah,
2014).Menurut WHO (2015) lanjut usia 2015).
(lansia) adalah kelompok penduduk yang Individu yang mengalami Diabetes
berumur 60 tahun atau lebih. Mellitus akan mempengaruhi kesehatan
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit fisik dan psikologis. Pola hidup yang
metabolik yang ditandai dengan berubah, keterbatasan aktivitas, dan fungsi
meningkatnyakadar glukosa dalam darah fisik akan mempengaruhi kesehatan fisik
(Hiperglikemia)sebagai akibat gangguan serta adanya pikiran dan perasaan negatif
pada produksi insulin, kinerja insulin, atau dapat mempengaruhi kesejahteraan
kedua-duanya. Hal ini dapat menyebabkan psikologis sehingga jika dua hal ini tidak
gangguan berbagai fungsi organ, terjadinya terpenuhi maka dapat menurunkan kualitas
komplikasi, baik akut maupun kronik kehidupan. Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat
bahkan dapat menyebabkan kematian mempengaruhi kualitas hidup dari
(PERKENI, 2019). penderitanya dan dapat menimbulkan
Kawasan Asia Tenggara populasi lansia risiko terjadinya komplikasi.
sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada Penderita Diabetes Mellitus beresiko
tahun 2050 diperkirakan populasi lansia tinggi mengalami komplikasi berupa
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis,
tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5.300.000 neuropathy yang meningkatkan resiko luka
(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada gangren yang berujung pada amputasi,
tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000 retinopati yang berpotensial mengalami
(9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 kebutaan, nefropati yang dapat berujung
diperkirakan jumlah lansia mencapai pada gagal ginjal. Beberapa masalah yang
28.800.000 (11,34%) dari total populasi dapat timbul pada pasien Diabetes Mellitus
(WHO, 2015). Menurut Kemenkes RI Tipe 2 ini dapat dikendalikan apabila
jumlah lansia di Indonesia tahun 2020 pasien dapat menerapkan perilaku
diperkirakan sekitar 80.000.000 (Suzana, manajemen diri (Self-management) pada
2018). penyakitnya.
Prevalensi jumlah penderita Diabetes Self-management merupakan bagian
Mellitus di seluruh dunia diperkirakan 422 integral dari pengendalian diabetes.
juta orang dewasa hidup dengan diabetes Sebagai contoh, dalam banyak kasus
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 pasien dianjurkan untuk dapat menjaga
juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes diet/ pola makan yang sehat serta olahraga
di dunia (dengan usia yang distandarisasi) yang tepat agar kadar glukosa tetap
telah meningkat hampir dua kali lipat sejak terkontrol. Self- management dapat
tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi menggambarkan perilaku individu yang
8,5% pada populasi orang dewasa dilakukan secara sadar, bersifat universal,
(Kemenkes,2018). dan terbatas pada diri sendiri
Diabetes mellitus sendiri dibagi ke (Hidayah,2019).
dalam beberapa tipe yakni Diabetes Hasil studi pendahuluan di Posbindu
mellitus tipe 1 dan Diabetes mellitus tipe 2 Mawar Jatibening Baru Tahun 2022pada
(Trisnawati & Setyorogo, 2013). Pada saat bulan Januari 2022diketahui ada 10 orang

37 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023


lansia penderita diabetes melitus tipe 2. 7 C. Metode Penelitian
orang atau 70% diantaranya mengatakan 1. Desain Penelitian
melanggar kedisiplinan kesehatannya Metode pendekatan yang digunakan
dengan mengkonsumsi makanan manis, dalam penelitian ini adalah deskriptif
kurangnya kedisiplinan atau lupa dalam korelatif dengan cross sectional yaitu
konsumsi obatgula darah, dan kurangnya pengambilan data yang dilakukan pada
monitoring gula darah, sedangkan 3 orang satu waktu (Sujarweni, 2014).
atau 30% lainnya mengatakan patuh atau 2. Tempat dan Waktu Penelitian
disiplin terhadap kesehatannya seperti rajin Lokasi penelitian ini di Posbindu
beraktivitas fisik atau olahraga, disiplin Mawar Jatibening Baru. Sedangkan
dalam mengkonsumsi obat, dan rutin penelitian ini dilakukan pada bulan April -
memeriksakan gula darah dirinya ke September 2022 mulai dari persiapan,
dokter. pengambilan data, pengolahan data dan
Berdasarkan latar belakang tersebut, analisis data sampai penulisan laporan.
peneliti tertarik untuk melakukan 3. Populasi
penelitian tentang“Hubungan Perilaku Self Populasi adalah keseluruhan jumlah
Management Dengan Kadar Gula Darah yang terdiri atas obyek atau subyek yang
Puasa Pada Lansia Diabetes Mellitus Tipe mempunyai karakteristik dan kualitas
2 Di Posbindu Mawar Jatibening Baru tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
Tahun 2022” untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2015). Dalam
B. Tujuan Penelitian penelitian ini populasinya adalah 50 lansia
1. Tujuan umum yang berumur ≥ 45 tahun.
Identifikasi Hubungan Perilaku Self 4. Sampel
Management Dengan Kadar Gula Darah Sampel adalah bagian dari jumlah dan
Puasa Pada Lansia Diabetes Mellitus Tipe karakteristik yang dimiliki oleh populasi
2 Di Posbindu Mawar Jatibening Baru tersebut (Sugiyono, 2017). Jumlah sampel
Tahun 2022 yang diambil peneliti berjumlah 50 orang.
2. Tujuan khusus
a. Teridentifikasi gambaran
karakteristik responden pada D. Hasil Penelitian
penderita diabetes mellitus Tipe 2 1. Analisa Univariat
pada lansia di Posbindu Mawar a. Gambaran Karakteristik
Jatibening Baru Responden
b. Teridentifikasi gambaran Self Tabel 5.1
Management pada penderita Distribusi Frekuensi Usia di Posbindu
diabetes mellitus Tipe 2 pada lansia Mawar Jatibening Baru
di Posbindu Mawar Jatibening Baru
c. Teridentifikasi gambaran kadar Usia Freku Persen
gula darah penderita diabetes ensi tase
mellitus Tipe 2 pada lansia di 1. Usia Lanjut 37 74 %
Posbindu Mawar Jatibening Baru Presenilis 45-59
Tahun
d. TeranalisisHubungan Perilaku Self
2. Usia Lanjut 60-69 13 26 %
Management Dengan Kadar gula
Tahun
Darah Puasa Pada Lansia Diabetes Total 50 100 %
Mellitus Tipe 2 Di Posbindu Mawar
Jatibening Baru Tahun 2022 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari
50 responden, didapat hasil kelompok usia

Hubungan Perilaku Self Management | 38


45-59 tahun yang paling mendominasi Rendah 31 62, 0%
tabel yaitu sebanyak 37 orang (74%) Total 50 100 %
Tabel 5.4 menunjukan gambaran
Tabel 5.2 perilaku self management diabetes mellitus
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin yaitu perilaku self management rendah
Lansia di Posbindu Mawar Jatibening sebanyak 31 orang (62,0%)
Baru .
c. Gambaran Kadar Gula
JENIS Frekuens Persentas Darah Puasa
KELAMIN i e
Laki-Laki 17 34% Tabel 5.5
Perempuan 33 66% Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah
TOTAL 50 100 Puasa Di Posbindu Mawar Jatibening
Baru
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari
50 responden, didapat hasil jenis kelamin
Kadar Gula FREKUE PERSEN
lansia di Posbindu Mawar Jatibening Baru
Darah Puasa NSI
berjenis kelamin Perempuan yaitu
Normal 24 48,0%
sebanyak 33 orang (66%). Tidak Normal 26 52,0%
Total 50 100 %
Tabel 5.3
Gambaran Tabel 5.5 data kadar
Distribusi Frekuensi Riwayat Diabetes
gula darah puasa di Posbindu Mawar
Mellitus Pada Lansia di Posbindu
Jatibening Baru didapat bahwa lansia yang
Mawar Jatibening Baru
memiliki kadar gula darah puasa tidak
normal sebanyak 26 orang (52,0%).
Riwaayat Frekuensi Persen
Diabetes 2. Analisa Bivariat
Melitus
Ada 43 86 % Untuk melihat hubungan tersebut,
Tidak Ada 7 14 % apakah terdapat hubungan yang signifikan
TOTAL 50 100% atau tidak, menggunakan Uji Chi – Square
Gambaran tabel 5.3 riwayat berdasarkan tabel kontingensi dengan
diabetes mellitus di Posbindu Mawar bantuan program SPSS, dari hasil
Jatibening Baru di dapatkan hasil 43 lansia pengolahan data tersebut akan ditampilkan
(86%) memiliki riwayat diabetes mellitus. tabel kontigensi yang disajikan dalam tabel
sebagai berikut :
b. Gambaran Perilaku Self Tabel 5.6
Management Diabetes Tabulasi SilangPerilaku Self
Mellitus Management Dengan Kadar Gula
Darah Puasa Pada Lansia Penderita
Tabel 5.4
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Posbindu
Distribusi Frekuensi Perilaku Self
Management Diabetes Mellitus di Mawar Jatibening Baru Tahun 2022,
Posbindu Mawar Jatibening Baru Hasil Uji Chi – Square dan Odds Ratio
.
Perilaku Self Freku Persen
Management ensi Kadar Gula T P OR
Diabetes Mellitus Darah Puasa O V (95
Norm Tidak T al %
Tinggi 19 38,0 %
al Normal A ue CI)

39 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023


L puasa pada lansia penderita diabetes
N N N mellitus tipe 2 di Posbindu Mawar
% % %
Jatibening Baru digunakan Odss Ratio
Perilaku
Self dengan nilai = 3,939 atau 3,9.Nilai
Manage diatas menunjukan bahwa terdapat
ment kekuatan hubungan perilaku self
19 0.
Tinggi
13 6
38 02 3.9
management dengan kadar gula darah
26 % 12 % puasa pada lansia, yaitu “Responden yang
% 4
11 20
31 mengatakan perilaku self management
Rendah 62 tinggi memiliki peluang 3x lebih tinggi
22 % 40 %
% untuk memiliki kadar gula darah normal
50
Total
24 26
100. dibandingkan responden yang mengatakan
48 % 52 % perilaku self management rendah“.
0%
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui
bahwa dari 50 responden, yang memiliki
perilaku self management tinggi sebanyak E. Pembahasan
19 orang dengan kadar gula darah puasa 1. Karakteristik Responden
normal sebanyak 13 orang (26%) dan kadar a. Usia
gula darah puasa tidak normal sebanyak 6 Berdasarkan hasil dari penelitian di
orang (18%). Kemudian yang memiliki Posbindu Mawar Jatibening Baru
perilaku self management rendah sebanyak didapatkan bahwa dari 50 responden
31 orang dengan kadar gula darah puasa menunjukan sebagian besar responden
normal sebanyak 11 orang (22%) dan kadar berumur 45-59 tahun berjumlah 37 orang
gula darah puasa tidak normal sebanyak 20 (74%) dan lansia yang berumur 60-69
orang (40%). Kesimpulan dari tabel 5.6 tahun berjumlah 13 orang (26 %). Hasil
adalah dari 50 responden didapatkan penelitian tersebut membuktikan bahwa
bahwa total yang memiliki perilaku self usia mempengaruhi resiko dan kejadia DM
management dengan kadar gula darah tipe 2.
puasa normal sebanyak 24 orang (48%), Hal ini sesuai dengan pernyataan
dan perilaku self management dengan American Heart Association (2012)
kadar gula darah puasa tidak normal Semakin bertambahnya usia maka semakin
sebanyak 26 orang (52%). tinggi risiko terkena Diabetes Mellitus tipe
Berdasarkan tabel di atas 2. Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi pada
didapatkan hasil nilai Chi – Square, tidak orang dewasa setengah baya, paling sering
terlihat ada cell yang kurang dari 5 dan setelah usia 45 tahun. Hasil penelitian yang
tabel hitung 2 x 2, maka statistic yang dilakukan oleh Ismail (2016) menunjukkan
digunakan Pearsone Chisquare dengan bahwa sebagian besar responden
nilai 𝑝𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,024 ini lebih kecil dari 𝛼 = mempunyai rentang usia antara 61-70
tahun yaitu 34 responden. Responden
5% atau 0,05 maka hipotesis 𝐻𝑜 ditolak.
terbesar kedua mempunyai rentang usia
Kesimpulannya adalah terdapat Hubungan
51-60 tahun yaitu 21 responden.
Perilaku Self Management Dengan Kadar
Kemudian, dari penelitian juga diperoleh
Gula Darah Puasa Pada Lansia Penderita
sebagian kecil responden mempunyai
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Posbindu
rentang usia 31-40 tahun yang berjumlah 3
Mawar Jatibening Baru Tahun 2022.
orang (4,1%).
Selanjutnya untuk menilai besarnya
kekuatan hubungan perilaku self b. Jenis Kelamin
management dengan kadar gula darah

Hubungan Perilaku Self Management | 40


Berdasarkan hasil dari penelitian di menderita DM tipe 2. Keluarga yang di
Posbindu Mawar Jatibening Baru maksud hanya keluarga dekat seperti ayah,
didapatkan bahwa dari 50 responden ibu dan saudara kandung. Faktor genetik
menunjukan responden dengan jenis pada kasus DM bersumber dari keselarasan
kelamin perempuan merupakan penderita DM yang dapat meningkat pada kondisi
DM tipe 2 lebih tinggi dari laki-laki kembar monozigot, prevalensi kejadian
berjumlah 33 orang (66%) untuk DM yang tinggi pada anakanak dari orang
perempuan dan 17 orang (34%) untuk laki- tua yang menderita DM dan prevalensi
laki. Hasil penelitian menunjukan kejadian DM yang tinggi pada kelompok
perempuan lebih banyak menderita DM etnis tertentu.
(57,5%). Hal ini sejalan dengan teori Hal ini di dukung dengan teori
Brunner & Suddarth, (2014) dan Pelt & menurut Novitasari (2012) bahwa DM
Beck, (2012) jumlah wanita yang merupakan penyakit degeneratif yang
menderita DM dibandingkan jumlah laki- terpaut kromosom seks. Jadi ayah normal
laki lebih banyak. dengan simbol AA dan ibu normal tetapi
Hal ini karena tingkat sensitifitas membawa DM dengan simbol Aa maka
terhadap kerja insulin pada otot dan hati. keturunannya adalah AA normal untuk
Estrogen adalah hormon yang dimiliki laki-laki, Aa menderita untuk laki-laki dan
wanita. Peningkatan dan penurunan kadar Aa normal untuk wanita tetapi membawa
hormon estrogen yang dapat gen DM
mempengaruhi kadar glukosa darah. Pada
saat kadar hormon estrogen mengalami 2. Gambaran Perilaku Self
peningkatan maka tubuh menjadi resisten Management pada penderita
terhadap insulin. Hasil penelitian ini di diabetes mellitus pada lansia di
dukung dengan hasil penelitian Awad, dkk Posbindu Mawar Jatibening
(2013) yang dilakukan dari 138 penderita Baru
DM tipe 2 ditemukan hasil 78 orang (57%) Berdasarkan hasil penelitian di
adalah wanita dan penelitian yang Posbindu Mawar Jatibening Baru
dilakukan oleh Akhsyari dan didapatkan bahwa dari 50 responden
Rahayuningsih (2017) dalam penelitian menunjukan gambaran perilaku self
mendapatkan hasil bahwa dari jumlah management diabetes mellitus yang
sampel 99 orang, 54,5% adalah wanita. dimiliki oleh lansia dengan diabetes
mellitus tipe 2, bahwa lansiayang memiliki
perilaku self management tinggi sebanyak
19 orang (38,0%), sedangkan lansia yang
c. Riwayat DM memiliki perilaku self management rendah
Hasil dari penelitian ini sebanyak 31 orang (62,0%). Menurut
menunjukan bahwa dari 50 Quensland Health dalam Primanda &
responden,didapat riwayat keluarga Kritpracha(2012) Self-management adalah
dengan DM sebanyak 43 orang (86%), suatu keterlibatan individu didalam
sedangkan yang tidak ada riwayat DM kegiatan maupun praktek yang bertujuan
sebanyak 7 orang (14%). Hasil penelitian mempertahankan dan meningkatkan
Isnaini & Ratnasari (2018) bahwa orang kesehatan, kesejahteraan dengan membuat
yang memiliki keluarga dengan riwayat penderita aktif dan berpartisipasi dalam
DM berpeluang 10,938 kali lebih besar mengambil keputusan perihal program
menderita DM tipe 2 dari pada orang yang khusus untuk pengobatan mereka
tidak memiliki keluarga dengan riwayat membangun dan mempertahankan
DM karena risiko seseorang untuk kemitraan.

41 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023


Hal ini sejalan dengan hasil diabetes mellitus tipe 2 bahwa lansia yang
penelitian Ansafa (2022) Berdasarkan memiliki kadar gula darah puasa normal
penelitian yang dilakukan didapatkan sebanyak 24 orang (48,0%), sedangkan
bahwa penderita diabetes melitus tipe II lansia yang mengalami kadar gula darah
mempunyai perilaku self management puasa tidak normal sebanyak 26 orang
yang kurang sejumlah 21 responden (52,0%).
(45,7%), lalu pada penderita diabetes Glukosa darah adalah istilah yang
melitus tipe II yang memiliki perilaku self mengacu kepada kadar glukosa dalam
management cukup sejumlah 18 responden darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh
(39,1%) dan untuk penderita diabetes tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui
melitus tipe II yang mempunyai perilaku darah adalah sumber utama energy untuk
self management yang baik sejumlah 7 sel-sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa
responden (15,2%). Pada penelitian dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8
sebelumnya yang dilakukan oleh Chaidir mmol/L/hari (70-150mg/dl), kadar ini
(2017) di wilayah kerja Puskesmas Tigo meningkat setelah makan dan biasanya
Baleh Kota Bukittinggi, didapatkan berada pada level terendah di pagi hari
sebanyak 58,4% responden dengan DM sebelum orang-orang mengkonsumsi
memiliki tingkat self-management diabetes makanan (Bender & Mayes,2009).
baik. Begitu pula penelitian yang dilakukan Hal ini sejalan dengan penelitian
oleh Junianty (2011) tentang Hubungan yang dilakukan oleh Nurjanah (2018) yang
Tingkat Self Care dengan Kejadian berjudul hubungan self care dengan kadar
Komplikasi Pada Pasien DM Tipe 2 Di gula darah puasa pada pasien diabetes
RSUD Sumedang 2011 pada 55 responden, melitus tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin
didapatkan hasil bahwa pasien dengan menunjukan bahwa rata-rata kadar gula
tingkat self care tinggi atau rendah dapat darah puasa pasien DM tipe 2 dalam
menyebabkan kejadian komplikasi kategori tinggi karena melebihi batas
diabetes mellitus yang ditunjukkan melalui normal ≥126 mg/dL, dari 47 orang pasien
hubungan yang rendah. Penelitian yang 35 diantaranya masih memiliki kadar
dilakukan oleh peneliti sendiri didapatkan glukosa yang tinggi hal tersebut
hasil bahwa lansia di posbindu mawar menunjukan bahwa kadar gula darah puasa
jatibening memiliki Self Management pasien masih belum terkontrol secara
yang rendah terhadap penyakit mereka optimal. Hasil penelitian serupa yang
dikarenakan kurang nya memeriksakan dilakukan oleh Hariyanto (2013) juga
kadar gula darah ke dokter, tidak meminum menyebutkan bahwa dari 20 orang
obat diabetes secara rutin dan terkadang responden hanya 2 orang yang terkontrol
memiliki rasa tidak bisa mengontrol kadar gula darahnya sedangkan 18 orang
makanan seperti makanan manis lainnya tidak terkontrol. Hal ini pula
contohnya , teh manis didukung oleh penelitian yang dilakukan
Ardyana (2014) yang menyebutkan bahwa
3. Gambaran Kadar gula darah dari seluruh responden, dengan kadar gula
puasa penderita diabetes mellitus darah puasa yang tidak terkontrol yaitu
pada lansia di Posbindu Mawar sebanyak 64,9% sedangkan yang kadar
Jatibening Baru gula darahnya terkontrol hanya 35,1%.
Berdasarkan hasil penelitian di Dari beberapa penelitian ini
Posbindu Mawar Jatibening Baru menunjukan bahwa rata-rata kadar gula
didapatkan bahwa dari 50 responden darah puasa pasien diabetes melitus tipe 2
menunjukan gambaran kadar gula darah memang belum terkontrol dengan baik. Hal
puasa yang dialami oleh lansia dengan ini sesuai dengan teori PERKENI tahun

Hubungan Perilaku Self Management | 42


2015 yang menyatakan bahwa dari 2/3 Association (ADA), (2018) menyebutkan
pasien yang terdiagnosa DM yang betapa pentingnya melakukan perilaku self
menjalani pengobatan hanya 1/3 yang management dengan rutin
terkendali kadar gula darahnya. gunamemberikan penilaian kemajuan yang
sudah dicapai penderita diabetes melitus
4. Hubungan Perilaku Self tipe II yang tercermin seberapa
Management Dengan Kadar gula kemampuan individu dalam mengelola
darah puasa Pada Lansia kehidupannya setiap hari sehingga dapat
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di mencegah terjadinya komplikasi baik akut
Posbindu Mawar Jatibening maupun risiko komplikasi jangka panjang
Baru yang berupa keadaan retinopati
Hasil penelitian didapatkan bahwa diabetikum, neuropati bahkan risiko
dari 50 responden,yang memiliki perilaku kematian.
self management tinggi sebanyak 19 orang Hal ini sesuai dengan penelitian
dengan kadar gula darah puasa normal dari Mulyani, (2016) dalam penelitian
sebanyak 13 orang (26 %) dan kadar gula tersebut menyebutkan ada hubungan yang
darah puasa tidak normal sebanyak 6 orang bermakna antara perilaku self management
(18%). Kemudian yang memiliki perilaku dengan kadar gula darah, dimana semakin
self management rendah sebanyak 31 kurang perilaku self management maka
orang dengan kadar gula darah puasa semakin tidak terkontrol nilai kadar gula
normal sebanyak 11 orang (22%) dan kadar darah. Penelitian yang dilakukan oleh
gula darah puasa tidak normal sebanyak 20 Ansafa (2022) menunjukan bahwa dari 46
orang (40%). Kesimpulan dari tabel 5.6 responden (100%) yang menderita diabetes
adalah dari 50 responden didapatkan melitus tipe II di Puskesmas Purwoharjo
bahwa total yang memiliki perilaku self menampilkan adanya peningkatan kadar
management dengan kadar gula darah gula darah seiring dengan menurunnya
puasa normal sebanyak 24 orang (48 %), perilaku self management Hal tersebut
dan perilaku self management dengan dibuktikan dengan kadar gula darah pada
kadar gula darah puasa tidak normal penderita diabetes melitus tipe II dengan
sebanyak 26 orang (52 %). kategori diabetes melitus dan perilaku self
Berdasarkan tabel di atas management kurang sejumlah 20
didapatkan hasil nilai Chi – Square, tidak responden (43,5%), kadar gula darah
terlihat ada cell yang kurang dari 5 dan kategori diabetes melitus dan perilaku self
tabel hitung 2 x 2, maka statistic yang management cukup sejumlah 14 responden
digunakan Pearsone Chisquare dengan (30,4%) dan tidak ada responden dengan
nilai 𝑝𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,024 ini lebih kecil dari 𝛼 = kategori diabetes melitus yang mempunyai
5% atau 0,05 maka hipotesis 𝐻𝑜 ditolak. perilaku self management baik.
Kesimpulannya adalah terdapat Hubungan Sedangkan penelitian yang
Perilaku Self Management Dengan Kadar dilakukan oleh Hidayah (2019)
Gula Darah Puasa Pada Lansia Penderita Berdasarkan uji hubungan menggunakan
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Posbindu chi square, didapatkan nilai p value lebih
Mawar Jatibening Baru Tahun 2022. kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak yang
Hal ini menyimpulkan bahwa artinya bahwa terdapat hubungan antara
responden yang menderita diabetes melitus perilaku self-management diabetes (yang
masih kurang dalam pelaksanaan perilaku menggambarkan status self-management
self management yang salah satunya diabetes dengan kadar gula darah pasien
sebagai cara untuk mengontrol kadar gula Diabetes Mellitus Tipe 2. Penelitian lain
darah. Menurut American Diabetes yang dilakukan oleh Chaidir, dkk (2017) di

43 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023


Puskesmas Sumatera Barat yang mengontrol makanan seperti makanan
menyatakan bahwa self care memang manis contohnya , teh manis di setiap pagi.
mempunyai peranan penting dalam Hal ini sesuai dengan penelitian
penatalaksanaan diabetes melitus, apabila dari Apriliani et al., (2021) menyebutkan
pasien diabetes melitus mampu bahwa faktor-faktor meningkatnya kadar
melaksanakan self care dengan optimal dan gula dalam darah yaitu pola makan, tingkat
teratur maka kadar gula darah puasa pasien stress, umur, aktivitas fisik, pengecekan
dalam rentang normal sehingga hal kadar gula darah dan pengobatan rutin
tersebut mampu menngkatkan kualitas
hidup pasien.
Self-management adalah suatu F. Simpulan
perilaku terampil, menekankan pada peran, 1. Hasil penelitian yang dilakukan 50
serta tanggung jawan individu dalam orang lansia penderita DM tipe 2
pengelolaan penyakitnya sendiri didapatkan kelompok usia 45-59
(Kisokanth dkk., 2013). Menurut Junianty tahun berjumlah 37 orang (74%)
(2012) bahwa self care ini juga menjadi hal dan kelompok usia 60-69 tahun 13
yang penting untuk dilakukan karena orang (26%) , kemudian untuk
domain atau indikator yang terdapat kelompok jenis kelamin laki laki
didalamnya sesuai dengan pilar-pilar DM berjumlah 17 orang (34%) dan
yang harus di patuhi oleh pasien itu sendiri perempuan 33 orang (66%).
agar kadar gula darah pasien berada dalam Sedangkan hasil penelitian dari 50
batas normal sehingga tidak terjadi responden yang memiliki riwayat
komplikasi. Dengan demikian, perilaku DM berjumlah 43 orang (86%) dan
self care ini memang harus dimengerti yang tidak memiliki riwayat DM
secara keseluruhan tentang manfaatnya berjumlah 7 orang (14%)
oleh pasien itu sendiri agar self care dapat 2. Hasil penelitian yang dilakukan 50
terlaksana dengan baik. Arini (2019) orang lansia penderita DM tipe 2 di
mengatakan bahwa kadar gula darah Posbindu Mawar Jatibening Baru
merupakan istilah yang mengarah pada didapatkan bahwa lansia yang
tingkatan serum dalam gula dan dikontrol memiliki perilaku self management
ketat di bawah tubuh. Gula darah yang tinggi sebanyak 19 orang (38%),
lewat melalui darah adalah sumber energi sedangkan lansia yang memiliki
utama dari dalam tubuh. Kadar gula dalam perilaku self management rendah
darah akan membentuk monosakarida yang sebanyak 31 orang (62%).
merupakan karbohidrat utama yang 3. Hasil penelitian yang dilakukan 50
dipakai sebagai sumber energi terbaik orang lansia penderita DM tipe 2 di
didalam tubuh. Posbindu Mawar Jatibening Baru
Hasil penelitian ini didapatkan didapatkan bahwa lansia yang
sebagian besar lansia penderita diabetes memilik kadar gula darah puasa
mellitus tipe 2 di Posbindu Mawar normal sebanyak 24 orang (48%),
Jatibening Baru memiliki self management sedangkan lansia yang mengalami
yang rendah terhadap penyakit mereka kadar gula darah puasa tidak
sehingga mengakibatkan kadar gula darah normal sebanyak 26 orang (52%).
puasa para lansia di Posbindu Mawar 4. Hasil penelitian yang dilakukan 50
Jatibening tinggi akibat kurangnya responden, yang memiliki perilaku
memeriksakan kadar gula darah ke dokter, self management tinggi sebanyak
tidak meminum obat diabetes secara rutin 19 orang dengan kadar gula darah
dan terkadang memiliki rasa tidak bisa puasa normal sebanyak 13 orang

Hubungan Perilaku Self Management | 44


(26 %) dan kadar gula darah puasa management dan kadar gula darah
tidak normal sebanyak 6 orang puasa pada lansia penderita
(18%). Kemudian yang memiliki diabetes mellitus tipe 2
perilaku self management rendah 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
sebanyak 31 orang dengan kadar Bagi peneliti selanjutnya perlu
gula darah puasa normal sebanyak dikembangkan lagi penelitian
11 orang (22%) dan kadar gula yang sejenis dengan cakupan
darah puasa tidak normal sebanyak sampel yang lebih besar dan
20 orang (40%). Kesimpulan dari faktor – faktor yang lebih banyak
penelitian yang dilakukan adalah agar didapatkan hasil penelitian
dari 50 responden didapatkan yang baru lagi
bahwa total yang memiliki perilaku
self management dengan kadar gula
darah puasa normal sebanyak 24
orang (48 %), dan perilaku self
management dengan kadar gula
darah puasa tidak normal sebanyak
26 orang (52 %).

DAFTAR PUSTAKA
G. Saran
1. Posbindu Mawar Jatibening Baru
Peran kepada kader dalam Azizah, L. . (2011). Keperawatan Lanjut
memberikan edukasi tentang Usia. (1st ed.). Yogyakarta: Graha
perilaku self management Ilmu.
terhadap lansia DM. Sebagai Badan Pusat Statistik. (2010). Statistik
Intervensi edukasi lansia dengan Sosial Dan
DM dalam meningkatkan Kependudukan.Tanggerang
pelayanan pemantauan kadar gula Selatan : Badan Pusat Statistik
darah serta meningkatkan Fatimah, R.N. (2015). DM Tipe 2. Jurnal
kegiatan-kegiatan sosialisasi Majority, 4 (5), 93-101
kesehatan untuk memberikan Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta:
pemberdayaan masyarakat dalam Erlangga.
meningkatkan kewaspadaan dini Hidayat, A. . (2014). Metode Penelitian
dan memonitoring faktor risiko Keperawatan dan Teknik Analisis
penyakit khusus nya diabetes Data. Jakarta: Salemba Medika.
mellitus. PERKENI. (2011). Pengelolaan dan
2. Bagi Institusi Pendidikan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
Sebagai reverensi sumber bacaan Di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.
dan penelitian di perpustakaan -. (2015). Pengelolaan dan
Universitas Islam As – Syafi’iyah Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia.
untuk pengembangan ilmu Jakarta: PB PERKENI.
pengetahuan dan kesehatan -.(2019). Pedoman
tentang keperawatan lansia Pengelolaan dan Pencegahan
khususnya mengenai perilaku self Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di

45 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 9 | No. 1 | 2023


Indonesia 2019. Jakarta: PB -. (2014). Metode Penelitian:
PERKENI. Lengkap, Praktis, dan Mudah
- (2021). Pengelolaan dan Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Press.
Di Indonesia 2021. Jakarta: PB Teixeria-Lemos, dkk. (2011). Regular
PERKENI. physical exercise training assists
Priyoto. (2015). Perubahan dalam in preventing type 2 diabetes
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: development. Biomed Central
Graha Ilmu. Cardiovascular Diabetology, 10,
Ratnawati, E. (2018). Asuhan 1-15.
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Toharin, S,N.R., et al. (2015). Hubungan
PT. Pustaka Baru. modifikasi gaya hidup dan
Schmitt, A. et al. (2013). The Diabetes kepatuhan konsumsi obat
Self-Management Questionnaire antidiabetik dengan jadar gula
(DSMQ): Development And darah pada penderita diabetes
Evaluation Of An Instrument To mellitus tipe 2 di RS QIM
Assess Diabetes Self-Care Batang Tahun 2015. Unnes
Activities Associated With Journal Of Public Health, 4(2).
Glycaemic Control. Health and
Quality of Life Outcomes, 11(1), 1. Trisnawati, S.K & Setyorogo.S. (2013).
Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Setiati, S, dkk. (2009).Proses Menua dan Melitus Tipe II Di Puskesmas
Implikasi Klinisnya (Buku Ajar Kecamatan Cengkareng Jakarta
Ilmu Penyakit Dalam). Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Pusat: InternaPublishing pp. Kesehatan, 5(1): pp. 6-11
3661. Wawan, A. & Dewi, M. (2010). Teori dan
Soewondo, P. (2009). Buku Ajar Penyakit Pengukuran Pengetahuan,
Dalam: Insulin : Koma Sikap dan Perilaku Manusia.
Hiperosmolar Hiperglikemik non Yogyakarta: Nuha Medika.
Ketotik, Jilid III, Edisi 4. Jakarta:
FK UI pp. 1913.
Subiyanto, P. (2010). Self Hypnosis bagi
Diabetisi : Cara Mudah tetap
Sehat, Mandiri dan Panjang
Umur. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
-. (2017). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni. (2015). Metode Penelitian:
Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Hubungan Perilaku Self Management | 46

Anda mungkin juga menyukai