BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akibat meningkatnya status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan
penyakit tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemiologi. Dan salah
satu penyakit tidak menular tersebut adalah Diabetes Mellitus (Depkes RI, 2007;
dikutip dari Hasdianah, 2012). Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab
utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta
kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir
sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain
masih dapat bertambah lagi dengan adanya penurunan produktifitas kerja yang
kronis dan bahkan sepanjang hidup penderita, dan hal ini akan menurunkan
kualitas hidupnya.
kondisi kehidupan yang stabil dalam jangka waktu lama. Kualitas hidup baik
pada penderita diabetes mellitus merupakan perasaan puas dan bahagia akan
al., 2008).
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Isa & Baiyewu (2006) yang
dan kematian. Kualitas hidup juga mempengaruhi usia harapan hidup penderita
diabetes mellitus. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan secara umum. Hasil
mellitus tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau karena dukungan keluarga
penghargaan dan informasi yang mampu memberikan rasa nyaman dan dapat
yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus menjadi lebih
baik.
Indonesia tercatat 175,4 juta orang dan Indonesia mencapai 8,4 juta orang,
jumlah tersebut menempati urutan ke empat dunia setelah India, China dan
Amerika Serikat. Diperkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang, di tahun
2013 mencapai 381 juta, tahun 2020 menjadi 300 juta orang dan di tahun 2030
menjadi 366 juta orang (Depkes RI, 2008). Berdasarkan hasil Riset kesehatan
tahun 2013 mencapai 6,2% melebihi dari prevalensi nasional yaitu 5,7%.
Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, menunjukan prevalensi
Penelitian yang dilakukan Pompili (2009) di Italia tentang kualitas hidup dan
resiko bunuh diri pada pasien diabetes mellitus, diketahui bahwa pasien diabetes
mellitus menunjukan keputusasaan yang lebih besar dan ide bunuh diri, serta
kualitas hidup yang buruk terkait self efficacy yang rendah. Barron dan Feist
terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orang tua,
anak, suami, istri, atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk
dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat
dengan baik secara fisik, psikologis, emosional dan sosial. Pasien diabtes
mmellitus akan bersikap negatif apabila terjadi penolakan terhadap pasien dan
adalah model keperawatan oleh Friedman. Dimana medel ini merupakan refleksi
keperawatan terhadap kondisi sehat dan sakit sebagai sistem yang holistik dan
Lampung mengalami peningkatan sebesar 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen
sebesar 670 orang penderita diabetes mellitus dan pada tahun 2014 sebesar 1195
Penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2010) dalam hasil penelitiannya yang
merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan yang kuat dengan kualitas
hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Sebuah studi lain yang menggunakan path
model dilakukan oleh Misra & Lager (2008) terhadap 180 pasien dewasa dengan
Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan seumur
yang muncul dapat berupa komplikasi fisik, psikiologis, sosial, dan ekonomi
(Rahmat, 2010).
yang diberikan oleh keluarganya dan menunjukan rasa puas dalam menjalani
B. RUMUSAN MASALAH
Barron dan Feist dalam Sholichah(2009) mengemukakan bahwa penderita sakit
Selain itu belum banyak penelitian yang mengkaji tentang dukungan keluarga
dan kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus. Berdasarkan latar belakang
“Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien
Tahun 2017”.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik responden yang penderita
diabetes mellitus.
dilaksanakan pada bulan Maret – Juni tahun 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas
cross sectional.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan menambah
4. Bagi masyarakat
Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
FRIEDMA, M. M., BOWDEN, V. R. & JONES, E. G. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga
riset, teori, & Praktik, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
KURNIAWAN, Y., HANA, R. & IDA, M. 2008. Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus
diRumah Sakit Umum Daerah Cianjur. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran, 10, 87.
NINGTYAS, D., W, WAHYUDI, P. & PRASETYOWATI, I. 2013. Analisis Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Bang Kabupaten Pasuruan. JUrnal artikel ilmiah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
RAHMAT, W., P. 2010. Pengaruh Konseling Terhadap Kecemasan dan Kualitas Hidup Pasien
Diabetus Mellitus di kecamatan kebakramat. Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
TAMARA, E., BAYHAKKI & NAULI, A., FATHARA 2014. Hubungan antara dukungan keluarga
dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan Universitas Riau, 1,
7.
YUSRA, A. 2011. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus tipe 2 dipoliklinik penyakit dalam rumah sakit umum pusat
fatmawati jakarta. Universitas Indonesia.