BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus secara umum merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak
dapat menghasilkan insulin sehingga terjadilah peningkatan kadar glukosa
dalam darah melebihi batas normal (Fitriana and Rachmawati, 2016).
Glukagon Penurunan
pemakaian
glukosa oleh sel
Glukoneogenesis Hiperglikemia
Gangguan Resiko
integritas Injury
Kulit
b. Gejala kronik
Gejala kronik yang yang sering dialami oleh penderita diabetes mellitus
adalah:
1) Kelainan pada mata (penglihatan kabur)
Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia menyebabkan aliran darah
menjadi lambat, sirkulasi kevaskuler tidak lancar, termasuk pada mata
yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.
2) Gatal
Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina hal ini
disebabkan karena peningkatan glukosa darah mengakibatkan
menumpukan pula pada kulit shingga menjadi gatal, jamur dan bakteri
mudah menyerang kulit.
3) Ketonuria
Ketika glukosa tidak lagi digunakan untuk energi, maak digunakan
asam lemak untuk energi, asam lemak akan dipecah menjadi keton
yang kemudian berada pada darah dan dikeluarkan melalui ginjal.
4) Kelemahan dan keletihan
Kurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, kehilangan
potassium menjadi akibat pasien mudah lelah dan letih (Tarwoto, 2012).
5) Selanjutnya kesemutan, rasa tebal dikulit, kram, mudah mengantuk,
gigi mudah goyah dan mudah lepas, serta kemampuan seksual
menurun bahkan impotensi
6. Faktor resiko
Dalam Hasdianah (2012) ada beberapa faktor pemicu, antara lain:
a. Pola makan
Mengonsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan akan menimbulkan diabetes mellitus.
b. Gaya hidup
Gaya hidup juga sangat mempengaruhi penyebab diabetes mellitus. Karna
seseorang yang malas untuk berolahraga memiliki resiko lebih tinggi
untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olahraga berfungsi untuk
membakar kalori yang berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun
didalam tubuh dapat menjadi faktor utama penyebab diabetes mellitus
selain disfungsi pankreas.
c. Obesitas
7. Komplikasi
Pasien dengan DM beresiko terjadi komplikasi baik bersifat akut maupun
kronis diantaranya:
a. Komplikasi akut
1) Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya
terjadi pada NIDDM
2) Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme
lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM
3) Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau tidak
terkontrol
b. Komplikasi kronis
1) Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ
yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada:
a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga
mngakibatkan kebutaan
2) Makroangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah otak seperti miokard
infark maupun gangguan fungsi jantung karena arterisklerosis
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke
8. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Padila (2012) pemeriksaan diagnostik diabetes mellitus adalah
glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, dan tes toleransi glukosa.
Dibawah ini merupakan kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Tabel. 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu:
- Plasma vena <100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah Puasa:
- Plasma Vena <110 110-120 >126
- Darah Kapiler <90 90-100 >110
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes mellitus terbagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan
secara farmakologis dan Keperawatan.
a. Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari Obat hipoglikemik oral (OHO)
1) Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO) terdiri dari beberapa golongan
antara lain Sulfonilurea (obat golongan sulfonylurea) bekerja dengan
cara menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan
sekresi insulin, dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat
rangsangan glukosa. Golongan Biguanid yang menurunkan kadar
glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal. Golongan Inhibitor α
glukosidase yang menghambat kerja enzim α glukosidase di dalam
saluran cerna; sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia pasca prandial. Serta golongan Insulin
sensiting agent (thoazahdine diones ) yang meningkatkan sensivitas
insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin tanpa
menyebabkan hipoglikemia (Riyadi S, & Sukarmin., 2008).
2) Insulin
Insulin oral/suntikan dimulai dari dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan,
sedikit demi sedikit sesuai dengan hasil pemeriksaan gula darah pasien.
Menurut Polonsky (2000) dan Grigsby,et all (2002) penurunan fungsi psikis
akan menyebabkan dampak pada mood seorang pasien dalam jangka panjang
atau pendek. Sering mengalami rasa frustasi karena penyakitnya. Hal ini
menyebabkan adanya perasaan putus asa bahwa tidak ada harapan pada
penyakitnya, dan hal ini menyebabkan gangguan secara psikis yang akhirnya
berkaitan dengan biaya perawatan yang tinggi dan dalam jangka panjang
kualitas hidup padien india dengan diabetes (Nagpal, J., Kumar, A., Kakar,
S., & Bhartia, A., 2010).
b. Jenis kelamin
c. Tingkat pendidikan
Kualitas hidup yang rendah juga signifikan berhubungan dengan tingkat
pendidikan yang rendah dan kebiasaan aktifitas fisik yang kurang baik.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi penderita dalam mengatur dirinya
sendiri (Gautman et al, 2009 dalam Yusra, A., 2011).
g. Dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga merupakan proses yang terjadi selama masa
hidup dengan sifat dan tipe dukungan sosial bervariasi sesuai masing-
masing tahap siklus kehidupan keluarga. Dalam semua tahap siklus
kehidupan keluarga, dukungan sosial keluarga memungkinkan keluarga
berfungsi patuh dan dapat meningkatkan adaptasi dalam kesehatan
keluarga (Friedma et al., 2010).
2. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sebagai bantuan dari anggota keluarga yang lain
sehingga dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang
yang mengalami stress (Taylor,2006). Dukungan sosial keluarga merupakan
proses yang terjadi selama masa hidup dengan sifat dan tipe dukungan sosial
bervariasi sesuai masing-masing tahap siklus kehidupan keluarga. Dalam
semua tahap siklus kehidupan keluarga, dukungan sosial keluarga
memungkinkan keluarga berfungsi patuh dan dapat meningkatkan adaptasi
dalam kesehatan keluarga (Friedma et al., 2010).
b) Dimensi Penghargaan
Dukungan penilaian/penghargaan merupakan bentuk fungsi afektif
keluarga yang dapat meningkatkan status psikososial keluarga yang
sakit. Melalui dukungan ini pasien mendapatpengakuan atas kemampuan
yang dimilikinya (Friedman.,2003).
c) Dimensi instrumental
Dukungan instrumental keluarga adalah suatu dukungan keluarga dalam
memberikan bantuan tenaga, dana, waktu untuk melayani dan
mendengarkan keluhan keluarga yang sakit (Bomar.,2004). Selanjutnya
d) Dimensi informasi
Dukungan yang berupa saran atau masukan, nasehat atau arahan dan
informasi- informasi yang penting dan dibutuhkan yang diberikan
keluarga kepada anggota keluarga yang sakit sebagai upaya
meningkatnya status kesehatanya. Sehingga dukungan informasi ini
keluarga sebagai kolektor atau penyebar informasi (Friedman.,2003).
D. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan
untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (amati) yang
berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2010).
DUKUNGAN
KELUARGA :
1. Dimensi
emosional STIKes Muhammadiyah Pringsewu
2. Dimensi
penghargaan
3. Dimensi
25
KUALITAS HIDUP :
1. Kesehatan fisik
2. Psikologis
Diabetes Mellitus 3. Tingkat
Ketergantungan
4. Hubungan
sosial
5. Lingkungan
Komplikasi :
1. Komplikasi akut
: ketoasidosis
diabetik,
hipoglikemia
2. Komplikasi
kronik :
mikroangiopati,
makroangiopati
Sumber ini dimodifikasi dari konsep : Friedman,M M.,Bowden, V.R., & Jones,
E.G. (2010), Hansarling, J. (2009), Isa & Baiyewu(2006), Brunner& Suddarth.
(2001), Riyadi S, & Sukarmin. (2008), Ernawati. (2013).
E. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian adalah uraian, kaitan atau visualisasi hubungan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu
dengan yang lain sesuai variable yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan
kerangka penelitian ada 2 variabel dimana variabel dependen adalah kualitas
hidup pasien diabetes mellitus, sedangkan variabel independen adalah dukungan
keluarga.
Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien diabetes adalah
dukungan keluarga. Sedangkan faktor konfonding/perancu adalah karakteristik
individu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, lama menderita DM, kompliksi
DM. Untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan atau dalil
sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).
“Ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus di RSUD Pringsewu tahun 2017”.
BILOUS, R. & DONELLY, R. 2015. Buku pegangan diabetes, Jakarta, Bumu Medika.
FITRIANA, R. & RACHMAWATI, S. 2016. Cara ampuh tumpas diabetes, Yogyakarta,
Medika.
FRIEDMA, M. M., BOWDEN, V. R. & JONES, E. G. 2010. Buku ajar keperawatan
keluarga riset, teori, & Praktik, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
HASDIANAH 2012. Mengenal Diabetus mellitus pada orang dewasa dan anak-anak
dengan solusi herbal, Yogyakarta, Nuha Medika.
PADILA 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Dilengkapi Asuhan Keperawatan
Pada Sistem Cardio, Perkemihan, Integumen, Persyarafan, Gastrointestinal,
Reproduksi dan Respirasi, Yogyakarta, Nuha Medika.
TAMARA, E., BAYHAKKI & NAULI, A., FATHARA 2014. Hubungan antara dukungan
keluarga dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan
Universitas Riau, 1, 7.
WIJAYA, S., A & PUTRI, Y., M 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep, Yogyakarta, Nuha Medika.
YUSRA, A. 2011. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus tipe 2 dipoliklinik penyakit dalam rumah sakit umum pusat
fatmawati jakarta. Universitas Indonesia.