ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang degeneratif, Hipertensi sering disebut sebagai
silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Data Dinas Kesehatan Kota Pontianak prevalensi
hipertensi pada tahun 2017 terdapat 14.639 kasus. Sedangkan jumlah kunjungan lansia yang menderita
hipertensi pada tahun 2017 di Puskesmas Perumnas II sejumlah 1.645 jiwa. Permasalahan hipertensi yang tinggi
terutama pada golongan lansia yang akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Tujuan: Mengetahui hubungan kualitas hidup lansia dengan hipertensi
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan analitik korelasi. Penelitian dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II pada periode 05 juni sampai 2 Juli 2018. Teknik pengambilan sampel
menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 83 orang lansia. Instrument yang digunakan berupa
alat ukur tekanan darah dan kuesioner WHOQOL-OLD. Teknik analisis data dengan analisis univariat dan
bivariat.
Hasil: Analisis Hasil Uji statistik chi square (< 0,05) didapatkan status kualitas hidup tinggi sebanyak 49 orang
(59%) sedangkan responden dengan kualitas hidup sedang 34 orang (41%) bahwa nilai p 0,025 lebih dari syarat
chi square (< 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kualitas hidup di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas II
Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas hidup, Lansia, World Health Organizantion Qualty of Life-OLD (WHOQOL-
OLD)
Referensi: (2004-2017)
THE CORRELATION BETWEEN QUALITY OF THE LIFE FOR AGED AND HYPERTENSION IN
OCCUPATION AREA AT PUSKESMAS PERUMNAS II KELURAHAN SUNGAI
BELIUNG KECAMATAN PONTIANAK BARAT
ABSTRACT
Background: Hypertension is the one of generative illness, according to data of Dinas Kesehatan Kota
Pontianak pravelensi hypertension at Pontianak city in 2017 has many 14.639 case. While number of aged
visited has hypertension in t 2017 is it 1.645 people at puskesmas perumnas II. The problem is high
hypertension most of the all from aged and has impact to the quality of life.
Objective: To know about the relationship between quality of the life for aged and hypertension.
Method: this research as a quantitative research used analytic correlation. The research did in occupation
area at Puskesmas Perumnas II in period june’5th until july’2th . to collected the sample used accindental
sampling technique consist of 83 aged. The instrument used to tension of blood and WHOQOL-OLD questioner.
The technique of analyze data with univariant analyze and bivariant analyze.
Result: The quality from general life of age is good (59%), the quality of ability censor is good (63,9%), the
quality of autonomy is foul (54,2%), the quality life from the past, present and future is good (77,1%), the
quality of social participation is good (65,1%), the quality of decease life is good (61,4%), and quality of
friendship is foul (53%).
Conclusion: There is relationship between hypertension with quality of life in Working Area of Puskesmas
Perumnas II
Keyword: Hypertension, the quality of life, Lansia, World Health Organizantion Quality of Life-OLD
(WHOQOL-OLD)
Reference : 42 (2004-2017)
PENDAHULUAN yaitu penyakit hipertensi (Lestari,
Seiring dengan 2014).
meningkatnya derajat kesehatan Hipertensi adalah penyakit
dan kemakmuran penduduk di yang dapat menyerang siapa saja,
suatu negara, maka akan baik muda maupun tua. Hipertensi
mempengaruhi pula angka usia sering disebut sebagai silent killer
harapan hidup. Meningkatnya usia karena termasuk penyakit yang
harapan hidup ini menyebabkan mematikan. Hipertensi juga tidak
turut meningkatnya populasi lanjut secara langsung membunuh
usia di negara tersebut. Lanjut Usia penderitanya, dengan cara memicu
merupakan proses penuan yang terjadinya penyakit lain yang
dimana terjadinya fase akhir dari tergolong kelas berat dan
siklus perkembangan manusia. mematikan serta dapat
Proses ini merupakan sesuatu yang meningkatkan resiko serangan
tidak dapat dihindari, berjalan jantung, gagal jantung, stroke dan
terus-menerus dan secara gagal ginjal (Pudiastuti, 2013).
berkesinambungan. Seseorang yang Hipertensi juga merupakan salah
sedang mengalami proses satu penyakit yang degeneratif,
perubahan ini secara bertahap umumnya tekanan darah bertambah
dalam jangka waktu beberapa secara perlahan dengan seiring
dekade disebut lanjut usia (lansia). bertambahnya umur. (Triyanto,
Secara definitif, batasan lansia 2014).
adalah tahap masa tua dalam Menurut Suwardana,
perkembangan individu dengan (2014), penyakit hipertensi akan
batas usia 60 tahun keatas memiliki dampak terhadap dimensi
(Wikananda, 2015). kualitas hidup, yaitu dimensi fisik,
Semakin meningkatnya psikologis dan sosial. Dampak
jumlah penduduk usia lanjut akan hipertensi secara fisik adalah
berpengaruh terhadap berbagai penyumbatan arteri koroner dan
aspek kehidupan terkait dengan infark, hipertrofi ventrikel kiri,
penurunan pada kondisi fisik, gagal jantung, memicu gangguan
psikis dan sosial. Penurunan serebrovaskuler dan
kondisi fisik pada usia lanjut akan arteriosklerosis koroner, serta
membawa ke kondisi yang rawan menjadi penyebab utama kematian.
terhadap berbagai macam Pada gangguan serebrovaskuler
gangguan penyakit. Salah satu seperti stroke, terjadi perubahan
permasalahan yang sering dialami dalam penglihatan, kemampuan
lansia yaitu rentannya kondisi fisik bicara, pening, kelemahan, jatuh
lansia terhadap berbagai penyakit mendadak atau hemiplegi (Brunner
dikarenakan berkurangnya daya & Suddarth, 2013). Hipertensi ini
tahan tubuh dalam menghadapi juga dapat memicu terjadinya gagal
pengaruh dari luar serta ginjal, kebutaan dan gangguan
menurunnya efisiensi mekanisme fungsi kognitif pada lansia
homeostatis, yaitu sistem (Gunawan, 2007).
kardiovaskuler. Masalah kesehatan Dampak secara psikologis
akibat dari proses penuaan dan pada penderita hipertensi
sering terjadi pada sistem diantaranya pasien merasa
kardiovaskuler yang merupakan hidupnya tidak berarti akibat
proses degeneratif, diantaranya kelemahan dan proses penyakitnya
yang merupakan long life disease.
Psikologis ini juga sangat serta hubungan individu dengan
mempengaruhi kualitas hidup lingkungan (Reno, 2010).
lansia, seperti adanya perubahan Kualitas hidup lanjut usia
penampilan tubuh dari dirinya adalah suatu komponen yang
tidak mampu mengingat dengan kompleks, mencakup usia harapan
jelas, kesepian, takut kehilangan hidup, dimana kepuasan dalam
orang yang dicintai, takut kehidupan, kesehatan psikologis
menghadapi kematian, serta depresi dan mental, fungsi kognitif,
yang akan berpengaruh pada kesehatan dan fungsi fisik,
kualitas hidup seorang lansia pendapatan, kondisi tempat tinggal,
(Susanti, 2017). dukungan sosial dan jaringan sosial
Dampak hubungan sosial (Sutikno 2011).
pada penderita hipertensi dapat Menjaga kualitas hidup
mempengaruhi adanya peningkatan yang baik pada lanjut usia sangat
tekanan darah ke otak akan dianjurkan dalam kehidupan
menyebabkan penurunan sehari-hari. Hidup lanjut usia
vaskularisasi di area otak pasien yang berkualitas ialah kondisi
dengan hipertensi yang fungsional yang optimal,
mengakibatkan sehingga pasien sehingga mereka dapat
sulit untuk berkonsentrasi, mudah menikmati masa tuanya dengan
marah, merasa tidak nyaman, dan baik. Berkualitas atau tidaknya
berdampak pula pada aspek sosial hidup lanjut usia berkaitan
dimana pasien tidak mau dengan adanya kesadaran lanjut
bersosialisasi karena merasakan usia terhadap masalah kesehatan
kondisinya yang tidak nyaman. dan kebiasaan hidup sehat yang
(Wulandhani, 2014). Kondisi ini tepat. Karena kesadaran itu
pada akhirnya dapat menimbulkan sendiri berkaitan erat dengan
ketidaknyamanan dan penurunan stress dan
mempengaruhi kualitas hidup peningkatan kualitas individu
penderita hipertensi. Sulistyarini (Fitria, 2015).
(2013) menginformasikan adanya Hasil studi pendahuluan
penurunan kualitas hidup pada yang telah dilakukan pada tanggal
penderita hipertensi mengakibatkan 6 bulan April tahun 2018 di
adanya hambatan-hambatan pada Wilayah Kerja Puskesmas
fungsi kesehatan fisik, psikologis, Perumnas II kota Pontianak
sosial. didapatkan jumlah lansia yang
Menurut World Health menderita hipertensi dengan
Organization Quality of Life batasan umur 60-74 tahun pada
(WHOQOL) kualitas hidup bulan Januari, Februari dan Maret
didefinisikan sebagai persepsi tahun 2018 terdapat 821 orang
individu terhadap kehidupannya di terdiri dari laki-laki 386 sedangkan
tengah masyarakat dalam konteks perempuan terdapat 432 orang,
budaya dan sistem nilai yang ada sedangkan data atau laporan yang
terkait dengan tujuan, harapan, terkait berhubungan dengan
standar, dan perhatian. Kualitas kualitas hidup lansia dari pihak
hidup juga merupakan suatu puskesmas perumnas II tidak
konsep yang sangat luas yang memiliki. Berdasarkan studi
dipengaruhi kondisi fisik individu, pendahuluan yang dilakukan
psikologis, tingkat kemandirian, dengan observasi dan wawancara 8
responden diketahui bahwa
sebagian lansia rata-rata telah Kerja Puskesmas Perumnas II
menderita hipertensi. Lansia Kelurahan Sungai Beliung
mengatakan terutama kondisi fisik Kecamatan Pontianak Barat.
untuk melakukan aktivitas sangat Sampel penelitian ini adalah pasien
terbatas lebih mudah lelah, dan di Wilayah Kerja Puskesmas
mudah marah lansia juga Perumnas II yang memenuhi
merasakan cemas dengan penyakit kriteria sampel penelitian.
yg dideritanya. Peneliti melihat Variabel hubungan
adanya kualitas hidup rendah (Variabel independen) dalam
sehingga mengganggu kondisinya penelitian ini adalah kualitas hidup,
berupa faktor kesehatan fisik dan sedangkan variabel yang
psikologis yang paling tinggi dipengaruhi (variabel dependen)
mempengaruhi kualitas hidupnya dalam penelitian ini adalah
lansia di Wilayah Kerja Puskesmas hipertensi pada lansia.
Perumnas II. Instrumen Penelitian yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini alat
Jenis penelitian kuantitatif dan bahan yang adalah :
karena peneliti menggunakan a. Alat mengukur tekanan darah
penelitian analitik korelasi dengan 1) Standar Prosedur
desain cross-sectional, dimana Operasional pengukuran
variabel pada subjek penelitian tekanan darah
diukur dalam waktu yang 2) Sphygnomanometer raksa
bersamaan (Hidayat, 2011). dengan rentang pengukuran
Populasi pada penelitian ini 0 300 mmHg
adalah pasien yang mengalami 3) Stetoskop
hipertensi pada umur 60-74 tahun 4) Lembar observasi tekanan
di Wilayah Kerja Pukesmas darah
Perumnas II terdapat 476 lansia b. Lembar Kuesioner WHOQOL-
dengan hipertensi. Teknik sampling OLD
yang digunakan pada penelitian ini Berisikan tentang data
adalah accidental sampling. demografi pada bagian data
Accidental sampling adalah adalah demografi berisi tentang
teknik penentuan sampel Nama/inisial, Umur, Jenis
berdasarkan faktor spontanitas, Kelamin, Riwayat Pendidikan
artinya siapa saja yang secara tidak Status Perkawinan, dan
sengaja bertemu dengan peneliti Riwayat Hipertensi.
dan sesuai dengan karakteristik, Alat ukur yang digunakan
maka orang tersebut akan mengukur kualitas hidup
digunakan sebagai sampel. dalam penelitian ini adalah
Penelitian ini menggunakan WHOQOL-OLD (World
kuesioner yaitu bertujuan untuk Health Organizantion Qualty
sebagai Tools dalam penelitian of Life-OLD) BERISI 21 Item
untuk mempermudah dalam mencakup 6 domain yaitu: 1)
melakukan penelitian dan kemampuan sensori, 2)
memperoleh data yang akurat dari otonomi, 3) aktivitas pada
responden sehingga bisa masa lampau kini akan datang,
menggambarkan variabel-variabel 4) partisipasi sosial, 5)
penelitian yang merupakan kematian, dan 6) persahabatan
Hubungan Kualitas Hidup Lansia cinta kasih yang
dengan Hipertensi di Wilayah dikembangkan oleh World
Health Organization dan sedikit adalah usia 73 sebanyak 2
diterjemahkan ke dalam bahasa orang (2,4%).
indonesia instrumen penelitian Tabel 2. Jenis Kelamin
ini dilakukan uji valid bila Responden
instrumen tersebut mengukur
apa yang seharusnya diukur. Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Kuesioner WHOQOL-OLD Laki-laki 34 41%
digunakan dalam penelitian ini Perempuan 49 59%
yang di adopsi dari penelitian Total 83 100%
oleh Muhlisoh dkk (2013)
yang telah di uji validitas dan Berdasarkan analisis pada
reabilitas pada 33 responden tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah
didapatkan hasil uji reabilitas responden terbanyak adalah
nilai α = 0,887 yang berjenis kelamin perempuan
menunjukkan bahwa instrumen sebanyak 49 orang (59%).
ini reabel. Sedangkan responden berjenis
HASIL PENELITIAN kelamin laki-laki berjumlah lebih
Analisa Univariat sedikit yaitu 34 orang (41%).
Analisa univariat dalam Tabel 3. Pendidikan Responden
penelitian ini menjelaskan tentang Riwayat Pendidikan Frekuensi Persen
karakteristik dari responden
berupa, usia, jenis kelamin, riwayat SD 34 41%
pendidikan, status perkawinan dan SMP 27 32,5%
riwayat hipertensi. SMA 20 24,1%
Perguruan Tinggi 2 2,4%
Total 83 100%
Tabel 1. Umur Responden
Usia Frekuensi Persen Berdasarkan tabel 3 dapat
diketahui sebagian besar responden
60 10 12% riwayat pendidikan SD sebanyak
61 4 4,8%
62 12 14,5% 34 orang (41%) selanjutnya
63 7 8,4% responden berpendidikan SMP
64 5 6% sebanyak 27 orang (32,5%), untuk
65 8 9,6%
66 5 6% berpendidikan SMA sebanyak 20
67 4 4,8% orang (24.1%), dan jumlah
68 5 6% responden yang paling sedikit
69 5 6%
70 3 3,6% adalah perguruan Tinggi sebanyak
71 4 4,8% 2 orang (2,4%).
72 3 3,6% Tabel 4. Status Perkawinan
73 2 2,4%
Usia Frekuensi Persen Responden