Anda di halaman 1dari 12

JAKHKJ Vol. 5, No.

2, 2019

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LANSIA MELAKUKAN PEMERIKSAAN HIPERTENSI DI


PUSKESMAS KECAMATAN TANJUNG PRIOK

Rizki Pebrian Pratama, S.Kep., M.Kes


Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
rizki.febrian@husadakaryajaya.ac.id

Abstrak
Latar Belakang: Meningkatnya jumlah hipertensi penduduk lansia menimbulkan masalah terutama dari segi
kesehatan. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sehingga penyakit tidak menular banyak muncul
pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta
besarannya antara peran media informasi, fasilitas kesehatan peran keluarga dan gaya hidup terhadap
pengambilan keputusan lansia melakukan pemeriksaan hipertensi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok Jakarta Utara Tahun 2017.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan desain cross-sectional
(potong lintang). Sampel yang digunakan sebanyak 60 lansia sebagai responden. Metode analisis yang
digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0 dan SPSS 20
Hasil: Penelitian menunjukan keputusan lansia dipengaruhi oleh Peran media informasi (18,65%), fasilitas
kesehatan (15,4%), peran keluarga (8,2%) dan gaya hidup (27,7%). Pengaruh langsung keputusan lansia
sebesar 70,0% dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,1% serta total pengaruh langsung dan tidak langusng
sebesar 71,1%.
Kesimpulan: Gaya hidup merupakan faktor yang dominan yang sangat mempengaruhi keputusan lansia
melakukan pemeriksaan hipertensi. Saran penelitian sebaiknya untuk komunitas lansia dimana tenaga
kesehatan puskesmas melibatkan gaya hidup didalam program pelayanan kesehatan pada lansia sehingga
pelayanan kesehatan lebih bersifat komprehensif.

Kata kunci: Tekanan darah, Senam Jantung Sehat, Hipertensi

LATAR BELAKANG menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia


Penduduk usia lanjut di seluruh dunia (lansia) di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak
diperkirakan sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8%. 14.439.967 jiwa (7,18%), selanjutnya pada tahun
Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa
pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta (9,77%). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah
jiwa atau sekitar 9,7% dari total jumlah penduduk lanjut usia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34
dunia. Di negara maju jumlah lansia juga persen). Kemudian WHO juga memprediksikan
mengalami peningkatan yang hebat antara lain di pada tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia
negara jepang, singapura, hongkong, dan korea meningkat menjadi 41,4%, PBB juga
selatan. Sementara Negara-negara seperti belanda, mengeluarkan pendapatnya bahwa di tahun 2050
jerman, dan prancis sudah lebih dulu mengalami jumlah lansia di Indonesia menjadi 60 juta jiwa.
peningkatan jumlah lansia (Notoadmodjo, 2015). Hal ini menyebabkan Indonesia berada pada
Indonesia adalah negara keempat dengan peringkat ke empat dengan jumlah lansia
populasi lansia yang cukup tinggi, jumlah lansia terbanyak di dunia setelah China, India, dan
di Indonesia pun cenderung mengalami Amerika Serikat (Notoadmodjo, 2015).
peningkatan. Data Badan Pusat Statistik

8
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Provinsi DKI Jakarta adalah provinsi ke 5 garam, merokok dan mengkonsumsi alkohol
dengan tingkat jumlah lansia yang tinggi. Provinsi secara berlebihan (Bustan, 2015).
DKI Jakarta memiliki luas 35.377,76 km2 Faktor-faktor penyebab hipertensi lainnya
menurut data Provinsi DKI Jakarta didiami terkait erat dengan sikap lansia yang positif
penduduk sebanyak 46.497.175 juta jiwa. maupun sikap negatif. Sikap lansia berkaitan
Penduduk ini tersebar di 26 kabupaten/kota, 625 dengan Gaya hidup dapat diklasifikasikan sebagai
kecamatan dan 5.899 desa/kelurahan. Jumlah pemicu hipertensi, antara lain kebiasaan
penduduk terbesar terdapat di Pademangan merokok, minum alkohol, minum kopi berlebihan,
Jakarta Utara sebanyak 4.966.21 jiwa (11,03%), konsumsi garam berlebihan, serta olah raga dan
sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota aktivitas fisik. Sebanyak 50% penderita hipertensi
Bajar yaitu sebanyk 129.903 jiwa (0,43%) tidak mengetahui bahwa mereka menderita
(Kemenkes RI, 2015). hipertensi. Hipertensi memberikan gejala yang
Meningkatnya jumlah hipertensi berisiko memicu penyakit lanjutan pada organ
penduduk lansia menimbulkan masalah terutama target, seperti stroke pada otak, jantung koroner
dari segi kesehatan dan kesejahteraan. Dengan pada pembuluh darah jantung dan hipertrofi
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami ventrikel kanan pada otot jantung. Hipertensi
penurunan akibat proses degeneratif (penuaan), dikenal juga sebagai silent killer atau pembunuh
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul terselubung yang tidak menimbulkan gejala atau
pada lansia. Selain itu, masalah degeneratif asimptomatik seperti penyakit lain (Aziza, 2017).
menurunkan daya tahan tubuh sehingga lansia Beberapa faktor yang mungkin
rentan terkena infeksi penyakit menular berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
(Kushariyadi, 2015). biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara
Hipertensi yang sering kali terjadi pada bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada
lansia disebabkan oleh beberapa hal, seperti hipertensi esensial. Teori tersebut menjelaskan
aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh
menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, di
darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah mana faktor utama yang berperan dalam
yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar patofisiologi adalah faktor genetik dan paling
adrenal, dan sistem saraf simpatis. Adapun pada sedikit tiga faktor sikap lansia terkait gaya hidup,
ibu hamil kejadian hipertensi bisa disebabkan oleh yaitu asupan garam, stress, dan obesitas (Kowalski,
kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stres, 2015).
dan ketegangan akibat kehamilan (Menjahidullah, Upaya pengendalian faktor risiko
2012). penyakit tidak menular di lakukan melalui
Hipertensi adalah suatu keadaan kegiatan: Deteksi dini faktor risiko, misalnya: berat
terjadinya peningkatan tekanan darah melebihi badan berlebih, tekanan darah, gula darah, kadar
batas normal yang diperoleh dari dua kali kolesterol, konsumsi alkohol. Deteksi dini faktor
pengukuran tekanan darah pada kesempatan yang resiko program penyakit tidak menular adalah
berbeda. Sebagai suatu proses degeneratif, riwayat penyakit keluarga mencakup riwayat
peningkatan tekanan darah sejak usia 40 tahun Diabetes Melitus, hipertensi, stroke. Sikap lansia
memiliki faktor risiko yang tinggi. Tekanan darah dengan menerapkan hidup sehat adalah
tinggi merupakan penyakit multifaktorial, yakni kebiasaan seseorang untuk menerapkan hidup
penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehat dalam kehidupan sehari-hari dan
yaitu ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin menghindari kebiasaan buruk yang mengganggu
dan suku, serta faktor genetik dan faktor kesehatan. Sikap lansia terkait dengan Gaya hidup
lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi sehat dipengaruhi oleh, makanan, kebiasaan
9
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
aktivitas fisik 30 menit setiap hari dan tidak utama di dalam penanganan penderita hipertensi
merokok (Udjianti, 2011). adalah kurangnya dukungan masyarakat
Wawancara pendahuluan dengan petugas (kesehatan), termasuk keluarga, serta pemahaman
kesehatan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, yang keliru terhadap penyakit hipertensi. Tak
mengungkapkan bahwa sikap lansia penderita hanya itu, adanya perilaku diskriminatif terhadap
hipertensi erat dengan gaya hidupnya yaitu penderita hipertensi usia lanjut dan peran petugas
kebiasaan merokok, sedikit berolahraga, stress, kesehatan yang relatif kurang dalam memberikan
serta banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak penyuluhan kesehatan turut menghambat
dan tinggi garam. Hasil wawancara dengan penanganan penyakit Hipertensi.
petugas kesehatan program lansia dan petugas Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan peran media informasi, fasilitas kesehatan peran
Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara memiliki dua keluarga dan gaya hidup terhadap pengambilan
Posbindu (Pos Binaan Terpadu) yang dilaksanakan keputusan lansia melakukan pemeriksaan
pada setiap bulan. Kegiatan-kegiatan yang sudah hipertensi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
dilaksanakan, antara lain: melaksanakan kegiatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2017.
Posbindu setiap bulan dengan lima meja
(pendaftaran, pencatatan kegiatan harian, METODE
penimbangan berat badan dan tinggi badan, Penelitian yang akan dilakukan
pengukuran tekanan darah). Pendataan lansia usia menggunakan metode penelitian deskriptif
45-70 tahun ke atas diikuti dengan penjaringan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
lansia risiko tinggi yang mempunyai penyakit dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
degeneratif ke Puskesmas, pemberian makanan dalam kurun waktu 1 bulan. Populasi dalam
tambahan, senam lansia, dan penyuluhan penelitian ini adalah seluruh pasien Hipertensi di
kesehatan oleh petugas kesehatan, tetapi belum wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
dilaksanakan dengan optimal. sebanyak 180 orang. Sampel penelitian diambil
Hasil laporan Pelaksanaan kegiatan sebanyak 60 pasien Hipertensi di Puskesmas
Kesehatan lansia Puskesmas Kecamatan Tanjung Kecamatan Tanjung Priok, dengan teknik
Priok 2016 ada beberapa faktor pendukung dan purposive sampling dengan kriteria inklusi dan
penghambat dalam pelaksanaan pembinaan eklusi.
Posbindu antara lain: Kesiapan tenaga Kriteria inklusi adalah pasien hipertensi
sukarelawan (kader) yang membantu pelaksanaan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dan
Posbindu disetiap bulannya, kerjasama lintas bersedia melakukan wawancarai/mengisi
sektor (Kelurahan) yang membantu terlaksananya kuesioner. Sedangkan Kriteria ekslusi responden
kegiatan Posbindu, serta dukungan dan arahan yang memenuhi kriteria inklusi tetapi karna
dari Dinas Kesehatan Jakarta Utara sedangkan sesuatu hal berhalangan tidak dapat menjadi
faktor penghambat antara lain kurangnya kader responden.
terlatih untuk terlaksananya kegiatan Posbindu, Jumlah sampel diambil sesuai dengan
masih rendahnya kesadaran pra lansia dan lansia kaidah jumlah sampel pada pedoman Partial Least
yang memeriksakan kesehatannya di Posbindu Squares (PLS)dimana besaran sampel (Sample size)
dan kurangnya kesadaran lansia untuk kontrol yang diambil adalah 5 hingga 10 kelipatan dari
ulang ke Puskesmas telah diberikan rujukan dari jumlah indikator yang akan diteliti (Yamin, 2009).
Posbindu. Sehingga dalam hal ini besaran sampel yang
Menurut hasil Monitoring dan Evaluasi diambil masih berada dalam kisaran 60 hingga
tahun 2016 yang dilaksanakan di Dinas 120.
Kesehatan Jakarta Utara, kendala yang paling
10
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
HASIL PENELITIAN
Gambaran tentang karakteristik responden yang bekerja sebanyak 7 responden
responden dalam penelitian ini meliputi, umur, (12%).
pendidikan dan pekerjaan. Dari 60 responden, Variabel keputusan lansia, kisaran
sebagian besar responden berusia 61-70 tahun jawaban responden antara 26-45 mendekati
sebanyak 35 responden (58%), sedangkan usia kisaran teoritisnya (26-45) dengan nilai rata-rata
responden 55-60 tahun sebanyak 20 responden 30,02 dan standar deviasi 4,137. Hal ini
(33%) dan usia lebih dari 70 tahun sebanyak 5 mengindikasikan bahwa responden cenderung
responden (8%). Berdasarkan jenis kelamin lansia menganggap penting Keputusan lansia. Pada
terbanyak wanita 40 orang (67%) dan pria variabel fasilitas kesehatan, penilaian terhadap
sebanyak 20 orang (37%). Pendidikan sebagian fasilitas kesehatan yang diberikan 27-45 berada
besar responden berpendidikan SLTP 43 di tengah kisaran teoritisnya (15-75) dengan
responden (73%), sedangkan responden dengan nilai rata-rata 28,11 dan standar deviasi
berpendidikan SLTA 15 responden (25%) dan 6,123. Hal ini mengindikasikan persepsi
responden berpendidikan akademi 2 responden responden cenderung mengganggap penting
(3%). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar tidak fasilitas kesehatan.
bekerja sebanyak 53 responden (88%), sedangkan

Gambar 1. Output PLS (Loading Factors)

Pada variabel peran media informasi responden cenderung mengganggap penting


kisaran jawaban responden antara 27-75 variabel peran media informasi. Pada variabel
mendekati kisaran teoritisnya pada nilai tertinggi Peran keluarga, penilaian terhadap fasilitas
(15-75) dengan nilai rata-rata 32,18 dan standar kesehatan lansia antara 26-45 mendekati kisaran
deviasi 6,245. Hal ini mengindikasikan persepsi teoritisnya (15-75) dengan nilai rata-rata 31,23

11
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
dan standar deviasi 4,067 Hal ini membentuk sebuah model penelitian, pada proses
mengindikasikan bahwa responden cenderung analisis faktor konfirmatori telah memenuhi
mengangap penting peran keluarga. Pada variabel kriteria goodnes soffit yang telah ditetapkan. Nilai
gaya hidup, penilaian terhadap gaya hidup antara probability pada analisis ini menunjukkan nilai
27-45 mendekati kisaran teoritisnya (15-75) diatas batas signifikansi yaitu 0,05. Berdasarkan
dengan nilai rata-rata 28,41 dan standar deviasi hasil pengolahan data diatas, terlihat bahwa setiap
4,661. Hal ini mengindikasikan bahwa responden indikator pembentuk variabel laten menunjukkan
cenderung mengangap penting gaya hidup. hasil yang baik, yaitu dengan nilai loading factor
Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa yang tinggi dimana masing-masing indikator
nilai faktor loading telah memenuhi persyaratan lebih besar dari 0,5. Semua variabel juga
yaitu nilai loading factors diatas 0,5. Model dinyatakan reliable karena nilai Cronbach’s Alpha
pengukuran atau outer model dengan indikator dan Composite reliability diatas 0,70 sehingga
refleksif dievaluasi dengan convergent dan dapat dikatakan bahwa kontruks memiliki
discriminant validity dari indikatornya, composite reliabilitas yang baik.
reliability dan AVE serta nilai composite reliability. Setelah dilakukan bootstrapping untuk
Suatu indikator dinyatakan valid jika mengukur nilai t statistik dari masing-masing
mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk laten terhadap konstruknya, maka nilai t
konstruk yang dituju dibandingkan loading factor statistik dibandingkan dengan nilai α = 0,05
kepada konstruk lain. Nilai loading factor untuk (1,96). Ketentuannya, apabila nilai t statistik lebih
GH1 dengan nilai faktor loading 0,895, GH2 besar dari nilai α = 0,05 (1,96), maka konstruk
dengan nilai faktor loading 0,792 dan GH3 laten tersebut signifikan terhadap konstruknya.
dengan nilai faktor loading 0,859 tertinggi untuk Inner model disebut juga dengan nilai R Square,
variabel gaya hidup dibanding variabel lainnya, uji hipotesis T-Statistik, pengaruh variabel
sehingga variabel gaya hidup mampu langsung dan prediktif (nilai Q Square).
memprediksi nilai factor loading GH1 sampai
GH3 lebih tinggi dari variabel lainnya. Demikian
pula loading factor untuk veriabel lainnya. Suatu
indikator dinyatakan valid jika mempunyai
loading factors tertinggi kepada konstruk yang
dituju dibandingkan loading factors kepada
konstruk lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
korelasi konstruk lebih besar dari pada ukuran
konstruk lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa
konstruk laten dapat memprediksi ukuran pada
bloknya lebih baik dari pada ukuran pada blok
lainnya. Hasil analisis pengolahan data terlihat
bahwa konstruk yang digunakan untuk

12
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Gambar 2. Inner Model (T-Statistic)

Gambar 2 menunjukkan nilai T-Statistik Tabel 1. Evaluasi nilai R Square


direfleksikan terhadap variabelnya sebagian besar
> 1.96, sehingga menunjukan blok indikator Variabel R Square
berpengaruh positif dan signifikan untuk Faskes 0.436008
merefleksikan variabelnya. Gaya Hidup 0.763973
Selanjutnya dilakukan uji Inner Model, Keputusan Lansia 0.699554
pengujian terhadap model structural dilakukan Peran Keluarga 0.782076
dengan melihat R Square yang merupakan Uji Peran Media
Goodness-fit model. Berikut ini adalah hasil
pengukuran nilai R Square, yang juga merupakan Berdasarkan table 1, nilai R square pada
nilai goodnees-fit model. variebel Keputusan lansia sebesar 70,0% dan
Gambar 2 menunjukkan nilai T-Statistik sisanya 30,0% dipengaruhi faktor lain. Nilai r
direfleksikan terhadap variabelnya sebagian besar square pada variebel fasilitas kesehatan sebesar
> 1.96, sehingga menunjukan blok indikator 43,6% dan sisanya 56,4% dipengaruhi faktor lain.
berpengaruh positif dan signifikan untuk Nilai R square pada variebel Peran keluarga
merefleksikan variabelnya. sebesar 78,2% dan sisanya 21,8% dipengaruhi
Selanjutnya dilakukan uji Inner Model, faktor lain. Nilai R square pada variebel Gaya
pengujian terhadap model structural dilakukan hidup sebesar 76,4% dan sisanya 23,6%
dengan melihat R Square yang merupakan Uji dipengaruhi faktor lain.
Goodness-fit model. Berikut ini adalah hasil Semua variabel memiliki nilai t-statistik
pengukuran nilai R Square, yang juga merupakan lebih besar dari 1,96% yaitu variabel Peran media
nilai goodnees-fit model.. informasi terhadap Keputusan lansia 3,694442,
Fasilitas kesehatan terhadap Keputusan lansia
4,254737, Gaya hidup terhadap Keputusan lansia

13
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
5,110924, Peran keluarga terhadap Keputusan 4,254737, peran keluarga terhadap keputusan
lansia 2,101862. lansia menujukan terdapat pengaruh langsung
Hal yang sama juga pada jalur lainnya sebesar 8.21% dan nilai T statitistik 2,101862,
memiliki nilai T statistic diatas 1.96, sehingga H0 gaya hidup terhadap keputusan lansia menujukan
ditolak karena nilai T-Statistik tersebut berada terdapat pengaruh langsung sinifikan sebesar
jauh diatas nilai kritis (1,96) sehingga signifikan 27,67% dan nilai T statitistik 5,110924
Pengaruh tidak langsung antara Peran
variabelnya sebagian besar > 1,96, sehingga media informasi terhadap keputusan lansia
menunjukkan blok indikator berpengaruh positif melalui fasilitas kesehatan, peran keluarga dan
dan signifikan untuk merefleksikan variabelnya. gaya hidup sebesar 0,78%, pengaruh tidak
Peran media informasi berpengaruh langsung antara fasilitas kesehatan terhadap
secara langsung dan tidak langsung terhadap keputusan lansia melalui peran keluarga dan gaya
keputusan lansia. Hasil uji koefisien parameter hidup sebesar 0,324%, pengaruh tidak langsung
antara peran media informasi terhadap keputusan antara fasilitas kesehatan terhadap keputusan
lansia menunjukkan terdapat pengaruh langsung lansia melalui gaya hidup sebesar 0,0020%
sebesar 18.65%, fasilitas kesehatan terhadap sedangkan untuk pengaruh tidak langsung antara
keputusan lansia menujukan terdapat pengaruh gaya hidup terhadap keputusan lansia tidak ada
langsung sebesar 15,43% dan T Statistik varaibel yang dilalui sebesar 0,00%..

Tabel 2. Persentase Pengaruh antar Variabel terhadap keputusan Lansia

LV Direct Indirect Direct Indirect Total


Sumber Total
Correlation Path Path (%) (%) (%)
Peran Media
0,761064 0,245024 3,4141 3,6591 18,65% 0,777% 19,42%
Informasi
Fasilitas Kesehatan 0,719682 0,214469 1,6390 1,8535 15,43% 0,324% 15,759%

Peran Keluarga 0,758526 0,108198 0,6520 0,7602 8,21% 0,0020% 8,209%


Gaya Hidup 0,797693 0,346818 - 0,3468 27,67% 0,000% 27,665%
Total 70,0% 1,10% 71,1%

Secara matematis, bentuk persamaan structural η2 = Ŋ1 β1 + ξγ


dari model penelitian ini adalah sebagai berikut : Peran keluarga = 56,3 Peran media informasi +
21,9 fasilitas kesehatan + 21,8 faktor lain
η1 = ξγ
Fasilitas kesehatan= 43,6 Peran media informasi + Peran keluarga dipengaruhi oleh faktor
56,4 faktor lain Peran media informasi sebesar 56,3%, faktor
fasilitas kesehatan sebesar 21,9% dan sisanya
Fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh 21.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
faktor Peran media informasi sebesar 43,6% dan diteliti dalam penelitian ini.
sisanya 56,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. η3 = Ŋ1 β2 + Ŋ2 β4 + ξγ

14
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
Gaya hidup = 31,2 Peran media informasi + 24.6 Hasil uji terhadap koefisien parameter
fasilitas kesehatan + 20,6 Peran keluarga + 23,6 antara Peran media informasi terhadap Keputusan
faktor lain lansia melakukan pemeriksaan hipertensi di
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta
Gaya hidup dipengaruhi oleh faktor Utara menunjukkan terdapat pengaruh langsung
Peran media informasi sebesar 31,2%, faktor sebesar 18,65%, sedangkan untuk pengaruh tidak
fasilitas kesehatan sebesar 24,6%, faktor Peran langsung peran media informasi terhadap
keluarga sebesar 20,6% dan sisanya 23,6% keputusan lansia melakukan pemeriksaan
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti hipertensi di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
dalam penelitian ini. Jakarta Utara melalui fasilitas kesehatan dan
peran keluarga sebesar 0,78%. Nilai T-Statistik
η4 = Ŋ1 β3 + Ŋ2 β5 + Ŋ3 β6 + ξγ sebesar 3,694 dan signifikan pada α=5%. Nilai T-
Keputusan lansia= 18,6 Peran media informasi + Statistik tersebut berada jauh diatas nilai kritis
15,4 fasilitas kesehatan + 8,2 Peran keluarga + (1,96).
27,7 Gaya hidup + 30,0 faktor lain Berdasarkan hasil uji tersebut dapat
dijelaskan bahwa pengaruh langsung Peran media
Keputusan lansia dipengaruhi oleh informasi lebih besar nilainya dibandingkan
faktor Peran media informasi sebesar 18,6%, dengan pengaruh tidak langsung dan signifikan
faktor fasilitas kesehatan sebesar 15,4%, faktor ada pengaruh yang positif dari kedua variabel
peran keluarga sebesar 8,2%, faktor Gaya hidup tersebut. Nilai T-statitik menunjukan, bahwa ada
sebesar 27,7% dan sisanya 30,0% dipengaruhi pengaruh langsung dan tidak langsung antara
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian Peran media informasi terhadap Keputusan lansia
ini. melakukan pemeriksaan hipertensi di Puskesmas
Nilai Q-Square berfungsi untuk menilai Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun
besaran keragaman atau variasi data penelitian 2017.
terhadap fenomena yang sedang dikaji dan Hasil penelitian menunjukkan, terdapat
hasilnya sebagai berikut: pengaruh yang positif dari peran media informasi
Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) (1-R32) (1-R42) terhadap keputusan lansia melakukan
= 1- (1-0,436)(1-0,782)(1-0,764)(1-0,700) pemeriksaan hipertensi di Puskesmas Kecamatan
= 1 – 0,067 Tanjung Priok Jakarta Utara. Sehingga apabila
= 0,933 atau 93,3% Peran media informasi ditingkatkan maka dapat
meningkatkan keputusan lansia melakukan
Galat Model = 100% - 93.3% = 6,7% pemeriksaan hipertensi di Puskesmas Kecamatan
Hal tersebut menunjukkan model hasil Tanjung Priok Jakarta Utara secara langsung
analisis dapat menjelaskan 93,3% keragaman data maupun secara tidak langsung melalui fasilitas
dan mampu mengkaji fenomena yang dipakai kesehatan dan peran keluarga, begitupun
dalam penelitian, sedangkan 6,7% dijelaskan sebaliknya apabila Peran media informasi
komponen lain yang tidak ada dalam penelitian menurun, maka dapat menurunkan keputusan
ini. lansia di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Jakarta Utara secara langsung dan tidak langsung.
PEMBAHASAN Variabel keputusan klien tidak memiliki
Pengaruh Peran Media Informasi Terhadap indikator, karena variabel ini sudah merupakan
Keputusan Lansia Melakukan Pemeriksaan bagian dari variabel yang diukur. Pengambilan
Hipertensi keputusan merupakan suatu proses
mengidentifikasi dan memilih alternatif
15
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
berdasarkan nilai-nilai dan preferensi yang kosntanta 1,96 dibandingkan dengan nilai di
dimiliki. Hal ini berarti bahwa dalam pengambilan dapat yaitu sebesar 4,255 jelas jauh lebih tinggi
keputusan terdapat alternatif pilihan yang tidak dari angka tabel nya, sehingga angka tersebut
hanya harus diidentifikasi tetapi juga dipilih, dan tidak bisa di anggap kecil. Secara statistic telah
pemilihannya sesuai dengan nilai, tujuan, gaya membuktikan adanya pengaruh antara fasilitas
hidup dan lain sebagainya sebagaimana yang kesehatan terhadap keputusan lansia melakukan
dianut pengambil keputusan. Proses yang terjadi pemeriksaan hipertensi.
pada pengambilan keputusan bertujuan untuk Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa
menekan ketidakpastian dan keraguan atas variabel fasilitas kesehatan tidak dipengaruhi oleh
alternatif pilihan (Sibarani, 2014). karakteristik responden, dalam hal ini meliputi
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan umur, pendidikan, dan pekerjaan, tidak
penelitian Sibarani tentang hubungan Peran dipengaruhi oleh karakteristik responden karena
media hipnoterapi dalam mengubah keputusan hasil uji Chi Square dengan tingkat signifikansi
pasien fobia melakukan pengobatan di Klinik 5% menunjukkan P value> 0,05 yang
Tranzcare Jakarta. Hasil penelitian menunjukan menunjukkan fasilitas kesehatan tidak
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara dipengaruhi oleh karakteristik responden.
peran media terhadap keputusan klien untuk Hasil ini membuktikan teori Kemenkes RI,
mengubah perilaku fobia di Klinik Tranzcare ketersediaan fasilitas adalah alat penunjang
Jakarta (Suryo, 2015). keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
Asumsi peneliti, bahwa peran media dan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua
pemeriksaan hipertensi adalah satu kesatuan yang hal tidak tersedia maka semua kegiatan yang
tidap dapat dipisahkan. Kegiatan, aktivitas dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
seseorang ditentukan oleh persespi klien dalam diharapkan sesuai dengan rencana. Ketersediaan
memilih pengobatan baik melalui media cetak, fasilitas adalah segala jenis peralatan,
informasi teman sebaya dan informasi keluarga perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi
terdekat. Sebelum seseorang berperilaku baru atau sebagai alat utama atau pembantu dalam
kegiatan dan aktivitas klien harus tahu terlebih pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka
dahulu atau seseorang harus memiliki persepsi kepentingan yang sedang berhubungan dengan
yang baik terlebih dahulu, sehingga akan organisasi kerja. Fasilitas kesehatan adalah fasilitas
membentuk perilaku yang baik dalam melakukan pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
pengobatan yang benar dan meiliki keyakinan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan
yang kuat memilih pemeriksaan hipertensi di perorangan baik promotif, preventif, kuratif
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat (Kemenkes RI, 2015).
Pengaruh Fasilitas Kesehatan Terhadap Keputusan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Lansia Melakukan Pemeriksaan Hipertensi bahwa fasilitas kesehatan berpengaruh positif
Hasil penelitian menunjukan bahwa terhadap keputusan lansia. Hasil uji terhadap
responden merespon dengan baik pada variabel koefisien parameter antara fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan dengan di tandai nilai cross terhadap keputusan lansia menunjukkan ada
loading antar indikator terhadap variabel nya pengaruh positif 0,214. Demikian juga variabel
mengalami signifikan. Sedangkan pengaruh fasilitas kesehatan berpengaruh secara langsung
antara fasilitas kesehatan dengan keputusan lansia dan tidak langsung terhadap keputusan lansia.
melakukan pemeriksaan hipertensi juga Hasil uji terhadap koefisien parameter antara
menunjukan angka yang signifikan, yaitu dengan fasilitas kesehatan terhadap keputusan lansia
menggunakan taraf kepercayaan 95% pada menunjukkan terdapat pengaruh langsung
16
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
sebesar 15,43% terhadap keputusan lansia, melakukan pemeriksaan hipertensi menunjukan
sedangkan untuk pengaruh tidak langsung terdapat pengaruh lansung terhadap keputusan
fasilitas kesehatan terhadap keputusan lansia lansia sebesar 0,108 atau 8,21%, sedangkan
melalui gaya hidup tidak terdapat pengaruh atau untuk pengaruh tidak langsung antara peran
bernilai 0,324%. keluarga terhadap keputusan lansia melakukan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pemeriksaan hipertensi sebesar 0,0020%.
penelitian Suryo yaitu, ada pengaruh yang Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa
bermakna fasilitas kesehatan, peran media variabel peran keluarga tidak dipengaruhi oleh
informasi dan peran keluarga sehat lansia karakteristik responden, dalam hal ini meliputi
terhadap keputusan pasien Hipertensi melakukan umur, pendidikan, dan pekerjaan, tidak
tes fungsi kognitif dengan Pvalue di bawah dipengaruhi oleh karakteristik responden karena
0.05.16 hasil uji Chi Square dengan tingkat signifikansi
Asumsi penulis bahwa adanya fungsi 5% menunjukkan P value > 0,05 yang
fasilitas kesehatan tersebut termasuk adanya menunjukkan peran keluarga tidak dipengaruhi
bentuk pemeliharaan kesehatan yang tidak bisa oleh karakteristik responden.
ditangani seluruhnya oleh para dokter saja. Hal ini membuktikan teori Friedman,
Apalagi kegiatan itu mencakup kelompok dimana a) informasi yang diberikan oleh peran
masyarakat luas. Tenaga para medis juga keluarga mampu membantu lansia untuk
diperlukan bantuannya oleh dokter, sanitasi gizi, menghadapi suatu permasalahan dan mencari
ahli ilmu sosial dan juga anggota masyarakat solusi atas permasalahan yang dihadapi, infomasi
(tokoh masyarakat, kader) untuk bisa itu juga dapat menyumbangkan aksi sugesti yang
melaksanakan program kesehatan, dan adanya khusus pada setiap individu, berupa usuran, saran,
tugas dari tim kesehatan bisa dikategorikan sesuai pengarahan atau petunjuk, serta umpan balik
tahap/jenis program kesehatan yang dijalankan, tentang apa dan bagaimana seseorang harus
yaitu adanya promosi kesehatan, pencegahan bersikap dalam menghadapi masalah yang sering
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi. di hadapi lansia, b) perhatian yang diberikan oleh
peran keluarga terbukti dapat membantu lansia
Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Keputusan untuk menjalankan hari – harinya dengan baik,
Lansia Melakukan Pemeriksaan Hipertensi dengan adanya perhatian dari orang – orang
Variabel peran keluarga berpengaruh terdekat mampu membangkitkan semangat lansia
terhadap keputusan lansia melakukan untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
pemeriksaan hipertensi. Hasil uji terhadap mana mestinya, peran keluarga merupakan
koefisien parameter antara peran keluarga tempat yang aman dan damai untuk istrirahat dan
terhadap keputusan lansia di Puskesmas pemulihan. Peran keluarga merupakan wadah
Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara untuk mencurahkan kegelisahan, mendengarkan
menunjukkan ada pengaruh positif sebesar 8,21%, dan didengarkan, pemberian semangat,
sedangkan nilai T-statistik sebesar 2,102 dan kehangatan, cinta kasih adalah modal utama yang
signifikan pada alpha 5%. Nilai T Statistik tersebut dibutuhkan lansia untuk menjalankan hari-
berada di atas nilai kritis (1,96). Pengaruh harinya agar lebih berkualitas khususnya dalam
langsung peran keluarga Terhadap keputusan mempertahankan keputusan lansianya, c) bantuan
lansia melakukan pemeriksaan hipertensi di yang diberikan secara langsung baik yang bersifat
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta fasiliatis ataupun materi juga sangat diperlukan
Utara Tahun 2017. lansia, perasaan tidak diacuhkan dari orang-
Hasil uji koefisien parameter antara orang terdekat dapat membuat lansia
peran keluarga terhadap keputusan lansia
17
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
mempertahankan keputusan lansianya (Hidayat & menjalankan kehidupan khususnya untuk
Aisyah, 2011). mempertahankan keputusan lansia nya, dengan
Penelitian ini juga sejalan dengan hasil adanya peran keluarga lansia cenderung akan
penelitian yang dilakukan oleh Putra Hidayat dan mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
Aisyah tentang pengaruh peran keluarga terhadap mana mestinya, semakin tinggi dukungan yang
keputusan lansia melakukan pemeriksaan diberikan peran keluarga terhadap lansia maka
hipertensi menyatakan bahwa peran peran hidupnya akan semakin membaik khususnya
keluarga sangat mempengaruhi terhadap status keputusan lansianya.
kesehatan lansia, jika peran peran keluarga itu
baik maka diharapkan status kesehatan lansia juga KESIMPULAN
baik dan sebaliknya jika peran peran keluarga Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kurang, maka status kesehatan pada lansia juga Hasil pengujian hipotesis dengan Structural
buruk (Hidayat & Aisyah, 2011). Equation Model (SEM) dengan metode smart PLS
Asumsi penulis bahwa dukungan yang didapat temuan bahwa variabel keputusan lansia
diberikan peran keluarga dimana pada awalnya di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta
peran keluarga berfungsi sebagai sebuah Utara Tahun 2017 dipengaruhi oleh Peran media
disseminator (penyebar) informasi tentang fasilitas informasi (18.65%), fasilitas kesehatan (15.4%),
kesehatannya. Lansia yang mengalami hipertensi peran keluarga (8.2%) dan gaya hidup (27.7%).
bukan hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi Pengaruh langsung Keputusan lansia sebesar
akan berdampak bagi peran keluarga yang 70.0% dan pengaruh tidak langsung sebesar 1.1%
merawat lansia yang menderita hipertensi. selain serta total pengaruh langsung dan tidak langusng
terbeban secara fisik karena harus merawat, sebesar 71.1%.
mengawasi, dan memperhatikan segala kebutuhan Gaya hidup merupakan faktor yang
lansia juga terbeban secara emosional, dimana dominan yang sangat mempengaruhi keputusan
lansia yang mengalami hipertensi akan bertingkah lansia melakukan pemeriksaan hipertensi di
laku semaunya saja dan ini dapat menimbulkan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung
penyakit baru bagi peran keluarga, yang Priok Jakarta Utara. Semakin tinggi gaya hidup
terkadang harus mengendalikan emosinya. lansia maka semakin rendah keputusan lansia
Apabila individu tidak dapat menyelesaikan melakukan pemeriksaan hipertensi dan sebaliknya
masalah yang dihadapi maka dukungan ini semakin rendah gaya hidup maka semakin positif
diberikan dengan cara memberi informasi, keputusan lansia melakukan pemeriksaan
nasehat, dan petunjuk tentang cara penyelesaian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
masalah. Tanjung Priok Jakarta Utara.
Peran keluarga juga merupakan
penyebar informasi yang dapat diwujudkan SARAN
dengan pemberian dukungan semangat, serta Saran penelitian ditunjukan bagi Tenaga
pengawasan terhadap pola kegiatan sehari-hari kesehatan Puskesmas diperlukan komunitas lansia
Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian dimana tenaga kesehatan puskesmas melibatkan
bantuan dan perhatian yang tinggi kepada lansia gaya hidup didalam program pelayanan kesehatan
dapat menciptakan Keputusan lansia lansia yang pada lansia sehingga pelayanan kesehatan lebih
lebih baik. Keluhan yang sering terjadi pada bersifat komprehensif, seperti adanya kunjungan
Lansia disebabkan karena kondisi fisiknya sudah rumah pada lansia di wilayah binaan puskesmas.
layaknya lansia, seperti nyeri sendi, mudah lupa, Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas agar
sering sakit-sakitan, dan lain sebagainya. Peran memberikan penyuluhan tentang kegiatan yang
keluarga sangat diperlukan lansia dalam dapat mempertahankan keputusan lansia.
18
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoadmodjo Soekidjo. Kesehatan Masyarakat
ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipto; 2015.
2. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
Indonesia 2015. Jakarta. Kemenkes RI; 2015.
3. Kushariyadi. Asuhan Keperawatn Pada Klien
Lanjut Usia. Jakarta: salemba Medika; 2015.
4. Khalid Menjahidullah. Keperawatan Geriatrik
“ Merawat Lansia Dengan Cinta dan Kasih
Sayang, Jakarta: EGC: 2012.
5. Bustan, M.N., Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular. Cetakan 2, Jakarta: Rineka Cipta;
2015.
6. Aziza, Lucky. Hipertensi The Silent Killer.
Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia; 2017.
7. Kowalski, Robert. Terapi Hipertensi: Program
8 minggu Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi. Alih Bahasa: Rani Ekawati. Bandung:
Qanita Mizan Pustaka; 2015.
8. Udjianti, Wajan. Keperawatan Kardiovaskular.
Jakarta: Salemba Medika; 2011.
9. Yamin, S dan Kurniawan, H Strutural
Equation Modelling, Jakarta: Salemba Infotek;
2009.
10. Sibarani. Pengaruh Peran media hipnoterapi
dalam mengubah keputusan pasien fobia
melakukan pengobatan di Klinik Tranzcare
Jakarta. Tesis; 2014.
11. Suryo. Pengaruh yang bermakna fasilitas
kesehatan, peran media informasi dan peran
keluarga sehat lansia terhadap keputusan
pasien Hipertensi di Wilayah Kabupaten
Cianjur. Tesis; 2015.
12. Putra Hidayat dan Aisyah. Pngaruh peran
keluarga terhadap keputusan lansia
melakukan pemeriksaan hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Sukabumi. Tesis; 2011.

19
p-ISSN: 2442-501x, e-ISSN: 2541-2892

Anda mungkin juga menyukai