Anda di halaman 1dari 2

Banyak peyakit yang di sebabkan oleh obesitas seperti kejadian penyakit kardiovaskular, diabetes

mellitus tipe 2, osteoarthritis, dan sleep apnea. Hal ini mengakibatkan menderita obesitas memiliki
dampak kesehatan yang begitu besar pada tubuh seseorang, ditambah pada saat ini presentase
orang yang terkena obesitas begitu banyak baik di negara maju maupun berkembang.(1)

Dikutip Dari World Health Organization(WHO) 2005 Berdasarkan z-score banyak faktor yang
menyebabkan seseorang mendapatkan status obesitas berdasarkan status gizi yang mencakup berat
badan dan tinggi badan. Faktor faktor yang di maksud adalah adalah asupan zat gizi makro, asupan
serat, pola konsumsi fast food, pola konsumsi makanan/minuman manis, aktivitas fisik, faktor
psikologis (harga diri), faktor genetik, dan asupan sarapan pagi(2)

Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang pravelensi obesitasnya meningkat di dunia di
buktikan dengan penelitian United Nation Children’s Fund (UNICEF) tahun 2012, negara Indonesia
menempati menempati urutan kedua setelah Singapura dengan jumlah remaja obesitas terbesar
12,2%, disusul Negara Thailand sebesar 8%, Negara Malayusia Sebesar 6%, dan negara Vietnam
Sebesar 4,6%(3)

Salah satu masalah yang ada di indonesia adalah hipertensi, hipertensi sendiri disebabkan oleh
obesitas, Hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar yaitu sebanyak 6,7% di Indonesia.
Prevalensinya meningkat seiring dengan gaya hidup yang memburuk seperti rokok, tidak melakukan
aktivitas fisik, dan stres. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013, hipertensi di Indonesia mencapai
26,5%. Di DKI Jakarta menunjukkan bahwa adanya peningkatan hipertensi sesuai dengan usia,
terlihat mulai dari pralansia 45 tahun dengan prevalensi sebesar 31,9% dibandingkan dengan usia 35
tahun sebesar 21,2%. Angka hipertensi di Jakarta Pusat masih sangat tinggi yaitu 20,0%.(3,4)
Berdasarkan laporan Riskesdas Provinsi

DKI Jakarta tahun 2013 bahwa prevalensi tertinggi obesitas menurut IMT dan karakteristik kelompok
umur dialami oleh usia pra lansia, yaitu mulai dari usia 45 tahun pada pria sebesar 22,8% dan wanita
yaitu 37,6%.(4,5) Dalam The Framingham Heart Study disebutkan terdapat hubungan yang kuat
antara obesitas dengan tekanan darah tinggi, pada wanita sebesar 65% faktor risiko hipertensi
berkaitan dengan obesitas semestara pada pria sebesar 78%. Pada penderita obesitas, terdapat
beberapa mekanisme patofisiologi yang melibatkan aktivasi sistem saraf simpatis dan sistem renin
angiolensin-aldosteron (4)

Salah satu usaha untuk menurukan Penurunan Berat badan atau Obesitas dapat menggunakan
teknik hipnoterapi, di kutip dari Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan berat badan dan
mempertahankannya. Salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk menurunkan
berat badan diantaranya yaitu dengan hypnoterapi. Hipnoterapi adalah pemberian sugesti positif
untuk mengendalikan alam bawah sadar (Kihlstrom, 2018).(5)
1. Septiyanti S, Seniwati S. Obesity and Central Obesity in Indonesian Urban Communities. J Ilm
Kesehat. 2020;2(3):118–27.
2. Kurdanti1 W, , Isti Suryani1 , Nurul Huda Syamsiatun1 , Listiana Purnaning Siwi1 , Mahardika
Marta Adityanti1 , Diana Mustikaningsih1 KIS. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kejadian
Obesitas pada remaja. Genes Dis. 2021;8(4):484–92.
3. Handayani DR, Sugiatmi. Faktor Dominan Obesitas pada Siswa Sekolah Menengah Atas di
Tangerang Selatan Indonesia Determinant of Obesity among Senior High School Student at
South Tangerang Indonesia. J Kedokt dan Kesehat. 2018;14(1):1–10.
4. Kartika J, Purwaningsih E. Hubungan Obesitas pada Pra Lansia dengan Kejadian Hipertensi di
Kecamatan Senen Jakarta Pusat Tahun 2017-2018. J Kedokt dan Kesehat. 2020;16(1):35.
5. Rini MT, Hardika BD, Suryani K. Penurunan Berat Badan pada Remaja Obesitas Menggunakan
Hipnoterapi. J Keperawatan Silampari. 2020;4(1):135–41.

Anda mungkin juga menyukai