PENDAHULUAN
senantiasa berada dalam derajat kesehatan yang optimal. Indikator sehat bisa
dirumuskan kedalam empat hal yaitu : gaya hidup sehat, lingkungan sehat,
di satu pihak penyakit menular yang semula dapat ditangani muncul kembali
dengan penyebaran yang lebih luas. Di lain pihak telah terjadi peningkatan
menderita hipertensi, 0,3 % terserang penyakit jantung Iskemik dan stroke, 1,2
1
2
pola penyakit yang banyak di derita masyarakat mulai bergeser dari penyakit
hidup gemar makanan fast food yang kaya lemak, asin, malas berolahraga dan
Banyak para ahli yang beranggapan bahwa tidak ada korelasi antara
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa keluhan hipetensi tidak ada yang
diekspresikan secara berbeda oleh setiap penderita yang datang dari sub-
Sebagai contoh, di kota Semarang terlihat bahwa hipertensi yang signifikan itu
berarti bahwa penemuan kasus secara pasif akan sangat berarti jika
efektif. Pelayanan pasif seperti itu paling tinggi hanya mampu menjangkau
sekitar 50% dari penderita hipertensi yang ada di masyarakat, dan hanya
sekitar 25% dari penderita yang terdeteksi tersebut mendapat pengobatan. Dari
secara baik dan teratur. Sisanya akan terkucil dan dilupakan. Mereka
yang layak, satu per satu masuk ke dalam perangkap cacat dan kematian yang
mengenaskan.
penyakit ini bagaikan mozaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari
berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang
seumur hidup. Di seluruh dunia, penyakit ini menarik perhatian yang besar
4
laki dari 134 (13,6%) naik menjadi 165 (16,5%), hipertensi pada perempuan
dari 174 (16,0%) naik menjadi 176 (17,6%). Penelitian yang membandingkan
hipertensi pada wanita dan pria oleh Sugiri di daerah kota Semarang diperoleh
prevalensi hipertensi 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita, sedangkan di
daerah kota Jakarta didapatkan prevalensi hipertensi 14,6% pada pria dan
risiko yang tidak dapat dikendalikan (resiko mayor) dan faktor risiko yang
dapat dikendalikan (resiko minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
(resiko mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan
faktor risiko yang dapat dikendalikan (resiko minor) yaitu olahraga, makanan
dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat
5
tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah
1996: 28).
hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak
terhadap kenaikan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh zat-zat yang
terkandung dalam asap rokok. Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan
200 diantaranya beracun antara lain Karbon Monoksida (CO) yang dihasilkan
oleh asap rokok dan dapat menyebabkan pembuluh darah kramp, sehingga
tekanan darah naik, dinding pembuluh darah dapat robek (Suparto, 2000:74).
dalam asap rokok terbukti merusak dinding pembuluh endotel (dinding dalam
6
Dampak rokok akan terasa setelah 10–20 tahun pasca digunakan. Dampak
asap rokok bukan hanya untuk si perokok aktif (Active smoker), tetapi juga
bagi perokok pasif (Pasive smoker). Orang yang tidak merokok atau perokok
pasif, tetapi terpapar asap rokok akan menghirup 2 kali lipat racun yang
Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali isapan maka dalam
tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (1 bungkus) per hari akan
mengalami 70.000 kali isapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok
bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik
1997: 19).
data dari WHO tahun 2002 Indonesia menduduki urutan ke 5 terbanyak dalam
konsumsi rokok di dunia dan setiap tahunnya mengkonsumsi 2,5 miliar batang
akan mempunyai peluang lebih besar yakni satu diantara lima untuk mengidap
depok. Sampel yang digunakan yaitu 310 orang lansia diwilayah depok
yang menderita hipertensi usia 21-60 tahun adalah sebesar 35,64 % dimana
jumlah penduduk usia 21-60 tahun sebanyak 411 orang. Sedangkan usia >60
tahun adalah 51,9% dimana jumlah penduduk usia >60 tahun sebanyak 20
orang.
B. Rumusan Masalah
Sugiri di daerah kota Semarang diperoleh prevalensi hipertensi 7,5% pada pria
prevalensi hipertensi 14,6% pada pria dan 1,7% pada wanita (Arjatmo T,
HendraU, 2001:455).
data dari WHO tahun 2002 Indonesia menduduki urutan ke 5 terbanyak dalam
konsumsi rokok di dunia dan setiap tahunnya mengkonsumsi 2,5 miliar batang
akan mempunyai peluang lebih besar yakni satu diantara lima untuk mengidap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
j.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
terjadinya hipertensi.
11
3. Bagi keperawatan
khususnya dan sebagai acuan atau sumber data untuk penelitian berikutnya
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penelitian
12
A. Konsep Terkait
1. Definisi Hipertensi
a. Klasifikasi
b. Fatofisiologi
d. Manisfestasi Klinik
f. Komplikasi
g. Pencegahan Hipertensi
h. Penatalaksanaan Hiperetnsi
2. Kebiasaan Merokok
d. Kategori Perokok
hiperetensi
B. Penelitian Terkait
C. Kerangka Teori
13
A. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
C. Hipotesisis
A. Rancangan Penelitian
E. Instrument Penelelitian
G. Kuesioner
H. Analisa Data
BAB VI PEMBAHASAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Terkait
1. Pengertian Hipertensi
2004:1).
2001 : 896 )
hingga lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik meningkat hingga lebih
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
a. Klasifikasi Hipertensi
faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (resiko mayor) dan faktor
risiko yang dapat dikendalikan (resiko minor). Faktor risiko yang tidak
dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur.
2002).
darah adalah 120–140 mmHg sistolik dan 80–90 mmHg diastolik. Dan
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan darah dewasa menurut WHO
tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
b. Patofisiologi
jantung.
yaitu :
darah
KB )
18
d. Manifestasi klinik
a. Sakit kepala
c. Wajah kemerahan
d. Emosi meningkat
e. Mual
f. Muntah
g. Sesak nafas
h. Kelelahan
k. Nokturia
l. Edema dependen
bersama dan juga terdapat pada anak-anak bukan adopsi telah dapat
dan separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak
( Suparto, 2000:322)
20
berikut :
Tabel 2.2
Kategori ambang batas IMT
No Kategori IMT
1. Kurus Kekurangan berat < 17,0
badan tingkat berat
Kekurangan berat < 17,0-18,5
badan tingkat ringan
Normal 18,5-25,0
Gemuk/obesitas Kelebihan berat > 25,0-27,0
badan tingkat ringan
Kelebihan berat < 27
badan tingkat berat
3) Kebiasaan Merokok
Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih
karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja
4) Stres
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian
dan sebagainya yang dirasakan atau tidak, bila kondisi fisik dan
2004:25).
6) Faktor Usia
lebih sehat dan memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada
jumlah sedang lebih baik dari pada olahraga berat tetapi hanya
9) Stroke
di otak, atau akibat embulus yang terlepas dari pembuluh non- otak
26
hipertensi kronik.
f. Komplikasi
Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau
tanpa disertai stroke dan gagal ginjal. Dengan pendekatan sistem organ
28
Tabel 2.3
Tabel komplikasi hipertensi
mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan
kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang
Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan
tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target
serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus.
Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih
Selain itu dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10
g. Pencegahan hipertensi
tindakan pencegahan yang baik (Stop High blood pressure), antara lain
tersebut akan menderita tekanan darah tinggi yang lebih berat lagi. Ada
faktor risiko yang dapat dihindarkan atau dirubah, namun ada juga yang
tidak. Faktor resiko yang tidak dapat dihindarkan atau dirubah adalah
genetik, suku bangsa dan umur. Sedangkan faktor risiko yang dapat
asin atau yang diasinkan, daging kambing, buah durian, minuman alkohol
a. Pola makan
makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total lemak, serta kaya
akan buah, sayur, serta produk susu rendah lemah terbukti secara klinis
c) Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau
harus tetap mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein,
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan lainnya serta
bawang putih, dan kulit melinjo, buah kelor, buah kelor, daun
jagung, jali)
tinggi terkena hipertensi. Demikian juga orang yang berusia dia atas 40
b. Pola istirahat
c. Pola aktivitas
yang lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi/kalori yang
34
lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan
terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olah raga secara teratur tidak
hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
sedang selama sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap
d. Pengobatan
batas ideal.
dari 2,3 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan
alkohol.
3. Olah raga aerobic yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial
terkendali.
4. Berhenti merokok.
35
h. Penatalaksanaan hipertensi
(SAFA) dan total lemak kombinasi DASH dan diet rendah garam
serat.
b. Low fat dairy product ( menggunakan produk susu rendah lemak) pada
membran sel. Kalsium tapi juga protein, vitamin dan mineral. Asupan
37
tekanan darah.
zat-zat gizi.
jenuh bersifat aterogenik, lemak jenuh yaitu asam urat, asam palmitat,
sumber hewani seperti daging merah, lemak babi, juga minyak kelapa,
kue, baking powder, MSG (Mono Sodium glutamat yang lebih dikenal
38
darah.
yang menyertainya.
yang akan datang. Ada banyak jenis obat antihipertensi yang dapat
darah yang diinginkan, maka kombinasi dari dua atau lebih obat-
a. Deuretik
menyebabkan aritmia.
b. Beta Blocker
ginjal dan ada yang di liver dan ginjal. Pasien gangguan ginjal
blocker bukan obat pilihan lagi bagi pasien yang masih muda,
c. ACE-inhibator
menyebabkan gagal ginjal dan bagi wanita hamil atau wanita yang
pada kaki bawah dan gusi merupakan sebagian dan efek samping
obat-obatan ini. Satu setengah hingga dua jam setelah minum pil
f. Alpha Blocker
tekanan darah saat bergerak dari posisi duduk atau posisi duduk
antara lain sakit kepala, denyut jantung berdebar keras, mual dan
hypertension).
h. Vasodilator Langsung
2. Kebiasaan Merokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
poison) dan digunakan sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan
ini bertindak sebagai perangsang dan adalah salah satu sebab utama
kecerdasan serta daya ingat. Namun di sisi lain, nikotin adalah racun yang
misalnya : antibotik
yang bersifat racun atau karsinogenik. Dari satu batang rokok yang
berkisar antara 0,5-20 mg. Kandungan tar dan nikotin di pasaran Inggris
dan Amerika Serikat telah menurun, sedangkan salah satu merek rokok di
aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok, tergolong dalam zat
karsinogen, yaitu zat yang meumbuhkan kanker. Kadar tar yng terkandung
kanker.
menurun yaitu 2% pada tahun 1995 menjadi 1,2% pada tahun 2001.
(2,8%) maupun pada laki-laki dan perempuan (5,3%) pada laki-laki dan
2004:1).
banyak yang menjadi perokok dan hampir 2/3 dari kelompok umur
umur 25-29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh
lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu
rentan populasi penduduk. Sebagian perokok mulai merokok pada umur <
20 tahun dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok
tiga puluh tahun atau lebih, lebih dari perokok menghisap minimal 10
oleh faktor fisiologis yaitu adiksi tubuh terhadap bahan yang dikandung
lain dicampur untuk dibuat rokok. Selain itu juga masih ada beberapa jenis
rokok yang dapat digunakan yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu,
rokok pipa, rokok kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap
rokok kretek melebihi 1,5 mg yaitu 2,5 mg dan kandungan kadar tar pada
kangker pada manusia dan terkait dengan zat kimia satrol yang menjadi
mencapai 6.463 ton dengan nilai 75,8 juta dolar AS. Kadar nikotin yang
ada pada rokok seharusnya adalah 1,5 mg dan kadar tar sebesar 20 mg dan
(G.Sianturi, 2003:12).
pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a. Perokok Ringan
Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari
b. Perokok Sedang
c. Perokok Berat
1997: 124). Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan
asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang
(satu bungkus) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok.
Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat
kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis
1997:18)
tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin
10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit (Mangku
Sitepoe, 1997:29). Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca
digunakan . dampak rokok bukan hanya untuk perok aktif tetapi juga
d. Kategori Perokok
1) Perokok Pasif
Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang
perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan
tertutup. Asap rokok yang dihembusan oleh perokok aktif dan terhirup
(Wardoyo, 1996:43).
2) Perokok Aktif
Menurut Bustan (1997: 86) rokok aktif adalah asap rokok yang
berasal dari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap
perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok
lingkungan sekitar.
52
Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri
Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya
bersifat racun antara lain Karbon Monoksida (CO) dan Polycylic Aromatic
Tabel 2.4
Daftar bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok yang dihisap
2. Indol Amoniak
5. Kresol Formaldehid
1) Nikotin
merupakan aikaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi beracun.
Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi
2) Karbon Monoksida
perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lamban namun pasti akan
berpengaruh negatif pada jalan nafas. Gas karbon monoksida bersifat toksis
CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per
3) Tar
(pembentukan kanker).
penyakit. Selain itu tar dapat menempel pada jalan nafas sehingga dapat
kimia dalam komponen padat asap rokok. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah
dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada
bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok
berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat
karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok
mikro gram. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam
hitam yang masuk ke dalam tubuh antara 20 mikro gram per hari. Bisa
rokok perhari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.
nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
terhadap kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Hal ini dapat disebabkan
56
menggangu kerja otak, saraf dan bagian tubuh yang lain. Nikotin
akut, namun tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan
57
diastole sedikit berubah bila orang berhenti merokok. Hal ini mungkin
berhubungan dengan fakta bahwa perokok sekitar 10-20 pon lebih ringan
dari pada bukan perokok yang sama umurnya, tinggi badannya, jenis
kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan naik. Dua
satu sama lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figure contok
mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single perent). Remaja akan
daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.
2. Pengaruh teman
perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua
satu lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok.
3. Faktor Kepribadian
atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa,
4. Pengaruh Iklan
B. Penelitian terkait
cross sectional berupa pendekatan disertai observasi pada suatu saat yang
responden diambil secara random sampling sebanyak 100 orang. Alat yang
digunakan kuesioner
mencoba coba untuk merokok karena sedang kesal, ingin coba-coba, ingin
tampil lebih percaya diri, ingin tampil lebih dewasa, juga memiliki latar
C. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Penghasilan
- Status gizi
- Kebiasaan merokok :
- Jumlah rokok yang dihisap
- Jenis rokok yang dihisap
- Lama menghisap rokok
- Pengetahuan tentang merokok
- Sikap tentang merokok Kejadian
hipertensi
Ringan
Sedang -Berat
Faktor pemungkin
- Iklan
- Fasilitas dari orang tua
- pergaulan
- penghasilan
Faktor penguat
- Peraturan-peraturan tentang
merokok
- Penyuluhan tentang merokok
- Peran keluarga dalam
kebiasaan merokok
- Peran masyarakat dalam
merokok
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. (Setiadi. 2007 Hal 64).
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, maka pada
dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan variabel bebas yang artinya
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas.
(Notoatmodjo.2005;70)
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status gizi, olah raga, serta
kebiasaan merokok meliputi jenis rokok yang dihisap, jumlah rokok yang
Karaktesitik individu
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Penghasilan
- Status gizi
- Olah raga Hipertensi
Ringan
Sedang-
berat
Kebiasaan merokok
- Jumlah rokok yang dihisap
- Jenis rokok yang dihisap
- Lama menghisap rokok
B. Definisi Opersional
1. Dependent
Ordinal
a. Hipertensi Responden laki- spygmomanometer 1. Ringan
laki yang berumur S = 140-160
25 tahun ke atas mmHg
dengan tekanan D = 90-100
darah sistolik ≥ mmHg
140 mmHg dan 2. Sedang-berat
diastolik ≥ 90 S > 160
mmHg mmHg
D > 100
mmHg
2 Independent
1. 25-40 th
a. Umur Umur responden kuesioner 2. > 40 th Ordinal
yang berusia di
atas 25 tahun saat
dilakukan
penelitian
merupakan selisih
antara tahun
penelitian dengan
tahun kelahiran
responden
b. Tingkat Jenjang Kuesioner 1. Rendah Ordinal
Pendidikan pendidikan formal ( tidak
yang sudah sekolah,tama
ditempuh oleh t SD, tamat
responden yang SMP)
berusia diatas 25 2. Tinggi
tahun ( tamat
SMA,
diploma,
sarjana)
c. Pekerjaan Mata pencaharian Kuesioner 1. Non Swasta Ordinal
responden untuk 2. Swasta
membiayai seluruh
65
anggota keluarga
d. Penghasilan Jumlah pendapatan Kuesiober 1. Lebih tinggi Ordinal
yang dihasilkan dari UMR
oleh responden (upah
perbulan minimum
regional)
2. Lebih rendah
dari UMR)
batang
perhari Nominal
C. Hipotesis penelitian
dugaan, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis itu dapat
1. Ha
2. Ho
Kota Depok
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan cara pengumpulan
A. Rancangan Penelitian
Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok. jenis penelitian ini adalah
pekerjaan, status gizi, olahraga dan kebiasaan merokok yang meliputi antara
lain jenis rokok yang dihisap, jumlah rokok yang dihisap, lama menghisap
Keuntungan metode cross sectional ini adalah lebih efisien karena tidak
Waktu penelitian dari bulan mei sampai minggu pertama bulan juni 2009.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
krukut, kecamatan limo, kota depok. Yang berjumlah 794 orang, (berdasarkan
Sampel penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil
penelitian ini adalah 265 orang. Besar sampel yang dipakai dengan
jumlah populasi lebih kecil dari 10.000. rumus yang digunakan yaitu sebagai
berikut (setiadi,2007)
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
penghimpunan sampel
n=
n=
n=
n= 265
dari jumlah sampel. Jadi jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 290
71
Tabel 4.1
rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 (Noto Atmodjo,
peneliti.
kepada responden yang buta huruf. data primer didapat dari hasil
rokok yang dihisap, jumlah rokok yang dihisap, lama menghisap rokok.
7. Analisa data
E. Instrumen Penelitian
memberi tanda (√) sesuai dengan data. Isi kuesioner ini terdiri dari dua bagian
yaitu :
operasional
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur ini benar-benar
coba terhadap 30 orang diluar responden yang telah ditentukan dan memiliki
karakteristik sama dengan sampel penelitian, tujuan uji coba ini untuk
dengan Rumus:
74
Keterangan :
n = Jumlah responden
Jika menggunakan SPSS maka nilai korelasi person yang di lihat , setelah
tinggi
2. Uji Reliabilitas
75
angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada
pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih. Cronbach’s Alpha
Keterangan :
Table 4.2
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
selanjutnya hasil tersebut diolah dengan metode SPSS versi 16,0. dari hasil uji
disesuaikan.
G. Kuesioner ( terlampir )
H. Pengolahan Data
(setiadi,2007:1880) yaitu :
data dan memeriksa kelengkapan isian dari lembar observasi, apabila tidak
tersebut.
2. Coding yaitu member kode untuk jawaban menggunakan huruf dan angka
3. Entry Data yaitu jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian
4. Cleaning Data yaitu data yang telah dientry dicek kembali untuk
dianalisa.
yang dilakukan.
tabulasi oleh kuesioner. ini merupakan metode yang paling sederhana bila
jumlahnya lalu dimasukan kealam table yang sudah disiapkan. dengan cara
computer jauh lebih mudah sesudah ada paket program, sepertio program
I. Analisis Data
a. Analisis univariat
jenis rokok yang dihisap, jumlah rokok yang dihisap, lama menghisap
frekuensi dan akan digunakan untuk uji chi square. Tabel frekuensi pada
b. Analisis Bivariat
berikut:
Keterangan :
∑ = penjumlah
Kategori
J. Etika Penelitian
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
pengantar dari fakultas ilmu ilmu kesehatan, program studi ilmu keperawatan
dengan menyerahkan surat kepada ketua kelurahan dan ketua RW 03, untuk
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
K. Keterbatasan
peneliti adalah :
kurang representative.
82
BAB V
HASIL PENELITIAN
yaitu minggu keempat bulan mei sampai minggu keempat bulan juni 2009.
tabulasi data kemudian dapat disajikan dalam bentuk diagram dan tabel.
bidang tertentu. Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat dan
analisa bivariat.
ada di Kecamatan Limo Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Terbagi menjadi 8
kantor provinsi dan ibu kota negara Jakarta sebagai berikut:Jarak dari pusat
kota Depok 6 Km, Jarak dari pusat pemerintah an ke provinsi 157 Km Jarak
Desember 2008 sebagai berikut: Jumlah penduduk 13.311 jiwa, Terdiri atas:
rendah yaitu tidak sekolah atau tidak lulus SD, tamatan SD dan SMP
kelurahan krukut adalah dapat sebanyak 240 responden atau (91%) swasta
yang terdiri dari, petani, pedagang, buruh, pegawai swasta sedangkan Non
kesehatan yang berada di wilayah lain namun dapat dijangkau dengan mudah.
85
C. karakteristik Responden
1. Umur Responden
Diagram 1
Distribusi Umur Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo Kota Depok tahun 2009
berumur 25-40 tahun sebanyak 113 responden atau (43 %) dan sebanyak
2. Pendidikan Responden
Diagram 2
86
3. Pekerjaan Responden
Diagram 3
Distribusi Pekerjaan Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo Kota Depok
yaitu PNS/TNI/POLRI.
4. Penghasilan Responden
Diagram 4
Distribusi Penghasilan Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan
KrukutKecamatan Llimo Depok
500rb/bln.
5. IMT Responden
Diagram 5
Distribusi IMT Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo Kota Depok
88
responden atau (97%) memiliki IMT < 25, sedangkan 9 responden atau
1. Analisa Univariat
1. Kebiasaan Merokok
Diagram 6
Distribusi berdasarkan merokok atau tidak pada Responden Hipertensi
di RW 03 Kelurahan Krukut Kecamatan Llimo Depok
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa dari 265 responden terdapat 256
Diagram 7
Distribusi berdasarkan lama merokok pada Responden Hipertensi di RW 03
Kelurahan KrukutKecamatan Llimo Depok
89
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa dari 265 responden terdapat 255 atau
Diagram 8
Distribusi berdasarkan umur mulai merokok pada Responden
Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Depok
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa dari 265 responden terdapat 259 atau
(98%) menjawab lebih 10 tahun umur saat pertma kali mencoba merokok,
Diagram 9
Distribusi berdasarkan jumlah rokok pada Responden
Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Depok
90
atau 74% yang menjawab lebih dari 10 btg/hari merokok setiap hari,
btg/hr.
Diagram 10
Distribusi berdasarkan jenis rokok pada Responden Hipertensi di RW 03
Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok
terdapat 31 orang atau (12%) yang memilih jenis rokok kretek sedangkan
Diagram 11
Distribusi berdasarkan berhenti merokok pada Responden Hipertensi di RW
03Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota Depok
91
Diagram 12
Distribusi berdasarkan pernah atau tidak mengalami gangguan kesehatan
pada Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo
Kota Depok
Diagram 13
Distribusi berdasarkan biasa atau tidak merokok dirumh pada Responden
Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota Depok
orang atau (87%) yang menjawab Ya biasa merokok dalam rumah ketika
menjawab tidak.
Diagram 14
Distribusi berdasarkan ada atau tidak keluarga merokok Responden
Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota Depok
orang atau (84%) yang menjawab Ya keluarga dalam ada yang merokok,
Diagram 15
Distribusi berdasarkan ada atau tidak orang-orang merokok
pada Responden Hipertensi di RW 03 KelurahanKrukut
93
merokok.
Diagram 16
Distribusi berdasarkan pengetahuan tentang bahaya merokok
pada Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo Kota Depok
Diagram 17
Distribusi berdasarkan pengetahuan tentang bahan rokok pada Responden
Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota Depok
94
tidak.
Diagram 18
Distribusi berdasarkan Merokok 13 Responden Hipertensi di RW 03
Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota Depok
Dari diagram di atas menyatakn 265 responden terdapat 261 orang atau
Diagram 19
Distribusi kebiasaan merokok Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan
KrukutKecamatan Limo Kota Depok
2. Kejadian Hipertensi
Diagram 20
Distribusi berdasarkan ya atau tidak memeriksakan tekanan darah pada
Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Limo Depok
96
Diagram 21
Distribusi berdasarkan pemeriksaan tekanan darah terdahulu
pada Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut
Kecamatan Limo Kota Depok
Dari diagram di atas menyatakan bahwa 265 responden terdapat 155 atau
(58%) yang menjawab tekanan darah > 140/100 mmHg pada pemeriksaan
Diagram 22
Distribusi berdasasarkan pemeriksaan tekanan darah saat ini pada
Hipertensi Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan
Limo Kota Depok
97
orang atau (40%) yang menjawab tekanan darah < 140/100 mmHg pada
saat sekarang sedangkan sebanyak 158 orang atau (60%) yang menjawab
Diagram 23
Distribusi berdasarkan ya atau tidak mengalami sakit kepala
padaResponden Hipertensi di RW 03 Kelurahan Krukut Kecamatan Limo
Depok
Dari diagram di atas menyatakan bahwa 265 responden terdapat 224 orang
Diagram 24
Distribusi berdasarkan ya atau tidak mengalami perdarahan hidung
pada Responden Hipertensi di RW 03 Kelurahan
KrukutKecamatan Kota Llimo Depok
98
Diagram 25
Distribusi berdasarkan ya atau tidak merasakan pandangan kabur pada
Responden Hipertensi di RW 03Kelurahan KrukutKecamatan Limo Kota
Depok
Dari diagram di atas menyatakan bahwa 265 responden terdapat 213 atau
Diagram 26
Distribusi Hipertensi ya atau tidak merasa emosi atau sulit
mengendalikan amarah pada Responden Hipertensi di RW 03
Kelurahan KrukutKecamatan Llimo Depok
99
atau (35%) yang menjawab Ya tentang sering merasa cepat emosi atau
menjawab Tidak.
Diagram 27
Distribusi berdasarkan kejadian Hipertensi pada Responden Hipertensi di
RW 03 Kelurahan KrukutKecamatan Llimo Depok
Diagram 28
Distribusi berdasarkan Olah raga pada Responden Hipertensi di RW 03
Kelurahan KrukutKecamatan Llimo Depok
100
Dari diagram di atas menyatakan bahwa 265 responden terdapat 265 atau
D. Analisa Bivariat
1. Hubungan jenis rokok dengan kejadian hipertensi
Tabel 5.1
Disrtibusi hubungan jenis rokok dengan kejadian hipertensi pada
usia 25 th keatas di RW 03 Kelurahan Krukut Kecamatan Limo
Kota Depok
Dalam penelitian ini jenis rokok dibagi menjadi dua kategori yaitu jenis rokok
kretek dan jenis rokok filter. Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa responden yang
101
memilih jenis rokok kretek yang tekanan darahnya < 140/100 mmHg sebanyak 6
tekanan darah > 140/100 mmHg di mana memilih jenis rokok kretek, sedangkan
sebanyak 39 responden atau (16,7%) memilih rokok jenis filter tekanan darahnya
< 140/100 mmHg dan sebanyak 195 responden atau (83,3%) memilih rokok filter
tekanan darahnya > 140/100 mmHg. Dari uji statistic didapatkan P-value = 0,904,
ini berarti P > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidaka ada hubungan yang
responden di bagi menjadi dua kategori yaitu jumlah rokok lebih dari 10
102
batang per hari dan jumlah rokok kurang dari 10 batang per hari. Dari
table di atas dapat di lihat bahwa jumlah rokok lebih dari 10 batang per
hari yang tekanan darahnya < 140/100 mmHg sebanyak 31 responden atau
(15,7%) dan sebanyak 166 atau (84,3%) memiliki tekanan darah >
mengkonsumsi rokok kurang dari 10 batang per hari tekanan darahnya <
rokok kurang dari 10 batang per haritekanan darahnya > 140/100 mmHg.
Dari uji statistik di dapatkan P-value = 0,464, ini berarti P-value > 0,05
kategori yaitu lama merokok lebih dari 3 tahun dan lama merokok kurang
dari 3 tahun. Dari table di atas dapat di lihat bahwa lama merokok lebih
tekanan darah > 140/100 mmHg dimana mempunyai lama merokok lebih
merokok kurang dari 3 tahun tekanan darahnya < 140/100 mmHg dan
darahnya > 140/100 mmHg. Dari uji statistik di dapatkan P-value 0,016,
ini berarti P < 0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan
54-5,388
Sering 33 14,7% 192 85,3% 225 100
kategori yaitu jarang dan sering. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebiasaan
merokok jarang yang memiliki tekanan darah < 140/100 mmHg sebanyak 12
responden atau 30,0% dan sebanyak 28 responden atau 70,0% yang memiliki
responden yang memiliki kebiasaan merokok sering dimana tekanan darahnya <
140/100 mmHg sebanyak 33 responden atau 14,7% dan sebanyak 192 responden
atau 85,3% memiliki kebiasaan merokok sering tekanan darahnya > 140/100
mmHg. Dari hasil uji statistik di dapatkan P-value = 0,031. Ini berarti P-value <
0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara
kebiasaan merokok sering beresiko 2,294 kali lebih sering menderita hipertensi di
BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang di bahas dalam bab ini terbatas pada hubungan
rokok yang di hisap, jumlah rokok yang di hisap, lama menghisap rokok dengan
A. Analisa Univariat
106
1. Umur
Kota depok. Dan diperoleh data bahwa dari jumlah responden sebanyak
265 yang berumur 25 tahun ke atas sebanyak 113 responden atau (43%),
dan responden yang berumur lebih dari 40 sebanyak 152 tahun atau (57%).
25 sampai 40 tahun ke atas. Data ini sama dengan data laparon jumlah
sampai 40 tahun di RW 03 sebanyak 298 jiwa proporsi ini lebih besar jika
lebih tinggi dari pada yang tidak merokok. Sedang bila kebiasaan
tersebut dimulai di atas umur 25 tahun, risiko itu hanya 2-5 kali
hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari
penduduk, sabagian besar perokok mulai merokok pada usia kurang dari
20 tahun dan separuh dari laki – laki umur 40 tahun keatas telah merokok
(http://ryaniehealth.blogspot.com )
2. Tingkat pendidikan
perguruan tinggi/Akademi.
lebih tinggi.
sekolah atau tidak tamat SD, ada yang tamat SD, tamat SLTP, tamat Slta,
dan ada pula yang berijazah Akademi atau Universitas. Perilaku merokok
menunjukkan bahwa pria yang yang tidak sekolah atau tidak tamat SD
3. Pekerjaan
dapt data bahwa sebanyak 240 responden atau (91%) swasta yang terdiri
seperti fasilitas golf, kolom renang jadi responden banyak yang bekerja di
stress dalam pekerjaan dengan merokok. Hal ini dikarenakan efek dari
diserap oleh paru-paru dan dibawa dengan cepat ke dalam aliran darah,
terpapar nikotin, terjadi suatu efek sebagai bagian dari stimulasi obat
tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
dan tidaka boleh terputus, termasuk pekerjaan keluarga tanpa upah yang
Syafnida, 2007).
4. Penghasilan
kapita pada tahun 2004 sebesar 5,87%. Pada penelitian ini diketahui
Depok).
Belum lagi dengan penyakit yang ditimbulkan oleh rokok tersebut yang
pengobatannya.
nafkah.
miskin akan jauh lebih rentan terserang penyakit [oleh rokok] daripada
orang kaya. Dan secara tidak sadar, rokok merupakan salah satu faktor
keluarga < 1 juta per bulan) harus menghabiskan porsi yang besar
cukup serta investasi untuk pendidikan harus dipotong karena rokok. Dan
jika kepala keluarga yang kecanduan merokok relatif tinggi, maka pada
usia yang masih relatif muda (35-45 tahun), ia mulai sakit-sakitan atau bisa
jadi kena kanker. Ketika sakit, maka ia akan kesulitan bekerja. Penghasilan
anaknya yang sedang sekolah atau melanjutkan studi akan kesulitan biaya.
belanja ikan (6,20%), sayur mayur 5,10%, daging, telor dan susu 6,40%.
5. Status gizi
114
265 terdapat sebanyak 256 responden atau (97%) memiliki IMT < 25,
sedangkan 9 responden atau (3%) memiliki IMT > 25. Dari pernyataan
atau ideal.
kekeurangan gizi akibat pola anggaran yang tidak tepat. Saat ini pola hidup
yang tidak tepat karena banyak anggaran yang dikeluarkan untuk membeli
pola makan yang tiak teratur dapat meningkatkan risiko terserang penyakait.
yang bergizi.
gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk
dapat hidup sehat secara optimal.zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup
tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagi sumber energi atau tenaga
untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk mengganti sel-sel yang
rusak, sumber zat pengatur (vitamin dan mineral) Makanan yang dikonsumsi
energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi, roti, dan hasil olahannnya.
Makanan sumber zat pembangun misalnya: ikan, telur, daging, tahu, tempe,
Agar manusia dapat tetap hidup dan bekerja seperti biasanya maka
memerlukan energi yang biasa diukur dengan satuan kalori. Meskipun kita
tidur dan tidak bekerja, energi tetap dibutuhkan untuk denyut jantung dan
diperlukan oleh kenderaan agar dapat tetap berjalan. Jumlah kebutuhan energi
seseorang pada dasarnya berbeda tergantung pada umur, jenis kelamin, berat
(20 – 59 tahun) dengan barat badan 62 kg, tinggi 165 cm dan aktifitas sedang
membutuhkan energi kurang lebih 3000 kilo kalori, sedangkan bila wanita
2250 kilo kalori. Apabila orang yang sama dengan aktifitas lebih berat, maka
kebutuhan bagi laki-laki sebesar 3600 kilo kalori dan wanita 2600 kilo kalori.
6. Olah raga
pada diagram 20 menyatakan bahwa terdapat 265 orang atau (100%) yang
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga
olah raga akan menaikan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan
(Tjokronegoro, 2001).
gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja menjadi penyebab utama
dari 10 kematian dan kecacatan dan lebih dari dua juta kematian setiap
banyak kegiatan yang menjadi mudah dan singkat dari segi waktu karena
pemeliharaan fisik, mental, dan kualitas hidup sehat. Secara umum setiap
orang tahu bahwa berolah raga atau melakukan aktvitas fisik bermanfaat
bagi kesehatan.
setiap hari yaitu : hidup lebih sehat dan segar, kesehatan fisik dan mental
resiko mengalami tekanan darah tinggi, mengurangi stres, otot lebih sehat
dan kuat.
terdapat 31 orang atau (12%) yang memilih jenis rokok kretek sedangkan
234 orang atau (88%) memilih jenis rokok filter. Berdasarkan pengamatan
bahwa filter pada rokok tidak berefek untuk mengurangi zat-zat yang
berbahaya tersebut jadi efek racunnya sama saja dengan rokok jenis
kretek. Dengan kata lain, tidak ada batas aman bagi orang yang terpapar
lain dicampur untuk dibuat rokok. Selain itu juga masih ada beberapa jenis
rokok yang dapat digunakan yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu,
rokok pipa, rokok kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap
197 atau (74%) sebagian besar responden menghisap lebih dari 10 batang
habiskan dalam sepuluh isapan akan mengalami 70.000 kali isapan asap
rokok. Padahal secara teoritis beberapa zat kimia dalam rokok bersifat
setiap hari akan merasakan dampak akan yang akan di timbulkan oleh asap
119
rokok yang kurang dari 10 batang setiap harinnya. Temuan dari penelitian
ini di mana jumlah rokok yang di hisap memberikan factor risiko kejadian
perokok berat dengan konsumsi rokok leboh dari 10 batang setiap hari
terdapat 255 atau (96%) responden yang mulai merokok lebih dari 3 tahun
lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang
karena mereka mulai dari umur 25 tahun ke atas sampai usia lebih dari 40
penghilang rasa takut dan cemas tetapi merokok walaupun sebatang dapat
kali per menit. Walaupun peningkatan tekanan darah tidak begitu tampak
dalam waktu lama (10-20 tahun) dampak rokok akan terasa sehingga dapat
B. Analisa Bivariat
Analisa ivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi
bersifat katagori dengan skala ordinal. Dalam penelitian ini jumlah cell
15,0. Chi square tabel tabel diperoleh dari penentuan cell 2X2 dimana db=
membandingkan nilai chi square hitung dengan nilai chi square tabel. Bila
chi square hitung lebih besar dari nilai chi square tabel maka ada
dependen, apabila chi square hitung lebih kecil dari chi cquare tabel maka
signifikan alpha 0,05. Keputusan diambil jika P-value lebih kecil dari
independen dengan variabel dependen dan apabila p-value lebih besar dari
alpha (0,05) maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
pada tabel chi square test nilai continuity correction hitung sebesar 0,014.
Penentuan nilai chi square tabel di peroleh dari penentuan cell 2X2
122
dimana db = (k-1)(b-1), berdasarkan nilai chi square tabel 3,841 pada taraf
kepercayaan 95%. Pada penelitian ini diperoleh nilai chi square hitung
lebih besar dari nilai chi square tabel, hal ini berarti bahwa ada hubungan
hipertensi.
alpha 0,05, berarti P-value lebih besar dari aipha (0,05). Berdasarkan P-
value 0,904 lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dapat
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang sekecil
itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok
rokok.
rokok. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa filter pada rokok tidak
racunnya sama saja dengan rokok jenis kretek. Dengan kata lain, tidak
ada batas aman bagi orang yang terpapar oleh asap rokok.
menemukan adanya lima zat kimia yang tidak terdapat pada rokok putih
kepekatan asap dan ini ada hubungannya dengan kadar tinggi eugenol
Selain itu juga masih ada beberapa jenis rokok yang dapat
digunakan yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu, rokok pipa,
rokok kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap (tembakau
pada tabel chi square test nilai continuity correction hitung sebesar 0,535.
125
Penentuan nilai chi square tabel di peroleh dari penentuan cell 2X2
dimana db = (k-1)(b-1), berdasarkan nilai chi square tabel 3,841 pada taraf
kepercayaan 95%. Pada penelitian ini diperoleh nilai chi square hitung
lebih besar dari nilai chi square tabel, hal ini berarti bahwa ada hubungan
hipertensi.
signifikan alpha 0,05, berarti P-value lebih besar dari alpha (0,05).
Berdasarkan P-value 0,464 lebih besar dari 0,05 pada taraf kepercayaan
95% dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah rokok
dimana dengan uji Chi square dihasilkan 0,009. Ini menunjukakn ada
kejadian hipertensi.
risiko timbulnya kanker paru berkisar antara 2-4 kali lebih tinggi
126
124). Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap
rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu
bungkus) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa
zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif
(ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga
dihisapnya setiap hari yaitu : perokok sangat berat adalah perokok yang
lima menit setelah bangun tidur pagi hari. Perokok berat adalah perokok
berkisar 6-30 m3nit setelah bangun tidur pagi hari. Perokok sedang
setelah bangun tidur pagi hari. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar
pada tabel chi square test nilai continuity correction hitung sebesar 5,787.
Penentuan nilai chi square tabel di peroleh dari penentuan cell 2X2
dimana db = (k-1)(b-1), berdasarkan nilai chi square tabel 3,841 pada taraf
kepercayaan 95%. Pada penelitian ini diperoleh nilai chi square hitung
lebih besar dari nilai chi square tabel, hal ini berarti bahwa ada hubungan
hipertensi.
alpha 0,05, berarti P-value lebih kecil dari alpha (0,05). Berdasarkan P-
value 0,016 lebih kesil dari 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dapat
lama merokok dengan kejadian hipertensi. Dari nilai OR (95% CI: 0,051-
0,672) dapat disimpulkan bahwa lama merokok berisiko 0,186 kali lebih
mulai merokok.
menyatakan bahwa dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca
hipertensi akan muncul kurang lebih setelah berusia lebih dari 25 tahun ke
atas
akan ditimbulkan dikemudian hari. Meski semua orang tahu akan bahaya
yang ditimbulkan akibat rokok, kebiasaan merokok tidak pernah surut dan
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut
pada tabel chi square test nilai continuity correction hitung sebesar 5,787.
Penentuan nilai chi square tabel di peroleh dari penentuan cell 2X2
129
dimana db = (k-1)(b-1), berdasarkan nilai chi square tabel 3,841 pada taraf
kepercayaan 95%. Pada penelitian ini diperoleh nilai chi square hitung
lebih besar dari nilai chi square tabel, hal ini berarti bahwa ada hubungan
hipertensi.
signifikan alpha 0,05, ini berarti P- value lebih kecil dari alpha (0,05).
Berdasarkan p-value 0.031 lebih kecil dari 0.05 pada taraf kepercayaan 95
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
diserap oleh paru-paru dan dibawa dengan cepat ke dalam aliran darah,
terpapar nikotin, terjadi suatu efek sebagai bagian dari stimulasi obat
tekanan darah. Hal yang tersebut diatas hanyalah merupakan salah satu
jaringan, termasuk jantung. Efek buruk lain dari rokok adalah menurunnya
kadar HDL dimana cairan darah menjadi lebih kenyal, pekat dan mudah
2006).
131
C. Keterbatasan penelitian
berikut:
1. Keterbatasan penelitian
Dalam hal ini peneliti merupakan peneliti pemula yang masing asing
dilakukan pada satu tempat saja, dan dengan sampel yang cukup banyak
hasil penelitian.
2. Keterbatasan kuesioner
3. Keterbatasan responden
132
melakukan penelitian.
BAB VII
Penutup
A. Simpulan
1. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis rokok
kejadian hipertensi.
0,05). Artinaya jumlah rokok yang dihisap tidak ada kaitanya dengan
kejadian hipertensi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anna Maria Sirait, dkk. Perilaku Merokok ( Analisis Data Susenas 2001). http.//
www.kompas.co.id
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius
Aulia Sani. 2004. Pelayanan Tiga Tahun Pelayanan Klinik Berhenti Merokok,
Yayasan Indonesia. http://angelnet.info/index
Gardner, F. Samuel. 2007 smart treatmet for High Blood Pressure. Jakarta:
prestasi Pustakaraya
G.Sianturi, 2003. Merokok Dan Kesehatan. . http.//kompas.com
hhtp://www.depkes.go.id.indekx.php?
option=articles&task=viewarticle&artid=20&intemed=3 diaskes tanggal 1
april 2009
http://www.gisi.net/makalah/Gizi%20seimbang%20Utk%20Hipertensi.PDF
diaskes tanggal 1 april 2009
hhtp://www.fkm.ui.ac.id/index.php?option=com
content&task=view&id=56&item mid =89 diaskes tanggal 1 april 2009
Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta : CV Teruna Grafika
137
Robbin dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC
Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Pengantar Umum Patologi. Jakarta: PT. Bulan
Bintang
Widi Sulistiani. 2005. Analisis Faktor Resiko Yang Berkaitan Dengan Kejadian
Hipertensi
138