NPM : 195140052
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dan serius bagi dunia. Di samping
karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang,
hipertensi juga merupakan penyebab kematian (Kodim, 2001). Menurut World Health
Organization (WHO) (2005), hipertensi merupakan faktor risiko dari tingginya prevalensi
yang berkotribusi. Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi penyebab
7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Sekitar 62% penyakit serebrovaskular
dan 49% penyakit jantung iskhemik disebabkan oleh tingginya tekanan darah (>115)
(Tasfaye et al., 2007). Bahkan di dunia, hipertensi menjadi beban finansial yang cukup
besar, baik bagi masyarakat maupun sistem sistem kesehatan dan menghabiskan banyak
Saat ini, secara umum prevalensi hipertensi di dunia cukup tinggi dan semakin dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2000, sekitar 26,4% masyarakat dunia menderita hipertensi.
Pada tahun 2003 tingkat prevalensi menjadi 28% (crude) dan 27,3% (age-standarized)
Menurut catatan WHO (2011) ada satu milyar orang di dunia menderita hipertensi
dan dua per-tiga diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah-
diperkirakan akan terus meningkat dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang
31,7%. Laporan statistik kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang
dewasa di seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi. Suatu kondisi yang merupakan
penyebab sekitar setengah dari semua kematian akibat stroke dan serangan jantung. Di
Dunia prevalensi hipertensi tertinggi berada dibeberapa Negara yang berpendapatan rendah
di Afrika. Diperkirakan lebih dari 40% orang dewasa di Negara tersebut terkena hipertensi
(Kemenkes, 2013).
Di Indonesia pada tahun 1995 satu dari sepuluh orang berusia 18 tahun keatas
menderita hipertensi, kemudian kondisi ini meningkat menjadi satu dari tiga orang
menderita hipertensi pada tahun 2007. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%
atau satu dari tiga orang dewasa mengalami hipertensi, dan 76,1% diantaranya tidak
Sedangkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKR7T) 2001, prevalensi hipertensi di
indonesia pada daerah urban dan rural berkisar 17-21% (Puskom Depkes RI, 2008) dengan
proporsi hipertensi pada pria 27% dan wanita 29%, sedangkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang
berusia diatas 35 tahun ≥ 15,6% dengan proporsi pria 12,2% dan wanita 15,5% (konas
deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan identifikasi faktor
Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa ada beberapa faktor risiko yang
yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diuba. Faktor risiko yang dapat
diubah yaitu riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, dan etnis. Sedangkan
faktor risiko yang dapat diubah yaitu olahraga, obesitas, stress, kebiasaan merokok,
pola
3
4
Menurut ketua Indonesia Society of Hypertension (Inash) Dr. Adre Mayze, Sp.
S(K) mengatakan bahwa penyakit hipertensi tdapat terjadi pada semua orang dan
semakin tinggi usia semakin tinggi resiko terkena hipertensi (Anonim, 2009a).
penuaan dapat menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh. Salah satu
upaya untuk menurunkan angka kesakitan akibat hipertensi. Upaya yang dilakukan
Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan akibat
hipertensi ialah menurunkan harga obat generik khususnya obat anti hipertensi. Obat
anti hipertensi generik yang diturunkan ialah captopril dari harga 4.760,00 menjadi
655,20 per satuan. Ini merupakan bentuk nyata pemerintah untuk menurunkan angka
Pengobatan hipertensi ada dua cara yaitu secara farmakologis dan non
menurunkan tekanan darah (Tierney et al., 2002). Obat farmakologis yang dianjurkan
4
5
oleh JNC 7 ialah diuretik, beta blocker, calcium channel blocker atau calcium
Pengobatan non farmakologis dapat dengan cara merubah gaya hidup seperti
aerobik, mempertahankan asupan kalium, kalsium dan magnesium yang adekuat dan
berhenti merokok (Tierney et al., 2002). Hasil penelitian diketahui bahwa asupan
asupan nutrisi sehingga kebutuhan DASH diet terpenuhi. Penambahan nutrisi dapat
menggunakan jus sayuran. Salah satu sayuran yang memiliki kandungan kalium yang
tinggi dan natrium yang rendah adalah mentimun, sehingga mentimun sesuai
5
6
komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke atau penyakit ginjal kronis (Kurtul
et al., 2020). Hasil penelitian (Mills et al., 2016) menyatakan bahwa pada tahun 2010,
total 1,38 miliar orang (31,1% dari populasi orang dewasa global) menderita
hipertensi.
34,11% dengan posisi pertama di tempati oleh Sulawesi Utara dan posisi terendah di
tempati oleh Papua. Sedangkan Provinsi Aceh menempati posisi ke29 untuk penderita
signifikan dengan besarnya peningkatan tekanan darah dan merupakan indicator yang
Nasional (2016) pasien hipertensi laki-laki yang tidak patuh minum obat sebesar
70,0% sedangkan perempuan sebesar 69,3%. Hasil survey ini menunjukkan bahwa
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasien patuh minum obat,
termasuk di dalamnya yaitu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
Paczkowska (2021) bahwa 54,7% memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi
arteri, 40,0% memiliki pengetahuan rata-rata, dan 5,3% memiliki pengetahuan yang
buruk (Paczkowska et al., 2021). Beberapa alasan lainnya yaitu pasien tidak
memahami instruksi dari petugas kesehatan terkait pengobatan, gejala yang tak
6
7
kunjung membaik walaupun obat telah dikonsumsi membuat pasien tidak percaya
dapat memperburuk kondisi pasien, menambah beban perawatan dalam jangka waktu