BAB I
PENDAHULUAN
muncul dan sering diderita khususnya pada lansia atau lanjut usia. Pada usia lanjut
akan terjadiberbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh sebab itu para lansia
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah
seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi dapat
terjadi pada siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan pada segala umur.
Hampir 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebab sebenarnya, bahkan pada
sebagian besar kasus hipertensi tidak memberikan gejala (asistomatis) (Susilo dan
Wulandari, 2011).
Secara visual, penyakit ini tidak tampak mengerikan, namun bisa membuat
Karena hipertensi dijuluki the silent disease. Penyakit ini dikenal juga sebagai
heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai
darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg ) yaitu 24,0
% pada laki-laki dan 20,5 % pada wanita. Kematian akibat kardiovaskuler secara
global adalah sekitar 17 juta kematian per tahun dan dari jumlah tersebut sekitar
2
9,4 juta kematian di seluruh dunia per tahun disebabkan oleh komplikasi akibat
penyakit jantung dan 51% akibat stroke. Pada tahun 2008, di seluruh dunia sekitar
40% dari total orang dewasa berusia 25 tahun ke atas telah didiagnosis dengan
hipertensi. Kondisi tersebut meningkat dari 600 juta orang pada tahun 1980
Nasopharingitis acut sebanyak 34,14% (Dinkes Jambi, 2015). Adapun dari data
merupakan penyakit ke tiga terbanyak yaitu sebanyak 6.872 jiwa setelah masalah
adalah usia. Karena semakin bertambahnya usia seseorang maka pembuluh darah
akan cenderung lebih kaku dan elastisnya akan berkurang, sehingga akan
Pra Lansia adalah seseorang yang berumur 45-59 tahun. Pra lansia
seperti hipertensi karena usia lanjut akan mengalami proses yang disebut proses
tubuh yaitu pada system sensori pengecapan dan sistem kardiovaskuler, setiap
hipertensi dengan pengaturan pola makan, gaya hidup, hindari kopi, merokok, dan
alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup
tentang hubungan antara perilaku olahraga, stress dan pola makan dengan tingkat
Kota Surabaya, hasil studi hubungan antara kebiasaan olahraga degan tingkat
“indeks”, IMT sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat
badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)
konsisten antara IMT dengan kejadian hipertensi baik pada laki-laki maupun
Selain itu adanya kenaikan yang signifikan pada jumlah wanita yang hipertensi di
usia kurang dari 30 tahun dalam kategori overweight. Namun hanya sedikit
kenaikan dari hipertensi pada wanita diatas 59 tahun baik dalam kategori berat
Aktivitas fisik secara teratur tidak hanya menurunkan tekanan darah, juga
jantung, kelunturan arteri dan fungsi arterial. Aktivitas fisik juga melembabkan
2007).
Perilaku santai yang ditandai dengan lebih tingginya asupan kalori dan
kurang aktivitas fisik merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung, yang
Zat gizi yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu vitamin C sebagai
penting untuk mencegah penuaan sel akibat paparan radikal bebas yang merusak
arteri, ginjal dan jantung. Vitamin C memiliki kemampuan yang sangat baik untuk
2012) menurut penelitian Andamsari, dkk tahun 2015 tentang hubungan pola
makan dengan hipertensi pada orang dewasa di sumatra barat menyebutkan bahwa
5
sistolik.
Block, Gladys, et, al(2008) juga menyebutkan pada tahun 2008 kosentrasi
sistolik sebesar 4,1 mmHg dan diastolik sebesar 4,0 mmHg. Dalam penelitian ini
juga disebutkan sampel yang berada pada kosentrasi vitamin C terendah dalam
magnesium, dan natrium pada kejadian hipertensi bahwa subjek yang memiliki
dibandingkan dengan subjek yang memiliki asupan kalium cukup (Lestari, 2010).
Indeks Massa Tubuh (IMT), Asupan Vitamin C & Kalium dan Aktivitas
dirumuskan yaitu apakah ada Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Asupan
Vitamin C & Kalium dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pra
Vitamin C & Kalium dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pra
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Asupan Vitamin C & Kalium dan
Tubuh (IMT), Asupan Vitamin C & Kalium dan Aktivitas Fisik Terhadap
bahan kepustakaan di STIKes Perintis Sumbar dan dapat menjadi bahan ajar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
Menurut WHO Tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85
mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan
diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun buat orang Indonesia
banyak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 110-
120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun (Adib,
2009).
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai kejarigan
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini dapat
didalam pembuluh darah sangat tinggi. Pembuluh darah yang dimaksud disini
adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung memompa darah ke
interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya usia, maka tekanan darah juga
akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
darah sistolik karena kelunturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
penambahan umur sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau
2.1.2 Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebab :
Hipertensi.
1. Hipertensi Pulmonal
jantung kanan.
perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta
dari 35 mmHg atau “mean” tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg
pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada
yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan
Tabel 2.1
Darah Tinggi
Sistolik Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normotensi <130 dan/atau <85
Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat III >180 dan/atau >110
Sumber : (Corwin, 2009).
estrogen.
2.1.3 Patofisiologi
yang diproduksi dalam hati. Selanjutya, oleh Hormone Rennin (diproduksi oleh
inilah yang memiliki peranan kunci untuk menaikan tekanan darah melalui dua
aksi utama .
13
rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada
volume cairan ekstraseluler akan ditingkatnya dengan cara menarik cairan bagian
memiliki peranan penting pada ginjal) dari konteks adrenal. Pengaturan volume
khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan
hipertensi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung
(mimisan), migren atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang-
maupun pada seseorang yang tekanan darah normal. Jika hipertensinya berat atau
14
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak napas, gelisah, pandanga menjadi kabur yang terjadi karena adaya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal (Susilo dan Wulandari, 2011).
berada di atas batas normal. Penderita baru menyadari ketika hipertensi yang
1) Genetik
tua dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi.
Selain itu, individu normotensi yang memiliki orang tua dengan hipertensi
memiliki reaktivitas vaskuler yang lebih tinggi terhadap stress mental maupun
fisik dibandingkan individu dengan tekanan darah normal dengan orang tua juga
2) Usia
15
yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 %-nya mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi
3) Jenis Kelamin
Laki-laki juga mempunyai risiko lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas
1) Stress
2) Berat badan
dan tekanan darah, baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Obesitas
terutama pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian
oral digunakan. Estrogen dan progesteron sintetik yang dipakai sebagai pil
logis dari estrogen yang meningkatkan sintesis substrat renin oleh hepar, dengan
16
retensi natrium, pada saat yang sama terjadi vasokontriksi ginjal dan sistemik
(Nurrahmani, 2015).
4) Kebiasaan merokok
oleh nikotin. Risiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah perifer tanpa diikuti
individu yang diberi garam berlebihan dalam waktu yang pendek akan didapatkan
2015).
“indeks”, IMT sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat
17
badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)
(Markenson, 2004).
Berat Badan ( BB )
IMT=
Tinggi Badan¿ ¿
dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang
dewasa berumur diatas 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat
diterapkan dalam keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan
Tabel 2.2
karena Indeks Massa Tubuh orang Asia lebih kecil 2-3 kg/m2 dibandingkan
Tabel 2.3
dan menangani masalah berat badan. Banyak studi ilmiah penelitian yang
artikel penelitian diperoleh dari literatur ilmiah dan ditinjau dari panel para
peneliti telah meneliti tentang pentingnya pengurangan berat badan pada orang
dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, kanker dan
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah
19
(Almatsier, 2013).
tekanan darah tinggi. Selain seafood suplement, bahan makanan yang kaya
pepeya rambutan; aneka sayuran seperti kol, kacang panjang, daun katuk
(Vitahealth, 2006)
penuaan sel akibat paparan radikal bebas yang merusak arteri, ginjal dan jantung.
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorbsi
adalah 90% untuk konsumsi di antara 20 dan 120 mg sehari. Tubuh dapat
Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut sela tiga bulan. Tanda dini
Tabel 2.4
dinding pembuluh arteri sehingga dapat diisi kolesterol. Jika terjadi penumpukan
Konsumsi buah dan sayur > 400 gr/hari dapat menurunkan resiko
hipertensi dengan semakin bertambahnya usia. Hal ini tidak saja disebabkan oleh
aktivitas antioksidan dalam buah dan sayur, tetapi juga karena adanya komponen
psikologik atau fisik, panas tinggi atau suhu lingkungan tinggi dan pada perokok.
Bila dimakan dalam jumlah yang melebihi kecukupan dalam jumlah sedang, sisa
vitamin C akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan. Pada tingkat lebih tinggi
(500 mg atau lebih) akan dimetabolisme menjadi asam oksalat. Dalam jumlah
banyak asam oksalat di dalam ginjal dapat diubah menjadi batu ginjal. Jadi
2006).
Tabel 2.5
Angka Kecekupan Gizi yang Dianjurkan untuk Vitamin C
dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium dalam cairan intraseluler adalah
1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraseluler 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh
jumlah natrium dalam cairan sel. Kalium banyak terdapat pada makanan
pengeluaran natrium dan cairan dari dalam tubuh. Kalium juga menghambat
(Mutumanikam, 2016).
Kebutuhan harian minuman untuk kalium pada orang dewasa sehat (lebih
dari 18 tahun) baik pada pria dan wanita diperkirakan sekitar 2.000 mg/hari
kalium pada rentang usia 45-65 tahun yaitu sebesar 4.700 mg/hari (Gizi, 2014).
kehilangan nafsu makan, dan jantung akan berdebar detaknya, dan menurunkan
Tabel 2.6
dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Menurut Hoeger (2005),
aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan otot sekeletal dan
ringan, sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan bila
berbeda tergantung dari lamanya intensitas dan kerja otot (FKM-UI, 2007). Tidak
adanya aktivitas fisik ( kurang aktivitas fisik) merupakan faktor resiko berbagai
24
sebagai berikut:
Tabel 2.7
kesehatan yaitu :
Kesehatan RI 2006).
Ada tiga tipe aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan tubuh:
a. Ketahanan (endurance)
untuk ketahanan paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan
membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik
yang dapat pilih seperti; berjalan kaki, lari ringan, berenang, senam, bermain
b. Kelenturan (flexibility)
lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas ( lentur) dan sendi berfungsi
dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan
selama 30 menit (4-7 hari/minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih
seperti: peregangan, senam taichi, yoga, mencuci pakaian, mobil dan mengepel
lantai.
c. Kekuatan (strength)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot
tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan
26
beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti : push-up, naik turun tangga, angkat
(fitness).
1. Olahraga
darah, serta membuat tubuh menjadi bugar. Olahraga yag dilakukan secara rutin
juga dapat menjaga agar tidak terjadi kelebihan berat badan akibat kurangnya
jasmani maupun rohani. Semakin sering kita melakukan olahraga, maka akan
semakin sehat pula tubuh kita. Selain itu juga dapat membuat tubuh kita tidak
karena kesibukan dan rasa malas membuat olahraga lebih sering terabaikan dan
a. Kardiovaskular
memiliki fungsi untuk meningkatkan pernapasan dan denyut jantung. Pada intinya
olahraga ini memakas jantung bekerja keras dan lebih kuat. Selain itu juga
berfungsi untuk memperbaiki cara kerja jantung dalam memompa darah di dalam
tubuh.
c. Strethcing
yang berat.
Untuk itu, penderita hipertensi diajurkan untuk melakukan olahraga rutin sesuai
atau aerobik yang dilakukan rutin 3-4 kali dalam seminggu dengan durasi 30-45
menit secara teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi (Medika, 2017).
serangan jantung dan stroke. Sebagian besar studi epidemiologi dan studi
fisik, durasi yang cukup, intensitas dan jenis sesuai kemampuan mampu
Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun
kesejahteraan dihari tua, kecuali bila umur tersebut atau proses menua itu terjadi
lebih awal dilihat dari kondisi fisik, mental dan sosial. (Siti Widyaninggrum,
2012).
kelompok:
3. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu lebih dari 70 tahun atau
usia lanjut yang berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
(Depkes.RI, 2003)
29
HIPERTESI
-Kehamilan
IMT
Asupan Vitamin C
Penyakit Hipertensi
Asupan Kalium
Aktivitas Fisik
2.9 Hipotesis