Anda di halaman 1dari 8

Watson Journal of Nursing, Vol 1, No.

1, April 2022

PENGARUH EDUKASI SELF-CARE MANAGEMENT TERHADAP TEKANAN DARAH


PASIEN HIPERTENSI

Fransiskus X. Dotulong¹, Brigita M. Karouw ²


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon
Jln. Florence. Kelurahan Kolongan. Lingkungan VII. Kecamatan Tomohon Tengah.
Kota Tomohon. Kode Pos 95442. Provinsi Sulawesi Utara
E-mail: fransiskus.dotulong@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada pada posisi ≥ 140
mmHg untuk tekanan sistolik atau ≥ 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Kondisi peningkatan
tekanan darah dapat mencetuskan berbagai macam penyakit diantaranya stroke, gangguan jantung
maupun ginjal. Penanganan hipertensi melalui pengendalian tekanan darah dapat dilakukan oleh
perawat melaui tindakan non farmakologis, namun hal ini masih cukup jarang diterapkan di
lapangan perawatan. Edukasi Hypertension Self Care Management merupakan intervensi yang
dapat dilakukan perawat untuk penatalaksanaan penyakit hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh edukasi Self Care Management terhadap pengendalian tekanan darah
pada pasien Hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, dengan metode quasy
eksperimental design, randomized pretest-posttest control group. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 40 responden yang dirawat di RSU Gunung Maria Tomohon, yang dibagi kedalam 2
kelompok yaitu kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=10). Kategori pengukuran
tekanan darah menggunakan rekomendasi JNC VIII. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan
kesehatan untuk perawatan diri untuk perubahan pola hidup sehat dalam mengendalikan tekanan
darah agar dalam rentang normal. Hasil uji Wilcoxon yaitu terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok intervensi dengan p value=0.000. Tidak terdapat
perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji Mann
Whitney yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi yang memperoleh
edukasi dengan kelompok kontrol yang tidak memperoleh edukasi dengan p value=0.000.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh edukasi Self Care Management terhadap
pengendalian tekanan darah pada pasien Hipertensi. Rekomendasi melalui penelitian ini yaitu
edukasi self care bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah pada penderita hipertensi agar
dapat berada dalam rentang yang normal.

Kata kunci: edukasi; self-care management; tekanan darah; hipertensi

PENDAHULUAN hipertensi menyumbang lebih banyak


kematian CVD (Cardio Vacular Disease)
Hipertensi merupakan kondisi yang daripada faktor risiko CVD lainnya yang
paling umum dijumpai dalam kedokteran dapat dimodifikasi dan yang kedua setelah
primer. Hipertensi menurut World Health merokok sebagai penyebab kematian yang
Organization (WHO) adalah suatu kondisi dapat dicegah dengan alasan apapun. Dalam
dimana pembuluh darah memiliki tekanan sebuah studi lanjutan dari 23.272 peserta
darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 NHSAES A.S. (National Health and
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 Nutrition Examination Survey), > 50%
mmHg) yang menetap. Tekanan darah adalah kematian akibat penyakit jantung koroner
kekuatan darah untuk melawan tekanan (PJK) dan stroke terjadi di antara individu
dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dengan hipertensi (Ford, 2011). Karena
oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tingginya prevalensi hipertensi dan
tinggi tekanan darah maka semakin keras peningkatan risiko PJK, stroke, dan stadium
jantung bekerja (WHO, 2013). akhir penyakit ginjal (End-Stage Renal
Pada tahun 2010, hipertensi adalah Disease / ESRD), risiko populasi dapat
penyebab utama kematian dan cacat di tahun- dikaitkan dengan hipertensi yang tinggi.
tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, Dalam penelitian ARIC (Atherosclerosis Risk

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 22


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

in Communities) berbasis Populasi, 25% sampai menjadi parah dan menimbulkan


kejadian kardiovaskular (PJK, revaskularisasi penyakit pada organ lainnya (Lewis et al.,
koroner, stroke, atau Heart Failure) 2011). Black, J.M., & Jane H.W. (2009)
disebabkan oleh hipertensi. Pada penelitian menyatakan bahwa ada beberapa faktor
Northern Manhattan, persentase kejadian risiko yang mempengaruhi kejadian
akibat hipertensi lebih tinggi pada wanita Hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan
(32%) dibandingkan pria (19%) dan lebih menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan
tinggi pada orang kulit hitam (36%) faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko
dibandingkan orang kulit putih (21%) yang tidak dapat diubah yaitu riwayat
(Willey, Moon, Kahn et al., 2014). Pada keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan
tahun 2012, hipertensi adalah penyebab etnis. Sedangkan, faktor risiko yang dapat
utama ESRD yang kedua yaitu diabetes diubah yaitu, olahraga, obesitas, stress,
melitus (DM), dan menyumbang 34% kasus kebiasaan merokok, pola makan makanan
ESRD kejadian pada populasi di Amerika yang asin/garam, konsumsi alkohol, kalium,
Serikat (Saran, Li, Robinson, et al., 2015) lemak dan kafein.
(Whelton, et al., 2017). Penatalaksanaan hipertensi secara
Menurut data dari WHO (2013), komprehensif dan sesuai standar penting
prevalensi hipertensi akan terus meningkat, untuk diimplementasikan. Berdasarkan PMK
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
orang dewasa di seluruh dunia terkena Minimal pada pelayanan kesehatan penderita
hipertensi. Di negara maju dan negara hipertensi yaitu penderita hipertensi esensial
berkembang, pengidap penyakit hipertensi atau hipertensi tanpa komplikasi memperoleh
memperlihatkan tren yang semakin pelayanan kesehatan sesuai standar; dan
meningkat, baik di negara-negara maju upaya promosi kesehatan melalui modifikasi
seperti USA dan Eropa maupun di negara gaya hidup di Fasilitas Kesehatan Tingkat
berkembang misalnya di beberapa negara Pertama (FKTP). Pelayanan kesehatan sesuai
Asia, yaitu Cina, Iran, Sri Lanka dan standar ini juga ada pada Guideline Joint
Bangladesh termasuk Indonesia (Appel et al., National Committee 8 (JNC 8) tahun 2014.
2003). Di Indonesia, pada tahun 2007 dari Dua poin baru yang penting dalam guideline
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), JNC ini adalah perubahan target tekanan
prevalensi hipertensi pada penduduk berumur darah sistolik pada pasien berusia 60 tahun
18 tahun ke atas sekitar 31,7% dan pada ke atas menjadi <150 mmHg dan target
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% tekanan darah pada pasien dewasa dengan
(dari 31,7% menjadi 25,8%). Dari 15 juta diabetes atau penyakit ginjal kronik berubah
penderita hipertensi, 50% hipertensinya menjadi <140/90 mmHg. Dalam guideline
belum terkendali (Riskesdas, 2013). JNC 8 modifikasi gaya hidup tidak dibahas
Prevalensi Hipertensi berdasarkan secara detail tetapi tetap masuk dalam
Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥ 18 algoritma JNC ini yang mengacu pada
Tahun berdasarkan RISKESDAS 2018, modikasi gaya hidup yang terdapat dalam
Sulawesi Utara menduduki peringkat paling JNC 7. Laporan dari JNC 8 (2014) mengenai
tinggi dengan persentasi 13,2 %. Prevalensi rekomendasi untuk pengelolaan hipertensi
Hipertensi berdasarkan Diagnosis Dokter dalam modifikasi gaya hidup yaitu
atau Minum Obat Antihipertensi pada penurunan berat badan bagi penderita
Penduduk Umur ≥ 18 berdasarkan obesitas, aktivitas fisik reguler, mengikuti
RISKESDAS 2018, Sulawesi Utara rencana makan sehat seperti Dietary
menduduki peringkat paling tinggi dengan Approaches to Stop Hypertension (DASH),
persentasi 13,5% (Riskesdas, 2018). mengurangi asupan sodium, pembatasan
Data penderita Hipertensi di RSU konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.
Gunung Maria periode Januari 2017 hingga Penatalaksanaan hipertensi terbagi
Januari 2018 berjumlah 556 pasien, yang menjadi dua yaitu terapi farmakologis dan
terdiri atas 333 pasien perempuan dan 223 non farmakologis. Terapi farmakologi
pasien laki-laki (Data Rekam Medis RSU merupakan pengelolaan hipertensi
Gunung Maria Tomohon, 2018). menggunakan antihipertensi baik golongan
Hipertensi sering disebut sebagai diuretik, penghambat adrenergik maupun
"silent killer" karena sering tanpa gejala vasodilator (Divine, 2012). Terapi

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 23


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

farmakologis, terutama untuk pasien-pasien pengetahuan mengenai manajemen hipertensi


yang mengalami hipertensi berat, biasanya dan gaya hidup yang sehat. Oleh karena itu
memerlukan pengobatan jangka panjang. peran profesional perawat sebagai penolong
Terapi non farmakologis juga dapat (helper) dan mitra partner dalam
digunakan sebagai pelengkap untuk meningkatkan kesehatan dan perawatan
mendapatkan efek pengobatan farmakologis hipertensi diharapkan dapat menolong pasien
(anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, dalam mengontrol atau menurunkan tekanan
2008). Terapi non farmakologis merupakan darah dengan cara memberi intervensi
pengobatan hipertensi yang dilakukan dengan keperawatan untuk dapat meningkatkan
cara menjalani gaya hidup yang lebih sehat kemandirian dan perawatan diri pada klien
(Lalage, 2015), mengatur koping stress, dan keluarga.
menghindari alkohol, dan rokok (Dalimartha, Salah satu terapi non farmakologis
et al., 2008). Williams dan Wilkins (2007) yang dapat dilakukan yaitu melalui
juga menjelaskan berdasarkan beberapa penerapan Edukasi Hypertension Self Care
penelitian bahwa terapi non farmakologi Management dengan tujuan untuk
merupakan intervensi wajib yang harus pengendalian tekanan darah pada penderita
dilakukan pada penanganan penyakit Hipertensi (Han, H.R., et al. 2015). Edukasi
hipertensi. Hypertension Self Care Management yang
Tekanan darah merupakan salah satu didesain dalam bentuk booklet berisi 20 poin
indikator kuat keberhasilan pengobatan pendidikan kesehatan yaitu:
hipertensi karena tekanan darah 1) Berolah raga ringan sesuai toleransi
merefleksikan kekuatan kontraksi jantung secara rutin, seperti berjalan kurang
yang diperlukan agar darah dapat mengalir di lebih 30 menit, minimal 4 sampai 5 kali
dalam pembuluh darah untuk mencapai aliran dalam seminggu
di semua jaringan tubuh dan total peripheral 2) Mengkonsumsi makan kurang dari 1
resistance (TPR) atau tahanan pembuluh sendok teh garam meja per hari (6 gram)
darah perifer (Gunawan, 2001). 3) Mengolah makanan lebih baik dengan
Penatalaksanaan hipertensi dengan obat saat cara dipanggang, dibakar atau dikukus
ini memang telah mengalami kemajuan, daripada menggoreng saat memasak
tetapi terdapat banyak laporan yang 4) Membaca label fakta nutrisi untuk
menyampaikan bahwa penderita yang datang memeriksa informasi tentang konten
ke RS akan datang lagi dengan keluhan natrium
tekanan darahnya tidak mengalami 5) Membaca label nutrisi untuk memeriksa
penurunan bermakna meskipun sudah diobati info tentang jenuh (mis., Mentega,
(Dalimartha, et al, 2008). daging merah) dan lemak trans
Konsep teori keperawatan yang (misalnya lemak babi, pemendekan)
digunakan dalam penelitian ini yaitu teori 6) Mengganti makanan tinggi garam
Dorothea E. Orem (Deficit Self Care Theory). (misalnya, sup kalengan, mie instan)
Mengingat bahwa hipertensi membutuhkan dengan produk rendah garam (misalnya,
perawatan terhadap diri sendiri dalam hal sup buatan sendiri, sayuran segar)
mengontrol dan menurunkan tekanan darah 7) Mengganti makanan berlemak tinggi
serta mencegah dan meminimalkan resiko (misalnya, ayam goreng dalam) dengan
yang terjadi akibat hipertensi. Modifikasi produk rendah lemak (misalnya, ayam
gaya hidup merupakan perilaku kesehatan panggang)
yang sangat penting dalam mencegah 8) Membatasi penggunaan bumbu dengan
dampak dari hipertensi dan merupakan bagi kandungan garam yang tinggi (mis.,
yang tidak dapat dipisahkan dalam saus tomat)
pengobatan hipertensi. Untuk dapat 9) Membatasi konsumsi makanan yang
meningkatkan dan memeliharaan status tinggi jenuh (misalnya, daging merah,
kesehatan dibutuhkan kerja sama dari mentega) dan lemak trans (misalnya,
individu dan pelayanan kesehatan untuk lemak babi)
dapat mencegah dampak dari hipertensi 10) Membatasi total asupan kalori dari
tersebut. Pasien dengan hipertensi mengalami lemak (kurang dari 65 gram) setiap hari
gangguan dalam defisit perawatan diri dalam 11) Mengkonsumsi akan buah dan sayuran
hal mengontrol tekanan darah, kurangnya setiap hari secara rutin

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 24


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

12) Menghindari konsumsi minuman Penggunaan Obat Hipertensi (skala data


beralkohol Nominal).
13) Menghindari merokok Instrumen untuk pengukuran tekanan
14) Mengontrol tekanan darah di rumah darah yang digunakan adalah berdasarkan
secara rutin JNC (The Joint National Committee) VIII,
15) Menggunakan obat hipertensi secara berdasarkan American Heart Association –
rutin American Stroke Association tahun 2017,
16) Melakukan pengecekan ketersediaan sebagaimana dalam ditampilkan pada Tabel
resep obat agar obat selalu tersedia 1.
17) Mengontrol peningkatan maupun
penurunan berat badan Tekanan Tekanan
18) Managemen stress dalam situasi yang Kategori Darah Darah
menyebabkan tingkat stres yang tinggi Sistole Diastole
(mis., adu argumen, kematian anggota Optimal < 120 < 80
keluarga) yang mengakibatkan Normal < 130 < 85
peningkatan tekanan darah
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
19) Managemen stress melalui tindakan
mandiri yang dapat menurunkan stres Hipertensi 140 – 159 90 – 99
(misalnya, pernapasan dalam, meditasi) Derajat I
20) Melakukan konsultasi kesehatan secara Hipertensi 160 – 179 100 – 109
rutin di tempat pelayanan kesehatan. Derajat II
Melalui penerapan edukasi ini maka Hipertensi ≥ 180 ≥ 110
diharapkan klien bisa mengelolah secara Derajat III
mandiri perilaku hidup sehat untuk mencegah Tabel 1. Kategori Pengukuran Tekanan
peningkatan tekanan darah agar dapat Darah JNC VIII
meningkatkan kesehatan individu.
Untuk mengurangi bias data (Susilo,
METODE Aima & Suprapti, 2014), maka kriteria
inklusi yang digunakan dalam penelitian ini
Desain penelitian ini yaitu Quasi – yaitu pasien dengan Hipertensi yang dirawat
Eksperimental dengan Pre test – Post test di RS, dan kesadaran compos mentis. Laki-
Kontrol Group (Polit & Beck, 2012). laki maupun perempuan yang berusia 26 – 69
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua tahun. Dapat memahami dan mengikuti
pasien Hipertensi yang dirawat di RSU instruksi verbal, bersedia untuk menjadi
Gunung Maria Tomohon. Pengambilan responden dalam mengikuti edukasi
sampel menggunakan metode Probability Hypertension Self Care Management, serta
Samping dengan Simple Random Sampling menandatangani Informed Consent baik
(Polit & Beck, 2012) yaitu dalam secara pribadi maupun diwakili keluarga
menentukan 2 kelompok sampel diambil sebagai penanggung jawab.
secara acak, melalui teknik Cointoss. Jumlah Penelitian dilaksanakan di RSU
sampel dalam penelitian ini 40 responden, Gunung Maria Tomohon, sejak 1 Oktober
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 2018 sampai dengan 12 Januari 2019.
kelompok intervensi (n=30) dan kelompok Sebelum penelitian dimulai, tim peneliti
kontrol (n=10). terlebih dulu melakukan pengurusan ijin
Variabel dalam penelitian ini terbagi penelitian dari pihak rumah sakit melalui
atas variabel Independent (bebas) yaitu bidang Pendidikan dan Pelatihan RSU
Edukasi Hypertension Self Care Gunung Maria Tomohon.
Management. Variabel Dependent (terikat) Instrumen pengumpulan data yang
yaitu Tekanan Darah berdasarkan kriteria digunakan adalah instrument berupa lembar
JNC (The Joint National Committee) VIII, karakteristik demografi responden, lembar
dengan skala data Ordinal. Variabel pengukuran tekanan darah, serta booklet
confounder (perancu) terdiri atas 4 yaitu panduan untuk edukasi Hypertension Self
Umur (skala data Ordinal), Jenis Kelamin Care Management. Dalam melaksanakan
(skala data Nominal), Lama Menderita penelitian, pre test pengukuran tekanan darah
Hipertensi (skala data Ordinal) dan dilakukan pada hari 1, yaitu pada kelompok
intervensi maupun pada kelompok kontrol.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 25


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Selanjutnya pada kelompok intervensi 56 - 65 12 30.0


diberikan edukasi Hypertension Self Care 46 - 55 14 35.0
Management yang terdiri dari 20 poin 36 - 45 5 12.5
penyuluhan kesehatan, sedangkan pada
Total 40 100.0
kelompok kontrol tidak diberikan edukasi.
Pada hari ke-7 dilakukan post test untuk Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
pengukuran tekanan darah pada kelompok 2019
intervensi maupun kelompok kontrol. Pada
hari ke-7 ini juga diberikan edukasi pada Berdasarkan karakteristik umur,
kelompok kontrol, agar dapat menjaga responden yang paling banyak dalam
penerapan prinsip Justice sesuai dengan etika penelitian ini yaitu pada rentang umur 46 –
penelitian. Dalam memastikan agar edukasi 55 tahun dengan jumlah 14 responden,
kepada responden tetap efektif maka didalam sedangkan yang paling sedikit yaitu pada
pelaksanaannya, tim peneliti juga rentang umur 35 – 45 tahun dengan jumlah 5
memanfaatkan telenursing melalui media responden.
handphone untuk memberikan edukasi
kepada responden yang termasuk dalam Tabel 3. Karakteristik Jenis Kelamin
kelompok intervensi, yang telah menjalani Responden
perawatan rumah sebelum hari ke-7 dalam Jenis Kelamin Frequency Percent
pelaksanaan penelitian. Laki-laki 19 47.5
Setelah data penelitian dikumpulkan, Perempuan 21 52.5
selanjutnya dilakukan lagi pemeriksaan ulang Total 40 100.0
untuk kelengkapan data dan setelah Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
terkumpul lengkap, maka dilanjutkan pada 2019
tahap analisa data dan analisis statistik
dengan menggunakan perangkat computer Berdasarkan karakteristik jenis
software yaitu Statistikal Package for the kelamin, responden yang paling banyak
Social Sciens (SPSS) Statistics 22 for dalam penelitian ini yaitu perempuan dengan
Windows. Proses analisis data dimulai jumlah 21 responden.
dengan cleaning melalui uji Outlier dan uji
Missing Value. Analisis Univariat Statistik Tabel 4. Karakteristik Lama Menderita
Deskriptif dalam penelitian ini yaitu Analisis Hipertensi Responden
Frekuensi Analisis Deskriptif. Analisis Lama
Bivariat yang digunakan yaitu Uji Beda Non Menderita Frequency Percent
Parametrik Wilcoxon dan Uji Beda Non Hipertensi
Parametrik Mann Whitney. < 1 tahun 2 5.0
1 - 3 tahun 18 45.0
HASIL DAN PEMBAHASAN
3 - 5 tahun 5 12.5
Analisis Univariat > 5 tahun 15 37.5
Analisis univariat digunakan untuk Total 40 100.0
melihat gambaran karakteristik responden Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
dan mengetahui kekuatan otot ekstremitas 2019
atas sebelum dan sesudah intervensi pada
masing-masing kelompok. Berdasarkan karakteristik lama
Gambaran karakteristik responden menderita penyakit hipertensi, responden
yang ditampilkan dalam penelitian ini terdiri yang paling banyak dalam penelitian ini
atas umur, jenis kelamin, lama menderita adalah yang menderita hipertensi 1 – 3 tahun
hipertensi dan penggunaan obat hipertensi. yaitu 18 responden, sedangkan yang paling
sedikit yaitu responden yang menderita
hipertensi kurang dari 1 tahun yaitu 2
responden.
Tabel 2. Karakteristik Umur Responden Tabel 5. Karakteristik Penggunaan Obat
Umur Frequency Percent Hipertensi Responden
>65 9 22.5 Penggunaan Frequency Percent

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 26


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Obat tekanan darah yang signifikan sebelum dan


Hipertensi sesudah intervensi Edukasi Hypertension Self
Rutin 19 47.5 Care Management pada kelompok intervensi.
Tidak Rutin 21 52.5
Tabel 7. Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon
Total 40 100.0 Kelompok Kontrol
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS, Kelompok P
2019 N Mean
Kontrol value
Berdasarkan karakteristik penggunaan Sebelum 10 2.60
obat hipertensi, responden dalam penelitian 0.157
ini pada umumnya menggunakan obat Sesudah 10 2.40
hipertensi secara rutin yaitu ada 29 Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
responden, dan hanya 11 responden yang 2019
tidak menggunakan obat secara rutin.
Hasil perbedaan nilai mean tekanan
Analisis Bivariat darah berdasarkan Tabel 7 diatas didapatkan
Analisis bivariat dalam penelitian ini nilai pre test pada kelompok kontrol yaitu
dilakukan untuk mengetahui perbedaan mean 2.60., dan pada post test yaitu 2.40.,
tekanan darah sebelum (pre) dan sesudah dengan P value=0,157 (<0,05). Hal ini
(post) intervensi Edukasi Hypertension Self menunjukkan bahwa secara statistik tidak
Care Management pada kelompok intervensi terdapat perbedaan tekanan darah yang
dan kontrol, serta perbedaan tekanan darah signifikan pada kelompok kontrol karena
antara kelompok intervensi dengan kelompok memang tidak mendapatkan intervensi
kontrol setelah intervensi, berdasarkan Edukasi Hypertension Self Care
kriteria tekanan darah dari JNC VIII. Pada Management.
analisis bivariat ini, uji yang digunakan Uji Beda Non Parametrik Mann
adalah Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Whitney dilakukan untuk mengidentifikasi
dan Uji Beda Non Parametrik Mann perbedaan pengaruh setelah pemberian
Whitney. intervensi Edukasi Hypertension Self Care
Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Management antara kelompok intervensi dan
dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan kelompok kontrol.
antara pre dan post kelompok intervensi
Edukasi Hypertension Self Care Management Tabel 8. Uji Beda Non Parametrik Mann
dan pre dan post kelompok kontrol yang Whitney
tidak mendapatkan edukasi.
Kelompok N Mean P value
Tabel 6. Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Intervensi 55 25.35 0.000
Kelompok Intervensi
Kelompok P Kontrol 20 5.95
N Mean
Intervensi value
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
Sebelum 30 4.70 2019
0.000
Sesudah 30 2.47 Berdasarkan Tabel 8, perbedaan
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS, tekanan darah sesudah intervensi Edukasi
2019 Hypertension Self Care Management. pada
kelompok intervensi dengan nilai mean 25.35
Hasil perbedaan nilai mean tekanan dan pada kelompok kontrol yang tidak
darah berdasarkan Tabel 6 diatas didapatkan mendapatkan intervensi dengan nilai mean
nilai sebelum intervensi Edukasi 5.95, diperoleh hasil peningkatan yang sangat
Hypertension Self Care Management yaitu tinggi sebesar 19.4% pada kelompok
mean 4.70. Setelah diberikan intervensi intervensi, dengan nilai p value pada Asymp.
terjadi perubahan nilai 2,47., dengan P Sig. (2-tailed) =0,000 (<0,05). Secara
value=0,000 (<0,05). Hal ini menunjukkan statistik disimpulkan bahwa ada perbedaaan
bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 27


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Edukasi Hypertension Self Care Management sangat menunjang dalam


dengan kelompok kontrol yang tidak mengaplikasikan tindakan ini baik pada
diberikan intervensi. Hal ini membuktikan tingkat sarana pelayanan kesehatan
bahwa secara nyata, intervensi Edukasi maupun juga pada perawatan home-care.
Hypertension Self Care Management Pelaksanaan edukasi yang tepat dan
berpengaruh dalam menurunkan tekanan
berkelanjutan pada penderita hipertensi
darah pada penderita hipertensi,
dibandingkan dengan penderita yang tidak maka akan berdampak positif pada pola
mendapatkan intervensi edukasi. hidup dan kebiasaan pasien untuk
Lestari, I.G. (2018) mengidentifikasi menerapkan pola hidup sehat dalam
bahwa Self Care Management untuk menurunkan maupun menjaga agar
Hipertensi memiliki pengaruh positif dimana tekanan darah tetap dalam rentang yang
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan normal.
diastolik. Dalam penelitian yang lain, Han,
H.R., et al (2015) dalam penelitiannya
tentang Hypertension Self-Care menegaskan DAFTAR PUSTAKA
bahwa pemberian edukasi self care untuk
American Heart Association – American
pasien hipertensi sangat penting dan
Stroke Association. (2017).
membawa dampak positif dalam
mempertahankan tekanan darah berada dalam Highlight from the 2017 Guidelines
rentang yang normal. for the Prevention, Detection,
Emerson, E., et al (2018), dalam Evaluation and Management of
penelitiannya terkait dengan self care pada High Blood Pressure in Adults.
pasien hipertensi mengungkapkan bahwa self http://professional.heart.org/hyperte
care sangat erat kaitannya dengan self nsion.
Appel L.J et al (2006). Dietary Approach to
behaviors pada penderita hipertensi, sehingga
sangat perlu untuk melakukan edukasi self prevent and treatment hypertension
care dalam memaksimalkan pelayanan : scientific statement from the
kepada penderita hipertensi. Golshahi, J., et American heart association.
Hypertension 47 : 296-308.
al (2015) juga menegaskan melalui
Badan Penelitian Dan Pengembangan
penelitiannya tentang efek dari self-care
education terhadap penderita hipertensi yaitu Kesehatan Kementerian Kesehatan
bahwa kepatuhan yang efektif dan efisien RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar
dalam melakukan manajemen kontrol (RISKESDAS). www.depkes.go.id/
terhadap tekanan darah. resources/download/general/Hasil%
Berbagai penelitian sebelumnya 20Riskesdas%202013.pdf.
tentang self-care education pada penderita Badan Penelitian Dan Pengembangan
hipertensi sejalan dengan hasil penelitian ini Kesehatan Kementerian Kesehatan
dimana edukasi hypertension self care dapat RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). www.depkes.go.id/
membawa pengaruh yang positif untuk
menurunkan tekanan darah agar tetap berada resources/download/info...2018/Ha
dalam rentang normal untuk menunjang sil%20Riskesdas%202018.pdf
status kesehatan dari klien penderita Black, J.M., & Jane H.W. (2009).
hipertensi. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Buku 3. Elsevier. Singapore.
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N.,
PENUTUP
Mahendra, & Darmawan, R.
(2008). Care Your Self Hipertensi.
Edukasi Hypertension Self Care
Depok: Penerbit Plus.
merupakan salah satu intervensi Emerson E.Ea., et al. (2018). Self-care
keperawatan yang cukup sederhana yang among Filipinos in the United
dapat diterapkan di sarana pelayanan States who have hypertension
kesehatan khususnya untuk pelayanan Applied Nursing Research
perawatan yang diberikan oleh perawat. ELSEVIER Volume 39, February
Kemapuan untuk memberikan edukasi 2018, Pages 71-76 Received 26
yang merupakan kompetensi perawat June 2017, Revised 31 October

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 28


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

2017, Accepted 1 November 2017, Health Sciences Vol.02, No.01,


Available online 3 November 2017. Maret 2018, Hal 7-18 ISSN 2549-
https://doi.org/10.1016/j.apnr.2017. 2721 (Print), ISSN 2549-2748
11.002 Lewis, S.L., et all. (2011). Medical-Surgical
Ford ES .(2011). Trends in mortality from all Nursing: Assessment and
causes and cardiovascular disease Management of Clinical Problems.
among hypertensive and non 8th Edition. Volume 2. St. Louis,
hypertensive adults in the United Missouri: Elsevier, Mosby.
States. Circulation;123:1737-44. Muhadi. (2016). ANALISIS JNC 8 :
Golshahi, J., et al. (2015). Effect of self-care Evidence-based Guideline
education on lifestyle modification, Penanganan Pasien Hipertensi
medication adherence and blood Dewasa, 43(1), 54–59.
pressure in hypertensive adults: Polit, D. F & Beck, C.T. (2012). Nursing
Randomized controlled clinical Research: Principle And Methods.
trial. Advanced Biomedical 7th Edition. Lippincott Williams
Research. 2015; 4: 204. Published and Wilkins. Philadelphia.
online 2015 Sep 28. Willey, J.Z, Moon YP, Kahn E, et al. (2014).
doi: 10.4103/2277-9175.166140 Population attributable risks of
PMCID: PMC4620611 PMID: hypertension and diabetes for
26601092 cardiovascular disease and stroke in
Gunawan, L. (2001). Hipertensi, penyakit the northern Manhattan study. J Am
darah tinggi. Yogyakarta: Kanisius. Heart Association; 3:e001106.
Han, H.R., et al. (2015). Development and Whelton, P.K., et al. (2017). 2017
Validation of the Hypertension ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/A
Self-Care Profile: A Practical Tool GS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCN
to Measure Hypertension Self-Care. A Guideline for the Prevention,
J Cardiovasc Nurs. 2014 May-Jun; Detection, Evaluation, and
29(3): E11–E20. Management of High Blood
DOI: 10.1097/JCN.0b013e3182a3f Pressure in Adults. Hypertension.
d46] PMCID: PMC3972381 2018;71:e13-e115. DOI:
NIHMSID: NIHMS514576 PMID: 10.1161/HYP. 0000000000000065.
24088621 © 2017 by the American College of
Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Cardiology Foundation and the
Terapi Air. Yogyakarta: Abata American Heart Association, Inc.
Press. http://hyper.ahajournals.org DOI:
Lestari, I.G., Nur Isnaini. (2018). Pengaruh 10.1161/HYP.0000000000000065
Self Management Terhaap Tekanan
Darah Lansia Yang Mengalami
Hipertensi. Indonesian Journal for

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 29

Anda mungkin juga menyukai