Anda di halaman 1dari 9

Perencanaan Keperawatan Sebagai Proses Keperawatan

Nur Azizah Rangkuti

Nuraziahr1307@gmail.com

Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sebuah organisasi kesehatan yang sangat bermanfaat guna
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sebagaimana tertera dalam UU RI No 44
pasal 1 (2009, p.2). Setiap tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien.
Tenaga kesehatan tersebut diantaranya tenaga medis dan penunjang medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga non kesehatan
UU RI No 44 pasal 12-13 (2009, p.11-12). Salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan keperawatan, Sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawatmemiliki tugas
diataranya memberikan asuhan keperawatan (Hidayat, 2011, p.75).

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional bersifat humanistik,


menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Praktek keperawatan mengacu pada standar
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.
Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan yang benar atau rasional
(Nursalam, 2007).

Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik


keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji
status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi
hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012).

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang


memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Standar asuhan
yang tercantum dalam Standar Praktik Klinis Keperawatan terdiri dari lima fase asuhan
keperawatan: 1) Pengkajian; 2) Diagnosa; 3) Perencanaan; 4) Implementasi; dan 5) Evaluasi.
Salah satu manfaat dari penerapan asuhan keperawatan yang baik adalah meningkatkan mutu
dan kualitas pelayanan dalam bidang keperawatan (Kozier, 2010).

Proses asuhan keperawatan merupakan tugas dan kewajiban seorang perawat dari
pasien datang sampai pasien pulang, dimulai dengan pengkajian secara menyeluruh,
kemudian menegakkan diagnosa keperawatan dari data pengkajian tersebut, serta
melaksanakan intervensi, implementasi dan evaluasi keefektifan diagnosa awal yang sudah
ditegakkan (Nursalam, 2007).

Metode

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode penelitian deskriptif.


Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri
data histori. Adapu metode dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku-buku,
catatan-catatan, majalah-majalah, surat kabar, internet,dan koran yang berhubungan dengan
penelitian dalam jurnal ini. Metode ini dilakukan untuk menjelaskan perencanaan
asuhankeperawatan sebagi proses keperawatan melalui analisa materi yang dikumpulkan dari
sumber buku dan jurnal.

Hasil

Berdasarkan dari berbagai jurnal dan buku, didapatkan bahwa prencanaan merupakan
salah satu dari proses keperawatan.Adapun tujuan dari perencanaan keperawatan adalah
tujuan administratif dan tujuan klinik. Dalam melakukan perencanaan keperawatan ada
beberapa langkah yaitu menentukan prioritas masalah, menuliskan tujuan dan kriteria hasil,
dan memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan.

Dari banyak masalah yang dialami pasien, perawat perlu mengidentifikasi masalah
yang terlebih dahulu diatasi. Intervensi yang dipersiapkan perawat tentunya lebih dari satu
oleh karena itu perawat perlu membuat prioritas terlbih dahulu tindakan yang pertama kali
dilakukan.

Pengetahuan dan motivasi perawat berpengaruh dalam proses perencanaan


keperawatan, perawat yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai proses
keperawtan termasuk intervensi atau perencanaan keperawatan akan dapat memeberikan
pelayanan yang semakin baik kepada pasien. Semakin tinggi pengetahuan perawat maka akan
berbanding lurus ditandai dengan semakin baik pula perawat menerapkan perencanaan yang
telah dipersiapkan. Ini menunjukkan pengetahuan yang dimiliki perawat menentukan
ketepatan perawat dalam memberikan pelayanan.

Persepsi perawat juga memberikan pengaruh bahwa dengan persepsi negative tentu
akan membuat asuhan yanga akan diberikan perawat akan kurang berhasil. Perawat perlu
meyakinkan dirinya terhdaap tindakan yang akan dilakukan untuk memperoleh hasil yang
baik. Ini akan bermanfaat untuk memeberikan pelayanan yang baik dan tepat pada pasien.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Rumah Sakit Banda Aceh diperoleh
hasil 81,0% atau 47 responden kebanyakan berada pada kategori baik. Hasil ini menujukan
bahwa perawat telah melakukan perencanaan keperawatan kepada pasien dengan baik.

Data Perencanaan Keperawatan Oleh Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Banda Aceh
Perencanaan Keperawatan f %
Baik 47 77,6
Kurang Baik 11 22,4

Pembahasan

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang


merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan,
kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan,
2012).Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses


keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Setiadi, 2012).

Menurut Dermawan (2012), tujuan perencenaan keperawatan adalah:

1. Tujuan Administratif

Tujuan perencanaan keperawatan secara administrasi diantaranya mengidentifikasi fokus


keperawatan, fokus intervensi keperawatan dapat diidentifikasi melalui rencana
keperawatan yang disusun. Rencana keperawatan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif merupakan suatu rangkaian rencana keperawatan yang disusun
berdasarkan masalah yang terjadi. Masalah keperawatan yang bertipe aktual mempunyai
proporsi aspek kuratif lebih tinggi dibandingkan yang lain. Aspek promotif lebih banyak
digunakan untuk menetapkan desain perencanaan pada masalah yang bertipe sejahtera.

Administrasi membedakan tanggung jawab perawat sebagai perawat dengan profesi


kesehatan yang lain. Tanggung jawab perawat menjadi lebih jelas dan spesifik yang
menggambarkan aktivitas keperawatan yang akan dilakukan. Administrasi menyediakan
kriteria guna mengevaluasi hasil keperawatan. Kriteria hasil merupakan indikator
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan indikator/batasan bagaimana tujuan itu akan
dicapai sehingga gambaran kriteria keberhasilan dari diagnosis keperawatan yang
diangkat sudah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Tujuan Klinik
Secara klinik tujuan perencanaan keperawatan adalah merupakan penunjuk dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan, dimana tindakan keperawatan selalu berpedoman
pada perencanaan yang telah dibuat. Tidak ada satu tindakan pun yang keluar dari
perencaan, semua rencana yang ditetapkan merupakan pilihan yang rasional/ilmiah
dan benar-benar diperlukan untuk mengatasi masalah yang terjadi. Perawat harus
dapat melaksanakan semua rencana yang telah disusun, kecuali ada sebab yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Dalam memyusun perencanaan asuhan keperawatan, terdapat langkah-langkah perencanaan


keperawatan menurut Manurung (2011) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan prioritas masalah


Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah pasien
dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh
tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan. Saat menentukan prioritas diagnosa
keperawatan digunakan standar prioritas kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut :

Prioritas 1: masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti respirasi,


sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik.

Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan keamanan.

Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki.


Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.

Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran pribadi


atau aktualisasi diri.
Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktorfaktor persepsi pasien terhadap
prioritas, untuk itu menanyakan kepada pasien tentang apa yang dirasakannya
merupakan hal yang penting

2. Menuliskan tujuan dan kriteria hasil


Tujuan perawatan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan yang
diharapkan dapat dicapai bersama pasien serta direncanakan untuk mengurangi
masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Manurung, 2011).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu
diperhatikan menurut Manurung (2011), yaitu :
2.1. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan
tindakan keperawatannya
2.2. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat
diamati dan diukur
2.3. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan
pasien
2.4. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.

Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri menurut Dermawan (2012) yaitu setiap


kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang
ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria
hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, kriteria harus sekonkrit
mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat
diukur, kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata
negatif. Pedoman penulisan kriteria hasil menurut Setiadi (2012) adalah
berfokus pada pasien, singkat dan jelas, dapat diobservasi dan dapat diukur,
ada batas waktu, ditentukan oleh perawat dan pasien.

3. Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan


3.1. Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.
3.2. Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan
3.3. Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang
digabungkan dari pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
3.4. Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.
3.5. Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan
sikap yang disebutkan dalam pernyataan tujuan.
3.6. Tindakan keperawatan harus realistis.
3.7. Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan
pasien dan sejalan dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.
3.8. Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan
keperawatan.
3.9. Tulis tindakan keperawatn secara berurutan

Hasil penelitian yang dilakukan di RS Banda Aceh menunjukkan bahwa penerapan


asuhan keperawatan dikatakan baik apabila perawat sudah melaksanakan tahaptahap dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yaitu: tahap pengkajian keperwatan, tahap
diagnosa keperawatan, tahap perencanaan keperawatan, tahap implementasi keperawatan,
dan tahap evaluasi keperawatan.

Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa perawat pelaksana telah melakukan
asuhan keperawatan pada tahap perencanaan/intervensi keperawatan dimana tujuannya
berpusat pada pasien, dan hasil yang diperkirakan ditentukan dan intervensi keperawatan
dipilih untuk mencapai tujuan (Potter & Perry, 2005, p.180).

Sehingga, dengan ilmu dan ketrampilan yang dimiliki responden dimasa pendidikan
menjadikan mereka mampu secara menyeluruh dalam melakasanakan perencanaan
keperawatan dengan baik. Hal ini didukung oleh Siagian (2002), bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi pengetahuannya

Penutupan

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang


merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan,
kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan,
2012).Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Setiadi, 2012).

Daftar Pustaka

Wulandini,P., Krianto,T.,Priwahyuni,Y. (2016). Faktor-Faktor Yang BerhubunganDengan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Ners Jurnal
Keperawatan, 12(2), 131-142. Diakses melalui
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/download/145/118

Christina,P., Indracahyani,A., Yatnikasaria,A. (2019). Analisis Ketidaksinambungan


Dokumentasi Perencanaan Asuhan Keperawatan: Metode Ishikawa. Jurnal Ilmiah
Kesehtan (JIK) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan, 12 (2), 518-524. Diakses melalui
https://journal.stikesmuh-pkj.ac.id/index.php/jik/article/view/166/112

Muryani, Pertiwiwati,E., Setiawan,H. (2020). Kualitas Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan DI Ruang Rawat Inap (Studi di RSUD Kalimantan Tengah). Nerspedia
Journal. 2(1) ,27-32. Diakses melalui
http://103.81.100.242/index.php/nerspedia/article/view/184/96

Burhanuddin,B., Utami,T., Mulyadi,E.(2020). Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan.


Bandung : Media sains Indonesia. Diakses melalui https://books.google.co.id/books?
id=uiwNEAAAQBAJ&pg=PA97&dq=perencanaan+keperawatan+adalah&hl=en&sa=
X&ved=2ahUKEwiSxJCzvs_tAhXY7HMBHffJDl4Q6AEwBXoECAYQAg#v=onepag
e&q&f=true

Firawati,dkk. (2020). Konsep Dasar Keperawatan. Yayasan Kita Menulis . diakses melalui
https://books.google.co.id/books?
id=XdMGEAAAQBAJ&pg=PA138&dq=perencanaan+keperawatan+adalah&hl=en&s
a=X&ved=2ahUKEwiSxJCzvs_tAhXY7HMBHffJDl4Q6AEwB3oECAkQAg#v=onep
age&q&f=true

Akbar,M.A.(2019). Buku Ajar : Konsep-Konsep Dasar Dalam Keperawatan Komunitas.


Yogyakarta: Deepublish. Diakses melalui https://books.google.co.id/books?
id=elW8DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=konsep+dasar+keperawatan&hl=en&
sa=X&ved=2ahUKEwiv697C2tbtAhXPYysKHY-
pAHgQ6AEwAnoECAUQAg#v=onepage&q=konsep%20dasar
%20keperawatan&f=false

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Ariga, R.A. (2020). Buku Ajar: Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta : Deepublis h.
Diakses melalui https://books.google.co.id/books?
id=sdEOEAAAQBAJ&pg=PA109&dq=Nursalam.+(2012).
+Manajemen+Keperawatan+Aplikasi+Dalam+Praktik+Keperawatan+Profesional.Edisi
+3.+Jakarta:+Salemba+Medika&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwip0-
2919btAhWTe30KHaWQDzAQ6AEwAnoECAIQAg#v=onepage&q=Nursalam.
%20(2012).%20Manajemen%20Keperawatan%20Aplikasi%20Dalam%20Praktik
%20Keperawatan%20Profesional.Edisi%203.%20Jakarta%3A%20Salemba
%20Medika&f=false

Rezkiki, F., & Ilfa, A. (2018). Pengaruh Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan Di Ruangan Non Bedah. Real in Nursing Journal, 1(2), 67-76.
Diakses melalui https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/viewFile/322/99

Butar-Butar, J., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 50-63.

Simamora, R. H. (2005). Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Penerapan Fungsi


Pengorganisasian Yang Dilakukan Oleh Kepala Ruangan Dengan Kinerjanya Diruang
Rawat Inap RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral dissertation, Tesis FIK UI, Tidak
dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai