DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
204201516004
UNIVERSITAS NASIONAL
KEPERAWATAN
2020
KONSEP STANDAR PRAKTEK DALAM KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan dalam pemecahan masalah yang dialami oleh
klien dengan tujuan agar tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar dan prosedur keperawatan. adapun beberapa metode yang
digunakan dengan cara menganalisis, eksplorasi dan kajian bebas pada artikel, jurnal, text book,
maupun e-book yang relevan. Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan dibutuhkan adanya
standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai
evaluasi (Nursalam, 2008).
Konsep dasar proses keperawatan ini sangat dibutuhkan oleh seorang perawat karena
dengan proses inilah standar dalam melakukan tindakan kepada pasien misalnya mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Tujuan proses keperawatan menurut
Manurung (2011) adalah mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan,
menggunakan standar untuk praktik keperawatan, memperoleh metoda yang baku dan sesuai,
rational dan sistematis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, memperoleh metoda
yang dapat digunakan dalam segala situasi, memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas
tinggi. Standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai pedoman maupun tolak ukur dalam
pelaksanaan praktek keperawatan agar sesuai dengan nilai-nilai profesional, etika dan tanggung
jawab (Anwar, 2000).
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah langkah awal dari melakukan proses keperawatan atau
pemberian asuhan keperawatan. Pengkajian keperawatan bertujuan untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh klien dengan cara mengumpulkan data klien, sehingga perawat dapat
memberikan asuhan atau tindakan keperawatan dengan benar. Asuhan keperawatan adalah
suatu cara yang dilakukan oleh perawat melalui pendekatan kepada klien untuk memecahkan
masalah klien dengan cara memberikan pelayanan keperawatan. Menurut Effendi (1995),
mengatakan bahwa pengkajian merupakan suatu proses dasar dalam melakukan proses
keperawatan dimana hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui permasalahan yang dialami oleh
klien, melakukan pengumpulan data klien secara akurat, dan mengetahui status sehat-sakit klien
melalui kondisi fisik, mental, sosial, dan juga lingkungan klien. Dalam melakukan pengkajian,
harus memerlukan keahlian, seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi serta
memerlukan ketelitian dan kecermatan agar dalam melakukan proses keperawatan pada tahap
pengkajian dapat berhasil. Oleh sebab itu, untuk mengetahui cara berhasilnya dalam melakukan
asuhan keperawatan, diperlukan langkahlangkah untuk melakukan pengkajian, seperti
pengumpulan data, klasifikasi data, validasi data, dan perumusan masalah. Langkah – langkah
dalam melakukan pengkajian keperawatan yaitu :
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien
(Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah memvalidasi
rencana. Validasi menentukan apakah rencana masih relevan, masalah mendesak, berdasar
pada rasional yang baik dan diindividualisasikan. Perawat memastikan bahwa tindakan
yang sedang diimplementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi
pada tujuan dan hasil. Tindakan selama implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan kompeten dan efisien
di lingkungan yang sesuai. Perawat harus kompeten dan mampu melaksanakan
keterampilan ini secara efisien guna menjalankan rencana. Kesadaran diri dan kekuatan
serta keterbatasan perawat menunjang pemberian asuhan yang kompeten dan efisien
sekaligus memerankan peran keperawatan profesional.
Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi. Selama melaksanakan implementasi,
keamanan fisik dan psikologis dipastikan dengan mempersiapkan pasien secara adekuat,
melakukan asuhan keperawatan dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang
baik, mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan tersebut.
Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan perawatan kesehatan
dan rencana asuhan. Dokumentasi rencana asuhan untuk meningkatkan kesinambungan
asuhan dan untuk mencatat perkembangan pasien guna mencapai kriteria hasil.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan
professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil
keefektifan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan intelektual dalam melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan untuk diagnosa keperawatan, rencana intervensi
dan implementasinya. Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani,
2009). Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses, 1986),
yaitu :
Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluativ. Kriteria digunakan sebagai
pedoman observasi untuk pengumpulan data dan sebagai penentuan kesahihan data yang
terkumpul. Standar Praktik Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus
dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan.
Pertanyaan Evaluatif untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan
pertanyaan evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan respons klien terhadap intervensi.
Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.Pada tahap ini kita
perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang bertanggung jawab dalam
pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan saran apa yang akan digunakan
untuk memperoleh data? Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan
menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon
klien terhadap intervensi yang diberikan.
Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar. Pada tahap ini
perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat
memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
Merangkum hasil dan membuat kesimpulan. Pada tahap ini perawat menyimpulkan
efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan. Pada tahap ini perawat
melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah diperbaiki dari
perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Hasil dari
evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien
menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan tercapai
sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Dan Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi:
jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul
masalah baru.
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan.
S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan
diberikan.
O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian,
atau tidak teratasi.
P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa.
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan melampirkan hasil pengkajian yang dilakukan pada
tanggal 16-18 April 2018 kepada klien Ny. R yang dirawat di ruang Gladiol Rumah
Sakit Sentra Medika Cisalak. Ny. R masuk pda tanggal 15 April 2018 dengan
diagnosa Obs Dispnea.
a. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 59 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kebembem Raya rt 02/21 Depok
Sumber Biaya : Cash
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Usia : 60 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kebembem Raya rt 02/21 Depok
Hubungan dengan klien : Suami
c. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nafas terasa sesak sejak 3 hari lalu disertai batuk, nyeri ulu
2. Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan nafas terasa sesak sejak 3 hari lalu disertai batuk, timbul
b. Riwayat Alergi
c. Riwayat Kecelakaan
mg.
Klien mengatakan ibunya pernah mengalami penyakit yang sama, namun klien
1. Riwayat Psikologis
b. Aktivitas Keagamaan
Klien mengatakan shalat setiap hari, tetapi saat dirawat klien tidak dapat
sehari-hari
mempunyai keluhan.
keluhan. jernih.
keluhan.
No. Kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit
sehari-hari
teratur.
dan Tidur rumah tidur selama 8 jam rumah sakit tidur 5-4 jam
teratur.
ke kamar mandi.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pada saat dikaji, keadaan umum klien sedang dengan kesadaran compos mentis.
2. Kesadaran
4. Berat Badan : 49 kg
5. Tanda-tanda Vital
(d) S : 36° C
a. Daerah Kepala
Distribusi rambut menyebar, keadaan kulit kepala bersih dan wajah simetris,
b. Daerah Mata
Posisi mata klien normal, kelopak mata normal, sclera mata anikterik,
konjungtiva tidak anemis, lensa normal, pupil normal, serta fungsi dan
c. Daerah Telinga
Kondisi telinga klien normal. Klien dapat mendengar dengan baik tanpa
menggunakan alat bantu dengar, tidak terdapat kotoran pada telinga klien.
d. Daerah Hidung
Hidung klien tampak bersih dan tidak terdapat nyeri pada hidung, tampak
Bibir klien tampak kering, gusi normal, lidah tampak kotor, gigi lengkap,
f. Daerah Dada
Frekuensi pernapasan klien cepat yaitu 24x/ menit, dada klien tampak cekak.
g. Daerah abdomen.
Kulit klien tampak kering, tidak terdapat benjolan pada perut, dan tidak
h. Genetalia
Tidak terdapat kondisi yang abnormal pada genetalia klien, labia normal,
i. Ekstremitas
Nama : Ny. R
Usia : 59 Tahun
makan berkurang
Do :
habis
-TTV
Td : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI I
No. Hari / Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Hasil
1. Senin Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 16-04-2018 jam 11.00 16-04-2018 jam 13.00
16-04- berhubungan dengan tindakan keperawatan WIB WIB
2018 akumulasi cairan pleura. selama 3x24 jam - Observasi TTV -Mengobservasi TTV S:
10.30 Ds : bersihan jalan nafas H: -Klien mengeluh masih
WIB -Klien mengatakan sesak teratasi dengan kriteria TD: 130/70 mmHg merasa sesak
nafas. hasil : N:90x/menit O:
Do : - Pola nafas klien RR:24x/menit -Klien tampak sesak
-Klien tampak lemas efektif S: 36°C -Klien tampak lemas
-Terpasang O₂ nasal 2 lpm - Pernafasan klien 16- -Terpasang O₂ nasal 2
-Klien tampak sesak 20 x/menit - Kaji pola nafas -Mengkaji pola nafas lpm
-Klien tampak bernafas - Klien tampak tenang H : klien tampak -TD : 110/70mmHg
melalui mulut - Klien tidak bernafas melalui mulut -N : 70x/menit
- TTV menggunakan alat -RR : 24x/menit
Td : 100/70 mmHg bantu nafas -Berikan klien -Memberikan klien -S : 36°C
N : 90x/menit - Klien tidak sesak posisi semifowler posisi semifowler A : Bersihan jalan nafas
RR : 24X/menit H : klien merasa nyaman P: Intervensi dilanjutkan
S : 36 °C - Observasi TTV
-Hemoglobin : 12,2 g/dl - Kolaborasi -Kolaborasi dengan - Kaji pola nafas
-Leukosit : 34,150/ul* dengan dokter dokter untuk pemberian - Berikan klien posisi
untuk pemberian teraphy semifowler
-Hematokrit : 20 vol%
H : O₂ 2 lpm/nasal -Kolaborasikan dengan
-Trombosit : 834.000/ul teraphy
dokter untuk pemberian
-LEJ: 75 mn/lj
teraphy
-Eritrosit : 2,59 juta/ul
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI I
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Kriteria Hasil
2. Senin Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 16-04-2018 jam 11.00 WIB 16-04-2018 jam 13.00
16-04- nutrisi berhubungan tindakan -Observasi TTV -Mengobservasi TTV WIB
2018 dengan peningkatan keperawatan selama H: S:
10.30 metabolisme tubuh 3x24 jam TD: 120/80 mmHg -Klien masih mengeluh
WIB DS : ketidakseimbangan N:70x/menit mual
-Klien mengeluh nutrisi teratasi RR:23x/menit - Klien mengeluh nafsu
mual dengan kriteria hasil S: 36°C makannya masih
-Klien mengeluh : berkurang
nafsu makan -Klien tidak -Sajikan makan dalam -Menyajikan makan dalam -Klien mengeluh porsi
berkurang mengeluh mual keadaan hangat keadaan hangat makannya ¼
-Klien mengatakan -Nafsu makan klien H : porsi makan klien ¼ O:
porsi makan tidak membaik -Klien masih tampak
habis -Porsi makan klien lemas
DO : habis -Anjurkan klien -Menganjurkan klien makan -TD : 120/70mmHg
-Klien tampak lemas -Klien tampak makan sedikit tapi sedikit tapi sering -N : 80x/menit
-TTV tenang sering H : porsi makan klien¼ -RR : 24x/menit
TD : 130/70 mmHg -S : 36°C
N : 90x/menit A : Ketidakseimbangan
RR : 24x/menit -Kolaborasi dengan -Kolaborasi dengan dokter nutrisi
S : 36°C dokter untuk untuk pemberian teraphy P : Intervensi dilanjutkan
pemberian teraphy H : IVFD Tutofusin 7tpm, -Observasi TTV
Ceftriaxone (inj) 1x2 gr -Sajikan makan dalam
(drip), Levofloxacin (drip) keadaan hangat
1x750 gr (drip), -Anjurkan klien makan
Methitprednisolon (inj) sedikit tapi sering
3x31,5 mg (iv), -Kolaborasi dengan dokter
Pantoprazole (inj) 1x40 mg untuk pemberian teraphy
(iv)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI II
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Hasil
1 Selasa Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 17-04-2018 jam 10.30 17-04-2018 jam 13.00
17-04- berhubungan dengan tindakan keperawatan WIB WIB
2018 akumulasi cairan pleura selama 3x24 jam bersihan -Observasi TTV -Mengobservasi TTV S:
10.00 Ds : -Klien mengatakan sesak
jalan nafas teratasi dengan H:
WIB -Klien mengatakan sesak kriteria hasil : berkurang
TD: 120/70 mmHg
nafas. O:
- Pola nafas klien efektif N:80x/menit
-Sesak yang dialami klien
Do : - Pernafasan klien 16-20 RR:22x/menit tampak berkurang
-Klien tampak lemas x/menit S: 36°C -Klien tampak lemas
-Terpasang O₂ nasal 2 lpm - Klien tampak tenang -Klien masih terpasang
-Klien tampak sesak - Klien tidak -Mengkaji pola nafas O² nasal 2 lpm
-Kaji pola nafas
menggunakan alat bantu H: klien tampak -TD : 120/80mmHg
-Klien tampak bernafas nafas
bernafas melalui mulut -N : 70x/menit
melalui mulut -Klien tidak sesak -RR : 23x/menit
- TTV -S : 36°C
-Berikan klien -Memberikan klien
Td : 100/70 mmHg posisi semifowler A : Bersihan jalan nafas
N : 90x/menit posisi semifowler P : Intervensi dilanjutkan
H : klien merasa
RR : 24X/menit nyaman -Observasi TTV
S : 36 °C -Kaji pola nafas
-Hemoglobin : 12,2 g/dl -Kolaborasi dengan -Berikan klien posisi
-Kolaborasi dokter untuk semifowler
-Leukosit : 34,150/ul* dengan dokter pemberian teraphy -Kolaborasi dengan
-Hematokrit : 20 vol% untuk pemberian H : O² 2 lpm/nasal dokter untuk pemberian
-Trombosit:834.000/ul teraphy
teraphy
-LEJ: 75 mn/lj
-Eritrosit : 2,59 juta/ul
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI II
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Kriteria Hasil
2. Selasa Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 17-04-2018 jam 10.30 WIB 17-04-2018 jam 13.00 WIB
17-04- nutrisi kurang dari tindakan -Mengobservasi TTV S:
2018 kebutuhan tubuh keperawatan selama -Observasi TTV H: -Klien mengatakan
10.00 berhubungan 3x24 jam TD: 120/70 mmHg mualnya berkurang
WIB dengan peningkatan ketidakseimbangan N:80x/menit -Porsi makan klien ½
metabolisme tubuh nutrisi kurang dari RR:23x/menit -Nafsu makan klien
DS : kebutuhan tubuh S: 36°C
sudah membaik
-Klien masih teratasi dengan
mengeluh mual kriteria hasil : -Sajikan makanan
O:
-Menyajikan makanan
-Klien masih -Klien tidak dalam keadaan dalam keadaan hangat
-Klien masih tampak
mengeluh nafsu mengeluh mual hangat H : porsi makan klien ½ lemas
makan berkurang -Nafsu makan klien -TD : 120/80mmHg
-Klien mengatakan membaik -Anjurkan klien -Menganjurkan klien mkan -N : 70x/menit
porsi makan masih -Porsi makan klien makan sedikit tapi sedikit tapi sering -RR : 22x/menit
tidak habis habis sering H : nafsu makan klien -S : 36°C
DO : -Klien tampak tenang sedikit meningkat A : Ketidakseimbangan
-Klien tampak nutrisi
-Kolaborasi dengan -Kolaborasi dengan dokter
lemas P : Intervensi dilanjutkan
dokter untuk untuk pemberian teraphy
-TTV -Observasi TTV
pemberian teraphy H : IVFD Tutofusin
TD : 120/70 mmHg -Sajikan makanan dalam
7tpm, Ceftriaxone (inj)
N : 70x/menit keadaan hangat
1x2 gr (drip),
RR : 22x/menit
Levofloxacin (drip) -Anjurkan klien makan
S : 36°C
1x750 gr (drip), sedikit tapi sering
Methitprednisolon (inj) -Kolaborasi dengan
3x31,5 mg (iv), dokter untuk pemberian
Pantoprazole (inj) 1x40
teraphy
mg (iv)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI III
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Hasil
1 Rabu Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 18-04-2018 jam 10.30 18-04-2018 jam 13.00
18-04- berhubungan dengan tindakan keperawatan WIB WIB
2018 akumulasi cairan pleura selama 3x24 jam -Observasi -Mengobservasi TTV S:
10.00 Ds : TTV
bersihan jalan nafas H: -Klien mengatakan
WIB
-Klien mengatakan sesak teratasi dengan kriteria TD: 120/80 mmHg tidak merasa sesak
nafas. hasil : N:80x/menit O:
Do : - Pola nafas klien efektif RR:23x/menit -Klien tampak segar
- Pernafasan klien 16-20 S: 36°C -Klien sudah tidak
-Klien tampak lemas
terpasang O² nasal
- Terpasang O₂ nasal 2 lpm x/menit -TD : 120/70mmHg
- Klien tampak tenang -Kaji pola nafas -Mengkaji pola nafas
-Klien tampak sesak -N : 80x/menit
- Klien tidak H: klien sudah tidak
-Klien tampak bernafas menggunakan alat bantu bernafas melalui mulut -RR : 20x/menit
melalui mulut nafas -S : 36°C
- TTV -Klien tidak sesak -Berikan klien - Memberikan klien A : Bersihan jalan
Td : 100/70 mmHg posisi posisi semifowler nafas
N : 80x/menit semifowler H : klien merasa nyaman P : Intervensi
RR : 24X/menit dihentikan
S : 36 °C (Pasien pulang)
-Kolaborasi -Kolaborasi dengan
-Hemoglobin : 12,2 g/dl dokter untuk pemberian
dengan dokter
-Leukosit : 34,150/ul untuk pemberian teraphy
-Hematokrit : 20 vol% teraphy H : O² 2 lpm/nasal
-Trombosit:834.000/ul
-LEJ : 75 mn/lj
-Eritrosit : 2,59 juta/ul
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI HARI III
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal Kriteria Hasil
2. Rabu Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 18-04-2018 jam 10.30 WIB 18-04-2018 jam 13.00
18-04- nutrisi berhubungan tindakan -Mengobservasi TTV WIB
2018 dengan peningkatan keperawatan selama -Observasi TTV H: S:
10.00 metabolisme tubuh 3x24 jam TD: 120/80 mmHg -Klien mengatakan
WIB DS : ketidakseimbangan N:80x/menit sudah tidak merasa
-Klien masih nutrisi teratasi RR:20x/menit mual
mengeluh mual dengan kriteria hasil: S: 36°C -Nafsu makan klien
-Klien mengatakan -Klien tidak -Menyajikan makanan dalam
-Sajikan makanan membaik
porsi makan masih mengeluh mual keadaan hangat
tidak habis -Nafsu makan klien
dalam keadaan -Klien mengatakan
H: porsi makan klien habis
hangat porsi makannya habis
DO : membaik
-Klien tampak lemas -Porsi makan klien -Menganjurkan klien makan O:
-Anjurkan klien -Klien tampak ceria
-TTV habis sedikit tapi sering
makan sedikit demi -TD : 120/70mmHg
TD : 120/70 mmHg -Klien tampak tenang H : nafsu makan klien
sedikit tapi sering -N : 70x/menit
N : 60x/menit meningkat
RR : 20x/menit -RR : 20x/menit
S : 36°C -Kolaborasi dengan dokter -S : 36°C
-Kolaborasi dengan
dokter untuk untuk pemberian teraphy A:
pemberian teraphy H : IVFD Tutofusin 7tpm, Ketidakseimbangan
Ceftriaxone (inj) 1x2 gr nutrisi
(drip), Levofloxacin (drip) P : Intervensi
1x750 gr (drip), dihentikan
Methitprednisolon (inj)
(Pasien pulang)
3x31,5 mg (iv),
Pantoprazole (inj) 1x40
mg (iv)