Anda di halaman 1dari 30

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “KS”


YANG MENGALAMI ANSIETAS PRE
OPERASI KATARAK DENGAN
INTERVENSI RELAKSASI BENSON DI
RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA
OLEH :
I MADE SEMARAGUNA SUINATA, S.KEP
NIM : 21.901.2828
BAB I
ANGKA KEBUTAAN KEMENKES RI (2014) RISKESDAS RI (2013)
AKIBAT KATARAK ANGKA KEBUTAAN ANGKA KEBUTAAN
DI DUNIA (2017) 12,6 AKIBAT KATARAK DI AKIBAT KATARAK DI
JUTA INDONESIA 81% PROVINSI BALI 78,0%

ANGKA KEBUTAAN
TERTINGGI AKBAT
KATARAK

JUMLAH KUNJUNGAN
TERBANYAK ADALAH
KATARAK DI RS MATA BALI
MANDARA YAITU SEBANYAK
2.144 KASUS PADA TAHUN 2021
BAB I
Katarak adalah keadaan lensa Katarak berpotensi Tata Laksana Katarak Pada
mata yang awalnya transparan menimbulkan perburukan Dewasa menyebutkan bahwa
menjadi keruh sehingga pengelihatan bahkan penanganan yang secara visual
menurunkan visus penglihatan kebutaan bila tidak signifikan untuk katarak
dan lapang pandang ditangani dengan baik. adalah operasi.

Tindakan operasi merupakan kecemasan dapat menggangu pasien


Jumlah pasien katarak suatu bentuk ancaman, pre operasi karena menyebabkan
untuk tindakan operasi terhadap tubuh, integritas dan tekanan darah naik, denyut nadi dan
di RS Mata Bali jiwa dapat mencetuskan jantung meningkat, sehingga
Mandara 1.708 (2021) ansietas. Ansietas dapat dikhawatirkan terjadi perdarahan
dirasakan pada pasien pre pada saat operasi sehingga berakhir
operasi dengan gagal operasi
BAB I
ansietas pada pasien pre Salah satu upaya yang dapat
operasi yang tidak diatasi dilakukan adalah pemberian
dapat mengganggu proses terapi komplementer salah
tindakan operasi, dan satunya pemberian relaksasi
pengobatan pasien benson

Tehnik relaksasi Benson Menurut Benson & Proctor (2013),


merupakan upaya memusatkan Teknik respon relaksasi terbukti
perhatian pada suatu fokus memodulasi stres terkait kondisi seperi
dengan menyebut berulang-ulang marah, cemas, disritmia jantung, nyeri
kalimat ritual dan menghilangkan kronik, depresi, hipertensi dan
berbagai pikiran yang insomnia serta meningkatkan perasaan
mengganggu (Green & menjadi lebih tenang
Setyawati, 2014).
BAB I
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada Tn. KS yang
mengalami ansietas pre operasi katarak dengan intervensi relaksasi
benson di Rumah Sakit Mata Bali Mandara?

Tujuan Umum Penulisan:


Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada Tn. KS yang
mengalami ansietas pre operasi katarak dengan intervensi relaksasi
benson di Rumah Sakit Mata Bali Mandara.
BAB I
Tujuan Khusus Penulisan :
1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan ansietas pada pasien pre operasi
katarak.
2. Merumuskan diagnosis asuhan keperawatan ansietas pada pasien pre operasi
katarak.
3. Menyusun intervensi asuhan keperawatan ansietas pada pasien pre operasi katarak.

4. Melaksanakan implementasi asuhan keperawatan ansietas pada pasien pre operasi


katarak dengan intervensi relaksasi benson.

5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan ansietas pada pasien pre operasi katarak
dengan intervensi relaksasi benson.
BAB I
Manfaat Teoritis Penulisan :
Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi pasien dan keluarga tentang upaya
mempersiapkan mental untuk menjalani tindakan operasi dengan melakukan latihan
relaksasi benson.

Manfaat Praktis Penulisan :


Bagi Perawat
Memberikan Gambaran Tetang Ansietas Yang Dialami Pasien Sebelum Tindakan Operasi Dan
Memberikan Gambaran Tentang Terapi Komplementer Yang Dapat Diberikan Untuk Mengurangi
Ansietas Seperti Pemberian Relaksasi Benson.

Bagi Pasien dan Keluarga


Memberikan Pemahaman Dan Pengetahuan Bagi Pasien Dan Keluarga Tentang Upaya Mempersiapkan
Mental Untuk Menjalani Tindakan Operasi Dengan Melakukan Latihan Relaksasi Benson
BAB II Katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya ke
retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai
hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan

Penyebab katarak (Ode, 2012) Klasifikasi Katarak Manifestasi klinik katarak


1.Faktor keturunan. 1.Katarak Senilis (mature National Eye Institute (2015)
2.Cacat bawaan sejak lahir (congenital). & immature) 1. Visi yang mendung atau buram
3.Masalah kesehatan, misalnya diabetes. 2.Katarak Kongenital 2. Melihat warna terganggu
4.Penggunaan obat tertentu, (steroid) 3.Katarak Traumatika 3. Silau
5.Gangguan pertumbuhan. 4.Katarak Komplikata 4. Malam hari penglihatan
6.Mata tanpa pelindung terkena sinar 5.Katarak akibat penyakit terlihat buruk
matahari dalam waktu lama. sistemik 5. Penglihatan ganda atau banyak
7.Rokok dan alkohol. gambar dalam satu mata
8.Operasi mata sebelumnya
9.trauma mata
BAB II
PATHWAY KATARAK
BAB II
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Katrak
1.Pemeriksaan mata dengan slit lamp Satu isatunya cara untuk menghilangkan
2.keratometri dan biometri utuk katarak adalah dengan operasi (Perdami,
menentukan intra ocular lens (IOL) 2017).
3.Pemeriksaan darah rutin yang terdiri Operasi katarak adalah operasi untuk
dari hemoglobin, leukosit, trombosit dan menghilangkan lensa yang berawan
gula darah (American Academy of Ophthalmology, 2013).
4.Pemeriksaan USG (ultrasonografi) Tata Laksana Operasi Katarak Pada Dewasa
okular 1.Pemeriksaan umum
5. Pemeriksaan makula (Optical 2.Pemeriksaan opthalmologi pre operasi
Coherence Tomography/OCT) a.Tajam Penglihatan
6.Pemeriksaan spekular mikroskopi b.Pengukuran tekanan intraokular (TIO)
untuk menghitung kerapatan sel endotel c.Pemeriksaan Slit Lamp
kornea.
BAB II Ansietas adalah adalah perasaan
tidak tenang, perasaan takut,
khawatir dan gelisah (Hawari, 2013)

Faktor yang mempengaruhi


Tingkat ansietas (Stuart,
Tanda Gejala Ansietas (Hawari,
tingkat ansietas (Stuart, 2013) 2013)
2013)
1. Potensial stersor stress 1. Cemas ringan
1.Gejala psikologis: pernyataan cemas/
psikososial atau pengaruh 2. Cemas sedang
khawatir, firasat buruk, takut akan
pengalaman sebelumnya) 3. Cemas berat
pikirannya sendiri, mudah tersinggung,
2. Umur dan Maturitas 4. Panik
merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
mudah terkejut. 3. Tingkat pendidikan dan
2.Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi status ekonomi
yang menegangkan. 4. Keadaan fisik
3.Gangguan konsentrasi dan daya 5. Tipe kepribadian
ingat. 6. Sosial budaya dn lingkungan
4.Gejala somatik: rasa sakit pada otot
dan tulang, berdebar-debar, sesak
BAB II
Ansietas Pada Pasien Yang Akan Menjalani Tindakan Operasi

ansietas yang dirasakan pasien pre operasi ditandai dengan adanya perubahan fisik seperti
meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak
tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur dan sering
berkemih. Ansietas yang dialami oleh pasien pre-operasi adalah bahwa mereka takut jika operasinya
tidak akan berhasil dan apakah setelah operasi mereka bisa kembali normal atau tidak. Pasien-pasien
yang mengalami katarak terlihat lebih memiliki tingkat ansietas yang tinggi pada saat sebelum
ataupun sesudah operasi maupun pada saat operasi. Ansietas juga dialami oleh pasien setelah
mendapatkan tindakan operasi, mereka mengalami tingkat ansietas karena pada dasarnya mereka
memiliki rasa ketakutan akan efek samping setelah tindakan operasi (Srinayanti et al., 2017).
BAB II
Relaksasi Benson adalah suatu teknik pernafasan yang di gabungkan dengan
pengucapan kata-kata sesuai dengan keyakinan seseorang, yang dimulai dari
melakukan tarik nafas panjang perlahan-lahan, tahan dan menghembuskan napas
secara berlahan sambil mengucapkan kata atau frase tentang keyakinan.

Teknik respon relaksasi bermanfaat Lingkungan yang tenang merupakan hal yang harus
memodulasi stres terkait kondisi seperi diperhatikan dalam relaksasi benson disamping
marah, cemas, disritmia jantung, nyeri mengendurkan otot-otot secara sadar, memusatkan
kronik, depresi, dan gangguan tidur diri selama 10-20 menit pada ungkapan yang dipilih,
serta meningkatkan perasaan menjadi dan bersifat pasif pada pikiran-pikiran yang
lebih tenang (Benson & Proctor, 2013). menggangu (Benson & Proctor, 2013).
STANDAR OPERASIONAL PROSEUR TERAPI RELAKSASI BENSON
BAB II
1. Atur Posisi Nyaman, Duduk atau berbaring dengan santai
2. Pilih satu kata atau ungkapan singkat yang mencerminkan keyakinan. yang memiliki arti khusus seperti
nama Tuhan, tenang, dan sebagainya.

3. Pejamkan mata, hindari menutup mata terlalu kuat


4. Bernafas lambat dan wajar sambil merelaksasikan otot mulai dari kaki, betis, paha, perut dan pinggang.
Kemudian disusul melemaskan kepala, leher, dan pundak dengan memutar kepala dan mengangkat pundak
perlahan-lahan. Ulurkan kedua lengan dan tangan, kemudian kendurkan dan biarkan terkulai diatas lutut
dengan tangan terbuka.

5. Perhatian nafas dan mulailah menggunakan kata fokus yang berkata pada keyakinan. Tarik nafas dari
hidung, pusatkan kesadaran pada pengembangan perut, lalu keluarkan nafas melalui mulut secara perlahan
sambil mengucapkan ungkapan yang telah dipilih. (1 siklus adalah satu kali proses mulai dari tarik napas,
tahan dan hembuskan) dengan periode istirahat selama 2 menit.

6. Bila ada pikiran yang menggangu, kembalilah fokuskan pikiran.

7. Lakukan selama 10-20 menit


BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

TN.KS, 62 THN, KLUNGKUNG, TANGGAL MRS 15 NOVMBER 2022, DIAGNOSA MEDIS ODS KSI

MATA KANAN TAMPAK KABUR SEJAK 3 BULAN SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT. KELUHAN
UTAMA SAAT PENGKAJIAN ADALAH PASIEN MENGATAKAN MERASA TAKUT DAN WAS-WAS
DENGAN TINDAKAN OPERASI YANG AKAN DILAKUKAN DAN TERKAIT APAKAH HASIL
OPERASI SESUAI HARAPAN. PASIEN MENGATAKAN SEBELUMNYA TIDAK PERNAH
MENJALANI OPERASI. PASIEN MEMILKI PENYAKIT PENYERTA DIABETES MELITUS

PASIEN MENGATAKAN TIDURNYA TIDAK TERLALU NYENYAK KARENA CEMAS


MEMIKIRKAN OPERASI, MEMANG PALING TAKUT BILA KE DOKTER APALAGI DENGAN
JARUM SUNTIK. TINDAKAN OPERASI YANG AKAN DILAKUKAN BESOK PAGI MEMBUAT
SAYA MERASA WAS-WAS, KADANG TAKUT DAN TERUS BERTANYA TERKAIT HASIL
OPERASI APAKAH SESUAI HARAPAN. PASIEN TAMPAK GELISAH, PASIEN MENGALAMI
TINGKAT ANSIETAS SEDANG, TD : 140/80 MMHG, N :100 X/MENIT, RR : 24 X /MENIT.
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN

DIAGNOIS KEPERAWATAN

ANSIETAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KRISIS SITUASIONAL DENGAN KONDISI KLINIS


RENCANA TINDAKAN OPERASI YANG DITANDAI DENGAN PASIEN MENGATAKAN TIDURNYA
TIDAK TERLALU NYENYAK KARENA CEMAS MEMIKIRKAN OPERASI, MEMANG PALING
TAKUT BILA KE   DOKTER APALAGI DENGAN JARUM SUNTIK. TINDAKAN OPERASI YANG
AKAN DILAKUKAN BESOK PAGI MEMBUAT SAYA MERASA WAS-WAS, KADANG TAKUT DAN
TERUS BERTANYA APA YANG TERJADI SETELAH TINDAKAN OPERASI, PASIEN TAMPAK
GELISAH DAN TERUS BERTANYA TERKAIT HASIL OPERASI APAKAH SESUAI HARAPAN, TD:
140/80 MMHG, N :100 X/MENIT, RR: 24 X /MENIT).
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN
RENCANA KEPERAWATAN
DX KEP Tujuan Intervensi
Ansietas Setelah 1x pertemuan diharapkan klien mampu membina hubungan SP 1 Pasien
saling percaya 1.Bina hubungan saling percaya:
Kriteria hasil : a.Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
1.Klien mampu membalas salam panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
2.Klien mau berjabat tangan b.Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
3.Klien mau menyebut namanya kecemasan agar proses penyembuhan lebih cepat
4.Klien mau tersenyum 2.Membuat kontrak (informed consent) dua kali
5.Klien mau kontak mata pertemuan latihan pengendalian kecemasan
6.Klien mengetahui nama perawat 3.Bantu pasien mengenal kecemasan:
Setelah 1x pertemuan diharapkan Klien dapat mengenal ansietas a.Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
Kriteria hasil: perasaanya
1.Klien dapat mengungkapkan perasaannya b.Bantu pasien mengenal penyebab kecemasan
2.Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan cemas c.Bantu pasien menyadari perilaku akibat kecemasan
Setelah 1x pertemuan klien mampu mengenal teknik relaksasi d.Motivasi pasien untuk menceritakan penyebab cema
benson untuk meningkatkan control dan percaya diri 4.Latih teknik relaksasi benson selama 15 menit
Kriteria hasil :
1.Klien mampu mempraktekan teknik relaksasi benson dengan baik
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN
RENCANA KEPERAWATAN

DX KEP Tujuan Intervensi


Setelah 1x pertemuan diharapkan pasien mampu mendemontrsikan SP2 Pasien
cara mengontrol cemas 1.Evaluasi ansietas dan kemampuan teknik relaksasi
Dengan kriteria hasil : benson, distraksi, dan teknik hipnosis lima jari. Beri
1.Pasien mampu mendemontrasikan cara mengontrol cemas dengan pujian
terapi relaksasi benson, distraksi, dan hipnotis lima jari 2.Latih sampai membudaya
3.Nilai kemampuan yang telah mandiri
Setelah 1x pertemuan diharapkan pasien mampu mendemontrsikan SP3 Pasien
cara mengontrol cemas piritual 1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Dengan kriteria hasil : 2.Melatih mengontrol ansietas dengan berdoa gayatri
Ansietas 1.Pasien mampu mendemontrasikan cara mengontrol cemas dengan mantram
spiritual 3.Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan
harian
Setelah 1x pertemuan diharapkan pasien mampu melaksanakan SP4 Pasien
latihan yang telah diajarkan, Kriteria hasil : 1.Validasi masalah dan latihan sebelumnya
1.Pasien mampu melakukan bhsp 2.Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2.Pasien mampu mengenal ansietas  
3.Pasien mampu mendemontrasikan terapi relaksasi benson
4.Pasien mampu mendemontrasikan teknik distraksi, teknik
hypnosis lima jari, dan berdoa gayatri mantram
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN

IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan pada klien dengan ansietas dengan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan
(SP) sebagai berikut (Keliat et al., 2020)

SP1 Pasien SP3 Pasien


Mengidentifikasi penyebab ansietas Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
Mengidentifikasi tanda dan gejala ansietas Melatih mengontrol ansietas dengan spiritual .
Mengidentifikasi akibat ansietas Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian.
Menyebutkan cara mengontrol ansietas SP4 Pasien
Melatih mengontrol ansietas dengan cara fisik Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
Memasukan ke jadwal kegiatan harian Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
SP2 Pasien
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
Melatih klien mengontrol ansietas dengan cara
fisik
Menganjurkan klien memasukkan kedalam
kegiatan harian
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN

EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan dilakukan saat tindakan keperawatan berlangsung. Evaluasi akhir yang didapat adalah

S : Pasien mengucapkan salam kepada perawat


Pasien mengatakan cemas sudah sangat berkurang dan siap untuk melakukan operasi mata
Pasien mengatakan akan melakukan teknik yang telah diajarkan dan berdoa gayatri mantram apabila merasa
cemas
O : Kontak mata baik dan wajah sudah tidak tampak tegang
Pasien sudah dapat melakukan semua latihan dengan baik
A : SP 4 tercapai
P : Motivasi klien melakukan hal yang telah diajarkan apabila merasa cemas
PEMBAHASAN
BAB III
Analisa Masalah Keperawatan Ansietas dengan Konsep Evidence Based Practice dan Konsep Kasus Terkait

 Tn “KS, umur 62 tahun dengan diagnose medis Katarak (OD KSM + OS KSI) dengan rencana
tindakan OD pro PHACO +IOL dengan penyulit dan mengalami masalah keperawatan ansietas.
 Pasien mengataka tidurnya tidak terlalu nyenyak karena cemas memikirkan operasi, memang paling
takut bila ke dokter apalagi dengan jarum suntik, kadang takut dan terus bertanya terkait hasil
operasi apakah sesuai harapan. pasien tampak gelisah, pasien mengalami tingkat ansietas sedang, td :
140/80 mmHg, n :100 x/menit, rr : 24 x /menit.
 Pembedahan atau operasi katarak ini merupakan salah satu stressor bagi pasien penderita katarak.
 Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial aktual terhadap integritas yang dapat
membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis yang dapat mencetuskan ansietas pada diri
pasien (Hawari, 2013).
 Ansietas yang dirasakan pasien pre operasi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik
seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol,
telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur
dan sering berkemih (Srinayanti et al., 2017).
PEMBAHASAN
BAB III
Analisa Masalah Keperawatan Ansietas dengan Konsep Evidence Based Practice dan Konsep Kasus Terkait

 Penelitian terkait menyatakan tingkat ansietas yang dialami pasien pre


operasi katarak sebanyak 51 orang (42,5%) pasien mengalami ansietas
ringan, 33 orang (27,5%) tidak ada ansietas, 32 orang (26,5%) mengalami
ansietas sedang dan 4 orang (3,3%) mengalami ansietas berat (Syarifah,
2019)
 Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ariyanto, 2019) menunjukkan hasil
nilai tingkat ansietas yang paling banyak yaitu tingkat ansietas sedang 44
orang (45,8%) sedangkan nilai mekanisme koping terbanyak yaitu
mekanisme koping maladaptif 61 orang (63,5%).
PEMBAHASAN
BAB III
Analisa Intervensi Relaksasi Benson dengan Konsep Evidance Based Practice

 Intervensi keperawatan yang dapat menurunkan tingkat ansietas selain reduksi ansietas
adalah terapi relaksasi. Terapi relaksasi dapat dipadukan dengan 5 standar pelaksaan
(SP)
 terapi relaksasi yaitu menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan
gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot atau ansietas (Aris,2019), salah
satunya adalah terapi relaksasi benson
 Tehnik relaksasi Benson merupakan upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu
fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dan menghilangkan berbagai
pikiran yang mengganggu (Green & Setyawati, 2014).
 Teknik respon relaksasi terbukti memodulasi stres terkait kondisi seperi marah, cemas,
disritmia jantung, nyeri kronik, depresi, hipertensi dan insomnia serta meningkatkan
perasaan menjadi lebih tenang (Benson & Proctor, 2013).
PEMBAHASAN
BAB III
Analisa Intervensi Relaksasi Benson dengan Konsep Evidance Based Practice

 Relaksasi benson dilakukan selama 20 menit dan diulangi sebanyak tiga


kali.
 Intensitas atau lama pemberian teknik relaksasi Benson didasari oleh hasil
penelitian (Poorolajal et al., 2017) yang menyatakan bahwa dalam 1 kali
perlakuan teknik relaksasi Benson selama 10-20 menit terbukti dapat
menurunkan tingkat ansietas pasien pre operasi di rumah sakit Ekbatan dan
Besat, Iran dengan nilai p value 0,001.
 Pemberian perlakuan relaksasi benson selama 20 menit apabila dilakukan
lebih dari 20 menit akan menyebabkan pasien merasa kelelahan dan tidak
akan mendapatkan efek relaksasi yang diinginkan.
PEMBAHASAN
BAB III
Analisa Intervensi Relaksasi Benson dengan Konsep Evidance Based Practice

 Pengucapan kata ritual yang berulang untuk memusatkan perhatian


sehingga dapat menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu pasien
(Mardiani, 2018).
 Membacakan doa sesuai keyakinan dapat mengaktifkan hormon endorfin
secara alami sehingga menimbulkan perasaan rileks. Perasaan tersebut akan
merangsang hipotalamus untuk menurunkan produksi CRF (Corticotropin
Releasing Factor).
 Menrunnya CRF akan merangsang kelenjar pituitary anterior untuk
menurunkan produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon), penurunan
hormone ACTH akan merangsang korteks adrenal untuk menurunkan
sekresi kortisol sehingga menurunkan tingkat ansietas (Pangastuti, 2018).
PEMBAHASAN
BAB III
Konsep dan Penulisan Terkait

 Terapi relaksasi benson dapat memicu tubuh menghasilkan hormon endorphine dan encephaline
yang berefek nyaman dan tenang, secara hemodinamik akan terjadi relaksasi otot, penurunan
denyut jantung, vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat menurun dan
ansietas juga berkurang (Abdurrouf et al., 2021).
 Pemberian relaksasi benson yang dilakukan selama 20 menit dalam 3 kali standar pelaksanaan,
efektif dalam menurunkan ansietas pada lansia yang akan menjalani tindakan operasi.
 Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sitompul, 2020) tentang relaksasi benson terhadap
ansietas pre operasi dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan literatur review
didapatkan setelah diberikan terapi relaksasi benson dengan durasi 10 – 20 menit menit, pasien
mengalami penurunan hingga turun satu angka sampai dua angka dan mengalami perubahan
tingkat ansietas.
 Terapi tersebut direkomendasikan untuk digunakan karena tekniknya sederhana, tidak
membutuhkan alat dan bahan, tidak memerlukan kemampuan khusus untuk menerapkannya dan
dapat dilakukan oleh semua pasien apendisitis yang mengalami ansietas.
PEMBAHASAN
BAB III
Alternafif Pemecahan yang Dapat Dilakukan

 Terapi non farmakologi atau terapi komplementer saat ini menjadi


alternative tambahan dalam proses perawatan pasien. Tidak hanya
terpaku pada terapi medis akan tetapi kehadiran terapi komplementer
seperti terapi relaksasi, TENS, hypnosis, akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, kompres hangat/dingin dan terapi
lainnya menjadi uapaya dalam meningkatkan dan mempercepat
pemulihan pasien
PENUTUP
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan studi kasus dan pembahasan disimpulkan intervensi relaksasi benson


dapat digunakan untuk menurunkan ansietas pasien pre operasi
Pengkajian dapat dilakukan   dengan baik dan lancar dengan cara wawancara,
pengamatan dan observasi secara langsung serta menelaah catatan medis pasien.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan yaitu ansietas yang berhubungan dengan
krisis situasional ditandai dengan pasien mengatakan tidurnya tidak terlalu
nyenyak karena cemas memikirkan operasi, memang paling takut bila ke dokter
apalagi dengan jarum suntik. Kadang takut dan terus bertanya apa yang terjadi
setelah tindakan operasi, pasien tampak gelisah dan terus bertanya terkait hasil
operasi apakah sesuai harapan, TD: 140/80 mmhg, N :100 x/menit, RR: 24 x
/menit.
PENUTUP
BAB III
KESIMPULAN

Rencana keperawatan disusun dengan menggunakan standar pelaksanaan pada


pasien ansietas. Terdapat 5 SP ansietas yang telah direncanakan dan intervensi
terapi relaksasi benson
Implementasi dilaksanakan dengan standar pelaksanaan yang telah disusun.
Implemntasi yang dilakukan berupa BHSP, mengenal ansietas, menurunkan
ansietas dengan terapi relaksasi benson, distraksi, hypnosis lima jari, dan
spiritual dengan gayatr mantram.
Evaluasi keperawatan didapatkan masalah keperawatan teratasi yang
dibuktikan tercapainya kreteria hasil dalam prencanaan keperawatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai