KELOMPOK 2
VONALIN Y. LIMAHELU
PATRECIA MAKATITTA
INGGRID SALAWANEY
IREN UHNANA
DEBIE LATUPERISSA
ROY WUTUWENSA
DAMARIS PEMBUAIAN
VERA HUKOM
FRILLY LEKATOMPESSY
GLORIA UNIPLAITA
TINA JACOB
FEBRIANTY HUWAE
JESSYCA TENLIMA
Pengertian
Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada
lensa mata. Lensa mata terutama disusun oleh air, protein, dan
lipid. Protein tersusun demikian sehingga cahaya dapat menembus
lensa dan difokuskan pada retina. Kadang-kadang protein tersebut
mengumpul bersama sehingga memperkeruh atau menutupi bagian
kecil pada lensa. Itulah yang disebut katarak. Makin lama
kumpulan protein tersebut membesar dan memperkeruh lensa.
Tanda-tanda katarak antara lain penglihatan kabur, cahaya lampu
kelihatan terlalu terang pada malam hari, cahaya matahari atau
lampu silau, dan warna tampak pudar.
Usia lanjut dan proses Traumati k / cedera Penyakit metabolic
penuaan Kongenital pada mata (misalnya DM)
Perubahan kimia dalam protein Lensa GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI AKUT)
Koagulasi
RESTI TERJADI INFEKSI
CEM AS
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 50 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Status Perkawinan : Sudah kawin
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl masuk RS : 26 Oktober 2020
Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 56 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tulehu, Kota Ambon
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur,
penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan
kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien merasa silau saat melihat
cahaya. Pasien juga mengalami kesulitan melihat pada jarak jauh atau dekat,
pandangan ganda, susah melihat pada malam hari. Setelah dilakukan pengkajian pupil
berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa
menjadi opak, retina sulit dilihat, terdapat gangguan keseimbangan pada susunan sel
lensa oleh factor fisik dan kimiawi sehingga kejernihan lensa berkurang. pasien
disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan atau dikoreksi dengan
dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas
sehari-hari. pasien juga mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetis yang
dideritanya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala
yang sama seperti yang diderita oleh pasien saat ini.
No Data Etiologi Masalah
1 DS: perdarahan intra Resio tinggi terhadap cidera
- pasien mengatakan pusing dan penglihatannya kabur, okuler(dikoreksi dengan dilator
penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun pupil)
yang lalu.
- pasien mengatakan bahwa dokter menyarakan untuk
dilakukan tindakan yaitu dikoreksi dengan dilator pupil.
DO:
- Pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil
-nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa
menjadi opak, retina sulit dilihat
penerimaan sensori individu orang lain di area nya 2. memberikan peningkatan kenyamanan dan
sensori/status persepsi - Mempe kekeluargaan, menurunkan cemas dab
organ indra dapat rbaiki 3. Observasi tanda-tanda disorientasi pasca operasi
penglihatan diatasi potensi dan gejala- gejala
bahaya disorientasi, pertahankan 3. terbangun dan lingkungan tak dikenal dan
dalam pagar tempat tidur sampai mengalami tetbatasan penglihatan dapat
lingkunga benar-benar senbuh dari mengakibatkan bingung pada orang tua.
anastesia Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung
atai tak kenal ukuran tempat tidur
4. Pendekatan dari sisi yang
tak dioperasi , bicara, dan 4. Memberikan rangsangan sensori tepat
menyentuh sering, dorong terhadap isolasi dan menurunkan bingung
orang terdekat tinggal
dengan pasien
5. Gangguan penglihatan atau iritasi dapat
5. Perhatikan tentang berakhir 1-2 jam setelah diberikan pengobatan
suram atau penglihatan tetapi secara bertahap menurunkan
kabur dan iritasi mata dengan penggunaan.
Catatan :
6. Ingatkan pasien Iritasi local harus dilaporkan ke dokter tetapi
menggunakan kacamata jangan hentikan penggunaan obat sementara
katarakyang tujuannya
memperbesar kurang lebih 6. perubahan ketajaman dan kedalaman
25% penglihatan perifer persepsi dapat menyebabkan bingung
hilang dan buta titik penglihatan atau meningkatkan resiko cedera
mungkin ada sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
Catatan Perkembangan
Diagnose
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Resiko tinggi Jam 08.00 wit Jam 12.00 wit
cidera berhubung Mandiri : S: klien meengatakan nyeri pasca dikoreksi
an dengan 1. Mendiskusikan apa yang terjadi pada sudah berkurang.
perdarahan intra pasca dikoreksi tentang nyeri, pembatasan
okuler aktivitas, penampilan dan balutan mata O: klien tampak rileks pasca dikoreksi,tetapi
2. Membatasi aktivitas seperti aktivitas klien masih dibatasi,seperti terlalu
megerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk banyak menggerkkan kapala dan menggaruk
mata, membongkok mata
3. Mendorong napas dalam batuk untuk
bershan nafas berihan paru A: Masalah teratasi sebagian,aktivitas klien
4. Mempertahankan perlindungan mata masih dibatasi untuk melindungi mata pasca
sesuai indikasi dikoreksi
5. Meminta pasien untuk membedakan
antara ketidakyamanan dan nyeri mata P: Intervensi dilanjutkan
tajam tiba-tiba, selidiki 1. Batasi aktivitas klien
kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan seperti megerakkan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata, membongkok
Kolaborasi: 2. Mempertahankan perlindungan mata
1. Memberikan obat sesuai indikasi sesuai indikasi
· antiemetik contoh proklorprazin 3. Meminta pasien untuk membedakan
· asetazolamid(diomox) antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam
tiba-tiba, selidiki kegelisaan,disorientasi,
gangguan balutan
2. Resiko tinggi Jam 08.00 wit Jam 12.00wit
terhadap Mandiri S: Klien mengatakan dapat
infeksi NOC
1. Mendiskusikan pentingnya NI beristrahat dengan baik tanpa
berhubungan mencuci tangan sebelum menyentu C terasa nyeri pasca operasi
dengan bedah atau mengobati mata pengangkatan katarak
pengangkatan 2. Menggunakan atau tunjukan
katarak tehnik yang tepat untuk O: klien dapat beristirahat dengan
membersihkan mata dari dalam keluar tenang dan lebih rilek serta tidak
dengan tisu basah atau bola kapas terdapat tanda-tanda terjadinya
untuk tiap usapan ganti balutan dan infeksi pada mata klien
masukkan lensa kontak bila
menggunakan A: Masalah klien teratasi
3. Menekankan pentingnya sebagian,tidak terjadi infeksi pada
untuk tidak menyentuh atau mata klien pasca operasi.
menggarut mata yang di operasi
4. Mengobserpasi tanda terjadinya P: Intervensi dilanjutkan
infeksi contah kemerahan, kelopak 1. Tekankan pentingnya
mata bengkak, drainase purulen. untuk tidak menyentuh atau
menggarut mata yang di operasi
Kolaborasi: 2. obserpasi tanda terjadinya
1. Memberikan obat sesuai indikasi infeksi contah kemerahan,
· antibiotik(topical, perenteral, atau kelopak mata bengkak, drainase
subkunjungival) purulen
· Steroid
3. Gangguan sensori Jam 08.00 wit Jam 12.00 wit
persepsi(penglihatan) Mandiri S: klien mengatakan setelah
berhubungan dengan
DX NOC 1. Menentukann NIC
ketajaman dilakukan operasi matannya
gangguan penerimaan penglihatan, catat apakah 1 atau 2 sudah dapat melihat walaupun
sensori/status organ
Cemas indrakecemasan
Kontrol mata terlibat
diri Pengurangan tanpa bantuan
kecemasan : kaca mata katarak
penglihatan
berhubungan dengan 2. Mengorientasikan pasien pendekatan yang tenang
- Gunakan
terhadap lingkungan,stap, orang O: klien sudah dapat melihat
lain di area nya benda-benda disekitarnya
3. Mengobservasi tanda-tanda
dan gejala- gejala disorientasi, A: Masalah teratasi
pertahankan pagar tempat tidur
sampai benar-benar sembuh dari P: Intervensi dihentikan
anastesia
4. Pendekatan dari sisi yang
tak dioperasi , bicara, dan
menyentuh sering, dorong orang
terdekat tinggal dengan pasien
5. Memperhatikan tentang
suram atau penglihatan kabur dan
iritasi mata
6. Mengingatkan pasien
menggunakan kacamata
krelcaekmsasi aukatarakyang
nntuk -mInenstgrguknsiakan k tleiekn iukn
tujuannya
mengurangi memperbesar kurang lebih
rteulkaksasi
-Memonitoring durasi tiap
- Kaji tanda verbal dan non verbal
episode cemas
-Memantau manifestasi kecemasan.
perilaku dari kecemasan
INTERVENSI / TINDAKAN MANDIRI PERAWAT
INTERVENSI / TINDAKAN MANDIRI PERAWAT
IRIGASI MATA
Peralatan :
1. Tempat steril untuk cairan irigasi
2. Cairan irigasi (biasanya 60 s/d 240 ml (2 s/d 8 oz) pada suhu 370 C
(98,6 F) yang sesuai
3. Spoit mata steril atau irigator mata (penetes mata dapat digunakan jika
hanya sejumlah kecil cairan yang diperlukan)
4. Fila ginjal steril
5. Bola kapas steril
6. Normal saline steril (sesuai kebutuhan)
7. Kain lembab
8. Sarung tangan steril
Intervensi :
Pada irigasi
1. Siapkan klien
a. Jelaskan teknik kepada klien. Pemberian cairan atau obat irigasi mata biasanya tidak nyeri.
Salep seringkali menyejukkan mata, tapi beberapa sediaan cairan mungkin terasa perih
awalnya
b. Bantu klien pada posisi yang menyenangkan, baik duduk atau berbaring. Miringkan kepala
klien pada mata yang diobati, dan pastikan bawah sumber cahaya tidak menyilaukan mata
klien. Kepala dimiringkan sehingga cairan akan mengalir dari mata ke bengkok disampingnya,
tidak kemata lain. Sumber cahaya diarahkan agar jauh dari mata. Khususnya jika klien
fotophobia.
c. Tempatkan kain lembab untuk melindungi klien dan kain sepresi, dan atur posisi bengkok pada
pipi di bawah mata pada sisi yang diobati.
2. Kaji mata
d. Kaji mata adanya kemerahan, lokasi dan sifat dari berbagai kotoran, air, mata pembengkakan
kelopak mata atau kelenjar air mata.
e. Catat adanya keluahn, misalnya gatal, terbakar, nyeri, penglihatan kabur atau fotophobia
f. Observasi perilaku klien misalnya mengedip, berkedip berlebihan, mengerutkan dahi atau
menggosok mata.
3. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata
a. Gunakan bola kapas steril yang lembab dengan cairan irigasi steril atau normal saline steril dan
usapkan dari kantus bagian dalam ke atas bagian luar, jika tidak keluar, benda pada kelopak dan
bulu mata dapat dicuci dalam mata. Pencucian pada bagian luar kantus mencegah kontaminasi
dari mata lain dan kelenjar air mata.
5. Pada irigasi :
b. Perlihatkan konjungtiva bahwa dengan memisahkan kelopak mata dengan jari dan jari telunju,
atau untuk mengirigasi, pertama tahan kelopak mata ke bawah, kemudian tahan kelopak mata
atas. Gunakan tekanan pada tulang yang menonjol dari tulang pipi dan dekat alis ketika
menahan kelopak mata. Memisahkan kelopak mata mencegah refleks men gedip. Penggunaan
tekanan pada tulang yang menonjol mengurangi kemungkinan penekanan pada bola mata dan
menyebabkan rasa tidak nyaman.
c. Isi dan pegang irigator sekitar 2,5 cm (1 in) di atas mata. Pada ketinggian ini tekanan cairan
tidak akan merusak jaringan mata dan irrigator tidak akan menyentuh mata.
d. Irigasi mata, arahkan cairan pada kantung konjungtiva bawah dari kantus sebelah dalam keluar,
mengarahkan cairan pada cara ini mencegah kemungkinan injuri kornea dan mencegah cairan
dan kontaminasi dari aliran ke bawah kelenjar air mata.
e. Irigasi sampai cairan yang meninggalkan mata bersih (tidak ada kotoran) atau sampai semua
cairan telah digunakan. Anjurkan klien untuk menutup dan menggerakkan mata secara periodik.
Penutupan dan pergerakan mata membantu pergerakan pergerakan sekresi dari kantung
konjunctiva atas ke bawah.
f. Keringkan sekitar mata dengan bola kapas
TETES MATA
Tetes mata diberikan kepada pasien yang sudah menjalani opresi sehingga
perlu adanya perawatan tetes mata
Prosedur Pemberian Obat Tetes mata
Persiapan Alat
1. Obat dalam tempatnya
2 .Kertas tisu
3 .Sarung tangan
4. Air hangat atau kapas pelembab
Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien
2. Beri penerangan yang cukup
3. Tutup jendela, korden, dan pintu atau beri sketsel jika pasien
lebih dari 1
Persiapan Klien
1. 1. Jelaskan prosedur tindakan pada klien
2. 2. Tempatkan klien dengan posisi yang nyaman
3. 3. Kaji kembali riwayat medis klien
Prosedur Rasional
1. Cuci tangan 1. Menghilangkan mikroorganisme permukaan.
2. Pakai sarung tangan jika terdapat secret. 2. Melindungi dari pemajanan terhadap sekresi.
3. Bersihkan mata dengan kapas basah lebih dulu jika 3. –
ada sekret. Prosedur
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan jika
4. Mengurangikecemasan klien.
Rasional
1. Menghilangkan
mikroorganisme
terdapat secret. permukaan.
5. Cek nama obat, dosis, dan tanggal kadaluarsa obat. tanggal kadaluarsa
obat.
6. Anjurkan klien tengadah dan
6. Memposisikan kepala untuk jalan termudah pada
jalan termudah
pada struktur mata.
7. Membentuk kantong tempat
melihat ke atas. meneteskan obat
7. Tarik kelopak ke bawah mata.
kulit palpebra bawah dengan ibu jari dan jari 7. Membentuk kantong tempat meneteskan obat mata.
9. Letakan pergelangan tangan 12. Meratakan obat (penekanan
yang memegang menyebabkan obat
botol pada pipi tertekan ke dalam
klien. sistem
10. Tekan botol secara perlahan nasolakrimalis yang
8. Pegang botol seperti memegang pensil dengan ujung 9. Mengarahkan botol ke bola mata tanpa menyentuh bola
menutup mata
secara perlahan,
jangan
menekannya.
13. Tunggu 5-10 menit sebelum
9. Letakan pergelangan tangan yang memegang botol 10. Memungkinkan tetesan jatuh ke dalam kantong.
pada pipi klien. 11. Mencegah tumpahnya obat.
10. Tekan botol secara perlahan pada formix inferior. 12. Meratakan obat (penekanan menyebabkan obat tertekan
11. Secara pelan lepaskan palpebra bawah. ke dalam sistem nasolakrimalis yang menurunkan
12. Instruksikan klien untuk menutup mata secara absorpsi obat).
perlahan, jangan menekannya. 13. Meningkatkan absorpsi obat yang maksimal.
13. Tunggu 5-10 menit sebelum meneteskan obat tetes
yang lain.
Evaluasi
1. Reaksi total
2. Reaksi pasien
3. Munculnya efek sampingobat
Dokumentasi
1. Nama
2. Umur
3. Waktu tindakan (Jam, hari, bulan,tahun )
4. Evaluasi
5. Jenis tindakan
6. Nama terang dan tanda tangan perawat dan pasien
PERHATIAN!!!
- Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata setelah dibuka lebih
dari 30 hari, karena obat tidak bebas kuman lagi.
- Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih dari satu
orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi