Oleh :
Aditya Saputra
( 2016.C.08a.0733 )
Etiologi :
Penyakit Metabolik ( Glukoma, DM )
Proses Penuaan
Defek Kongingental
Faktor Radikal Bebas
Trauma
Faktor Obat-obatan
KATARAK
B1 B2 B3 B4 B5 B6
MK : MK : MK :
Resiko pola Resiko gangguan Kekurangan
napas tidak perfusi jaringan volume cairan
efektif
1.1.6 Penatalaksanaan Medis
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retraksi kuat
sampai titik dimana kelayan melakukan aktivitas sehari – hari, maka penanganan
konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan
akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi
bila ketajaman pandangan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup atau bika
visialisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan
berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti : diabetes dan glaukoma. Ada
dua macam teknik pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler dan
esktraksi katarak ekstra kapsuler.
1.1.7 Komplikasi
a. Glaucoma
b. Uveitis
c. Kerusakan endotel kornea
d. Sumbatan pupil
e. Edema macula sistosoid
f. Endoftalmitis
g. Fistula luka operasi
h. Pelepasan koroid
i. Bleeding
1.1.8 Data Penunjang
a. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusak
an kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem sa
raf, penglihatan ke retina.
b. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukom
a.
c. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup gluk
oma.
e. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papile
dema, perdarahan.
g. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, lipid
i. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
j. Keratometri.
k. Pemeriksaan lampu slit.
l. A-scan ultrasound (echography).
m. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
n. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Katarak
2.1.1 Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan
gangguan penglihatan.
b. Makan / cairan
Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)
c. Neurosensori
Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan
perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa
di ruang gelap.
Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.
d. Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat
menetap atau tekanan pada sekitar mata.
e. Penyuluhan dan pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular,
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan
endokrin.
2.1.2 Diagnosa Keperawatan
2.1.2.1 Pre Operasi
2.1.2.2 Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
2.1.2.3 Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
2.1.3 Post Operasi
2.1.3.1 Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur
invasif.
2.1.3.2 Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif (bedah pengangkatan).
2.1.3.3 Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan
secara terapeutik dibatasi.
2.1.3.4 Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
2.2 Rencana Keperawatan
2.2.2 Pre Operasi
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan persepsi Tujuan : gangguan persepsi 1. Orientasikan pasien terhadap 1. Memperkenalkan pada pasien
sensori visual / sensori teratasi. lingkungan aktifitas. tentang lingkungan dam aktifitas
penglihatan Kriteria hasil : sehingga dapat meninggalkan
berhubungan Dengan penglihatan stimulus penglihatan.
dengan penurunan yang terbatas klien 2. Bedakan kemampuan lapang pandang 2. Menentukan kemampuan lapang
ketajaman mampu melihat diantara kedua mata. pandang tiap mata.
penglihatan, lingkungan 3. Observasi tanda disorientasi dengan 3. Mengurangi ketakutan pasien dan
penglihatan ganda. semaksimal mungkin. tetap berada di sisi pasien. meningkatkan stimulus.
Mengenal perubahan 4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas 4. Meningkatkan input sensori, dan
stimulus yang positif sederhana seperti menonton TV, radio, mempertahankan perasaan normal,
dan negatif. dll. tanpa meningkatkan stress.
Mengidentifikasi 5. Anjurkan pasien menggunakan 5. Menurunkan penglihatan perifer dan
kebiasaan lingkungan. kacamata katarak, cegah lapang gerakan.
pandang perifer dan catat terjadinya
bintik buta.
6. Posisi pintu harus tertutup terbuka, 6. Menurunkan penglihatan perifer dan
jauhkan rintangan. gerakan.
2. Cemas Tujuan : kecemasan 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan 1. Membantu mengidentifikasi sumber
berhubungan teratasi relaks, berikan dorongan untuk ansietas.
dengan Kriteria hasil : verbalisasi dan mendengarkan dengan
pembedahan yang Mengungkapkan penuh perhatian.
akan dijalani dan kekhawatirannya dan 2. Yakinkan klien bahwa ansietas 2. Meningkatkan keyakinan klien.
kemungkinan ketakutan mengenai mempunyai respon normal dan
kegagalan untuk pembedahan yang diperkirakan terjadi pada pembedahan
memperoleh akan dijalani. katarak yang akan dijalani.
penglihatan Mengungkapkan 3. Tunjukkan kesalahpahaman yang 3. Meningkatkan keyakinan klien.
kembali. pemahaman tindakan diekspresikan klien, berikan informasi
rutin perioperasi dan yang akurat.
perawatan. 4. Sajikan informasi menggunakan 4. Meningkatkan proses belajar dan
metode dan media instruksional. informasi tertulis mempunyai
sumber rujukan setelah pulang.
5. Jelaskan kepada klien aktivitas 5. Pengetahuan yang meningkat akan
premedikasi yang diperlukan. menambah kooperatif klien dan
menurunkan kecemasan.
6. Diskusikan tindakan keperawatan pra 6. Pengetahuan yang meningkat akan
operatif yang diharapkan. menambah kooperatif klien dan
menurunkan kecemasan
7. Berikan informasi tentang aktivitas 7. Menjelaskan pilihan memungkinkan
penglihatan dan suara yang berkaitan klien membuat keputusan secara
dengan periode intra operatif. benar.
2.2.3 Post Operasi
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa Tujuan : nyeri teratasi 1. Bantu klien dalam mengidentifikasi 1. Membantu pasien menemukan
nyaman (nyeri Kriteria hasil : tindakan penghilangan nyeri yang tindakan yang dapat menghilangkan
akut) klien melaporkan efektif. atau mengurangi nyeri yang efektif.
berhubungan penurunan nyeri secara 2. Jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi 2. Nyeri dapat terjadi sampai anestesi
dengan prosedur progresif dan nyeri sampai beberapa jam setelah local habis, memahami hal ini dapat
invasive. terkontrol setelah pembedahan. membantu mengurangi kecemasan
intervensi. yang berhubungan dengan yang
tidak diperkirakan.