“KATARAK”
Disusun Oleh:
Kris Adinata
42010121008
Katarak merupakan salah satu penyakit degeneratif. Definisi katarak sendiri ialah
suatu kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa sehingga menurunnya fungsi penglihatan
seseorang (widya, 2018). Katarak adalah pengembangan dari keadaan tidak tembus cahaya
dalam lensa. Seiring bertambahnya usia, ada gangguan dalam struktur lensa dan akumulasi
pigmen. Katarak ditandai dengan adanya gangguan penglihatan (kabur atau mendung),
penurunan tajam penglihatan secara progresif, membutuhkan lebih banyak cahaya untuk
melihat hal-hal yang jelas, silau, perubahan persepsi warna dapat terjadi dengan intensitas
berkurang, kurangnya kontras atau distorsi kekuningan (Aini, 2018).
Anatomi dan Fisiologi Mata Mata merupakan salah satu organ yang penting
dalam tubuh manusia. Mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan. Lapisan terluar
adalah kornea dan sklera yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Kornea berfungsi sebagai pelindung mata dari infeksi dan kerusakan struktural serta
membiaskan cahaya ke lensa dan retina. Sklera merupakan mantel atau pelindung
mata agar tetap mempertahankan bentuknya saat ada tekanan dari internal maupun
eksternal. Sklera tertutup oleh selaput transparan yang disebut dengan konjungtiva.
Kornea dan sklera dihubungkan oleh limbus. (Willoughby CE, 2010)
Lapisan kedua terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Iris berfungsi dalam
pengaturan akomodasi pupil agar cahaya yang masuk dapat tersampaikan ke retina
dengan baik. Badan siliar berfungsi dalam memproduksi aqueous humor dan terletak
antara iris dan koroid (Borges, AS, 2013). Koroid berfungsi dalam memasok oksigen
dan nutrisi ke bagian luar dan dalam retina. Fungsi lain dari koroid adalah menyerap
cahaya, termoregulasi dengan menghilangkan panas dari mata, dan juga mengatur
tekanan intraokuler dengan mengontrol vasomotor aliran darah (Nickla, DL, 2010).
Lapisan terdalam dari mata adalah retina. Retina merupakan bagian mata yang peka
terhadap cahaya, mengandung sel-sel kerucut dan sel batang. Bila sel batang dan sel
kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melalui sel saraf pada retina itu sendiri, ke
serabut saraf optikus dan diinterpretasikan oleh korteks serebri (Guyton,2013).
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bagian anterior bola
mata mempunyai kelengkungan yang lebih cembung sehingga terdapat bentuk dengan dua
kelengkungan berbeda.15 Bola mata dibungkus oleh tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan sklera
yang bagian terdepannya disebut kornea, lapisan uvea, dan lapisan retina. Di dalam bola mata
terdapat cairan aqueous humor, lensa dan vitreous humor (Yustina, 2013)
1.3 Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Maria, 2017):
1. Usia lanjut dan proses penuaan.
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti rokok atau bahan
beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes)
dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti (Maria, 2017):
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
Perubahan protein
Perubahan serabut lensa
halus yang Hilangnya
memanjang dari transparansi lensa
badan silier ke luar
Perubahan dalam
lensa
serabut-serabut lensa,
mengalami denaturasi
Penglihatan menjadi
distorsi Terjadi koagulasi
Katarak
Terbentuknya daerah
keruh lensa
Dapat mengakibatkan:
Glaukoma,
Kebutaan
Tindakan :
Gangguan
Gangguan persepsi Risiko Nyeri akut
Nyeri
persepsi
sensori sensori hipotermia Gangguan persepsi
Gangguan
sensori
Risiko tinggi
Risiko cedera persepsi sensori
Risiko cedera
Defisiensi
cedera Risiko cedera
Pengetahuan Risiko infeksi
Kurangnya Risiko infeksi
Ansietas
pengetahuan
Ansietas
1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui
kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subkapsuler posterior dapat
membaik dengan dilatasi pupil. Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan
palpebra, konjungtiva,dan kornea dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat
normal. Pada lensa pasien katarak, didapatkan lensa keruh. Lalu, dilakukan pemeriksaan
shadow test untuk menentukan stadium pada penyakit katarak senilis. Ada juga
pemeriksaan-pemeriksaan lainnya seperti biomikroskopi, stereoscopic fundus
examination, pemeriksaan lapang pandang dan pengukuran TIO.
1. Retinometri adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan yang
turun itu disebabkan katarak atau tidak.
2. Keratometri
3. Pemeriksaan lampu slit
4. Oftalmoskopis yaitu dengan melihat refleks merah didalam manik mata atau pupil.
Apabila tidak ada katarak maka akan terlihat reflek merah padda pupil yang
merupakan reflek retina yang terlihat melalui pupil. Bila terdapat katarak atau
kekeruhan padat pada pupil maka refleks merah ini tidak akan terlihat.
5. A-Scan ultrasound (Echography)
6. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi dan implantasi.
1.7 Komplikasi
1. Glaukoma Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam
bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun.
2. Kerusakan retina Kerusakan retina ini dapat terjadi setelah pasca bedah, akibat ada
robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi
penimbunan eksudat dibawah retina terangkat
3. Infeksi ini bisa terjadi seelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak
adekuat. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan visus visus normal : 6/6 visus 5/6-6/60 atau 1/300 : tergantung jenis
katarak dan stadiumnya
b. Pemeriksaan lapang pandang lapang pandang biasanya berkurang
c. Uji pencatatan signal untuk melihat adanya gelombang listrik dalam otak
1.8 Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan laser.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk
bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam pengihatan
yang terbaik dicapai 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak paling serng
dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Dengan menggunakan anesthesia
lokal. macam pembedahannya ada 2 macam yaitu :
Jika Anda rutin memeriksakan kesehatan mata, dokter akan cepat mendeteksi apabila muncul
tanda-tanda mata katarak. Katarak yang masih berada pada tahap awal dapat lebih mudah
ditangani dan diobati oleh dokter mata.
Orang dewasa dianjurkan untuk memeriksakan mata ke dokter tiap dua tahun sekali sampai
usia 50 tahun. Di atas usia 50 tahun, Anda disarankan untuk memeriksakan mata setidaknya
setahun sekali.
Sementara bagi orang dengan riwayat diabetes yang lebih berisiko mengalami penyakit mata,
disarankan untuk lebih sering memeriksakan kondisi mata.
Paparan sinar ultraviolet (UV) pada mata dapat meningkatkan risiko terjadinya mata katarak.
Selain itu, sinar UV juga membuat katarak yang sebelumnya sudah dialami menjadi makin
parah. Hal ini karena sinar ultraviolet (UV) dapat merusak protein di lensa mata.
Untuk mencegah mata katarak, hindari mata dari paparan sinar matahari langsung dengan
menggunakan kacamata hitam atau topi lebar, terutama saat sedang beraktivitas di bawah
terik matahari langsung.
Pilihlah kacamata hitam yang dapat memblokir setidaknya 99% sinar UV dan berukuran
lebar, sehingga perlindungan yang Anda dapatkan maksimal.
Menjaga kesehatan tubuh sangat penting dalam mencegah penyakit, salah satunya mata
katarak. Hal ini karena ada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko mata katarak,
seperti diabetes, kondisi mata yang tidak sehat, serta komplikasi dari operasi mata yang
pernah dijalani.
Anda juga sebaiknya berhati-hati terhadap penggunaan kortikosteroid jangka panjang, karena
dapat meningkatkan risiko terkena katarak. Selalu pastikan untuk kontrol rutin ke dokter
terkait penggunaan steroid dan penyakit penyerta yang Anda alami.
Anda bisa mendapatkan manfaat antioksidan dari mengonsumsi sayuran berdaun hijau tua.
Sementara itu, sumber alami vitamin C bisa Anda dapatkan dari jeruk, tomat, stroberi,
brokoli, melon, dan kiwi, serta sumber vitamin E yang bisa didapatkan dari minyak sayuran,
kacang almond, dan bayam.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, yang
merupakan salah satu faktor risiko mata katarak. Oleh karena itu, pastikan Anda menjaga
berat badan ideal dengan menjalani pola makan yang sehat dan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, serta rutin berolahraga.
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terkena mata katarak karena menciptakan
lebih banyak radikal bebas di mata Anda. Guna menurunkan risiko mata katarak, Anda
disarankan untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok. Jika upaya ini terlalu
berat, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda termasuk penggemar minuman beralkohol, sebaiknya batasi atau hentikan
kebiasaan ini. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
meningkatkan risiko terkena mata katarak
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajiaan
b. Data subjektif :
1) Identitas (pasien dan keluarga/penanggung jawab) meliputi: Nama, umur,jenis
kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
alamat
2) Keluhan utama: pada umumnya keluhan utama pada Katarak adalah Gangguan
persepsi sensori.
3) Riwayat cedera, meliputi waktu mengalami cedera (hari, tanggal, jam),
lokasi/tempat mengalami cedera.
4) Allergi (alergi): Apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
(jenisnya), obat, dan lainnya.
5) Medication (pengobatan): Apakah pasien sudah mendapatkan pengobatan
pertama setelah cedera, apakah pasien sedang menjalani proses pengobatan
terhadap penyakit tertentu?
6) Past Medical History (riwayat penyakit sebelumnya): Apakah pasien
menderita penyakit tertentu sebelum menngalami cedera, apakah penyakit
tersebut menjadi penyebab terjadinya cedera?
7) Last Oral Intake (makan terakhir): Kapan waktu makan terakhir sebelum
cedera? Hal ini untuk memonitor muntahan dan untuk mempermudah
mempersiapkan bila harus dilakukan tindakan lebih lanjut/operasi.
c. Pengkajian ABCDFGH
1) AIRWAY
- Cek jalan napas paten atau tidak
- Ada atau tidaknya obstruksi misalnya karena lidah jatuh kebelakang,
terdapat cairan, darah, benda asing, dan lain-lain.
- Dengarkan suara napas, apakah terdapat suara napas tambahan seperti
snoring, gurgling, crowing.
2) BREATHING
- Kaji pernapasan, napas spontan atau tidak
- Gerakan dinding dada simetris atau tidak
- Irama napas cepat, dangkal atau normal
- Pola napas teratur atau tidak
- Suara napas vesikuler, wheezing, ronchi
- Ada sesak napas atau tidak (RR)
- Adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan
-
3) CIRCULATION
- Nadi teraba atau tidak (frekuensi nadi)
- Tekanan darah
- Sianosis, CRT
- Akral hangat atau dingin, Suhu
- Terdapa perdarahan, lokasi, jumlah (cc)
- Turgor kulit
- Diaphoresis
- Riwayat kehilangan cairan berlebihan
4) DISABILITY
- Kesadaran : composmentis, delirium, somnolen, koma
- GCS : EVM
- Pupil : isokor, Anisokor, medriasis
- Ada tidaknya refleks cahaya
- Refleks fisiologis dan patologis
- Kekuatan otot
5) EXPOSURE
- Ada tidaknya deformitas, contusio, abrasi, penetrasi, laserasi, edema
- Jika terdapat luka, kaji luas luka, warna dasar luka, kedalaman
6) FIVE INTERVENTION
- Monitoring jantung (sinus bradikardi, sinus takikardi)
- Saturasi oksigen
- Ada tidaknya indikasi pemasangan kateter urine
- Pemeriksaan laboratorium
7) GIVE COMFORT
- Ada tidaknya nyeri
- Kaji nyeri dengan
P : Problem
Q : Qualitas/Quantitas
R : Regio
S : Skala
T : Time
8) H 1 SAMPLE
- Keluhan utama
- Mekanisme cedera/trauma
- Tanda gejala
9) H 2 HEAD TO TOE
- Fokus pemeriksaan pada daerah kepala yaitu daerah mata.
- Mata kanan.
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada pasien dengan
katarak adalah sebagai berikut:
Pre Operasi
Intra Operasi
Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) (D.0077)
3. Intervensi
Preoperasi
SDKI SLKI SIKI
4.IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan. Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,kemudian bila perawatan
telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya. Adapun format penulisan Implementasi Keperawatan adalah sebagai
berikut:
DIAGNOSA HARI/
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
KEPERAWATAN TANGGAL/ JAM
5.EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan Tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan kegiatan
dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Evaluasi keperawatan juga merupakan penilaian
keberhasilan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Tahap evaluasi menentukan kemajuan
pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Adapun format penulisan Evaluasi
Keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1 cetakan III (revisi). Jakarta: DPP PPNI
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
4. file:///C:/Users/accer%204738/Downloads/214-403-2-PB.pdf
5. file:///C:/Users/accer%204738/Downloads/Bahan%20katarak.pdf
6. http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/farmasi/article/view/2284
7. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/105129 http://repository.ump.ac.id/6769/3/BAB%20II.pdf
8. file:///C:/Users/accer%204738/Downloads/20639-Article%20Text-48679-1-10-20180518%20(1).pdf
9. http://eprints.undip.ac.id/46853/3/Yustina_Elisa_22010111130122_Lap.KTI_Bab2.pdf
10. https://www.alomedika.com/penyakit/oftalmologi/katarak/patofisiologi
11. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79476/I%20Gede%20Gandharwa%20Putera%20Negara
%20-%20142310101164_.pdf?sequence=1&isAllowed=y
12. https://hellosehat.com/mata/katarak/mata-katarak/ https://eprints.umm.ac.id/74307/3/BAB%20II.pdf
13. http://eprints.umbjm.ac.id/973/4/BAB%202.pdf
Lampiran I : Jurnal Internasional
22 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n K a t a r a k