Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK


DI RUANG POLI MATA RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 23 Maret - 25 Maret 2017

Oleh:
SYARIFUDDIN ANSYARI, S.Kep
NIM. 1630913310040

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : SYARIFUDDIN ANSYARI, S.Kep

NIM : 1630913310040

JUDUL LP : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


KATARAK DI RUANG POLI MATA RSUD ULIN
BANJARMASIN

Banjarmasin, Maret 2017

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, Ns., MNS, PhD (Cand.) Efnita, SKM.MM


NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19640604 199101 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

Definisi Penyakit Etiologi

Katarak merupakan kekeruhan yang Berbagai macam hal yang dapat


terjadi pada lensa mata, sehingga mencetuskan katarak antara lain:
menyebabkan penurunan/gangguan 1. Usia lanjut dan proses penuaan
penglihatan 2. Congenital atau bisa diturunkan
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh
faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera
Klasifikasi: mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu
Menurut umur
(misalnya kortikosteroid)
1. Katarak Kongenital
2. Katarak Juvenil
3. Katarak Senil
4. Katarak Intumesen
5. Katarak Brunesen Pemeriksaan Penunjang
Menurut lokasi Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
1. Katarak Inti (Nuclear) adalah
2. Katarak Kortikal 1. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler:
3. Katarak Subkapsular mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, kesalahan refraksi,
penglihatan ke retina
2. Lapang penglihatan: penurunan karena
Manifestasi Klinis massa tumor, karotis, glukoma
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat 3. Pengukuran Tonografi: TIO (12-25 mmHg)
kabut menghalangi objek 4. Pengukuran Gonoskopi: membedakan sudut
2. Peka terhadap sinar/cahaya terbuka dari sudut tertutup glukoma
3. Dapat melihat ganda pada satu mata 5. Tes provokatif: menentukan adanya/tipe
(diplobia) glukoma
4. Memerlukan pencahayaan yang terang 6. Oftalmoskopi: mengkaji struktur internal
untuk dapat membaca okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
5. Lensa mata berubah menjadi buram perdarahan
seperti kaca susu 7. Darah rutin, LED: menunjukkan anemia
6. Kesulitan melihat pada malam hari sistemik/infeksi
7. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya 8. Tes toleransi glukosa: kontrol DM
atau cahaya terasa menyilaukan mata Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)
8. Penurunan ketajaman penglihatan 9. Keratometri
(bahkan pada siang hari) 10. Pemeriksaan lampu slit
11. A-scan ultrasound (echography) dan hitung
sel endotel (2000 sel/mm3: untuk implantasi
12. USG mata: persiapan untuk pembedahan
katarak
Komplikasi
Ambliopia sensori, penyulit yang terjadi berupa: visus tidak akan mencapai 5/5.
Komplikasi yang terjadi: nistagmus dan strabismus dan bila katarak dibiarkan maka akan
mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan komplikasi berupa glukoma dan uveitis
Penatalaksanaan
1. Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata,lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya.
2. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam
penglihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.
3. Jenis operasi katarak:
a. ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)
Yaitu mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya
b. ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction)
Ada dua macam yaitu:
Planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara manual setelah
membuka kapsul lensa
Phaco Emulsification dilakukan dengan menggunakan getaran ultrasonic untuk
menghancurkan nukleus sehingga materi nukleus dan kortek dapat diaspirasi melalui
insisi 3 mm
PATHWAY

Katarak

Fisik Usia Kimia Penyakit Tertentu


(Trauma) (Bertambahnya Usia) (Paparan Sinar UV) (DM)

Degenerasi Lapisan luar Lapisan luar Viskositas darah


lensa katarak mencair katarak mencair meningkat

Perubahan protein & Membentuk cairan Kekeruhan pada lensa


Menyumbat pembuluh
senyawa pada lensa putih seperti susu darah pada mata

Koagulasi Penumpukan Suplai O2 pada


serat protein cairan mata berkurang

Noda pada lensa Kapsul lensa pecah Kematian jaringan


(Lensa keruh) pada lensa

Menghalangi cahaya yang masuk ke kornea Operasi Ansietas

Bayangan semu yang sampai ke retina Tindakan


pembedahan Resiko
dengan mengganti infeksi
lensa mata
Sensitivitas & ketajaman Otak menginterpretasikan
mata menurun sebagai bayangan berkabut
Luka pasca
operasi
Sensitif Pandangan
dengan cahaya kabur
Nyeri akut

Resiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pola fungsi kesehatan

Pre Operatif Post Operatif


Resiko jatuh b.d fisiologis (kesulitan melihat) Ansietas b.d stresor (operasi mata) Resiko infeksi b.d prosedur invasif Nyeri akut b.d agen cedera fisik
(operasi mata)
NOC NOC NOC
Trauma Risk For Anxiety Self-Control Immune Status NOC
Injury Risk For Anxiety Leve Knowledge:Infection Control Pain Level
Kriteria Hasil: Coping Risk Control Pain Control
Kejadian jatuh: tidak ada kejadain jatuh Kriteria Hasil: Kriteria Hasil: Comfort Level
1. Klien mampu mengidentifikasi 1. Klien bebas dari tanda dan gejala Kriteria Hasil:
NIC dan mengungkapkan gejala infeksi 1. Melaporkan bahwa nyeri
Fall Prevention cemas 2. Menunjukkan kemampuan untuk berkurang
1. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan 2. Mengidentifikasi, mencegah timbulnya infeksi 2. Mampu mengenali nyeri
yang dapat meningkatkan potensi untuk mengungkapkan, dan 3. Jumlah leukosit dalam batas 3. Menyatakan rasa nyaman
jatuh menunjukkan teknik untuk normal setelah nyeri berkurang
2. Mendorong pasien untuk menggunakan mengontrol cemas
tongkat atau alat pembantu berjalan 3. Vital sign dalam batas normal NIC NIC
Infection Protection Pain Management
NIC 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Anxiety Reduction 2. Dorong masukan nutrisi yang komprehensif
1. Gunakan pendekatan dengan cukup 2. Eksplorasi pengetahuan pasien
tenang 3. Dorong masukan cairan yang tentang nyeri
2. Jelaskan dengan terperinci apa cukup 3. Ajarkan teknik nonfarmakologis
yang diharapkan dari perilaku 4. Tingkatkan istirahat untuk mengatasi nyeri (distraksi,
Pre Operatif Post Operatif
pasien 5. Ajarkan pasien dan keluarga tanda nafas dalam, relaksasi)
3. Kaji pemahaman pasien gejala infeksi 4. Berikan analgetik untuk
mengenai situasi yang membuat 6. Ajarkan cara menghindari infeksi mengurangi nyeri
cemas 7. Laporkan kecurigaan infeksi
4. Dampingi pasien untuk Analgesic Administration
mengurangi kecemasan 1. Cek instruksi dokter tentang
5. Anjurkan keluarga pasien tuntun jenis obat, dosis dan frekuensi
mendukung pasien 2. Cek riwayat alergi
6. Dengarkan keluhan pasien 3. Evaluasi efektivitas analgesik,
sepenuhnya tanda dan gejala
7. Identifikasi perubahan tingkat
kecemasan

Teaching : Disease Process


1. Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaiman hal ini
berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
2. Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada penyakit
3. Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat.
4. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion.
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol.3 jakarta:


EGC.
2. Corwin, J Elizabeth. 2000. Buku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
3. Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
4. Gloria M.Bulechek, H. K. 2013. Nursing Interventions Classification, Edisi 6.
Elsevier Singapore Pte Ltd.
5. Sue Moorhead, M. J. 2013. Nursing Outcomes Classification, Edisi 5.
Elsevier Singapore Pte Ltd.
6. Nurarif, A.H. dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.

Anda mungkin juga menyukai