Oleh:
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
Mengetahui,
Definisi
Etiologi Manifestasi Klinis
Edema paru adalah suatu keadaan
a. Edema Paru Kardiogenik: 1. Serangan khas terjadi pada malam hari setelah berbaring selama
dimana terkumpulnya cairan
1. Gagal jantung beberapa jam dan biasanya didahului
ekstravaskular yang patologis dengan rasa gelisah, ansietas, dan tidak dapat tidur.
2. Hipertensi
pada jaringan parenkim paru. 2. Awitan sesak nafas mendadak dan rasa asfiksia (seperti kehabisan
3. Kardiomiopati
Edema paru disebabkan karena nafas), tangan menjadi dingin dan basah, bantalan kuku menjadi
4. Gagal ginjal
akumulasi cairan di paru-paru sianotik, dan warna kulit menjadi abu-abu.
b. Edema Paru Non
yang dapat disebabkan oleh 3. Nadi cepat dan lemah, vena leher distensi.
Kardiogenik:
tekanan intrvaskular yang tinggi 4. Batuk hebat menyebabkan peningkatan jumlah sputum mukoid.
1. Trauma thorax 5. Dengan makin berkembangnya edema paru, ansietas berkembang
(edema paru kardiak) atau karena
2. Contusio paru menjadi mendekati panic, pasien mulai bingung, kemudian stupor.
peningkatan permeabilitas
3. Aspirasi 6. Napas menjadi bising dan basah, dapat mengalami asfiksia oleh
membran kapiler (edema paru non
4. Emboli paru cairan bersemu darah dan berbusa (dapat tenggelam oleh cairan
kardiak) yang mengakibatkan
5. Sepsis sendiri).
terjadinya ekstravasasi cairan. 7. Manifestasi klinis edem paru secara spesifik juga dibagi dalam 3
6. Keadaan tenggelam
stadium :
a. Stadium 1
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan
memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan
kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya
Klasifikasi berupa adanya sesak nafas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak
jelas menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat
Berdasarkan jenis inpsirasi karena terbukanya saluran nafas yang tertutup saat inspirasi.
Pemeriksaan Penunjang b. Stadium 2
a. Benigna Pada stadium ini terjadi edem paru interstisial. Batas pembuluh darah
CT scan dan MRI
b. Malignant paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa
Penatalaksanaan
Foto polos dada interlobularis menebal (garis kerley B). Adanya penumpukan cairan di
Berdasarkan lokasi 1)jaringan
Surgerykendor interstisial, akan lebih memperkecil saluran nafas kecil,
Pemeriksaan cairan terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Mungkin pula
a. supratentorial 2)terjadi
Radioterapi
refleks bronkhokonstriksi. Sering terdengar takipnea. Meskipun
serebrospinal hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi takipnea
Hemisfer 3)jugaKemoterapi
membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan
Biopsi stereotaktik interstisial diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat
b. Meningioma sedikit perubahan saja.
Angiografi Serebral
c. Tumor c. Stadium 3
Elektroensefalogram (EEG) Pada stadium ini terjadi edem alveolar. Pertukaran gas sangat
infratentorial terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapsia. Penderita nampak sesak
sekali dengan batuk berbuih kemerahan. Kapasitas vital dan volume
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Data Subjektif
Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Nama, Jenis kelamin, Usia, Status, Agama, Alamat, Pekerjaan, Pendidikan, Bahasa, Suku bangsa, Dx Medis, Sumber biaya
Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan genogram
Status kesehatan
Status kesehatan saat ini
- Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)
- Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Status kesehatan masa lalu
- Penyakit yang pernah dialami
- Pernah dirawat
- Alergi
- Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain lain yang merugikan kesehatan)
Riwayat penyakit keluarga
Diagnosa Medis dan Therapi
Dikaji berdasarkan 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :
Bernafas
Makan
Minum
Eliminasi (BAB / BAK)
Gerak dan aktifitas
Rasa Nyaman
Kebersihan Diri
Rasa Aman
Sosial dan komunikasi
Pengetahuan
Rekreasi
Spiritual
a. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
- Tingkat kesadaran CCS
b) Tanda-tanda vital
c) Keadaan fisik
- Kepala dan leher
- Dada
- Payudara dan ketiak
- Abdomen
- Genitalia
- Integument
- Ekstremitas
- Pemeriksaan neurologist
Pengkajian saraf kranial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peningkatan TIK)
2) Nausea berhubungan dengan tumor otak, peningkatan tekanan intrakranial
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
5) Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
6) Resiko cidera faktor resiko faktor fisik (gangguan mobilitas) adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bactticaca, FB. 2008. Asuhan Keperawatan K;ien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologis. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017.
Oxford: Wiley Blackwell.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis
Missouri: Mosby IncMansjoer, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Media Aesculapius: Jakarta.
Pato Muttaqin, A. 2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Saraf.Jakarta : Salemba Medika.
Price Silvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. Alih Bahasa : Brahm U. Jakarta :
EGC
Reeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi 6. Alih bahasa: Andry Hartono. Jakarta : EGC, Ariani, TA. 2012. Sistem
neurobehavior. Jakarta : Salemba Medika