Anda di halaman 1dari 4

Nama : Windy Haurissa

Npm :12114201190283

1. Pengertian :
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh. Lensa terletak dibelakang manik mata bersifat membiaskan dan
memfokuskan cahaya pada retina atau selaput jala pada bintik kuning. Bila lensa
menjadi keruh atau cahaya tidak dapat difokuskan pada bintik kuning dengan baik,
penglihatan akan menjadi kabur. Kekeruhan pada lensa yang relatif kecil tidak banyak
mengganggu penglihatan, akan tetapi bila tingkat kekeruhannya tinggi maka
akanmengganggu penglihatan.Salah satu gangguan terhadap penglihatan banyak
terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang dapat
mengakibatkan kebutan

2. Etiologi :
Penyebab katarak termasuk Katarak senilis dapat berasal dari beberapa Faktor yaitu
1) faktor yang tidak dapat Dimodifikasi seperti jenis kelamin perempuan Dan
riwayat keluarga katarkatara
2) kondisi medis Seperti diabetes, dehidrasi akut, gangguan Atopik, hipertensi,
asam urat (lebih dari 10 Tahun),
3) trauma mata,
4) penyakit mata Lainnya,
5) konsumsi obat seperti kortikosteroid, Statin, agen topikal yang digunakan
dalam Pengobatan glukoma, dll serta
6) gaya hidup Seperti kebiasaan merokok, paparan sinar Matahari, konsumsi
alkohol, status gizi

3. Manifestasi klinis :

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, Pasien melaporkan


penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan Gangguan fungsional sampai
derajat tertentu yang diakibatkan karena Kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif
biasanya meliputi pengembunan Seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina
tak akan tampak dengan Oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan
dipendarkan dan Bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus
pada Retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atas redup, menyilaukan yang
Menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.Pupil yang
normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.Katarak biasanya
terjadi bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak Sudah sangat memburuk,
lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu Memperbaiki penglihatan.

4. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, Transparan, berbentuk
seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi Yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral Terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya Adalah kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nukleus Mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitas Terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior
nukleus. Opasitas pada Kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna, nampakvSeperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus
multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa,
misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia
dalam protein lensa dapatbmenyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam
lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi
lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan
tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak biasanya terjadi
bilateral, namun memiliki kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian
trauma maupun sistemik, seperti diabetes. Namun kebanyakan merupakan
konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik ketika seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat
kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat
menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling
sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-
obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang
dalam jangka waktu lama

5. Penatalaksanaan
Tatalaksana definitif untuk katarak saat ini Adalah tindakan bedah. Beberapa
penelitian Seperti penggunaan vitamin C dan E dapat Memperlambat pertumbuhan
katarak, namun Belum efektif untuk menghilangkan katarak, Tujuan tindakan bedah
katarak adalah Untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan. Keputusan melakukan
tindakan bedah Tidak spesifik tergantung dari derajat tajam Penglihatan, namun lebih
pada berapa besar Penurunan tersebut mengganggu aktivitas Pasien.1Indikasi lainnya
adalah bila terjadi Gangguan stereopsis, hilangnya penglihatan Perifer, rasa silau yang
sangat mengganggu, Dan simtomatik anisometrop.Indikasi medis operasi katarak
adalah bila Terjadi komplikasi antara lain: glaukoma Fakolitik, glaukoma fakomorfik,
uveitis Fakoantigenik, dislokasi lensa ke bilik Depan, dan katarak sangat padat
sehingga Menghalangi pandangan gambaran fundus Karena dapat menghambat
diagnosis Retinopati diabetika ataupun glaukoma. Beberapa jenis tindakan bedah
katarak :
1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler(EKIK) EKIK adalah jenis operasi
katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara Keseluruhan. EKIK
menggunakan peralatan sederhana dan hampir dapat dikerjakan pada berbagai
kondisi. Terdapat beberapa kekurangan EKIK, seperti besarnya ukuran irisan yang
mengakibatkan penyembuhan luka yang lama, menginduksi astigmatisma pasca
operasi, cystoid macular edema (CME), dan ablasio retina.1,9 Meskipun sudah
banyak ditinggalkan, EKIK masih dipilih untuk kasus-kasus subluksasi lensa,
lensa sangat padat, dan eksfoliasi lensa.1,2 Kontraindikasi absolut EKIK adalah
katarak pada anak-anak, katarak pada dewasa muda, dan ruptur kapsul traumatik,
sedangkan kontraindikasi relatif meliputi miopia tinggi, sindrom Marfan, katarak
Morgagni, dan adanya vitreus di kamera okuli anterior.
2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (EKEK)
EKEK konvensional EKEK adalah jenis operasi katarak dengan membuang
nukleus dan korteks lensa melalui lubang di kapsul anterior. EKEK meninggalkan
kantong kapsul (capsular bag) sebagai tempat untuk menanamkan lensa
intraokuler (LIO). teknik ini mempunyai banyak kelebihan seperti trauma irisan
yang lebih kecil sehingga luka lebih stabil dan aman, menimbulkan astigmatisma
lebih kecil, dan penyembuhan luka lebih cepat. Pada EKEK, kapsul posterior yang
intak mengurangi risiko CME, ablasio retina,edema kornea, serta mencegah
penempelan vitreus ke iris, LIO, atau kornea.
b) Small Incision Catara Surgery(SICS) EKEK telah dikembangkan
menjadi suatu teknik operasi dengan irisan sangat kecil (7-8 mm) dan hampir
tidak memerlukan jahitan, teknik ini dinamai SICS. Oleh karena irisan yang
sangat kecil, penyembuhan relatif lebih cepat dan risiko astigmatisma lebih kecil
dibandingkan EKEK konvensional. SICS dapat mengeluarkan nukleus lensa
secara utuh atau dihancurkan. Teknik ini populer di negara berkembang karena
tidak membutuhkan peralatan fakoemulsifikasi yang mahal, dilakukan dengan
anestesi topikal, dan bisa dipakai pada kasus nukleus yang padat. Beberapa
indikasi SICS adalah sklerosis nukleus derajat II dan III, katarak subkapsuler
posterior, dan awal katarak kortikal.
3. Fakoemulsifikasi :Teknik operasi fakoemulsifikasi menggunakan Alat tip
ultrasonik untuk memecah nukleus Lensa dan selanjutnya pecahan nukleus Dan
korteks lensa diaspirasi melalui insisi Yang sangat kecil. Dengan demikian,
Fakoemulsifikasi mempunyai kelebihan Seperti penyembuhan luka yang cepat,
Perbaikan penglihatan lebih baik, dan Tidak menimbulkan astigmatisma pasca
Bedah. Teknik fakoemulsifikasi juga dapat Mengontrol kedalaman kamera okuli
anterior Serta mempunyai efek pelindung terhadap Tekanan positif vitreus dan
perdarahan koroid. Teknik operasi katarak jenis ini menjadi pilihan Utama di
negara-negara maju

Daftar Pustaka :
1. Astary Prily,2018. “: Klasikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi”.
Yogyakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
2. Anni Nur Aini, Yunita Dyah Puspita Santik. 2018. “KEJADIAN KATARAK
SENILIS DI RSUD TUGUREJO”.Semarang.
3. Puspita, Ashan, Sjaaf.2017. “Profil Pasien Katarak Senilis Pada Usia 40 Tahun
Keatas di RSI Siti Rahmah Tahun 2017”.Padang
4. Jtptunimus-gdl-adibrofiud-6318-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai