Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : KALASINA ANETA LEUNUFNA

NPM : 12114201190132

KELAS : B (KEPERAWATAN)

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

DOSEN PENGAMPU : Ns.D.F SUMAH, M.Kep

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

AMBON

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang mahakuasa, karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu . selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen


matakuliah. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan tugas ini.

Ambon,04 oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..................................................................................i

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................iii

A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................1
2. Tujuan........................................................................1
B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................2
C. ALUR PATOFISIOLOGI..............................................................3
D. BAB IV PENUTUP......................................................................4
1. Kesimpulan...................................................................4
2. Saran..............................................................................4

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mata merupakan satu diantara organ terpenting tubuh manusia di


mana mata memiliki fungsi sebagai indera penglihatan. Jika terjadi
kerusakan atau gangguan pada fungsi dan peran dari mata, maka
pengaruhnya sangatlah besar  pada penglihatan. Gangguan penglihatan
adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam penglihatan
atau menurunnya luas lapangan pandang yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Satu diantara banyak kerusakan atau gangguan pada mata adalah
glaukoma. Glaukoma merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat
adanya peningkatan tekan intraocular pada mata yang dapat menggangu
penglihatan
Glaukoma berasal dari kata Yunani ―”glaukos” yang berarti hijau
kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita
glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya
tekanan  bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah : umur, riwayat keluarga


yang terkena glaukoma, tekanan bola mata atau kelainan lensa dan
pemakaian steroid secara rutin.

2. Tujuan
Mengetahui dan memahami konsep penyakit, pengertian, patofisiologi,
dan tindakan medis yang diberikan pada penyakit glaukoma.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Glaukoma
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma
(Ilyas,2006) Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan
dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf
optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang (Faradilla, 2009). Glaukoma
adalah suatu keadaan dimana tekanan mata tidak normal atau lebih tinggi dari
pada biasanya yang mengakibatkan kerusakan saraf pengelihatan dan
kebutaan (Ilyas,2006)

Tekanan yang tinggi, kadang kadang mencapai 60-70mmHg, menyebabkan


kompresi saraf optikus ketika saraf tersebut keluar dari bola mata sehingga
terjadi kematian serabut saraf. Pada beberapa kasus, glaukoma dapat terjadi
walaupun tekanan intraokular normal. Jenis glaukoma ini berkaitan dengan
penyebab lain kerusakan saraf optikus. Glaukoma adalah penyebab utama
kebutaan

2. Etiologi Glaukoma
Glaukoma dapat disebabkan oleh faktor berikut:

1) Terdapat riwayat glaukoma keluarga


2) Tekanan bola mata yang tinggi
3) Memiliki penyakit rabun jauh (miopi)
4) Menderita penyakit DM
5) Penderita penyempitan pembuluh darah otak atau sirkulasi buruk
6) Mengalami kecelakaan atau operasi pada mata sebelumnya
7) Menggunakan steroid dalam jangka waktu yang cukup lama
8) Faktor usia, yakni berusia lebih dari 45 tahun.

3. Klasifikasi Glaukoma
Dua jenis utama glaukoma adalah glaucoma sudut terbuka (disebut juga
kronis, sederhana, atau sudut lebar), yang dimulai secara diam-diam dan
berkembang perlahan. Glaukoma sudut tertutup (disebut juga sebagai akut atau
sudut sempit), yang terjadi secara mendadak dan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan permanen dalam 48 jam hingga 72 jam(Bilotta, 2012). Terdapat jenis
lain glaukoma yaitu glaukoma kongenital dan galukoma sekunder.

2
1. Glaukoma sudut tertutup atau akut

Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi yang timbul saat TIO
meningkat secara cepat akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular.
Hal ini dapat menimbulkan manifestasi berupa rasa sakit hebat yang menjalar ke
kepala disertai mualdan mutah, penglihatan buram, mata merah dan bengkak,
melihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi. Peningkatan TIO yang tinggi
menyebabkan edema epitel kornea yang bertanggung jawab dalam timbulnya
keluhan penurunan penglihatan. Manifestasi klinis pada glaukoma sudut tertutup
antara lain:
a) TIO yang tinggi
b) Pupil yang lebar dan terkadang irreguler
c) Edema epitel kornea
d) Kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva
e) Kamera okuli anterior yang sempit

2. Glaukoma Sudut Tertutup atau kronis

Gaukoma primer sudut tertutup subakut (intermiten) adalah kondisi yang


ditandai dengan adanya penglihatan yang buram, halo, dan rasa sakit yang ringan,
disertai dengan peningkatan TIO. Gejala ini membaik dengan sendirinya, terutama
selama tidur, dan muncul kembali secara periodik dalam hitungan hari atau
minggu. Gejala-gejala akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit ini
berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan
sebagian besar tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut
keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan lebih gelap, lebih
kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen. Diagnosis yang tepat
dapat dibantu ditegakkan dengan pemeriksaan gonioskop

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital terjadi sejak lahir. Ada ketidaksempurnaan


perkembangan saluran humor aqueousdi masa janin. Gejala: sangat peka cahaya,
mata merah, kornea membesar

4. Glaukoma sekunder

Glaukoma yg terjadi akibat penyakit lain. Misalnya: uveitis, diabetes melitus,


obat-obatan.

2
BAB III
ALUR PATOFISIOLOGI

gangguan produksi atau


pengeluaran aquos humor

mekanik iskemik

Aquos humor perfusi

TIO iskemik

Menekan saraf Merusak GRC


optik

Penglihat Lap pandang

GLAUKOMA

Penjelasan :

Gangguan produksi atau pengeluaran aquos humor merupakan peningkatan


tekanan mata glaukoma yang mempengaruhi kelenjaran aliran pengeluaran humor
aquos. Terdapat 2 teori yaitu mekanik dan iskemik. Mekanik, mekanisme
kerusakan neuron pada glaukoma membuat terjadinya peningkatan tekanan
intraokuler/ peningkatan TIO, yang akan menekan saraf optik akibat peningkatan
intraokular pada saraf optik setinggi dengan laminafibrosa/ pembuluh darah
diujung saraf optikus membuat sehingga penglihatan menurun dan akan
mengakibatkan terjadinya glaukoma.
Unuk faktor ke 2 iskemik dengan adanya disfungsi pembuluh darah sehingga
menurunnnya perfusi pada tekanan intraokuler dapat membuat iskemik dan
merusak GRC dan terjadi lapang pandangan yang mengakibat terjadinya
glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai