Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah anak jalanan terus bertambah setiap tahunya. Lembaga perlindungan anak mencatat pada
tahun 2003 terdapat 20.665 anak jalanan dijawa barat dan 4.626 diantaranya berada dikota madia
bandung. Anak jalanan adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dijalan
dikawasan kota. Sedangkan menurut departemen sosial RI,anak jalanan merupakan anak yang berusia
dibawah 18 tahun dan berada dijalan lebih dari 6 jam sehari dalam 6 hari dalam seminggu. Anak jalanan
ini setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan ini merupakan salah satu akibat dari
krisis moniter pada tahun 1997 di Indonesia. Akibat dari krisis ini banyak sekali permasalahan yang
muncul baik dibidang perekonomian, sosial, dan kesehatan.

Dalam keadaan seperti ini, sangat lah besar kemungkinan bagi anak untuk terjerumus kejalanan.
Perekonomian yang kacau akibat krisi moneter menyebabkan terjadi pemutusan hubungan kerja
dimana-mana. Hingga pada akhirnya anak-anak pun sampai dipekerjakan oleh orang tuanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pada akhirnya mereka menjadi penghuni tetap jalanan yang
menghabiskan waktunya untuk bekerja dan menggantungkan hidup dijalanan sehingga mereka menjadi
anak jalanan.

Data dari pusdatin kementian sosial RI 2008 diketahui populasi anak jalanan diseluruh nusantara 232.
000 orang dan 12.000 diantanya berada diwilayah jabotabek serta 8.000 ada di Jakarta. Begitu pula
disemarang yang merupakan ibu kota diprovinsi jawa tengah jumlah anak jalanan pun semakin tahun
mengalami peningkatan. Dari data pada tahun 2005 terdapat 335 anak .

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK JALANAN

1. Pengkajian

a. data inti komunitas

1) riwayat/sejarah

2) nilai, keyakinan, dan agama

3) data demografi

4) vital statistik

b. data subsistem

1) lingkungan fisik

2) lingkungan kesehatan
3) data ekonomi

4) data komunikasi

5) data transportasi

6) data pendidikan

7) politik pemerintahan

8) keamanan

9) rekreasi

2. Diagnosa

a) Defisit pengetahuan tetang masalah gangguan pernafasan pada anak

jalanan b/d kurangnya Alat pelindung Diri ketika mengamen di jalan

sehingga sering terpapar debu

b) Resiko peningkatan angka korban cidera akibat kecelakaan pada

anak jalanan b/d Minimnya penggunaan alat pelindung diri pada

anak jalanan

3. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi

a) ND : Defisit pengetahuan tetang masalah gangguan pernafasan pada

anak jalanan b/d kurangnya Alat pelindung Diri ketika mengamen di

jalan sehingga sering terpapar debu

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x

pertemuan diharapkan anak-anak jalanan bisa lebih tau tentang

masalah gangguan pernafasan

KH: Anak- anak jalanan mau memakai alat pelindung diri seperti

masker

Intervensi : Praktek maandiri keperawatan


Implementasi: Pendidikan kesehatan tentang gangguan system

pernafasan

1) pengertian gangguan pernafasan

2) penyebab gangguan pernafasan

3) pencegahan gangguan pernafasan

4) penatalaksanaan gangguan pernafasan

Evaluasi :

S = mereka mengatakan Karena selama ini belum pernah mendapatkan

pendidikan kesehatan

O = mereka mengerti tentang bahaya pernafasan akan tetapi tidak bisa

menggunakan masker karena keseharian mereka harus bernyanyi

A = dari implementasi yang telah dilakukan terjadi peningkatan

pengetahuan pada anak jalanan

P = perlunya diberikan pendidikan kesehatan lanjutan kepada anakanak jalanan.

b) ND : Resiko peningkatan angka korban cidera akibat kecelakaan

pada anak jalanan b/d Minimnya penggunaan alat pelindung diri pada

anak jalanan

10

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x

pertemun diharapkan terjadi penurunan angka korban cedera akibat

kecelakaan pada anak jalanan

Intervensi : praktek mandiri keperawatan

Implementasi: pendidikan kesehatan k3 (keamanan dan kesehatan

kerja)

1) pengertian k3
2) jenis k3

3) penatalaksanaan k3

Evaluasi :

S = setelah dilakukan intervensi anak-anak jalanan merasa senang dan

lebih mengerti

O = anak-anak jalanan mulai mengerti mengenai keamanan dan

keselamatan kerja

A= analisis beelum dapat ditarik kesimpulan karena ini merupakan

intervensi yang pertama kalinya

P= perlu dilakukan intervensi lanjut dan pemantauan berkala dari

petugas kesehatan maupun mahasiswa/kader kesehatan

Anda mungkin juga menyukai