TRAUMATIKA
Pembimbing : dr. Bambang Herwindu, Sp.M
Disusun oleh : Maya Saputri 112022010
PENDAHULUAN
Katarak Traumatika
Merupakan salah satu bentuk trauma okuli.
Katarak: katarrhakies (Yunani); air terjun.
Katarak: keadaan dimana lensa bening menjadi keruh.
Umumnya pada kedua mata, progresif, pada usia tua.
Pada katarak traumatika: satu mata, mendadak, usia muda.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
LENSA
ANATOMI LENSA
• Struktur bikonveks transparan, avaskular,
berada diantara iris dan badan kaca /
vitreous
• Diameter 9-10 mm
• Lensa → zonula (dibelakang iris) →
korpus siliaris
Iris dan lensa membagi mata menjadi 3
bagian:
Vitreous chamber | lensa-iris | iris-kornea
FISIOLOGI LENSA
Lensa: komponen vital dari pathway Lensa tidak berwarna → usia bertambah
antara dunia luar dengan retina → pigmentasi kekuningan diduga
disebabkan oleh produksi 3-
Fungsi utama: mentransmisikan cahaya
hydroxykynurenine & metabolit
dan memfokuskan pada retina. kornea triptofan lain → memfilter sinar UV
berkontribusi 80% pada total refraksi,
lensa menyempurnakan pemfokusan
cahaya ke retina
Bentuk lensa dapat berubah →
mengubah panjang focus untuk melihat
jauh dekat
FISIOLOGI LENSA
Bentuk dan konten seluler lensa penting untuk
transparansinya
Pria : Wanita
Ratio 4 : 1
Angka kejadian
Trauma Tembus
Adanya trauma pada lensa yang disebabkan oleh perforasi kornea dan sklera oleh benda
tajam (logam, kayu, kaca)
Usia
Disebabkan oleh gaya hydraulic yang menyalurkan gaya dari trauma ke bagian lain dari mata
(kapsula lensa, zonules) yang dapat terjadi bersamaan dengan abnormalitas segmen ant & post
tergantung besar gaya yang disebabkan oleh trauma serta dalam penetrasi bola mata
Countercoup
Merupakan istilah untuk trauma jauh yang disebabkan oleh gelombang energi yang berjalan
menelusuri daerah kontusio
Coup, Countercoup, ekspansi ekuatorial
Trauma tembus
Kapsula lensa langsung terkena trauma → kekeruhan
kortikal pada bagian yang terluka
Perforasi kecil:
Pemeriksaan
Anamnesis PP
visus, lapang
pandang
• Segment B-scan USG: seg.
Mekanisme trauma tumpul / tajam anterior, Posterior
Riw. Penyakit mata sebelumnya posterior CT scan: jika
(operasi mata, ablasi retina)
Riw. Penyakit lain (DM, sindrom dicurigai fraktur /
marfan) benda asing
Keluhan visual (penurunan visus,
diplopia mono/binocular)
DIAGNOSIS BANDING
Uveitis posterior, merupakan peradangan intraokular yang melibatkan retina/koroid disebabkan oleh
gangguan autoimun, trauma, toxoplasmosis. Pada penyakit ini di jumpai gangguan fungsi penglihatan,
gangguan lapang pandang, visual floaters.
Ablasio retina, merupakan lepasnya retina dari jaringan penyokongnya sehingga menjauh dari posisi
normalnya. Ditemukan penurunan fungsi penglihatan, ketidakmampuan melihat cahaya redup, melihat
bintik-bintik.
TATALAKSANA
Pembedahan Indikasi :
Kekeruhan menggangu penglihatan pasien
Tujuan: memperbaiki kelainan refraksi sehari-hari
Lensa posterior dipertahankan nucleus dan korteks lensa dikeluarkan lensa intraocular
ditempatkan ditempat kapsul yang kosong & ditopang oleh lensa posterior yang masih intak
TATALAKSANA
Teknik extracapsular cataract extraction:
• Teknik phacoemulsifikasi yang paling sering digunakan di negara berkembang.
• Bila tidak ada alat phacoemulsifikasi dilakukan manual sutureless small incision cataract
surgery (SICS), dimana nucleus dikeluarkan masih intak dan menggunakan insisi kecil.
KOMPLIKASI
Jarang tapi bisa terjadi
Perioperative intraocular hemorrhage
Postoperative intraocular infection (endoftalmitis)
Bila ada kecurigaan endoftalmitis, dilakukan vitreous tap untuk kultur dan diberikan antibiotic
intravitreal injeksi.
Ablasi retina
Edema macular
Glaucoma
Edema korneal
Ptosis
PROGNOSIS DAN
PENCEGAHAN
Prognosis
Pasien dengan katarak traumatik bila mendapatkan perawatan yang tepat dapat memiliki hasil
visual terbaik, namun perlu diperhatikan juga tingkat keparahan trauma yang dialami.
Pencegahan
Penggunaan APD ditempat kerja atau saat olahraga, serta edukasi untuk menghindari terjadinya
trauma okuli
KESIMPULAN
Katarak traumatik dapat terjadi karena trauma tumpul maupun tembus. Sering terjadi pada
anak-anak, namun juga terjadi pada dewasa. Katarak traumatik lebih sering terjadi pada laki-
laki. Gejala yang dirasakan pasien termasuk kekeruhan lensa yang menyebabkan
terganggunya penglihatan dan rabun. Tatalaksana untuk katarak traumatik adalah melalui
operasi untuk memasukkan lensa intraokuler. Prognosis katarak traumatik bergantung pada
trauma yang dialami, namun dengan perawatan yang baik, akan didapatkan perbaikan visual.