RETINAL DETACHMENT/
ABLASIO RETINA
Oleh:
AGNES DANIELLA
Pembimbing:
dr. ROSMARYATI MANALU, Sp.M
(lepasnya sel kerucut dan sel batang dari sel pigmen epitel)
Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di sebelah
dalam. Permukaan luar berhubungan dengan choroidea dan permukaan dalam
berhubungan dengan corpus vitreous
LAPISAN RETINA
ABLASIO RETINA
DEFINISI
keadaan terpisahnya lapisan neurosensoris retina dari sel epitel pigmen retina
dimana pada keadaan normal sel neurosensoris / fotoreseptor biasanya terekat.
EPIDEMIOLOGI
1 dari 15.000 orang, biasa terjadi pada 40-70 tahun
40-45% memiliki miopia tinggi, 30-35% pernah menjalani operasi pengangkatan
katarak, 10-20% pernah mengalami trauma okuli.
ABLASIO RETINA
KLASIFIKASI
A B C
Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan
masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina
↓
pendorongan retina oleh cairan vitreus yang masuk
melalui robekan/lubang pada retina ke rongga subretina
↓
Retina terlepas dari lapisan epitel pigmen
Temuan Funduskopi
• Retina yang terangkat berwarna pucat
dibandingkan pembuluh darah di
atasnya
• Adanya robekan retina berwarna
merah muda
bergoyang
diabetes melitus proliferatif
↓
Jaringan fibrosis pada vitreous
↓
Terjadi tarikan pada jaringan fibrosis menyebabkan ablasi retina dan
penglihatan turun tanpa rasa sakit
Temuan funduskopi:
• retina yang terlepas
mempunyai konfigurasi
konkaf dan tidak
terdapat robekan
koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis
↓
Ektravasasi cairan akibat peradangan
↓
Penimbunan cairan subretina
↓
Eksudat tertimbun mengangkat retina
Penglihatan berkurang dari ringan
hingga berat
Temuan funduskopi:
• tampak bulae pada retina yang
terakumulasi
pada daerah yang paling bebas
a) ABLASIO RETINA REGMATOGENOSA
gaya yang mencetuskan lepasnya perlekatan retina melebihi gaya yang mempertahankan
perlekatan retina. Robekan retina terjadi sebagai akibat dari interaksi traksi dinamik
vitreoretina dan adanya kelemahan di retina perifer dengan predisposisi degenerasi.
Gejala: fotopsia&floater (+), defek lapang penglihatan dari perifer ke sentral, TIO ↓,
gambaran
b) tobacco atau Schaffer
dust RETINA
ABLASIO sign, robekan retina (+)
TRAKSIONAL
adanya kontraksi progresif dari membran fibrovaskular di daerah perlekatan vitreoretina yang
luas. Traksi tangensial, traksi anteroposterior, traksi bridging
Gejala: fotopsia&floater (-), defek lapang penglihatan berkembang lambat dan bisa jadi
stabil, robekan retina (-), perpindahan cairan tidak terjadi
c) ABLASIO RETINA EKSUDATIF
kerusakan pada epitel pigmen retina akibat penyakit subretina, dan masuknya cairan
yang berasal dari koroid ke dalam ruang subretina.
Gejala: kehilangan penglihatan ringan-berat, metamorfopsia, defisit lapang pandang, bulae
(+) diretina yang lepas, kasus kronik eksudat keras dapat terlihat
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
•ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pe ↓ tajam penglihatan • Pemeriksaan Laboratorium
• Floaters
• Pemeriksaan Imaging
• Fotopsia
• Riwayat: trauma, pembedahan, penyakit mata, penyakit
sistemik dan
• keluarga
Pertama robekan pada retina ditandai pada luar sklera kemudian dilakukan cryoprobe atau laser
untuk memperkuat perlengketan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina. Setelah itu, Sabuk
dijahit mengelilingi sklera sehingga terjadi tekanan (fiksasi) pada robekan retina sehingga terjadi
penutupan pada robekan tersebut. Penutupan retina ini akan menyebabkan cairan subretinal
menghilang secara spontan dalam waktu 1-2 hari.
RETINOPEKSI PNEUMATIC
Setelah
pengangkatan gel
vitreus pada
drainase cairan
sub retina, gas
fluorokarbon inert
disuntikan ke
dalam rongga
vitreus
merupakan metode yang sering digunakan juga pada ablasio retina regmatogenosa terutama jika
terdapat robekan tunggal pada bagian superior retina. Teknik pelaksanaannya adalah dengan
menyuntikkan gelembung gas ke dalam rongga vitreus. Gelembung gas ini akan menutupi robekan
retina dan mencegah pasase cairan lebih lanjut melalui robekan. Jika robekan dapat ditutupi oleh
gelembung gas, cairan subretinal biasanya akan hilang dalam 1-2 hari. Robekan retina dapat juga
dilekatkan dengan kriopeksi atau laser sebelum gelembung disuntikkan.
PARS PLANA VITRECTOMY
membuat insisi kecil pada dinding bola mata kemudian memasukkan instrumen ingá cavum vitreous
melalui pars plana. Setelah itu dilakukan vitrektomi dengan vitreus cutre untuk menghilangkan atau
mengeluarkan berkas badan kaca (vitreuos stands), semua komponen penarikan epiretinal dan
subretinal, membran, dan perlengketan. Lalu retina dilekatkan kembali dengan cairan
perfluorocarbon.
KOMPLIKASI
SESUDAH OPERASI
SELAMA OPERASI
GLAUKOMA
KEKERUHAN KORNEA
ISKEMIA SEGMEN
MIOSIS
ANTERIOR INFEKSI
PUCKER DIPLOPIA
KRIOPEKSI PADA MAKULA / NERVUS OPTICUS
PASCA BEDAH
RUPTUR SKLERA
PERUBAHAN ANOMALI REFRAKSI