Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Umum


1.1.1 Keadaan Geografis
1.1.2 Luas Wilayah
Sejak tahun 2020 wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu meliputi
seluruh Kelurahan Palangka Kecamtan Jekan Raya, dengan luas ± 69,86 km2 dan
mencakup 25 RW dan 125 RT. 3

1.1.3 Batas Wilayah


UPT Puskesmas Bukit Hindu terletak di Jl. Kinibalu No. 69, Kelurahan
Palangka, Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah. Secara geografis Puskesmas Bukit Hindu terletak di pusat kota Palangka
Raya. Wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu meliputi seluruh Kelurahan
Palangka Kecamatan Jekan Raya dengan luas wilayah ± 69,86 Km2 dan mencakup
25 RW dan 125 RT. 3
Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Tumbang Rungan
Sebelah Timur : Kelurahan Pahandut dan Kelurahan Langkai
Sebelah Selatan : Kelurahan Menteng
Sebelah Barat : Kelurahan Bukit Tunggal

1
1.1.4 Peta Wilayah

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu

1.1.5 Keadaan Tanah dan Iklim


Wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu dengan kondisi daerah
dataran, beriklim tropis dengan dua musim yaitu musin penghujan dan musim
kemarau dan suhu udara 26-31oC. 3

1.1.6 Jangkauan Transportasi


Dari kondisi geografis UPT Puskesmas Bukit Hindu dapat dijangkau
dengan menggunakan transportasi darat, kendaraan roda dua dan roda empat.
Puskesmas Bukit Hindu terletak dipinggir jalan raya, sehingga menuju puskesmas
tergolong cukup mudah dan nyaman karena sudah diaspal dan dilalui transportasi
umum. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa transportasi menuju
UPT Puskesmas Bukit Hindu mudah dijangkau. Meski begitu masih ada beberapa
jalan menuju Puskesmas Pembantu (Pustu) yang masih bergelombang dan belum
diaspal. 3
1.1.7 Fasilitas Pendidikan
Tingkat Pendidikan masyarakat akan mempunyai pengaruh terhadap
pelaksanaan program, diharapkan dengan tingkat Pendidikan yang cukup,
program-program yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal. 3
Sarana-sarana Pendidikan yang ada di wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Daftar Sarana Pendidikan di wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu
SEKOLAH
No. TK/PAUD
SD SMP SMA
1. Rahmat Al-Falah SDN-3 Palangka Karya Karya
RA Darus Sa.Adah SDN-7 Palangka SMP-3 Palangka
MIS Darussaadah
2. Gemilang SDN-11 Palangka
Bukit Raya Indah
Bina Mulya
3. Palangka II SDN-8 Palangka GUPPI Annur
RA Perwanida MTs Annur SMK Al-Islah
I PAUD Annur MTs
4. RA Mutiara Insan Muhajirin
Bahalap Mutiara SDN-12 Palangka
Al-Amin MIS Mutiara Insan
Permata Hati I MIS Muhajirin
Permata Hati II
5. PAUD Al-Furqon SDN-9 Palangka Pancasila SMAN-5
Beringin IV SDN-10 Palangka
RA Perwanida II SDIT Al-Fuqron
Kristen Rajawali Sakti
Putra
Homy School
Kuncup Melati Putih
IT-Al Ghazali
PAUD Agape
Stella Shopies
PAUD Pandehen
6. Beringin SDN-1 Palangka Katolik St. Don Katolik St. Don
Tunas Rimba II SDN-2 Palangka Bosco Bosco
Al-Hidayah SDN-4 Palangka Golden Christian Katolik St. Petrus
Bakuwu SDN-5 Palangka School Golden Christian
ST. Don Bosco SDN-6 Palangka School
Tunas Mekar SDN-12 Palangka
PAUD Al=Ghazi Golden Christian
Golden Christian School
School Katolik St. Don Bosco
Shalahudin
Shining Kids School
Bina Cita Utama
1.1.8 Fasilitas Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh
jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Di
wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu pada tahun 2020, jumlah jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan berjumlah 35 buah sedangkan puskesmas pembantu
berjumlah 5 buah.:
1. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Klinik Bersalin/Bidan Praktik Mandiri : 5 buah
b. Dokter Praktik Mandiri dan Bersama : 3 buah
c. Apotik : 21 buah
d. Rumah Sakit Swasta : 2 buah
e. Toko Obat : 4 buah
2. Puskesmas dan Jaringannnya
a. Puskesmas Pembantu Pembataan : 1 buah
b. Puskesmas Pembantu Mendawai : 1 buah
c. Puskesmas Pembantu Bukit Tunggal : 1 buah
d. Puskesmas Pembantu Bukit Raya : 1 buah
e. Puskesmas Pembantu Perumnas : 1 buah
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
diantaranya adalah posyandu balita, posyandu lansia, posbindu dan klub prolains,
UKBM di Wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu terdiri dari 16 Posyandu Balita,
3
8 Posyandu Lansia, 4 Posbindu, 1 Pos UKK dan 1 Klub Prolains.
Tabel 1.2 Daftar Puskesmas dan Jaringannya
No. Pustu/Wilayah Binaan Posyandu Balita Posyandu Lansia
1 Pustu Bukit Tunggal Sakan Sehat Sejahtera
Sesep Madu Anggrek
Sebangau
2 Pustu Bukit Raya
3 Pustu Pembataan
4 Pustu Mendawai Sehati Mutiara Hari
Permata Kahayan Mentari Jingga
Serapat
Mutiara Hati
5 Pustu Perumnas Mekar Sari Polin
Polin Hosana
Batang Hari
Rakumpit
Barito
6 Puskesmas Bukit Hindu Harapan Bunda Hagatang
Yasmin Damai
Anggrek
Damai

11.9 Fasilitas Sarana Umum


Fasilitas Sarana Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu pada
tahun 2020 adalah TK berjumlah 26 buah, SD sebanyak 19 buah, SMP sebanyak
7 buah dan SMA sebanyak 7 buah. Sedangkan Sarana Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu pada tahun 2020 adalah Puskesmas sebanyak 1 buah,
Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak 5 buah, Posyandu Balita 22 buah,
Posyandu Lansia 3 buah, Posbindu 3 buah, Prolanis sebanyak 1 buah, dan Praktik
Bidan sebanyak 1 buah. 3

1.1.10 Kepadatan Penduduk


Pada tahun 2020 jumlah penduduk wilayah Kelurahan Palangka sebanyak
47.571 jiwa (laki-laki 23.892 jiwa atau 50,22% dan perempuan 23.579 atau
49,78%) dengan jumlah kepala keluarga 10.123 KK. Dengan luas wilayah
Kelurahan Palangka ± 69,86 Km2 maka diketahui angka kepadatan penduduk ±
681 jiwa/Km2 dan angka kepadatan dalam tiap KK adalah ± 5 jiwa. 3
1.1.11Distribusi Penduduk
1.1.11.1Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Bukit
Hindu tahun 2020
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 20.357
Perempuan 20.138
Jumlah 40.4995

1.1.11.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia


Tabel 1.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Distribusi Usia di Puskesmas Bukit
Hindu tahun 2020
Kelompok Usia (Tahun) Jumlah
Bayi dan Balita (0-4 tahun) 1.444
Anak Sekolah (5-9 tahun ) 4.305
Remaja (10-19 Tahun) 5.493
20-44 Tahun 20.017
45-59 Tahun 6.577
60-69 Tahun 2.189
70-75 Tahun 470
Jumlah 40.495

1.1.11.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


Tabel 1.5 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Puskesmas Bukit
Hindu tahun 2020
Agama Jumlah
Islam 20.137
Hindu 1.616
Katholik 819
Kristen Protestan 17.923
Jumlah 40.495
1.1.11.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas
Bukit Hindu tahun 2020
Pendidikan Jumlah
Belum sekolah 568
Tamat SD/Sederajat 1.539
Tamat SLTP/Sederajat 1.167
SLTA 1.824
Tamat sarjana S1 1.459
Jumlah 6.557

1.1.11.5 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 1.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Puskesmas Bukit
Hindu tahun 2020
Pekerjaan Jumlah
Petani 50
Pensiuan 340
Swasta 5.225
Guru 1.200
PNS 1.800
Dokter 215
Bidan 450
Buruh 345
Dukun 7
Tukang cukur 70
Penjahit 65
Tukang kayu 1150
TNI 350
Pedagang 800
Tukang ojek 60
Jumlah 12.127
1.2 Gambaran Puskesmas Bukit Hindu
1.2.1 Organisasi
Izin penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bukit Hindu
berdasarkan Keputusan Walikota Palangka Raya nomor 188.45/400/2020 tanggal
22 September 2020 :
Pusat Kesehatan Masyarakat : Bukit Hindu
Kategori : Non Rawat Inap
Alamat : Jl. Kinibalu no.69
Kelurahan : Palangka
Kecamatan : Jekan Raya
Kota : Palangkaraya
Pemilik : Pemerintah Kota Palangka Raya
Struktur Organisasi Puskesmas Bukit Hindu Tahun 2020 mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2019 dan Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya nomor 440/27/A-
1/SEKRT/III/2020, sebagai berikut :

8
Kepala Puskesmas
Siti Rofiah, SKM

Kepala Subbag Tata Usaha


Patrileni, S.Sos

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Bukit Hindu4


Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian
Endangsie, SE Sumarni

Perencanaan & Keuangan


PPTK : Bina Suci Andari, Loket
Amd.AnKes Bend BOP : Elyasi, Amd.Keb Ismawati
Bend BOK : Silvy Aprilita,Amd.Keb
Bend JKN : Siti Maesaroh, AMKG
Bend Barang : Hadi Rahmadi,
Amd.Kep

Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat


Penanggungjawab Upaya Kesehatan Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Penanggungjawab Bangunan,
(UKM) Pokok & Perawatan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat (UKM) Pengembangan (UKP), Kefarmasian & Laboratorium Kesehatan & Jejaring Puskesmas Prasarana dan Peralatan Kesehatan
Risnairni P, S.Kep,Ns
Hadi Rahmadi, Amd.Kep dr. Indah Puji Lestari dr. Indah Puji Lestari Patrileni, S.Sos

Promosi Kesehatan
Kesehatan Jiwa Pemeriksaan Kesehatan Umum Puskesmas Pembantu
Yattie, SKM
Hadi Rahmadi, dr. Oska Ruji Abel Pustu Bukit Tunggal : EmiliaK., S.Kep,Ns
Amd.Kep Pustu Mendawai : Yanelisa, Amd.Keb
Kesehatan Lingkungan Pustu Pembataan : Hj. Sri Mugina, Penanggungjawab
Nurafani S., Amd.KL Pemeriksaan Kesehatan Anak Mutu
Kesehatan Haji dr. Ida Pauliska Amd.Keb
Pustu Bukit Raya : Megawati, S.Kep, Ns drg. Vatika Lisnawulan
Enilisa, S.Kep
Kesehatan Ibu dan Anak Ruang Tindakan
Elyasi, Amd.Keb Bangung Simanulang, Amd.Kep
Kesehatan Olahraga Puskesmas Keliling
Siti Alifah, AMKG Audit Internal
Upaya Gizi Pemeriksaan Gigi&Mulut Bina Suci Andari, Amd.AK
Yuniar Indah Lestari, AMG Drg. Vatika Lisnawulan
Kesehatan Kerja
Hermila, Amd.Kep Survey
Pencegahan Dan Pengendalian Pemeriksaan KIA-KB Rayani, SKM
Penyakit Pelayanan Kesehatan Aida, S.Tr.Keb
Indayati M.Dewi, S.Kep Peduli Remaja (PKPR) Manajemen Risiko
Tury Wulandari, Amd.Kep Gizi Winna Eka T.,S.Farm,Apt
Perawatan Kesehatan Masyarakat Awaliani Rachma Dini, S.Tr.Gz
Widelina, S.Kep,Ns Kesehatan Lanjut Usia Manajemen Komplain
Tenun, Amd.Kep Imunisasi Hadi Rahmadi, Amd.Kep
Dianawati,
Amd.Kep

Farmasi
Winna Eka T, S.Farm,Apt

Laboratorium
Bina Suci Andari, Amd.AK

Rabies Center
Widelina,S.Kep,Ns
9
1.2.2 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas
Visi UPT Puskesmas Bukit Hindu dalam melaksanakan fungsinya adalah
sebagai berikut : “Mewujudkan UPT Puskesmas Bukit Hindu Sebagai Pusat
Promosi dan Layanan Kesehatan yang Bermutu”. Untuk mewujudkan visi
tersebut, UPT Puskesmas Bukit Hindu memiliki misi sebagai berikut :
1. Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang optimal
3. Meningkatkan profesionalisme petugas kesehatan yang berkualitas
UPT Puskesmas Bukit Hindu memiliki motto yaitu “Anda Sehat Kami
Bahagia”.

1.2.3 Denah Puskesmas


Berikut adalah penjabaran denah Gedung Pelayanan yang berada di
Puskesmas Bukit Hindu :
1. Ruang Kepala UPT Puskesmas
2. Ruang Loket Kartu/Kasir
3. Ruang Rekam Medik
4. Ruang Pemeriksaan Umum
5. Ruang Pemeriksaan Anak
6. Ruang Pemeriksaan Gigi & Mulut
7. Ruang KIA-KB
8. Ruang Imunisasi
9. Ruang Gizi
10. Ruang Promosi Kesehatan
11. Ruang Rabies
12. Ruang P2M/TB
13. Ruang Apotik
14. Ruang Laboratorium
15. Ruang Tata Usaha
16. Ruang Bendahara Inventaris

10
17. Ruang Rapat
18. Toilet
19. Gudang

Gambar 1.3 Denah Ruang Pelayanan UPT Puskesmas Bukit Hindu

1.2.4 Sarana Prasarana


Pelayanan kesehatan Puskesmas Bukit Hindu di dalam gedung dilengkapi
dengan sarana dan parasarana sebagai penunjang untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Sarana dan
parasarana meliputi gedung, sarana sanitasi, peralatan kesehatan dan logistik
kesehatan lainnya. Pada tahun 2020 Puskesmas Bukit Hindu sudah mempunyai
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan TPS sementara.
1.2.5 Sumber Daya Manusia
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan
dilaksanakan oleh berbagai jenis ketenagaan profesi di bidang kesehatan. Oleh
karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan yang ada di UPT
Puskesmas Bukit Hindu dikelompokkan berdasarkan jumlah dan jenis sumber
daya manusia kesehatan yang ada pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
dengan jumlah total sebanyak 66 orang: di Puskesmas 50 orang dan Pustu 16
orang.
Tabel 1.8 Tabel jumlah Sumber Daya Manusia di Puskesmas Bukit Hindu
No Jenis Tenaga Puskesmas Pustu Keterangan
(5 Pustu)
Struktural : 2 -
Fungsional :
1 Dokter Umum 5 -
2 Dokter Gigi 2 -
3 Perawat/Perawat 15 6
Gigi
4 Bidan 7 10
5 Tenaga Kes Masy 4 -
6 Tenaga Kesling 1 -
7 Analis 2 -
8 Tenaga Gizi 2 -
9 Tenaga Farmasi 4 - 1 Orang tenaga
kontrak
10 Tenaga 6 - 4 orang tenaga
Administrasi kontrak
11 Pekarya/lain-lain - -
Jumlah 50 16

1.2.6 Sumber Dana


Pada tahun 2020 pembiayaan kesehatan di UPT Puskesmas Bukit Hindu
bersumber dari Pemerintah. Anggaran pemerintah terdiri dari APBD dan sumber
dana lainnya (Dana kapitasi). Total anggaran pada tahun 2020 sesuai DPPA
sebesar Rp 2.766.122,427,00 (dua milyar tujuh ratus enam puluh juta seratus dua
puluh dua ribu empat ratus dua puluh tujuh rupiah). Jadi besar biaya kesehatan per
kapita per tahun untuk tahun 020 penduduk di UPT Puskesmas Bukit Hindu
sebesar Rp 58.147,00 (lima puluh delapan ribu seratus empat puluh tujuh rupiah).3

12
Tabel 1.9 Sumber Dana di UPT Puskesmas Bukit Hindu
Alokasi DPPA
No. Sumber Biaya Alokasi Real Penyerapan
(Rp) (Rp) (%)
1. Bantuan Operasional 182.726.750 182.726.750 82,47
Puskesmas (BOP)-DAU
2. Bantuan Operasional 626.800.000 626.800.000 63,51
Kesehatan (BOK)-DAU
3. Kapitasi Jaminan 1.956.595677 1.689.617.797 81,78
Kesehatan Nasional
Jumlah 2.766.122.427 2.499.144.547 85,98

1.2.7 Jumlah Kunjungan


Berdasarkan data jumlah kunjugan warga ke Puskesmas Bukit Hindu pada
tahun 2020 sebanyak 39.361 dengan rincian kunjungan umum sebanyak 9.396 dan
29.965 kunjungan pasien BPJS.

35.00
0

30.00
0

25.00
0

20.00
0

15.00
0

10.00
0 Kunjungan Kunjungan pasien
pasien BPJS
5.000 umum

0
Gambar 1.4 Jumlah kunjungan warga ke Puskesmas Bukit Hindu

1.2.8 Penggunaan Obat Terbanyak


Penggunaan obat terbanyak dikawasan wilayah Kerja UPT Puskesmas
Bukit Hindu yaitu obat Amoksisilin 500 mg tablet yang dibutuhkan pada tahun
2020 sebanyak 42.427 obatdengan total penggunaan obat sebanyak 37.271 obat.

13
Obat yang tersisa sebanyak 5.156 obat dengan presentase ketersediaan
obat di puskesmas Bukit Hindu sebanayk 88%. Obat amoksisilin 500 mg ini
banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan akibat infeksi bakteri.
Kegunaan obat ini untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan
infeksi baik itu di telinga, hidung tenggorokan, dan lainnya. Obat kedua
terbanyak digunakan yaitu Gliseril Guaycolat 100 mg tablet digunakan sebanyak
32.226 obat dengan presentase ketersediaan obat sebanyak 76%.3
1.2.9 Upaya Pokok Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Pokok / Esensial.
Upaya pokok Esensial pada wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
Promosi kesehatan ini merupakan upaya puskesmas dalam melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatnya kesehatan tiap individu, keluarga serta lingkungannya secara
mandiri agar berperilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan promosi
kesehatan yang telah dilakukan di kawasan Puskesmas Bukit Hindu yaitu
meliputi penyuluhan, refresing Kader, orientasi kader, pembinaan TOGA dan
obat tradisional seta survei mawas diri, sedangkan kegiatan yang belum
dilakukan yaitu Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK).
b. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Tujuan dari pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Hindu ini yaitu untuk memperbaiki mutu lingkungan
hidup masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu yang diharapkan
dapat menjamin kesehatan masing-masing masyarakat melalui kegiatan
pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu ini yaitu kegiatan pemicuan sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM), inspeksi kesehatan lingkungan tempat-
tempat umum (TTU) dan tempat pengolahan Makanan (TPM), inspeksi
penyehatan air termasuk depot air minum isi ulang dan inspeksi kesehatan
lingkungan pemukiman.

14
Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan pada tahun 2020 di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Hindu hanya dapat dilakukan pada 3 bulan pertama di
tahun 2020, hal ini terkait dengan masa pandemi covid-19 yang menyebabkan
beberapa kegiatan terhambat. Dikeyahui capaian IKS :
1. Penyehatan lingkungan pemukiman dan sarana sanitasi 26,75%
2. Penyehatan TPM 19,57%
3. Penyehatan sarana air minum / DAMIU 100%
4. Penyehatan TTU 12,90%
c. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
Bentuk pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kera pUskesmas
Bukit Hindu berupa kunjungan rumah pelayanan kesehatan ibu dan anak
(antenatal, pelayanan ibu nifas, pelayanan kesehatan neonatus dan bayi),
kegiatan Kelas ibu hamil, kemitraan bidan-dukun, detetksi dini tumbuh
kembang anak serta imunisasi dasar. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas
4. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
5. Deteksi dini tumbuh kembang
6. Pelayanan keluarga berencana.
Detetksi Dini Tumbung Kembang (DDTK) pada anak usia balita tidak
dilaksanakan di 16 posyandu dari 36 TK/PAUD di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Hindu.
d. Pelayanan Gizi Masyarakat
Bentuk pelayanan terhadap gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Hindu yaitu dengan melakukan pelayanan dengan mengukur tinggi
badan dan berat badan penduduk untuk menghitung status gizinya. Status gizi
masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR), status gizi balita dan status gizi wanita usia subur
kurang energi kronik (KEK). Pada tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas

15
Bukit Hindu tidak ada bayi yang lahir dengan berat bdan kurang. Pada
tahun 2020 berdasarkan hasil pemantauan status gizi di wilayah UPT
Puskesmas Bukit Hindu yang dilakukan aik di posyandu dan fasilitas
kesehatan lainnya, terdapat 545 balita atau 11% dari sasaran (4.954 anak),
dari kegiatan tersebut diketahui balita BGM sebanyak 41 anak dan tidak
lanjutnya diberi konseling.
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit melakukan imunisasi yag
sering disebut PD3I yaitu diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksaan program imunisasi yang telah dilakukan oleh Puskesmas Bukit
Hindu.
f. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan yang dilakukan yaitu kunjungan rumah pasien TB, senam
prolanis untuk pasien hypertensi dan diabetes melitus, kunjungan pasien
ODGJ, kunjungan rumah upaya kesehatan ibu dan anak dan kunjungan rumah
untuk pasien degeneratif.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Hindu meliputi upaya kesehatan olahraga, upaya kesehatan kerja, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan usia lanjut dan pemeriksaan kesehatan calon
jemaah haji.
3. Upaya kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya kesehatan perorangan ini merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan
perorangan ini dilakukan di Puskesmas Bukit Hindu. Pelayanan diberikan
kepada masyarajat dengan harapan menurunkan angka kematian dan kesakitan
di masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu. Tindakan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan pada kesehatan ibu dan bayi, imunisasi dan
lainnya.

16
1.2.10 Data Khusus
Berdasarkan jumlah kunjungan masyarakat ke wilayah kerja Puskesmas
Bukit Hindu pada tahun 2020 tercatat bahwa ISPA masih dalam urutan pertama
dalam daftar 10 penyakit terbanyak di puskesmas, selanjutnya penyakit pada
peredaran darah, paru-paru dan penyakit jantung lainnya pada urutan kedua.
Berikut daftar 10 penyakit terbanyak yang dilayani di wilayah kerja UPT
Puskesmas Bukit Hindu tahun 2020.

Tabel 1.10 Sepuluh Penyakit terbanyak di Puskesmas Bukit Hindu tahun 2020
No. Nama Penyakit Kode ICD-X Jumlah Kasus
1. Infeksi saluran pernafasan J06 2.456
bagian atas
2. Peny. Peredaran darah, paru- I51.9 1.728
paru &penyakit jantung lainnya
3. Hipertensi I10 1.187
4. Gastritis K25 789
5. DM tidak tergantung insulin E11 679
6. Digigit binatang T14.1 659
7. Gangguan perkembangan dan K00 560
erupsi gigi
8. Penyakit pulpa dan jaringan K04 533
periapikal
9. Pebris R50.9 477
10. Penyakit gusi dan jaringan K05 424
periodental

17
1.2.11 Analisis SWOT

Internal Strength Weakness


1. Struktur Organisasi sesuai 1. Fasilitas peralatan kurang
Permenkes no. 43 tahun 2019. lengkap sesuai Permenkes no. 43
2. Akses Puskesmas mudah tahun 2019.
dijangkau. 2. Pengolahan data tahunan yang
3. Jumlah tenaga kerja yang cukup kurang lengkap.
bahkan berlebih sesuai Permenkes 3. Terdapat beberapa program
no.43 tahun 2019. yang kurang mencapai target.
4. Memiliki pelayanan Rabies
Center.
5. Menerapkan sistem skrinning dan
protokol kesehatan yang sesuai pada
Eksternal
masa pandemi sebelum memasuki
wilayah UPT Puskesmas Bukit
Hindu.
Opportunity S/0 W/O
1. Bekerjasama dengan 1. Memanfaatkan jumlah 1. Melengkapi peralatan
kecamatan dan kelurahan tenaga kerja yang berlebih dan pelayanan kesehatan dengan
dalam menjalankan program kerjasama lintas sektor untuk mengoptimalkan kerjasama lintas
kesehatan di wilayah UPT meningkatkan derajat kesehatan sektor yang sudah terjalin.
Puskesmas Bukit Hindu masyarakat. 2. Memanfaatkan
2. Bekerjasama dengan 2. Memanfaatkan struktur kerjasama lintas sektor untuk
BKKBN dalam organisasi yang baik dan kerjasama meningkatkan target cakupan
penyelenggaraan program KB lintas sektor untuk meningkatkan program yang belum tercapai.
3. Bekerjasama dengan derajat kesehatan masyarakat.
rumah tahanan anak dalam 3. Memanfaatkan akses lokasi
4. Bekerjasama dengan puskesmas yang mudah dijangkau
PT. Mitra Tata Lingkungan dan kerjasama lintas sektor untuk
(Sebagai pihak 1) dan PT. meningkkatkan derajat kesehatan
Tenang Jaya Sejahtera masyarakat.
(Sebagai pihak 3) dalam 4. Memanfaatkan kerjasama
pengelolaan limbah medis dengan lintas sektor untuk
mempromosikan pelayanan Rabies
center di UPT Puskesmas Bukit
Hindu.

18
Threating S/T W/T
1. Banyak fasilitas 1. Memanfaatkan jumlah 1. Melengkapi fasilitas
kesehatan lain di wilayah UPT tenaga kerja yang berlebih untuk peralatan untuk meningkatkan
Puskesmas Bukit Hindu. melakukan penyuluhan mengenai kepercayaan masyarakat dalam
2. Distribusi penduduk Pendidikan kesehatan & PHBS melakukan kunjungan
di wilayah kerja UPT untuk mencegah penularan penyakit. pemeriksaan kesehatan di UPT
Puskesmas Bukit Hindu yang 2. Memanfaatkan jumlah Puskesmas Bukit Hindu.
tergolong sangat padat tenaga kerja yang berlebih untuk 2. Mengoptimalkan sistem
sehingga dapat meningkatkan melakukan penyuluhan mengenai pengumpulan data agar lebih
risiko penyakit menular. protokol kesehatan 5M dalam terperinci sehingga dapat
3. Terdapat risiko rangka mencegah penularan Covid- menggambarkan distribusi
penularan Covid-19 di tengah 19. penyakit di wilayah kerja UPT
masyarakat. 3. Mensosialisasikan program Puskesmas Bukit Hindu agar
4. Menurunnya skrining yang sudah diterapkan oleh dapat dilakukan upaya
partisipasi masyarakat dalam UPT Puskesmas Bukit Hindu pencegahan sedini mungkin.
melakukan kunjungan akibat sehingga masyarakat tidak khawatir
pandemi Covid-19. untuk melakukan kunjungan
pemeriksaan kesehatan di UPT
Puskesmas Bukit Hindu.
1.4. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah yang disebabkan oleh virus, jamur dan
bakteri. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011 di New York jumlah penderita
ISPA adalah 48.325 anak dan memperkirakan di negara berkembang berkisar 30-70 kali lebih tinggi
dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5
tahun dan 25-30% dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihatdari tingginya
angka kesakitan dan kematianakibat ISPA. Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai
12,4 juta pada balita golongan umur 0-5 tahun setiap tahun diseluruh dunia, dimana dua pertiganya
adalah bayi, yaitu golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara
berkembang.1
Berdasarkan data dari P2 program ISPA tahun 2009 cakupan penderita ISPA melampaui
target 13,4%, hasil yang di peroleh 18.749 kasus sementara target yang ditetapkan sebanyak 16.534
kasus. Survey yang dilakukan pada tahun 2010 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian bayi
terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita.2
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa provinsi Kalimantan
Tengah terus mengalami peningkatan jumlah kasus pnemonia yang termasuk penyakit ISPA dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 dengan jumlah kasus sebanyak 460 kasus menjadi 705 kasus
pada tahun 2017. Secara nasional penderita pnemonia balita yang ditemukan dan diobati ditargetkan
sebesar 80%. Cakupan penemuan pneumonia balita yang ditemukan dan diobati sesuai dengan
standar di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2017 sebanyak 705 kasus (2,8%) lebih banyak
bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2016 sebanyak 590 kasus (2.34%). Berbagai
kendala yang ditemui dalam penanggulangan pneumonia adalah cara penularannya yang lintas udara
( air borne desease), sulitnya mengidentifikasi gejala pneumonia oleh masyarakat serta masih
minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam tatalaksan penderita pneumonia balita (MTBS). 3
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa determinan utama dari derajat kesehatan
masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan,
keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat. Tujuannya untuk meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Menciptakan PHBS masyarakat dilakukan
melalui penyebaran informasi, pendidikan, dan pengetahuan yang tercakup dalam upaya-upaya
perubahan perilaku masyarakat dari perilaku sakit menjadi perilaku sehat.,7,8
ISPA dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu , faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Faktor individu meliputi: umur, status gizi, dan status imunisasi. Faktor perilaku
meliputi perilaku pencegahan dan penanggulangan ISPA pada bayiatau peran aktif
keluarga/masyarakat dalam menangani penyakit ISPA. Faktor lingkunga meliputi: pencemaran udara
dalam rumah (asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan
konsentrasi yang tinggi),ventilasi rumah dan kepadatan hunian.4
Rumah Tangga yang sehat adalah rumah tangga yang telah menjalankan 10 indikator PHBS
yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan
balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.9
Dari data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2017, persentase rumah sehat
mencapai 39,29% tahun lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian pada 2016 persentase rumah
sehat yang mencapai 49,2%. Pencapaian persentase rumah tangga sehat dengan capai paling tinggi
adalah Kota Palangka Raya sebesar 88%, diikuti oleh Kabupaten Sukamara sebesar 86,5% dan
Kabupaten Lamandau sebesar 76,8%. Sedangkan Kabupaten kota dengan capaian terendah adalah
Kabupaten Kapuas sebesar 8,6% diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 15,1% dan
Kabupaten Gunung Mas sebesar 30,7%. 3
Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas Bukit Hindu, jumlah penderita ISPA menurun
dalam dua tahun terakhir. ISPA menduduki posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Bukit Hindu tahun 2017 dan tahun 2018. Hal ini berkesinambungan dengan rendahnya angka capaian
rumah tangga yang sudah ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu, khususnya indikator
tidak merokok di dalam rumah indikator PHBS keempat terendah dengan persentase capaian hanya
46,6%. Capaian tersebut didapatkan dari data hasil Survey Mawas Diri (SMD) tahun 2018 yang
dilakukan terhadap 280 KK di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu. Indeks Kesehatan Keluarga
(IKS) di wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu 2018 – 30 September 2019 menunjukan
keluarga yang sehat hanya 38,93 %.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemegang program PHBS (subunit Promosi
Kesehatan) di Puskesmas Bukit Hindu, masih banyak masyarakat yang kurang peduli bahaya dari
merokok dan merokok di dalam rumah. Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan dan perilaku
masyarakat terhadap hal tersebut, dari hasil wawancara pemegang program PHBS sendiri
mengatakan pentingnya penyuluhan rumah sehat untuk menurunkan angka merokok dalam rumah
dalam upaya menurunkan angka kejadian ISPA.Oleh karena itu, karya tulis ilmiah ini akan
menganalisis dan mencari pemecahan masalah terbaik untuk menurunkan angka kejadian ISPA di
wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu dengan memperbaiki PHBS masyarakat.
1.5. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan status IKM ini adalah untuk menentukan alternatif pemecahan masalah
terbaik agar angka kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu dapat turun pada tahun-
tahun selanjutnya.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Identifikasi Masalah

Dari hasil evaluasi program-program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial di


Puskesmas Bukit Hindu Tahun 2018 terdapat program-program di dalamnya yang memiliki angka
ketidaktercapaian tertinggi dari tiap UKM esensial (Promosi Kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) dan Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Gizi, dan Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)). Dari data tersebut kemudian penulis melakukan penilaian
penentuan prioritas masalah, program yang mendapat skor tertinggi dari penentuan prioritas masalah
tersebut akan diambil penulis untuk karya tulis ilmiah, yang nantinya dianalisis dan dicari pemecahan
masalah terbaik.
Berikut program-program yang tidak tercapai dari tiap UKM Esensial di Puskesmas Bukit
Hindu Tahun 2018, antara lain:
1. UKM Promosi Kesehatan
Program yang memiliki angka ketidaktercapaian tertinggi adalah indikator capaian rumah tangga
ber-PHBS yaitu memberantas jentik di rumah dengan persentase ketidaktercapaian sebesar 70%,
indikator mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun persentase ketidaktercapaiannya sebesar
63%, kemudian diikuti indikator Tidak merokok di dalam rumah sebesar 53,4.
2. UKM KIA-KB
Program yang memiliki angka ketidaktercapaian tertinggi adalah program pelacakan Audit
Maternal Perinatal (AMP) dengan persentase ketidaktercapaiannya sebesar 70%.
3. UKM Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Program yang memiliki angka ketidaktercapaian tertinggi adalah program Inspeksi Kesling
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dengan persentase ketidaktercapaiannya sebesar 6%,
kemudian diikuti Pemeriksaan Rumah Sehat dengan persentase ketidaktercapaiannya sebesar 3 %

4. UKM Pelayanan Gizi


Program yang memiliki angka ketidaktercapaian tertinggi adalah program cakupan bayi usia
kurang dari 6 bulan mendapat ASI ekslusif dengan persentase ketidaktercapaiannya sebesar
44,1%.
5. UKM P2M
Semua program tercapai.
Berdasarkan hasil program-program yang tidak tercapai dari tiap UKM esensial tersebut,
penulis melakukan penilaian prioritas masalah menggunakan metode PAHO-CENDES untuk
menentukan masalah yang akan penulis ambil untuk karya tulis ilmiah ini.

2.2. Prioritas Permasalahan


Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode PAHO-CENDES (Pan-American
Health Organization-Center for Development Studies). Kriteria-kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)

Magnitude adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan yang mencakup
seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang terkena dampak. Kriteria ini dapat dilihat dari
1% atau jumlah/kelompok yang terkena masalah. Kriteria ini diberi skor 1-5 dengan rincian
sebagai berikut.
1) Hanya sebagian kecil masyarakat

2) Sebagian kecil masyarakat

3) Hanya sebagian besar masyarakat

4) Sebagian besar masyarakat

5) Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability)

Vulnerability adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dan sensitivitasnya. Sensitivitas dapat diketahui dari perbandingan hasil output dan
input.Kriteria ini diberi skor 1-2 dengan rincian sebagai berikut.
1) Tidak ada cara yang efektif

2) Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)


Importancy adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat apabila
masalah dapat diselesaikan. Kriterianya terdiri dari:
- Severity (S), yaitu berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah kesehatan pada
umumnya.
- Rate of increase (RI), yaitu berat ringannya hambatan jika masalah tersebut tidak ditangani.
- Public concern (Pco), yaitu sedikitnya masalah tersebut menjadi perhatian masyarakat.
- Political climate (PC), yaitu banyak sedikitnya perhatian politik terhadap masalah tersebut.
- Social benefit (SB), yaitu banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan manfaat sosial
jika ditangani.

Kriteria ini diberi skor 1-5 dengan rincian sebagai berikut.


1) Tidak ada kepentingan

2) Kepentingannya sangat rendah

3) Kepentingannya cukup rendah

4) Kepentingannya cukup tinggi

5) Kepentingannya sangat tinggi

d. Biaya (Cost)

Cost adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Kriteria ini diberi skor 1-
5 dengan rincian sebagai berikut.
1) Biaya yang diperlukan sangat banyak

2) Biaya yang diperlukan banyak

3) Biaya yang diperlukan cukup banyak

4) Biaya yang diperlukan sedikit

5) Tidak perlu biaya

Berdasarkan faktor-faktor diatas subbab sebelumnya, maka dapat ditentukan prioritas masalah
dengan metode PAHO-CENDES sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1. Penentuan prioritas masalah berdasarkan metode PAHO-CENDES
Nilai
Kriteria
Komposit Ranking
No Masalah
prioritas
M I V C M.I.V.C

Indikator PHBS-memberantas
1. 4 3 2 3 72 2
jentik di rumah.
Indikator PHBS-menurunkan
2. 4 5 2 3 120 1
angka merokok dalam rumah

Pelacakan Audit Maternal


3. 4 3 2 2 48 3
Perinatal (AMP)

4. Inspeksi Kesling TPM 1 5 2 3 30 4

5. Cakupan ASI Eksklusif 3 4 2 3 72 2

Penilaian yang diberikan pada kriteria Magnitude (M) berdasarkan persentase angka
ketidaktercapaian dari program tersebut. Adapun pemberian skor 5 apabila angka
ketidaktercapaiannya program dengan persentase 80-100%, skor 4 (60-80%), skor 3 (40-60%), skor 2
(20-40%), dan skor 1 (>1-20%).

2.3 Identifikasi Penyebab Masalah


Dalam studi ini digunakan pendekatan sistem (system approach) untuk menggambarkan
permasalahan indikator cuci tangan menggunakan sabun dari program PHBS rumah tangga yang
rendah. Analisis masalah berdasarkan teori perilaku oleh Lawrence and Green disajikan dalam pohon
masalah berikut ini :
Angka Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Akibat
Puskesmas Bukit Hindu masih tinggi

Indiktr PHBS rumah tangga (Menurunkan Angka


Merokok dalam Rumah ) di wilayah Puskesmas Masalah Utama
Bukit Hindu masih rendah

Kurang tenaga Terbatasnya biaya Kurangnya inovasi


operasional untuk metode serta
bidang kesehatan optimalisasi
pengadaan fasilitas Sebab
Lingkungan penunjang kegiatan penyuluhan
penyuluhan rumah pemeriksaan rumah
sehat sehat

Terbatasnya fasilitas Kegiatan pelaksanaan


untuk menunjang kesehatan lingkungan
penyuluhan kesehatan masih kurang.
lingkungan

Gambar 2.2 Problem Tree Angka Capaian Penyuluhan Kesehatan Lingkungan di


wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai tidak memenuhi target.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam upaya menurunkan angka merokok dalam rumah dalam rangka menurunkan angka
kejadian ISPA di wilayah kerja Puskemas Bukit Hindu, diperlukan pemecahan masalah yang dapat
dianalisis dengan metode SWOT.

Tabel 3.1. Hasil analisis SWOT berdasarkan data demografi dan temuan di lapangan
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

- Tersedianya sarana dan prasarana yang - Pengetahuan masyarakat mengenai


dapat digunakan untuk kegiatan indikator PHBS-akibat merokok dalam
penyuluhan, terdapat 22 posyandu balita, rumah masih kurang.
3 posyandu lansia dan 3 posbindu.
Kesempatan (Opportunity) Ancaman (Threats)
- Jumlah masyarakat berusia produktif
- Tingkat pendidikan rata-rata wilayah
lebih banyak daripada usia non produktif.
kerja Puskesmas Bukit Hindu mayoritas
berpendidikan SD

Tabel 3.2.Alternatif pemecahan masalah

S W
Strategi SO Strategi WO
1. Penyuluhan mengenai rumah sehat 1. Pemberdayaan kader-kader kesehatan
saat pelaksanaan kegiatan Posyandu untuk mempromosi-kan dan
O
Balita, Posbindu mensosialisaskan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) kepada masyarakat.

Strategi ST Strategi WT
1. Melakukan penyuluhan kesehatan 1. Membuat jadwal evaluasi capaian
lingkungan pada masyarakat dengan rumah tangga ber-PHBS
T memanfaatkan kader
3.2 Prioritas Pemecahan Masalah

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode PAHO-CENDES (Pan-American


Health Organization-Center for Development Studies). Kriteria-kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)

1) Hanya sebagian kecil masyarakat

2) Sebagian kecil masyarakat

3) Hanya sebagian besar masyarakat

4) Sebagian besar masyarakat

5) Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability)

1) Tidak ada cara yang efektif

2) Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)

1) Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah

2) Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah

3) Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah

4) Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah

5) Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah

d. Biaya (Cost)

1) Biaya yang diperlukan sangat banyak

2) Biaya yang diperlukan banyak

3) Biaya yang diperlukan cukup banyak

4) Biaya yang diperlukan sedikit

5) Tidak perlu biaya


Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk menentukan
prioritas pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut
ini.

Tabel 3.3. Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan metode PAHO-CENDES


Nilai
Kriteria
Komposit Ranking
No Masalah
prioritas
M I V C M.I.V.C
1. Penyuluhan Rumah Sehat saat
pelaksanaan kegiatan di
Posyandu Lansia, Posbindu, 5 5 2 3 150 1
atau Prolanis.

2. Pemberdayaan kader-kader
kesehatan untuk mempromosi-
kan dan mensosialisaskan 4 4 2 3 96 2
perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) kepada masyarakat.
3. Posyandu maupun posbindu
melakukan penjangkauan ke
rumah-rumah warga untuk
aktif berpartisipasi dalam 2 4 2 2 32 4
kegiatan-kegiatan posyandu
maupun posbindu.

4. Membuat jadwal evaluasi


capaian rumah tangga ber- 2 4 2 5 80 3
PHBS

Berdasarkan hasil pembobotan alternatif pemecahan masalah di atas, maka prioritas pemecahan
masalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu adalah “Penyuluhan
Rumah Sehat Untuk Menurunkan Angka Merokok Dalam Rumah Dalam Rangka
Menurunkan Angka Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Hindu”.

3.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.


A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan umum :
- Untuk meningkatkan capaian indikator PHBS-menurunkan angka merokok dalam
rumah di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu.
- Untuk menurunkan angka kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu.
- Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahaya merokok dalam
rumah dalam mencegah penyakit menular seperti ISPA.
2. Sasaran Kegiatan : Semua kader Posyandu, Posbindu, Prolanis, dan masyarakat.
3. Pelaksana Kegiatan : Pemegang program PHBS (Promosi Kesehatan) dan Pemegang
Program Kesehatan Lingkungan
4. Pendanaan : Dana operasional Puskesmas dan dana swadya masyarakat.

B. Panitia (Organizing)

Terdiri dari panitia pelaksana (organizing committee) dan panitia pengawas (steering
committee). OC bertugas mempersiapkan teknis pelaksaan seperti susunan acara, anggaran
dana, waktu dan tempat kegiatan, serta peralatan penunjang. SC bertugas menyusun materi dan
melatih pemberi materi. Sebelum kegiatan, dilakukan rapat koordinasi dan konsolidasi tingkat
Puskemas dengan rincian sebagai berikut.
 Penyelenggara : Koordinator program Promkes (PHBS)
 Pimpinan rapat : Kepala Puskesmas Bukit Hindu
 Peserta rapat : Anggota unit Promosi Kesehatan (PHBS)
 Waktu kegiatan : Rutin di 1x setiap bulan
 Tempat : Di tiap wilayah posyandu, posbindu
 Materi rapat : 1. Pemaparan daftar masalah dan alternatif pemecahan masalah

2. Perencanaan kegiatan pelaksanaan PHBS-penyuluhan rumah


sehat serta manfaatnya dalam mencegah penyakit menular
seperti ISPA.
 Sarana : Leafleat berisi materi Bahaya Merokok dan Penyakit ISPA

Pembentukan panitia pelaksana (OC) untuk kegiatan yang telah direncanakan, yaitu sebagai
berikut.
 Penasihat : Kepala Puskesmas Bukit Hindu
 Ketua : Koordinator Upaya Promosi Kesehatan-PHBS
 Wakil ketua : Koordinator Upaya Kesehatan Lingkungan
 Sekretaris : 1 orang anggota unit Promosi Kesehatan-PHBS
 Bendahara : Bendahara Puskesmas

C. Pelaksanaan Kegiatan (Actuating)

Penyelenggara : Unit Program Promosi Kesehatan


Pelaksana : Petugas Kesehatan Penyuluhan Rumah Sehat
Sasaran : Kader-kader Posyandu lansia, Posbindu, Prolanis, dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu
Kegiatan : Penyuluhan Rumah Sehat Untuk Menurunkan Angka Kejadian ISPA
Waktu kegiatan : 5 Januari 2020

D. Evaluasi (Controlling)
1. Evaluasi jangka pendek, yaitu meningkatnya perilaku masyarakat tentang PHBS-tidak
merokok dalam rumah di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu.
2. Evaluasi jangka menengah, yaitu peningkatan indikator menurunkan angka merokok
dalam rumah dari indikator PHBS, yaitu sekurang-kurangnya 60% masyarakat telah
melaksanakan setiap indikator PHBS rumah tangganya.
3. Evaluasi jangka panjang, yaitu penurunan angka kejadian ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Rumah Sehat


Rumah yang menjadi tempat tinggal dan tempat berlindung bagi para penghuninya merupakan
salah satu alasan yang dapat menjamin kesehatan para penghuninya. Penilaian rumah sehat menjadi
salah satu syarat untuk menentukan derajat kesehatan penghuninya.10
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a. Bahan bangunan 1) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang
dapat membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150 µg/m2 ,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg
bahan. 2) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen
b. Komponen dan penataan ruangan 1) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan. 2)
Dinding rumah memiliki ventilasi, kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan. 3) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan. 4) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir. 5) Ruang ditata
sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. 6) Dapur harus memiliki sarana
pembuangan asap.
c. Pencahayaan Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara 1) Suhu udara nyaman antara 18–30oC. 2) Kelembaban udara 40–
70%. 3) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam. 4) Pertukaran udara 5 kaki3
/menit/penghuni. 5) Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam. 6) Gas formaldehid kurang
dari 120 mg/m3 .
e. Ventilasi Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam
rumah.
g. Penyediaan air 1) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal
60 liter/orang/hari; 2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum menurut Permenkes no. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes no.
907 tahun 2002.
h. Sarana penyimpanan makanan Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman. 5
Komponen rumah dan lingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
risiko sebagai sumber penularan berbagai macam jenis penyakit, khususnya jenis penyakit yang
berbasis lingkungan Akibat dari keadaan rumah yang tidak sehat akan menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia itu sendiri dan dampak salah satunya yaitu penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) salah satu penyebabnya adalah asap rokok yang dapat memperburuk
kualitas udara di dalam rumah .10

4.2. Menurunkan Angka Merokok Dalam Rumah


Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh karena menurut badan
kesehatan dunia (WHO) rokok merupakan zat adiktif yang memiliki kandungan kurang lebih 4000
elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi kesehatan tubuh menambahkan bahwa
racun yang utama dan berbahaya pada rokok antara lain tar, nikotin, dan karbon monoksida. Racun
itu lah yang kemudian akan membahayakan kesehatan si perokok.6
Dampak rokok tidak hanya mengancam siperokok tetapi juga orang disekitarnya atau perokok
pasif. Analisis WHO, menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif
dibandingkan perokok aktif. Ketika perokokmembakar sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang
dihisap oleh perokok disebut asap utama, dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang
terbakar) dinamakan sidestream smoke atauasap samping. Asap samping ini terbukti mengandung
lebih banyak hasil pembakaran tembakau dibanding asap utama. Asap ini mengandungkarbon
monoksida 5 kali lebih besar, tar dan nikotin 3 kali lipat, amonia 46 kali lipat, nikel 3 kali lipat,
nitrosamine sebagai penyebab kanker kadarnya mencapai 50 kali lebih besar asap sampingan
dibandingdengan kadar asap utama.6

4.3. Hubungan Menurunkan Angka Merokok dengan ISPA


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya
faktor lingkungan yang bisa menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya ISPA. Kondisi lingkungan
yang mempunyai tingkat polusi yang buruk dan sanitasi lingkungan yang tidak baik bisa menjadi
pencetus terjadinya ISPA.9
Apabila udara mengandung zat – zat yang tidak diperlukan manusia dalam jumlah yang
membahayakan. Oleh karena itu kualitas lingkungan udara dapat menentukan berbagai macam
transmisi penyakit. Kebiasaan merokok di dalam rumah menjadikan balita sebagai perokok pasif
yang selalu terpapar asap rokok. Rumah yang orang tuanya mempunyai kebiasaan merokok
berpeluang meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali dibandingkan dengan rumah balita yang
orang tuanya tidak merokok di dalam rumah. 10,11

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD)yang dilakukan oleh pemegang program Promosi
Kesehatan terhadap 280 KK yang didata didapatkan angka capaian indikator PHBS – Tidak merokok
di dalam rumah masih rendah. Melalui metode PAHO-CENDES, didapatkan prioritas masalah yaitu
penyuluhan rumah sehat bahwa tidak merokok dalam rumah dapat mencegah ISPA masih rendah.
Maka disusunlah analisis dari prioritas masalah dan masalah-masalah lainnya dalam makalah ini.
Berdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah menggunakan metode PAHO-CENDES, maka
solusi yang paling utama dengan melakukan penyuluhan rumah sehat bersama kader – kader
posyandu, posbindu dan prolanis.
Dengan dilaksanakannya pemeriksaan rumah sehat rutin tersebut diharapkan dapat
meningkatkan indikator menurunkan angka merokok dalam rumah dari PHBS, sehingga angka
kejadian ISPA di Puskesmas Bukit Hindu menurun.

5.2. Saran
Penyuluhan rumah sehat PHBS-menurunkan angka merokok dalam rumah perlu dievaluasi secara
berkala serta dipantau dan dikoordinir oleh kader-kader Posyandu, Posbindu, dan Prolanis sehingga
efektivitas program ini dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; 2010.

2. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018

3. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah.10 Penyakit Terbanyak Di


Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016. Palangka Raya: BPS Provinsi Kalimantan
Tengah; 2016.

4. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan


Tengah. Palangka Raya; 2017.

5. Putra Y. Faktor Penyebab Kejadian ISPA. Jurnal Kesehatan. 2019; 1(10):37-40.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan


Kesehatan Perumahan.

7. Milo S. Hubungan Kebiasaan Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian ISPA


Pada Anak Umur 1-5 Tahun Di Puskesmas Sario Kota Manado. E-Kp. 2015.3(2)

8. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi 2012.


Jakarta: Rineka Cipta;2012.

9. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.

10. Vida I.Hubungan Kesehatan Rumah Dengan Kejadian Ispa Pada Anak Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baamang I Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin
Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan.2013.7(1):71-78.

11. Rahman UDM. Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga Dengan Rumah Sehat Di
Desa Duwet Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Artikel Publikasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2015.

Anda mungkin juga menyukai