Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

APPENDISITIS AKUT

Disusun Oleh:
Ignatia Geovani JR, S.Ked
NIM : 206100802036

Pembimbing:
dr. Fajar Patompo

BAGIAN/SMF EMERGENY MEDICINE AND


REHABILITATATION
RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2021
Appendisitis
peradangan karena suatu proses
App akut
inflamasi pada Appendix vermiformis
terutama akibat infeksi.

- Sumbatan lumen kegawatdaruratan


apendiks abdomen yang sering
- erosi mukosa apendiks mampu berkembang menjadi
karena parasit seperti perforasi apendiks yang ditemukan dan
mengakibatkan 67% kematian membutuhkan operasi
E. Histolytic
emergensi

• Apendisitis dapat didiagnosis menggunakan skor Alvarado


LAPORAN
KASUS Primary Survey
• Tn.BS, laki-laki, 31 tahun
Vital Sign :
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 37,9oC
…primary survey

• Airways : Bebas, tidak terdapat sumbatan jalan nafas.


• Breathing : Spontan, 20 x/menit, pola abdominaltorakal,
Pergerakan dada simetris kanan-kiri, tidak tampak ketertinggalan gerak.
• Circulation : Denyut nadi 80 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup, CRT <2’’
• Disability : GCS 15 (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6).
• Exposure : Tampak lemas dan kesakitan
…primary survey
• Evaluasi masalah :
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority yaitu circulation dan
exposure. Pasien pada kasus ini diberi label pewarnaan triase dengan warna
kuning

• Tatalaksana awal
Pasien ditempatkan di ruangan non-bedah, pemberian oksigen nasal canul 3
liter/menit dan dilakukan pemasangan akses infus intravena
Identitas Pasien
Survey Sekunder
Identitas Penderita
• Nama : Tn.BS
• Usia : 31 tahun
• Agama : Islam
• Alamat: JL. Paus
ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 19 Mei 2021 pukul 10.59WIB
• Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD mengeluhkan nyeri perut kanan bawah yang tajam dan menetap.
Nyeri dikeluhkan sejak 2 hari SMRS dan semakin memberat sejak malam hari SMRS. Nyeri
berawal dari bagian pusar, nyeri dirasakan ringan dan samar-samar. Nyeri kemudian
berpindah ke perut kanan bawah, nyeri dirasakan sangat kuat dan tajam. Pasien juga
mengalami demam sejak satu hari SMRS. Nyeri berkurang apabila berbaring miring dan
nyeri bertambah saat kaki pasien ditekuk. Pasien mengalami mual dan muntah berupa sisa
makanan sebanyak dua kali. Pasien tidak mau makan dan minum. Kentut (+) BAK (+) BAB
(+).
…anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, riwayat alergi, asma, kelainan jantung, dan
trauma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang serupa
Riwayat Sosial :
Pasien Perokok Ringan dengan Index Brinkman : 5x10 = 50(Perokok ringan)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).

Tanda vital
• Tensi :120/80 mmHg
• Nadi :80x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
• Suhu :37,9°C, aksila
• Respirasi :20 x/menit, torakoabdominal.
…pemeriksaan fisik
• Kepala :Normocephal, tak tampak ada lesi, rambut hitam tak mudah dicabut.
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), oedema palpebra (-/-)
• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-),nafas cuping hidung(-).
• Mulut : Mukosa mulut pucat (-) bibir kering (-) sianosis (-)
• Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks:
Pulmo :
• Inspeksi : Normochest, Simetris +/+, Massa (-), Retraksi (-/-),
• Palpasi : Fremitus Vocal (+/+), Massa (-), Krepitasi (-)
• Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
…pemeriksaan fisik
Cor:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi :
Atas : ICS II Lin. Parasternalis Sinistra,
Pinggang : ICS III Lin Parasternalis Sinistra,
Kiri : ICS IV Lin. Mid Clavicula Sinistra,
Kanan : ICS IV Lin. Parasternalis Dekstra.
• Auskultasi : BJ I/II reguler, bising (-)
 
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) Frekuensi peristaltik 9 kali/menit
Palpasi : Supel, defans muscular (-) hepar, lien, ginjal tidak teraba, nyeri tekan
abdomen pada regio illiaca kanan dan regio hypogastric, hepar, lien, ginjal tidak teraba.
Perkusi : Timpani , nyeri ketok CVA (-/-)
Pemeriksaan Khusus :
Nyeri tekan pada titik McBurney (+)
Obturator Sign (+)
Blumberg Sign (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2”, sianosis (-/-), anemis (-/-)
Pemeriksaan penunjang
…pemeriksaan penunjang

• Cor : CTR <50%


• Sinus costofrenikus dan diafragma
normal
• Pulmo : Hili normal, corakan
bronkovaskuler meningkat
Kesan : Tidak tampak kelainan
…pemeriksaan penunjang

• Preperitoneal fat jelas


• Kontur kedua ginjal dan psoas line jelas
• Distribusi udara normal
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
• Gastroenteritis
• Kolik abdomen
• Infeksi Saluran Kencing

Diagnosis Kerja
• Appendisitis akut
PENATALAKSANAAN IGD
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1000 mg/ 8 jam
• Inj. Antrain 8 mg/8 jam
• Inj. Omeprazol 40 mg/12 jam
• Inj. PCT 3X500mg
• Konsul spesialis bedah umum
• Pro Appendiktomi
• Konsul Anestesi
• Puasakan
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Appendisitis Akut DEFINISI
• Appendisitis peradangan suatu proses inflamasi pada Appendix vermiformis terutama akibat infeksi.
• App akut  kegawatdaruratan abdomen yang sering ditemukan dan membutuhkan operasi emergensi
etiologi

• Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor


pencetus disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan
cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan.
• Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis adalah erosi
mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolytica.
• Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
patofisiologi
Diagnosis

Anamnesis :
Nyeri Perut
- muncul mendadak kemudian nyeri dirasakan samar-samar dan tumpul.
- Nyeri viseral yang dirasakan biasanya pada daerah epigastrium atau periumbilikus.
- Nyeri viseral terjadi terus menerus kemudian berubah menjadi nyeri somatik dalam
beberapa jam, lokasi nyeri berpindah-pindah
- Mual, muntah, diare, atau konstipasi demam
Pemeriksaan Fisik :
Status lokalis abdomen kuadran kanan bawah adalah :
Nyeri tekan (+) Mc. Burney
Defence muscular
Rovsing sign (+)
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
Pemeriksaan Penunjang :
• Darah lengkap, biasanya didapati peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih).
• Urinalisa
• Pemeriksaan radiologi berupa foto barium usus buntu (Appendicogram) dapat membantu melihat
terjadinya sumbatan atau adanya kotoran (skibala) didalam lumen usus buntu
• Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) dan CT scan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita apendisitis meliputi
penanggulangan konservatif dan operatif.
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita Operatif
yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis
antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi. maka tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang
Pada penderita apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan appendiks.
penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik
sistemik

Komplikasi
Perforasi usus, peritonitis umum, abses appendiks, tromboflebitis supuratif sistem portal, abses
subfrenikus, sepsis dan obstruksi usus
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
ANAMNESIS (TEORI) ANAMNESIS (KASUS)
• muncul mendadak kemudian nyeri • nyeri perut kanan bawah yang tajam
dirasakan samar-samar dan tumpul. dan menetap.
• Nyeri viseral yang dirasakan biasanya • Nyeri sejak 2 hari SMRS dan semakin
pada daerah epigastrium atau memberat sejak malam hari SMRS.
periumbilikus. • Nyeri berawal dari bagian pusar,
• Nyeri viseral terjadi terus menerus intensitas nyeri ringan dan samar-samar.
kemudian berubah menjadi nyeri somatik Nyeri kemudian berpindah ke perut
dalam beberapa jam, lokasi nyeri kanan bawah, intensitas nyeri sangat
berpindah-pindah kuat dan tajam
• Mual, muntah, diare, atau konstipasi • demam sejak sore satu hari SMRS
demam • mual dan muntah berupa sisa makanan
sebanyak dua kali.
• tidak mau makan dan minum.
……Diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK (TEORI) PEMERIKSAAN FISIK (KASUS)

Nyeri tekan (+) Mc. Burney Palpasi : Supel, defans muscular (-) hepar, lien, ginjal
tidak teraba, nyeri tekan abdomen pada regio illiaca kanan dan
Defence muscular regio hypogastric, hepar, lien, ginjal tidak teraba.
Rovsing sign (+) Pemeriksaan Khusus :
Psoas sign (+) Nyeri tekan pada titik McBurney (+)
Obturator Sign (+)
Obturator sign (+) Blumberg Sign (+)
……Diagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG (TEORI) PEMERIKSAAN PENUNJANG (KASUS)


• pemeriksaan laboratorium darah, biasanya
didapati peningkatan jumlah leukosit (sel
darah putih)
• Urinalisa diperlukan untuk menyingkirkan
penyakit lainnya berupa peradangan saluran
kemih. Pada pasien wanita, pemeriksaan dokter
kebidanan dan kandungan diperlukan untuk menyingkirkan
diagnosis kelainan peradangan saluran telur/kista indung
telur kanan atau KET (kehamilan diluar kandungan).
9
Skor dari 5 atau 6 "kompatibel" dengan diagnosis apendisitis akut dan merekomendasikan dokter
mengamati atau berulang memeriksa pasien. Sebuah nilai 7 atau 8 adalah "kemungkinan"
apendisitis dan skor 9 atau 10 adalah "sangat mungkin" apendisitis dan merekomendasikan
intervensi bedah
……Diagnosis
TATALAKSANA(TEORI) TATALAKSANA (KASUS)
1. Penanggulangan konservatif.
Tatalaksana awal :
2.Penanggulangan operatif IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1000 mg/ 8 jam
Inj. Antrain 8 mg/8 jam
Inj. Omeprazol 40 mg/12 jam
Inj. PCT 500mg/8jam
Konsul spesialis bedah umum
Pro Appendiktomi
Konsul Anestesi
Puasakan

Kesan : Pasien diberikan terapi IVFD RL 20 tpm, Inj. Ceftriaxone, Inj. Antrain, Inj. Omeprazole. Pemberian cairan
dimaksud untuk menjaga asupan cairan dan juga nutrisi pasien. Injeksi Ceftriaxone merupakan antibiotik untuk
mengobati infeksi. Injeksi Omeprazole untuk mengurangi produksi asam lambung dan injeksi Antrain yang berfungsi
sebagai anti nyeri. Injeksi PCT untuk menurunkan demam. Pada kasus appendisitis, pemberian obat anti-nyeri yang
kuat merupakan salah satu kontraindikasi karena dapat menimbulkan ‘masking efect’ atau dapat menghilangkan rasa
nyerinya sehingga dapat menyebabkan pemeriksaan fisik dan diagnosis yang kurang tepat, tetapi karena pasien
sudah terdiagnosis anti nyeri dapat diberikan secara rutin.
PROGNOSIS

Tingkat morbiditas dan mortalitas dipengaruhi oleh usia pasien, keadekuatan


persiapan prabedah, serta stadium penyakit pada waktu intervensi bedah
KESIMPULAN

• Telah dilaporkan seorang pasien laki – laki 67 tahun MRS IGD


RSUD dr. Doris Sylvannus Palangka Raya mengalami
Appendisitis akut dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
• Pasien diberi label warna kuning, kemudian diberikan
tatalaksana awal di IGD yaitu memposisikan pasien, oksigenasi
dan pemasangan IV line untuk jalur pemberian obat
selanjutnya. Pasien kemudian dikonsulkan ke bagian bedah dan
dilakukan persiapan operasi appendictomy
36
DAFTAR PUSTAKA
• Williams B, Schizas A. Management of complex appendicitis. Elsevier.2010. surgery 28;11.
• Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC;2011. hal 755-64.
• Petroianu A. Diagnosis of acute appendicitis. International Journal of Surgery 10 (2012) 115-119
• Putz R Pabst R. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010.
• Heber FR. Perforating inflammation of the vermiform appendix: with special reference to its early diagnosis
and treatment. Trans Assoc Am Physicians. 1886;1.
• Humes DJ, Simpson J. Clinical Review: Acute appendicitis. BMJ. 2007. 333:540-34.
• Tjandra JJ, Clunie GJA, Kaye AH, Smith JA. Textbook of Surgery. 3rd ed. Blackwell Publishing; 2006. H.
123-27.  
• Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis. Ann Emerg Med 1986;15:557-64 
• Shogilev D, Duus N,Odom S,Shapiro N. Diagnosis Apendisitis : Evidence -Based Review terhadap pendekatan
diagnostik. Center for Vascular Biology, Boston, Massachusetts, 2014
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai