ISPA :
• infeksisaluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan
Wilayah kerja PKM B.Hindu, terdapat 2.465 orang pada
paru-paru
tahun 2020 yang menderita ispa.
• berlangsung kurang lebih 14 hari
Dari data tersebut di temukan bahwa jumlah penderita
• mengenai struktur saluran di atas penyakit ispa masih banyak dan perlu penanganan yang
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini serius untuk mencegah jumlah penderita agar tidak
mengenai bagian saluran atas dan meningkat
bawah secara stimulan
1.2 PERMASALAHAN
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS
SALURAN PERNAFASAN
1 INFEKSI SALURAN 5.271
BAGIAN ATAS
PERNAFASAN AKUT
6 PHARINGITIS AKUT 953
2 HYPERTENSI 1.682
7 MALGYA 761
3 GASTRITIS 1.198
8 RA (OTOT RANGKA) 720
4 PENY. PADA PEREDARAN DARAH, 1.226
9 DIGIGIT BINATANG 711
PARU-PARU, & PENYAKIT
10 PEBRIS 696
JANTUNG
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS
KASUS PERIAPIKAL
2 PENY. PADA PEREDARAN DARAH, PARU- 2.431 9 DIABETES MELLITUS TIDAK 757
ERUPSI GIGI
5 GASTRITIS 1.128
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS
KASUS
6 DIGIGIT BINATANG 659
4 GASTRITIS 739
1 Januari 82
2 Februari 83
3 Maret 112
4 April 212
dilakukan mini survey menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit ISPA.
Mini survey mewawancarai secara mendalam (deep interview) para
penderita ISPA yang sedang berobat, kemudian diberikan kuisioner yang
terdiri dari 10 pertanyaan.
Dari hasil tersebut diperoleh informasi beberapa faktor yang kemungkinan
berpengaruh terhadap meningkatnya kasus ISPA di Puskesmas Bukit Hindu.
Berdasarkan teori Lawrence dan Green, maka penyebab permasalahan dapat
disusun dalam Problem Tree Analysis, sebagai berikut:
Pohon Permasalahan (Problem Tree) Pelayanan ISPA di UPT Puskesmas Bukit Hindu
1.3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No Masalah Pemecahan Masalah
1
Rendahnya pengetahuan mengenai Edukasi kesehatan kepada para penderita ISPA
penyakit ISPA. mengenai bahayanya dan pencegahan penyakit
ISPA.
2
Pengaruh faktor lingkungan terhadap Melakukan program Penyehatan Lingkungan
penyakit ISPA. Pemukiman (PLP)
3
Kurangnya informasi mengenai Penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat
penyakit ISPA. mengubah sikap dan perilaku terhadap hal-hal
yang dapat meningkatkan faktor risiko penyakit
ISPA.
4
Kegiatan sosialisasi yang diminimalisir Memaksimalkan media cetak dan elektronik
akibat pandemi&keterbatasan tenaga sebagai media edukasi dan promosi kepada
penyuluh kesehatan penderita ISPA.
1.4 PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
No Pemecahan Masalah C A R L Nilai Prioritas
1
Edukasi kesehatan kepada para penderita
ISPA mengenai bahayanya dan 5 5 5 4 500 1
Negatif ranks atau selisih negatif antara nilai pengetahuan sebelum pretest dan postest
adalah 1, artinya terdapat 1 orang yang mendapatkan penurunan nilai pretest ke
postest
Positif ranks atau selisih positif antara nilai pengetahuan sebelum pretest dan postest
adalah 20, artinya keseluruhan peserta mengalami peningkatan nilai pengetahuan dari
pretest ke postest. Rata-rata peningkatan tersebut sebesar 10,5, sedangkan jumlah
rangking positif adalah 210.
Ties adalah nilai yang sama pada pretest dan postest. Nilainya bernilai 0, artinya
terdapat 0 orang dengan yang sama antara pretest dan postest.
4.2 Pembahasan
Perencanaan
• dukungan dari pemengang kebijakan dan program
sangat mempengaruhi kelancaran dari sebuah program
kerja. Penyuluhan ini dapat terlaksana dengan baik
karena adanya dukungan dari pihak puskesmas dan
pemegang program.
• Kendala yang dihadapi dalam proses perencanaan ini
adalah dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 saat
ini, sehingga hanya dilakukan kegiatan ditempat
pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Bukit Hindu Poli
ISPA sesuai protokol Kesehatan COVID-19 dilarang
untuk mengumpulkan orang banyak atau kerumunan .
4.2 Pembahasan
Pengorganisasian
Kendala dalam pengorganisasian pada kegiatan ini
yaitu jumlah pelaksana kegiatan yang terlibat sangat
sedikit hanya berjumlah 4 orang, sehingga kesulitan
dalam pembagian tugas. Namun, panitia dapat bekerja
secara overlapping dan terbantu dengan adanya arahan
dan masukan dari dokter pembimbing dalam membagi
jobdesc sesuai kemampuan masing-masing sehingga
acara dapat terlaksana dengan lancar.
4.2 Pembahasan
Evaluasi
• Evaluasi jangka pendek : dilakukan melalui penilaian ada atau tidaknya
peningkatan pengetahuan mengenai penyakit ISPA melalui pretest dan
posttest.
• Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik uji wilcoxon menunjukkan
nilai p=0,000 (P<0,05) yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi berdasarkan hasil pretest dan
posttest.
• Evaluasi Jangka Pendek : Peserta kegiatan PBL memperoleh peningkatan
pengetahuan kesehatan tentang ISPA.
• Jangka Menengah : Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA ke poli ISPA
puskesmas Bukit Hindu.
• Jangka panjang: Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu dan terciptanya kreativitas dan inovasi dalam
mempromosikan kesehatan masyarakat
BAB V
Kesimpulan & Saran
Dari hasil kegiatan penyuluhan dan edukasi yang telah dilakukan mengenai
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam upaya
penekanan angka kejadian kasus ispa di wilayah upt puskesmas bukit
hindu tahun 2021. Setelah penyuluhan dan dilakukan post-test,
didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden
mengenai penyakit ISPA.
BAB V
Kesimpulan & Saran