Anda di halaman 1dari 37

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN


MASYARAKAT DALAM UPAYA PENEKANAN ANGKA
KEJADIAN KASUS ISPA DI WILAYAH UPT
PUSKESMAS BUKIT HINDU TAHUN 2021
Oleh:
Syahrullah, S. Ked 196100802019
Lini Maliqisnayanti, S. Ked 206100802020
Ignatia Geovani J.R, S. Ked 206100802036
Ismi Sholihah, S. Ked 206100802021
Pembimbing :
Astri Widiarti, S, Fram., M.Kes.,Apt
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA 2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ANALISIS SITUASI

program upaya kesehatan perorangan diPKM


Puskesmas merupakan ujung tombak B.Hindu tahun 2020 yang memiliki persentase
untuk membantu pemerintah mencegah tertinggi dalam angka kesakitan (morbiditas)
atau memperbaiki kondisi dan situasi yaitu penyakit ispa masih pada urutan pertama
kesehatan di Indonesia. dalam 10 penyakit terbanyak yang dilayani di
wilayah upt PKM B.Hindu tahun 2020

ISPA :
• infeksisaluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan
Wilayah kerja PKM B.Hindu, terdapat 2.465 orang pada
paru-paru
tahun 2020 yang menderita ispa.
• berlangsung kurang lebih 14 hari
Dari data tersebut di temukan bahwa jumlah penderita
• mengenai struktur saluran di atas penyakit ispa masih banyak dan perlu penanganan yang
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini serius untuk mencegah jumlah penderita agar tidak
mengenai bagian saluran atas dan meningkat
bawah secara stimulan
1.2 PERMASALAHAN
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS

BUKIT HINDU TAHUN 2018

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS 5 PENYAKIT LAIN PADA 1.046

SALURAN PERNAFASAN
1 INFEKSI SALURAN 5.271
BAGIAN ATAS
PERNAFASAN AKUT
6 PHARINGITIS AKUT 953
2 HYPERTENSI 1.682
7 MALGYA 761
3 GASTRITIS 1.198
8 RA (OTOT RANGKA) 720
4 PENY. PADA PEREDARAN DARAH, 1.226
9 DIGIGIT BINATANG 711
PARU-PARU, & PENYAKIT
10 PEBRIS 696
JANTUNG
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS

BUKIT HINDU TAHUN 2019

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH 6 PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN 1.010

KASUS PERIAPIKAL

7 PHARINGITIS AKUT 825


1 INFEKSI SALURAN 6.299
8 PENYAKIT LAIN PADA SALURAN 761
PERNAFASAN AKUT PERNAFASAN BAGIAN ATAS

2 PENY. PADA PEREDARAN DARAH, PARU- 2.431 9 DIABETES MELLITUS TIDAK 757

PARU, DAN PENYAKIT JANTUNG TERGANTUNG INSULIN

3 HYPERTENSI 1.233 10 DIARE DAN GASTROENTERITIS OLEH 530

4 GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN 1.231 PENYEBAB INFEKSI

ERUPSI GIGI

5 GASTRITIS 1.128
PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS

BUKIT HINDU TAHUN 2020


NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

KASUS
6 DIGIGIT BINATANG 659

1 INFEKSI SALURAN 2.465 7 GANGGUAN PERKEMBANGAN 560

PERNAFASAN AKUT & ERUPSI GIGI

8 PENYAKIT PULPA & JARINGAN 533


2 PENY. PADA PEREDARAN 1.728
PERIAPIKAL
DARAH, PARU-PARU, &
9 PEBRIS 477
PENYAKIT JANTUNG
10 PENYAKIT GUSI DAN JARINGAN 424
3 HYPERTENSI 1.187 PERIODENTAL

4 GASTRITIS 739

5 DIABETES MELLITUS TIDAK 679


PENYAKIT TERBANYAK DI UPT PUSKESMAS

BUKIT HINDU BULAN JANUARI, FEBRUARI,

MARET dan APRIL TAHUN 2021

No Bulan Jumlah Kasus

1 Januari 82

2 Februari 83

3 Maret 112

4 April 212
 dilakukan mini survey menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit ISPA.
 Mini survey mewawancarai secara mendalam (deep interview) para
penderita ISPA yang sedang berobat, kemudian diberikan kuisioner yang
terdiri dari 10 pertanyaan.
 Dari hasil tersebut diperoleh informasi beberapa faktor yang kemungkinan
berpengaruh terhadap meningkatnya kasus ISPA di Puskesmas Bukit Hindu.
 Berdasarkan teori Lawrence dan Green, maka penyebab permasalahan dapat
disusun dalam Problem Tree Analysis, sebagai berikut:
Pohon Permasalahan (Problem Tree) Pelayanan ISPA di UPT Puskesmas Bukit Hindu
1.3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No Masalah Pemecahan Masalah
1
Rendahnya pengetahuan mengenai Edukasi kesehatan kepada para penderita ISPA
penyakit ISPA. mengenai bahayanya dan pencegahan penyakit
ISPA.
2
Pengaruh faktor lingkungan terhadap Melakukan program Penyehatan Lingkungan
penyakit ISPA. Pemukiman (PLP)
3
Kurangnya informasi mengenai Penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat
penyakit ISPA. mengubah sikap dan perilaku terhadap hal-hal
yang dapat meningkatkan faktor risiko penyakit
ISPA.
4
Kegiatan sosialisasi yang diminimalisir Memaksimalkan media cetak dan elektronik
akibat pandemi&keterbatasan tenaga sebagai media edukasi dan promosi kepada
penyuluh kesehatan penderita ISPA.
1.4 PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
No Pemecahan Masalah C A R L Nilai Prioritas
1
Edukasi kesehatan kepada para penderita
ISPA mengenai bahayanya dan 5 5 5 4 500 1

pencegahan penyakit ISPA.


2
Melakukan program Penyehatan
1 2 2 1 4 4
Lingkungan Pemukiman (PLP)
3
Penyuluhan kepada masyarakat untuk
dapat mengubah sikap dan perilaku
terhadap hal-hal yang dapat 4 4 5 5 400 2
meningkatkan faktor risiko penyakit
ISPA.
4
Memaksimalkan media cetak dan
elektronik sebagai media edukasi dan 4 4 4 4 256 3

promosi kepada penderita ISPA.


BAB II
TARGET LUARAN dan TUJUAN
Target Luaran
 Peningkatan Kegiatan penyuluhan dan
 Jangka Pendek: Peningkatan Kegiatan
tata cara etika batuk dan bersin yang baik
penyuluhan dan tata cara etika batuk
dan benar memberikan pemahaman
dan bersin yang baik dan benar
pengetahuan tentang pentingnya
memberikan pengetahuan tentang
pengendalian dan pencegahan penyakit
pentingnya pengendalian dan
ISPA serta perubahan perilaku
pencegahan penyakit ISPA
berdasarkan etika batuk dan bersin yang
benar.
 Jangka Menengah: Penurunan
cakupan angka kunjungan dari 2.465
 Penurunan jumlah kunjungan
orang pada tahun 2020 pada penderita
pemantauan status penderita ISPA.
ISPA.
 
 Menurunkan angka penderita ISPA di
 Jangka Panjang: Menurunkan angka
wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu
Penderita ISPA dalam 5 tahun.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan sikap & perilaku
masyarakat mengenai pentingnya mengetahui tanda,

Tujuan Umum gejala, penularan, penyakit ISPA di Puskesmas Bukit Hindu.


2. Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan
penularan COVID-19 saat berkunjung seperti protokol
meningkatkan pengetahuan kesehatan yang wajib digunakan oleh pasien saat
mengenai kunjungan masyarakat
berkunjung maupun protokol kesehatan yang telah
yang aman ke fasilitas kesehatan
selama pandemi COVID-19 agar dilaksanakan Puskesmas agar meningkatkan jumlah
masyarakat bersedia melakukan kunjungan masyarakat untuk melakukan pemantauan
pemantauan ISPA di Puskesmas. ISPA di Puskesmas Bukit Hindu.
3. Menurunkan angka kejadian ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu
BAB III METODE
PELAKSANAAN
3.1 Model Pendekatan 3.2 Sasaran
 metode penyuluhan sehingga dapat mendorong  pengunjung puskesmas khususnya pasien di poli ISPA yang
peningkatan pengetahuan tentang ISPA yang akhirnya datang pada tanggal 2 Juli 2021 dan tanggal 3 Juli 2021 Metode
dapat merubah perilaku masyarakat di wilayah kerja pengambilan sampel menggunakan metode Accidental
Puskesmas Bukit Hindu dengan menerapkan Protokol Sampling, dimana kriteria insklusi yaitu pengunjung yang datang
Kesehatan. ke poli ISPA . Kriteria ekslusi pengunjung yang tidak bersedia
 cara promosi kesehatan dengan cara menyampaikan materi mengikuti penyuluhan, dan tidak ke poli ISPA.
yang disampaikan secara lisan dengan memberi materi
penyuluhan dan membagikan leaflet yang diberikan kepada
pasien yang datang ke Poli ISPA Puskesmas Bukit Hindu. 3.3 Waktu dan Tempat
 Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan  Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Kayon hari Senin
peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakit ISPA dan Selasa, 2-3 Agustus 2021 pukul 08.00 – selesai.
yang dilihat dari kuisoner.
 dilaksanakan pretest terlebih dahulu dan posttest untuk
mengetahui keberhasilan dari PBL yang telah dilaksanakan
dengan terjadinya peningkatan nilai postest lebih dari nilai
pre test.
3.4 Perencanaan
 Perencanaan waktu yaitu dari tanggal 1-2 Agustus 2021, dimulai dari
mencari data dengan survey sasaran yang dilakukan secara langsung
melalui pencatatan rekapan data tahun 2018-2020 mengenai sepuluh
penyakit terbanyak yang memiliki jumlah kunjungan terbanyak.
 Dari data tersebut dapat diambil satu masalah yang kemudian melakukan
intervensi dan diangkat menjadi kegiatan edukasi. Setelah memutuskan
masalah maka dicari determinan penyebab masalah menggunakan mini
survey dan dituangkan dengan metode problem tree.
 Dilanjutkan dengan melakukan permohonan izin pelaksanaan kegiatan
kepada Kepala Puskesmas Bukit Hindu, dokter penanggung jawab
Puskesmas, dosen pembimbing.
 Menentukan jadwal kegiatan edukasi yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pelayanan puskesmas mengingat sedang pandemic COVID-19.
 menentukan posisi/seksi kegiatan dan membagi tugas sesuai jobdesc
masing-masing. Setelah seksi terbentuk kemudian mempersiapkan
keperluan kegiatan
3.5 Perorganisasian
3.6 Pelaksanaan
No. Hari, Tanggal Waktu Kegiatan
(WIB)
  Senin, 2 Agustus 2021 08.00 - 08.15 Pembukaan

    08.15 - 08.45 Pretest


    08.45 - 09.00 Penyampaian materi
    09.00 - 09.30 Postest
  Selasa, 3 Agustus 2021 08.00 - 08.15 Pembukaan
    08.15 - 08.45 Pretest
    08.45 - 09.00 Penyampaian materi
    09.00 - 09.30 Postest
3.7 Evaluasi
 Jangka Pendek
Peserta kegiatan PBL memperoleh peningkatan pengetahuan kesehatan tentang ISPA.
 Jangka Menengah
Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA ke poli ISPA puskesmas Bukit Hindu.
 Jangka Panjang
Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu
dan terciptanya kreativitas dan inovasi dalam mempromosikan kesehatan masyarakat.
Pengumpulan data dalam kegiatan ini dibagi menjadi 2 data.
Data pertama berdasarkan penilaian kuesioner sebelum pemberian materi (pre-test)
yang berisi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan. Data kedua
berdasarkan penilaian kuesioner sesudah pemberian materi (post-test) yang berisi
pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap materi yang telah
disampaikan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diolah
dalam bentuk statistik dan persen.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Perencanaan Pengorganisasian Evaluasi
- penentuan topik masalah berdasarkan evaluasi Kerjasama dengan pemegang - skoring pretest dibandingkan
kinerja UPT Puskesmas Bukit Hindu tahun program ISPA & Promosi dengan post-test.
2018,2019,2020 & 2021 Kesehatan di Puskesmas Bukit - nilai rata-rata pretest senilai 51,
- mini survey untuk menentukan faktor determinan Hindu cukup kooperatif sedangkan nilai rata-rata postest
sehingga permasalahan dapat senilai 82.
masalah, menentukan alternatif masalah &
teridentifikasi dengan baik - secara deskriptif ada perbedaan
prioritas masalah berdasarkan
menggunakan metode CARL,
skoring
Pelaksanaan rata-rata antara sebelum dan
- menentukan intervensi pemecahan masalah - tanggal 3 - 4 agustus 2021 sesudah pemberian perlakuan
- sambutan oleh dokter muda ketua - Data ini termasuk dalam jenis
berdasarkan skoring tertinggi, menentukan
pelaksana kegiatan Descriptive Statistics diperoleh
tempat & waktu pelaksanaan, menyiapkan alat
- pembagian lembar soal pretest hasil statistic deskriptif pada
dan bahan pelaksanaan, serta meminta izin hasil analisis wilcoxon dari
- penyuluhan melalui pemberian materi.
dengan kepala puskesmas, dokter pembimbing, kedua sampel yang diteliti yaitu
- pembagian lembar soal post-test
serta pemegang program ISPA. pengetahuan pretest dan
- Metode pengambilan sampel
setelah test (postest)
Yaiyu metode accidental sampling.
Pada grafik pretest pengetahuan dan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa frekuensi nilai
pretest terkecil pada adalah peserta dengan nilai 30 (3,3 %) sedangkan frekuensi nilai
terbanyak pada peserta dengan nilai 50 (23,3%) dari peserta yang mengikuti tes
Pada grafik posttest praktek dan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa frekuensi nilai posttest
terkecil pada adalah peserta dengan nilai 70 (3,3 %) sedangkan frekuensi nilai terbanyak
pada peserta dengan nilai 80 (46,7%) dari peserta yang mengikuti tes
 Tabel Tests of Normality digunakan untuk
melihat sebaran data yang diolah
berdistribusi normal.
 Data yang berdistribusi normal merupakan
syarat dari data parametrik sehingga uji T
berpasangan (Paired T Test). Apabila nilai
kolom sig > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
 Uji normalitas data menggunakan shapiro
wilk, sehingga nilai signifikan dapat dilihat
pada kolom shapiro wilk bagian Sig.
 Hasil uji normalitas data menunjukkan tidak
terdapat data yang berdistribusi normal.
Sehingga pengolahan data selanjutnya
menggunakan analisis non parametrik
wilcoxon
hasil statistic deskriptif pada hasil analisis wilcoxon dari kedua sampel yang diteliti yaitu
pengetahuan pretest dan setelah test (postest). Untuk nilai rata-rata pretest senilai 51,
sedangkan nilai rata-rata postest senilai 82.
Jumlah responden yang digunakan sebanyak 20 orang. Karena nilai perilaku pretest lebih
kecil artinya secara deskriptif ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan.
a. Posttest Pengetahuan < Pretest Pengetahuan
b. Posttest Pengetahuan > Pretest Pengetahuan
c. Posttest Pengetahuan = Pretest Pengetahuan

 Negatif ranks atau selisih negatif antara nilai pengetahuan sebelum pretest dan postest
adalah 1, artinya terdapat 1 orang yang mendapatkan penurunan nilai pretest ke
postest
 Positif ranks atau selisih positif antara nilai pengetahuan sebelum pretest dan postest
adalah 20, artinya keseluruhan peserta mengalami peningkatan nilai pengetahuan dari
pretest ke postest. Rata-rata peningkatan tersebut sebesar 10,5, sedangkan jumlah
rangking positif adalah 210.
 Ties adalah nilai yang sama pada pretest dan postest. Nilainya bernilai 0, artinya
terdapat 0 orang dengan yang sama antara pretest dan postest.
4.2 Pembahasan
Perencanaan
• dukungan dari pemengang kebijakan dan program
sangat mempengaruhi kelancaran dari sebuah program
kerja. Penyuluhan ini dapat terlaksana dengan baik
karena adanya dukungan dari pihak puskesmas dan
pemegang program.
• Kendala yang dihadapi dalam proses perencanaan ini
adalah dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 saat
ini, sehingga hanya dilakukan kegiatan ditempat
pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Bukit Hindu Poli
ISPA sesuai protokol Kesehatan COVID-19 dilarang
untuk mengumpulkan orang banyak atau kerumunan .
4.2 Pembahasan

Pengorganisasian
Kendala dalam pengorganisasian pada kegiatan ini
yaitu jumlah pelaksana kegiatan yang terlibat sangat
sedikit hanya berjumlah 4 orang, sehingga kesulitan
dalam pembagian tugas. Namun, panitia dapat bekerja
secara overlapping dan terbantu dengan adanya arahan
dan masukan dari dokter pembimbing dalam membagi
jobdesc sesuai kemampuan masing-masing sehingga
acara dapat terlaksana dengan lancar.
4.2 Pembahasan
Evaluasi
• Evaluasi jangka pendek : dilakukan melalui penilaian ada atau tidaknya
peningkatan pengetahuan mengenai penyakit ISPA melalui pretest dan
posttest.
• Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik uji wilcoxon menunjukkan
nilai p=0,000 (P<0,05) yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi berdasarkan hasil pretest dan
posttest.
• Evaluasi Jangka Pendek : Peserta kegiatan PBL memperoleh peningkatan
pengetahuan kesehatan tentang ISPA.
• Jangka Menengah : Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA ke poli ISPA
puskesmas Bukit Hindu.
• Jangka panjang: Menurunkan jumlah kunjungan pasien ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu dan terciptanya kreativitas dan inovasi dalam
mempromosikan kesehatan masyarakat
BAB V
Kesimpulan & Saran

Terdapat program upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Bukit Hindu pada


tahun 2020 yang memiliki persentase tertinggi dalam angka kesakitan (Morbiditas)
menunjukan bahwa penyakit ISPA masih pada urutan pertama dalam 10 penyakit
terbanyak yang dilayanin di Wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu tahun 2020.
Dari hasil kegiatan PBL yang telah dilakukan maka didapatkan peningkatan
kunjungan pasien ISPA disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakit
ISPA
BAB V
Kesimpulan & Saran

Dari hasil kegiatan penyuluhan dan edukasi yang telah dilakukan mengenai
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam upaya
penekanan angka kejadian kasus ispa di wilayah upt puskesmas bukit
hindu tahun 2021. Setelah penyuluhan dan dilakukan post-test,
didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden
mengenai penyakit ISPA.
BAB V
Kesimpulan & Saran

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap data pre-test dan post-test


menggunakan Uji Wilcoxon maka didapatkan hasil yang signifikan (P
=0,000 dimana P < 0,05) sehingga hipotesis adalah menolak H0 dan
menerima Ha yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara
pengetahuan sebelum penyuluhan (pre-test) dan setelah penyuluhan (post-
test).
Saran
Bagi Puskesmas
Saran o Tenaga kesehatan di Puskesmas Bukit
Hindu diharapkan dapat memberikan
Bagi Dinas Kesehatan edukasi tentang ISPA kepada
Meningkatkan pemanfaatan masyarakat secara rutin dan menjadi
program yang di proritaskan.
teknologi dengan membuat suatu o Memaksimalkan penggunaan media
website atau social media yang berisi digital dalam memberikan setiap
edukasi agar pesan penyuluhan dapat
konten promosi kesehatan tersampaikan pada seluruh lapisan
khususnya berkaitan dengan ISPA masyarakat.
yang dapat diakses oleh masyarakat. o Melakukan edukasi penyakit ISPA
. secara mobile atau keliling di wilayah
kerja puskesmas bukit hindu
menggunakan fasilitas ambulans
puskesmas bukit hindu.
Daftar pustaka
 
• Profil Kesehatan Puskesmas Bukit Hindu Palangka
Raya. 2020
• Noor, Nur Nasry Prof. Dr. M.PH. 2008. Epidemiologi.
Jakarta: Rineka Cipta
• World Health Organozation. Pusat Pengobatan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Berat. WHO. 2020.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012,
profil data kesehatan indonesia, Depkes RI, Jakarta.
• World Health Organizatition. Pneumonia. WHO. 2016
LAMPIRAN 1
 
KUESIONER MINI SURVEY 7. Kepanjangan dari ISPA adalah…
a. Infeksi saluran perut atas
No Responden :____ b. Infeksi saluran pernapasan atas
Petunjuk pengisian kuesioner :
Pertanyaan pada kuesioner ditujukan langsung kepada responden c. Infeksi saluran pencernaan atas
Jawaban diisi oleh pewawancara dengan menanyakan langsung kepada
responden
Jawablah pertanyaan ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
8. Apa penyebab utama dari penyakit ISPA?
Selamat mengisi dan terimakasih a. Parasit
  b. Bakteri
KUESIONER : c. Jamur
1. Nama : __________________________________________ 9. Bagaimana cara penularan dari penyakit ISPA?
2. Alamat : _________________________________________ a. Keringat
3. TTL / Umur : _____________________________________ b. Percikan dahak
4. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
c. Darah
5. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Sekolah d. Tamat SMP/MTs
10. Pencegahan apa yang dilakukan agar penyakit ISPA tidak
b. Tidak Tamat e. Tamat SMA/SMK menular kepada orang lain?
c. Tamat SD f. Tamat Perguruan Tinggi a. Menganjurkan untuk menggunakan masker
6. Pekerjaan : b. Menganjurkan untuk Makan-makanan yang bergizi
a. PNS d. Petani/Buruh c. Menganjurkan untuk tidak menutup mulut saat batuk
b. Pegawai swasta e. Tidak bekerja
c. Pedagang f. Lain-lain, sebutkan
________________________
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7 & 8
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai