Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

HOPERTENSI EMERGENCY

Disusun Oleh :
Irfan Ramadhannoor, S.Ked
NIM : FAB 118 067

  
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine
RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2019
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan/atau tekanan
diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

• Usia 45  laki-laki lebih banyak • HT dari 7,6 % tahun 2007


• Pada usia 45-64, persentase laki-laki dan menjadi 9,5 % tahun 2013, Rikesdas
AHA perempuan sama besar. • total prevalensi hipertensi di 2013
• Orang- orang dengan hipertensi, 69 %
Indonesia sebesar 26,5 persen
diantaranya mengalami serangan jantung,
• 77 % mengalami stroke, dan
• sedangkan di Kalimantan Tengah
• 74 % mengalami gagal jantung kongestif prevalensi (berdasarkan
• hampir 1%-2% akan berlanjut menjadi wawancara) 10,6%, (berdasarkan
hipertensi krisis disertai kerusakan organ pengukuran) 26,7%.
target.
LAPORAN KASUS
Survey Primer
Tn. A, 39 tahun, Laki-laki
Vital Sign :
Nadi : 104 kali/menit, irregular
Tekanan Darah : 270/150 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 37,0 °C
Airways : Bebas, tidak terdapat sumbatan.
Breathing : Spontan, 22 x/menit, pola torakoabdominal, pergerakan dada simetris
kanan-kiri, tidak tampak ketertinggalan gerak.
Circulation : Denyut nadi 104 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup CRT <2’’
Disability : GCS 15 (Eye 4, Verbal 1, Motorik 6), pupil isokor  3mm-3mm.
LAPORAN KASUS
Evaluasi Masalah
• kasus ini merupakan kasus priority sign, karena pasien datang dalam keadaan gelisah
karena nyeri kepala.
• Pasien diberi label kuning.

Tatalaksana Awal
• Tatalaksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan diruangan non-bedah,
• pemberian oksigen nasal canul 3 liter/menit,
• dilakukan pemasangan akses infus intravena menggunakan cairan NaCl 0,9 % 7
tetes/menit.
LAPORAN KASUS
I. Survey Sekunder

I. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tamiang Layang
Tanggal : 30/10/17 pukul 19.50 WIB
LAPORAN KASUS

II. Anamnesis
Keluhan Utama : Sakit Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus rujukan dari RSUD Tamiang Layang. Datang dengan
keluhan sakit kepala terus menerus sejak pagi. Badan terasa lemas namun tidak ada kelemahan pada
otot wajah dan anggota gerak. Pasien juga mengeluh pandangan mata kabur. Pandangan mata kabur
dirasakan semenjak pagi bersamaan dengan sakit kepala, pandangan berkabut seperti awan disangkal,
os masih bisa melihat wajah. Namun saat ini pandangan menjadi berkunang-kunang bersamaan
dengan badan yang terasa melayang. Mual (+) dan muntah disangkal. Napas terasa sesak (-), dada
terasa nyeri (-), dada berdebar (-), keringat dingin (-), nyeri ulu hati (-), demam (-)
LAPORAN KASUS
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+) baru diketahui sejak 6 bulan lalu, minum obat (-), DM (-),
Penyakit jantung (-), Gagal ginjal (-), Riwayat batu saluran kemih (-).

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal. Riwayat hipertensi pada keluarga
dan riwayat diabetes melitus disangkal.
LAPORAN KASUS
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
a. Kesan sakit : Tampak Sakit Sedang
b. Kesadaran : Compos mentis ( E4M6V5)
B. Tanda Vital
c. Frek. Nadi : 104x/menit, iregular, kuat angkat, isi cukup
d. Tekanan Darah : 270/150 mmHg
e. Frek. Nafas : 22 x/menit
f. Suhu : 37,0 °C (aksila)
C. Kepala : Normocephal
D. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), oedema palpebra (-/-)
E. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), nafas cuping hidung (-).
F. Mulut : Mukosa mulut pucat (-), caries dentis (-)
G. Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar, JVP tidak meningkat
LAPORAN KASUS
H. Thorax
a. Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
b. Pulmo :
Inspeksi : Normochest, Simetris +/+, Massa (-), Retraksi (-/-),
Palpasi : Fremitus Vocal (+/+), Massa (-), Krepitasi (-)
Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
LAPORAN KASUS
I. Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi (-), Massa (-), Jejas (-),
Auskultasi : Bising Usus (+) 7 ×/menit
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
J. Ekstermitas : Akral hangat, CRT <2 detik
Pitting Oedem (-/-)
LAPORAN KASUS
Status Neurologis
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5555 5555 5555 5555
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas + + + +
Nyeri - - - -
Refleks Fisiologis + + + +

Refleks Patologis - - - -
Tremor - - - -
LAPORAN KASUS
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah :
Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi

Hemoglobin 10,3g/dl 11-16 g/dl Menurun


Leukosit 9.310/uL 4000-10.000/uL Normal
150000-
Trombosit 256.000/uL Normal
450000/uL
Hematokrit 38,5 % 37-54% Normal
Gula darah
124 mg/dL <200 mg/dL Normal
sewaktu
Kolesterol Total 198 mg/dL <200 mg/dL Normal
Trigliserida 233 mg/dL <200 mg/dL Meningkat
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Foto thorax :
 Posisi Anterior-Posterior
 Trakea berada ditengah
 Inspirasi cukup
 Sudut costofrenicus: lancip dan diafragma
normal
 CTR: 57%  Kardiomegali
 Edema pulmo (-) Paru dalam batas normal
LAPORAN KASUS

Diagnosis Banding
- Hipertensi emergency
- Hipertensi urgency

Diagnosis Kerja
Hipertensi Emergency
LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan
• IVFD NaCl 0,9 % 7 tpm
• Inj. Antrain 1g
• Konsul Spesialis Jantung
• Micardis 8 mg
• Cek Ulang TD tiap 30 menit
• SP Nicardipin 0,5 mg/kg/hari (BB=62 kg)
• Inj. Ranitidine 2x50mg
• PO. Concor 2,5 mg (1-0-0)

Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
HIPERTENSI
Sistolik Diastolik
Kategori tekanan darah  
   
Klasifikasi Hipertensi
Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89

atau
Hipertensi Stage 1 140 – 159 90 – 99

atau
Hipertensi Stage 2 > 160 100/ >100

atau
Krisis hipertensi
> 180 > 120
 
PEMBAHASAN
TEORI (HIPERTENSI) PADA PASIEN
 Krisis hipertensi merupakan keadaan Pada kasus HT emergensi ditegakkan
klinis dimana tekanan darah meningkat dengan ditemukannya tensi 270/150
secara progresif melebihi tekanan diastolik
120 mmHg dengan atau tanpa ancaman mmHg disertai pasien mengeluh sakit
kerusakan organ target. kepala, badan terasa lemas dan
pandangan mata menjadi lebih kabur.
 Dikelompokkan dalam urgensi dan
emergensi atas dasar adanya kerusakan
organ target pada hipertensi urgensi
belum terdapat kerusakan organ target.

 Sebagian besar keadaan ini dapat dicegah,


umumnya disebabkan oleh karena
pengobatan hipertensi yang tidak adekuat.
ETIOLOGI
TEORI PADA PASIEN
 Faktor penyebab hipertensi intinya  Pada pasien etiologi hipertensi
terdapat perubahan vaskular, berupa berdasarkan anamnesis tidak diketahui
disfungsi endotel, remodeling, dan kemungkinan penyebab hipertensi
arterial striffness. diakibatkan hipertensi idiopatik, dimana
sembilan puluh persen sampai 95%
 Faktor penyebab hipertensi emergensi hipertensi bersifat idiopatik (hipertensi
dan hipertensi urgensi masih belum esensial).
dipahami.
 Beberapa faktor diduga berperan dalam
defek primer pada hipertensi esensial,
dan mencakup, baik pengaruh genetik
maupun lingkungan.
DIAGNOSIS
Hipertensi Emergency (Darurat)
Hipertensi Urgensi
Hipertensi Berat dengan tekanan darah > 180/120 mmHg
disertai dengan satu atau lebih kondisi akut berikut :
1. Perdarahan intra kranial atau perdarahan subaraknoid
2. Hipertensi ensefalopati Hipertensi berat dengan tekanan darah > 180 / 120 mmHg,
3. Diseksi aorta akut tetapi dengan minimal atau tanpa kerusakan organ sasaran dan
4. Oedema paru akut tidak dijumpai keadaan pada tabel 3.
5. Eklamsi
6. Feokhromositoma 1. Fundoskopi KW I atau KW II
7. Funduskopi KW I atau IV 2. Hipertensi post operasi
8. Insufisiensi ginjal akut 3. Hipertensi tak terkontrol / tanpa diobati pada perioperatif
9. Infark miokard akut
10. Sindrom kelebihan katekolamin yang lain : sindrome
withdrawal obat antihipertensi
DIAGNOSIS
PADA PASIEN
Berdasarkan kriteria diagnosa
hipertensi emergency,
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan
Hipertensi pemeriksaan penunjang
emergency

 
pasien mengeluh nyeri kepala
  dan pandangan kabur
 

Hipertnsi
yang seharusnya dilakukan
urgency
pemeriksaan penunjang
berupa funduskopi,

pasien didiagnosa
mengalami hipertensi
emergency
TATALAKSANA
TEORI PADA PASIEN
 Pengobatan hipertensi emergency bertujuan
menurunkan <25% MAP pada jam pertama,  Tatalaksana yang diberikan pada pasien
dan menurunkan pelan-pelan, setelah itu. adalah nikardipin dengan dosis
0,5mg/kg/jam dan micardis 8 mg saat di
 Obat yang digunakan awalnya intravena dan IGD.
selanjutnya secara oral

 Penurunan tekanan darah pada penderita


diseksi aorta akut ataupun edema paru akibat
payah jantung kiri dilakukan dalam tempo 15-
30 menit Penderita hipertensi ensefalopati,
penurunan tekanan darah 25% dalam 2-3 jam.

 Untuk pasien dengan infark serebri akut


ataupun perdarahan intrakranial, penurunan
tekanan darah dilakukan lebih lambat (6-12
jam) dan harus dijaga agar tekanan darah tidak
lebih rendah dari 170-180/100 mmHg.
KESIMPULAN

1. Telah dilaporkan pasien laki-laki Tn. A usia 39 tahun datang dengan


keluhan nyeri kepala dan pandangan mata mengabur, dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 270/150 mmHg.
2. Keluhan disertai tekanan darah demikian menunjukkan bahwa pasien
mengalami hipertensi emergensi.
3. Terapi hipertensi emergensi yang diberikan berupa pemberian nikardipin
dengan dosis 0,5 mg/kg/jam
4. Tatalaksana sudah tepat, HT emergensi diberikan terapi antihipertensi
intravena.
DAFTAR PUSTAKA

1. Fauci, A.S., Braunwald, E., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L., Jameson, J.L.,
Loscalzo, J., 2008. Harrison’s: Principles of Internal Medicine. 17th ed. New
York: McGraw-Hill Companies
2. Houston, M., 2009. Handbook of Hypertension. Tennessee: Wiley Blackwell.
pp. 61, 62.
3. Ismail., Soegondo, S., Uyainah, A., Trisnohadi, H., Atmakusuma, D., Alwi, I.,
Karyadi, H., Subadri, H., Tadjoedin, H., Syafiq, M., Wardhani, A, 2006, Panduan
Pelayanan Medik. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: halaman 67-71
4. Kaplan NM. Clinical Hypertension. Baltimore: William & Wilkins 2002: 339-
354
5. Katzung, B.G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Editor Agoes, H.A.,
Jakarta: EGC. pp. 159, 160.
6. Lange, McPhee, S.J., Papadakis, M.A., 2009. Current Medical Diagnosis &
Treatment: fourty-eighth edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
pp.376.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai