Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

PENILAIAN PRE-OPERATIF
DAN PREMEDIKASI

Oleh :
Theresia Alfionita Sinulingga S. Ked
FAB 118 095

Pembimbing:
dr. Erlina, Sp.An

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya/RSUD dr. Doris Sylvanus
SMF Anestesi
1
Palangka Raya 2021
PENDAHULUAN

2
PENILAIAN PRE-OP
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang dan Identifikasi
Resiko sebelum Operasi
TUJUAN EVALUASI PRE-OP
 Mengetahui riwayat anestesi dan penyakit terdahulu
 Membina hubungan baik dengan pasien
 Menjelaskan resiko anestesi pembedahan
 Mengadakan pengelolaan praoperative
 Melakukan pemeriksaan terhadap pasien baik pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan khusus
 Merencanakan dan menentukan obat premedikasi, obat anestesi dan
pengelolaan anestesi yang seusai dengan kondisi pasien.

4
ANAMNESIS
A : Alergi
M : Medical drug
Autoanamnesis
P : Past Ilness
Heteroanemnesis
L : Last meal
E : Exposure

1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, dll)


2. Riw Peny. Sekarang/Terdahulu
•Peny paru kronik : asma bronchiale, pneumonia, bronchitis.
•Peny jantung: infark miokard, angina pectoris, dekom kordis
•Peny susunan saraf: stroke, kejang, parese, plegi, dll
•Penyakit hati,endokrin
•Penyakit ginjal
•Penyakit ganguan perdarahan: riwayat perdarahan memanjang 5
…ANAMNESIS
• Riw peny keluarga
• Kehamilan
• Riwayat obat-obatan
• Riwayat alergi
• Riwayat operasi dan anestesi sebelumnya: beberapa kali dan waktunya kapan (apakah
pasien mengalami komplikasi saat itu seperti kesulitan pulih sadar, perawatan intensif
pasca bedah, dll)

• Kebiasaan buruk  pengaruh anestesi :


Perokok berat : Perokok berat (diatas 20 batang perhari)  merangasang batuk, sekresi
jalan nafas yang banyak, memicu atelektasis dan pneumonia pasca bedah  stop min 24
jam  menghindari adanya CO dalam darah

Peminum alkohol  resisten terhadap obat- obat anestesi khususnya golongan  barbiturat.


Pecandu narkoba dan penenang

• Makan minum terakhir (khusus untuk operasi emergensi)


PEMERIKSAAN FISIK
B1 (Breathe)
- Frek napas, tipe napas, regularitas, retraksi, suara napas: vesikuler, ronki,
wheezing.
-Keadaan jalan napas, bentuk hidung, lubang hidung, bentuk pipi & dagu,
mulut & gigi
- bagaimana keadaan lidah & tonsil
- pemeriksaan radiologi (foto thoraks)

B2 (Blood/sistem kardiovaskuler)
- Nadi (Regularitas, frekuensi, isi nadi)
-Tekanan darah
-Perfusi perifer (Hangat,kering, kemerahan)
-Apakah ada syok, perdarahan
-Keadaan jantung penderita (murmur, BJ I –II)
-Pemeriksaan darah rutin
-Pemeriksaan radiologi ( foto thorax)
PEMERIKSAAN FISIK
B3 (Brain/susunan saraf)
- Apakah penderita takut dan gelisah
- Tingkat kesadaran penderita (GCS)
- Apakah ada kelumpuhan saraf
- Tanda-tanda TIK

B4 (Bladder)
-Produksi urin
-Apakah ada penyumbatan saluran kencing / darah pada kencing
-Pemeriksaan laboratorium  fungsi ginjal
- Pemeriksaan radiologi
PEMERIKSAAN FISIK
B5 (Bowel)
-Apakah ada muntah, diare, kembung, nyeri tekan
-Bising usus, peristaltik usus
-Flatus
-Apakah ada cairan bebas di perut (ascites)
-Meraba hati, lien (Ukuran, konsistensi, permukaan)
-BNO
-Pemeriksan laboratorium (liver function test)

•B6 (Bone)
-Kaku kuduk
-Patah tulang
-Bentuk leher
-Bentuk tubuh (astenicus, atletik, picnic)
-Kelainan tulang belakang : skoliosis, kifosis, lordosis
Cek “8T”
T1 = Teeth = gigi
apakah gigi atas goyang atau menonjol, atau ada tidaknya
gigi palsu.

T2 = Tongue = lidah
apakah lidah besar? Karena lidah yang besar menyulitkan
intubasi.

T3 = temporomandibular joint(TMJ)
apakah kaku sehingga terjadi trismus? Jika sulit membuka
mulut lebih dari 2 jari  prediksi kesulitan intubasi
T4 = Tonsil
apakah ada hipertrofi tonsil yang dapat menyulitkan jalan napas.

T5 = Torticolis
apakah ada torticolis yang akan menyulitkan dalam fleksi dan
ekstensi kepala.

T6 = Thyroid notch
apakah jarak antara tiroid dan simfisis mandibula < 3 jari dengan
ekstensi kepala yang maksimal, jika < 3 jari akan menyulitkan
intubasi.
T7 = Trakea
apakah trakea mengalami deviasi, yang biasanya disebabkan
karena adanya tumor di leher.

T8 = Tumor
apakah ada tumor atau polip dalam faring atau laring.
MALLAMPATI
Pemeriksaan Laboratorium :
1.Darah :
rutin : Hb, eritrosit,leukosit, hitung jenis leukosit, LED.
faktor bekuan darah : CT, BT, PT, aPTT & jumlah trombosit.
 Gula darah
 Faal hati : SGOT, SGPT, bilirubin, alkali fosfatase
 Faal ginjal : serum kreatinin & ureum
2.Urine :
Urine rutin
Pemeriksaan Tambahan, meliputi :

a.Pemeriksaan faal paru : untuk mengetahui kapasitas vital paru serta ada
tidaknya retriksi atau obstruksi.
b.Foto thoraks : pneumothoraks, posisi trakea, dll.
c.Pemeriksaan EKG : usia > 40 th atau orang muda bila ada indikasi.
d.Elektrolit (Na, K, dan Cl) serta analisa gas darah
16
American Society of Anesthesiologists Classification (ASA) 
Identifikasi risiko sebelum pemberian sedasi dan anestesi bedah.

17
PREMEDIKASI

18
TUJUAN
- Menghilangkan kecemasan Pada keadaan tertentu juga :
- mendapatkan sedasi - Menaikkan pH cairan lambung
- Mendapatkan analgesi - Mengurangi volume cairan
- mendapatkan amnesi lambung
- mengurangi sekresi yang - Mencegah terjadinya reaksi
berlebihan alergi

20
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT

21
…PREMEDIKASI

 Menghilangkan kegelisahan  Tanya jawab


 Memberikan ketenangan  Sedatif
 Sebagai analgetik  Narkotikanalgetik
 Sebagai amnestik  Diazepam, tiosin
 Mengurangi sekresi saluran pernapasan  Sulfas atropin, tiosin
 Menurunkan pH dan produksi saluran cerna  antasida, ranitidin
 Mencegah refleks vagal  Sulfas Atropin
 Mencegah reaksi alergi  Antihistamin,kortikosteroid
 Memudahkan induksi  Pethidin, morfin
 Mengurangi dosis dan hasil ikutan anestesi  Narkotik-hipnotik
 Mencegah mual muntah  Metoklopropamid, ondancentron, dll
…PREMEDIKASI
1. Golongan Narkotik
 Pethidin 1 mg/Kg BB im
 Morfin 0,1 mg/kgBB im
 Fentanyl 0,05 - 0,1 mg/kg

2. Golongan sedatif
Barbiturat
 Luminal 100mg im (dws),anak 3-5mg/kgBB im
 Nembutal 100mg im (dws)
 Pentobarbital 100-200mg (dws), anak 2 mg/kgBB

Benzodiazepin
 Midazolam 2-5 mg/kgBB

3. Golongan transquilezer
 Benzodiazepin: Diazepam 10 mg im (dws), anak 0,3-0,5mg/kgBB im
 Butyrophenon: Dehidrobenzperidol (DHBP)2,5-5mg/kgBB (dws), anak 0,2-0, 5mg/kgBB im

4. Golongan obat antikolinergik


 Sulfas atropin 0, 05-0,01mg/kgBB iv.
 Skopolamin 0, 5 mg im, anak 0,01mg/kBB im
 Glikopirolat (robinul) 0,1 - 0,2 mg/kgBB.
…PREMEDIKASI
5. Anti Histamin
 Promethazib (Phenergan) dengan dosis 12,5-25 mg im
 Dexamethasone 1 mg/kgBB

6. Anti Emetik
 Metoklorpramid (Primperan) 10 - 20 mg IV
 Ondansetron (Zolfran) 4 mg (dewasa)

7. Histamin H2 reseptor antagonis


 Cimetidine oral 300 mg 1-1,5 jam pra induksi

8. Antasida
 Mylanta dosis 15 - 30cc 30 menit sebelum anestesi.
…PREMEDIKASI
Dalam praktek sehari-hari, sering diberikan kombinasi beberapa obat untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan :
KESIMPULAN
Penilaian Pre-operatif
Menilai kelayakan pasien sebelum dilakukan anestesi, menentukan jenis anestesi, dan
obat anestesi yang akan digunakan untuk keselamatan pasien

Tujuan  anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, serta


menentukan resiko anestesi melalui klasifikasi ASA

Premedikasi
pemberian obat-obatan sebelum tindakan operasi.
Tujuan  menenangkan pasien, membuat nyaman pasien, Premedikasi diberikan
berdasarkan atas keadaan psikis dan fisiologis pasien yang ditetapkan setelah
dilakukan kunjungan prabedah.

Faktor yang mempengaruhi dosis obat premedikasi


26
usia, suhu, emosi, penyakit.
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai