PROGRAM KERJA
UNIT PROMOSI KESEHATAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
rujukan Covid 19 tetap berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas, paripurna dan
komprehensif. Hal ini sejalan dengan visinya sesuai yaitu menjadi rumah sakit kebanggaan
3
prajurit TNI, PNS, dan keluarganya serta masyarakat umum. Pemenuhan standar PKRS
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Rumah Sakit Dustira melaksanakan misinya yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna, memberikan dukungan
kesehatan yang handal, serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan yang bermutu dalam rangka pelaksanaan Rumah sakit Pendidikan.
Salah satu upaya untuk mencapai misi rumah sakit khususnya memberikan
pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna, di wilayah Kodam III/ Siliwangi yang
bermutu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian, juga dalam adalah melalui
penjaminan pemenuhan hak setiap orang dalam memperoleh informasi dan edukasi
tentang kesehatan dan untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang
paripurna di Rumah Sakit, sekalipun ditengan situasi pandemic Covid-19 diperlukan adanya
PKRS melalui pelaksanaan manajemen rumah sakit Dustira dengan memberikan
pelayanan edukasi kepada pasien dan keluarga yang dikoordinir oleh unit PKRS. Kegiatan
yang dilaksanakan oleh unit PKRS Rumah Sakit Dustira bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat rumah sakit agar mampu menghindarkan dirinya dari resiko terkenanya
penyakit serta kemampuan untuk memelihara kesehatan baik di era pandemic atau tidak.
Edukasi dilakukan kepada SDM Rumah Sakit, pasien, keluarga dan masyarakat baik
secara individu maupun kelompok di ruang rawat jalan dan rawat inap, sesuai dengan
permasalahan yang ada termasuk yang berhubungan dengan kasus covid-19. Materi
edukasi secara individu disesuaikan dengan kebutuhan pasien berdasarkan hasil
assesment kebutuhan edukasi, sedangkan materi edukasi secara kelompok berdasarkan
dari 10 besar penyakit yang ada di rawat inap dan rawat jalan, seperti yang tercantum di
dalam tabel di bawah ini.
REKAPITULASI 10 BESAR PENYAKIT RAWAT INAP
TAHUN 2021
NO MACAM PENYAKIT JUMLAH
1 Penyakit virus lainnya 3.401
2 Demam tifoid dan paratifoid 2.226
3 Infark serebral 914
4 Penyakit jantung iskemik lainnya 907
5 Infark miocard akut 699
6 Demam dengue 683
7 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu
666
(kolitis infeksi)
8 Gagal ginjal lainnya 586
9 Pneumonia 575
10 Demam berdarah dengue 559
Sumber : Infokes Rumah Sakit Dustira , Januari 2021
4
REKAPITULASI 10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN
TAHUN 2021
NO MACAM PENYAKIT JUMLAH
1 Penyakit hipertensi lainnya 16.459
2 Infark serebral 15.060
3 Penyakit jantung iskemik lainnya 8.140
4 Diabetes melitus tidak bergantung insulin 6.386
5 Hipertensi esensial (primer) 5.976
6 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 2.689
7 Gangguan lain kelopak mata 2.264
8 Gangguan refraksi dan akomodasi 2.272
9 Asma 1.733
10 Osteaartritis 1.960
Sumber : Infokes Rumah Sakit Dustira , Januari 2021
Tabel di atas memberi gambaran jumlah, variasi dan jenis penyakit yang ada di
Rumah Sakit Dustira, dari variasi dan jenis penyakit yang ada menunjukan perlu adanya
upaya promotif untuk meningkatkan kesadaran individu untuk senantiasa menjaga
kesehatan,yang disesuaikan dengan situasi pandemic Covid 19 yang tengah dihadapi. Agar
dapat melakukan promosi kesehatan dengan baik perlu disusun program kerja Unit
Promosi Kesehatan.
Hasil data
B. TUJUAN UMUM
Memberikan acuan kepada pengelola PKRS dalam penyelenggaraan PKRS.
C. TUJUAN KHUSUS
1. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
melindungi Pasien dalam mempercepat kesembuhannya, tidak mengalami sakit
berulang karena perilaku yang sama, dan meningkatkan perilaku hidup sehat.
2. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada Keluarga Pasien agar mampu
mendampingi Pasien dalam proses penyembuhan dan mencegah Pasien tidak
mengalami sakit berulang, menjaga, dan meningkatkan kesehatannya, serta
menjadi agen perubahan dalam hal kesehatan.
3. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada Pengunjung Rumah Sakit agar
mampu mencegah penularan penyakit dan berperilaku hidup sehat.
5
4. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan aman untuk
SDM Rumah Sakit.
5. Mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.
D. Sasaran
1. SDM Rumah Sakit.
2. Pasien.
3. Keluarga Pasien
4. Pengunjung Rumah Sakit.
5. Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.
6. Kelompok Khusus.
6
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
KARUMKIT
WAKARUMKIT
KABID UM
KA HUMAS
PEMBERDAYAAN
MEDIA
7
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2018 tentang penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sakit. Tenaga pengelola PKRS
yang kompeten dan sesuai dengan jumlah kapasitas tempat tidur Rumah Sakit. Adanya
tenaga pengelola PKRS yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit. Jumlah
minimal tenaga pengelola PKRS berdasarkan kapasitas Tempat Tidur (TT) Rumah Sakit
yaitu:
A. Uraian Tugas
1. Pj. Unit Promosi Kesehatan
Nomor Kode Jabatan
Nama Jabatan Penanggung Jawab
Pangkat/Golongan Letnan Kolonel
Nama Jabatan (Atasan) Karumkit
Nama Jabatan (Bawahan) Korbid Pemberdayaan SDM
Korbid Pemberdayaan Media
Korbid Kemitraan
Uraian Tugas
a. Meja Kursi.
Peralatan Kerja b. ATK.
c. Telepon
2. Sekertaris/ admin
11
a. Tugas Pokok Membantu Penanggung Jawab Unit merumuskan kebi-
jaksanaan, merencanakan, mengkoordinasikan,
melaksanakan dalam pendidikan pasien dan kelaurga.
a. Meja Kursi.
Peralatan Kerja b. Komputer
c. Printer
d. ATK.
e. Telepon
12
Relatif tidak ada.
Resiko Kerja
3. Pemberdayaan SDM
Nomor Kode Jabatan
Nama Jabatan Korbid Pemberdayaan SDM
Pangkat/Golongan Militer/ PNS
Nama Jabatan (Atasan) Penanggung Jawab Unit
Nama Jabatan (Bawahan) -
Uraian Tugas
a. Meja Kursi.
Peralatan Kerja b. Komputer
c. Printer
d. ATK.
e. Telepon
4. Pemberdayaan Media
Nomor Kode Jabatan
Nama Jabatan Korbid Pemberdayaan Media
Pangkat/Golongan Militer/ PNS
Nama Jabatan (Atasan) Penanggung Jawab Unit
Nama Jabatan (Bawahan) -
Uraian Tugas
15
16
1) Merencanakan kebutuhan pembuatan media dalam
upaya promosi kesehatan
b. Tugas sehari-hari 2) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan media
dengan dan pihak-pihak terkait.
3) Mengevaluasi kegiatan pemberdayaan media secara
berkala.
4) Membuat dan/atau mengembangkan media Promosi
Kesehatan dengan melibatkan multi profesi/displin yang
berkompeten.
a. Meja Kursi.
Peralatan Kerja b. Komputer
c. Printer
d. ATK.
e. Telepon
5. Pemberdayaan Kemitraan
Nomor Kode Jabatan
Nama Jabatan Korbid Kemitraan
Pangkat/Golongan Militer/ PNS
Nama Jabatan (Atasan) Penanggung Jawab Unit
17
Nama Jabatan (Bawahan) -
Uraian Tugas
a. Meja Kursi.
Peralatan Kerja b. Komputer
c. Printer
d. ATK.
e. Telepon
18
Relatif tidak ada.
Resiko Kerja
B. Pola Ketenagaan
1. Unit Kerja Stuktural
a. Kepala / Wakil Kepala Rumah Sakit sebagai penanggung jawab Unit Promosi
Kesehatan
b. Ketua unit PKRS bertugas mengkoordinir semua pelaksanaan pendidikan
pasien dan keluarga.
2. Unit Kerja Fungsional yaitu :
Unit kerja fungsional yaitu unit kerja yang langsung terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan pasien dan keluarga di dalam dan diluar rumah sakit
yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi gawat darurat, Instalasi
Penunjang Diagnostik (Laboratorium dan Radiologi), Instalasi Farmasi, Instalasi
Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi.
C. Kualifikasi Personil
Pembentukan unit PKRS dirumuskan dan dituangkan dalam keputusan Ka Rumkit Tk II
Dustira didukung oleh sejumlah tenaga rumah sakit sebagai pelaksana edukasi, dimana
kualifikasi tenaga tersebut mengacu kepada kepada standar minimal tenaga PKRS, yaitu ;
1. kepala instalasi atau unit fungsional PKRS, yang dijabat oleh tenaga kesehatan,
minimal pendidikan S1 kesehatan, dan telah mendapatkan pelatihan pengelolaan
PKRS.
2. Pengelola PKRS, adalah tenaga kesehatan, tenaga kesehatan fungsional Promosi
Kesehatan, dan tenaga non kesehatan yang mempunyai kempetensi Promosi
Kesehatan dan telah mendapatkan pelatihan teknis pengelolaan PKRS.
3. Anggota PKRS kualifikasi minimal D3 kesehatan ditambah minat dan bakat di
bidang promosi kesehatan dengan kompetensi umum membantu atau
memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan edukasi
4. Pelaksana Edukasi adalah seluruh tenaga kesehatan dari berbagai macam profesi
(dokter spesialis, dokter umum, bidan, perawat, analis, fisioterapis, farmacis,
nutrisionist) yang telah memiliki sertifikat komunikasi efektif,
19
D. Kompetensi Petugas
Kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola PKRS berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2018 tentang penyelenggaraan promosi
kesehatan rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. kompetensi teknis pengelola PKRS meliputi kompetensi bidang Promosi
Kesehatan, yaitu kemampuan merencanakan PKRS, advokasi, komunikasi dan edukasi
pada Pasien dan Keluarga Pasien, Promosi Kesehatan berkelanjutan, penggerakan
masyarakat, pembuatan dan pengembangan media Promosi Kesehatan.
2. kompetensi dibuktikan dengan ijazah/sertifikat pelatihan.
3. jenis pelatihan yang dipersyaratkan bagi pengelola PKRS meliputi:
a. pelatihan pengelolaan PKRS.
b. pelatihan komunikasi dan edukasi efektif bagi profesional pemberi asuhan.
c. pelatihan manajemen Promosi Kesehatan dalam proses asuhan untuk
professional pemberi asuhan.
d. pelatihan teknis media Promosi Kesehatan.
e. pelatihan metode dan teknik PKRS.
4. Pelatihan dapat diselenggarakan oleh institusi yang berwenang seperti
Kementerian Kesehatan/dinas kesehatan pemerintah daerah/organisasi profesi/jejaring
HPH dengan menggunakan kurikulum dan modul yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan.
20
E. Uraian Beban Kerja
NO NO
JENIS TUGAS KEGIATAN WAKTU SATUAN WAKTU PENCAPAIAN HASIL
1 Menyusun Kebutuhan unit Promosi 1 Menyusun anggaran program Promkes
60 Menit 1 kali/ Tahun
Kesehatan
2 Melaksanakan tugas kedinasan lain 1 Mengikuti pertemuan kedinasan
60 Menit 1 kali/ Minggu
sesuai dengan petunjuk atasan
3 Menyusun konsep kegiatan Promosi 1 Menyusun jadwal edukasi 60 Menit 6 kali/ Tahun
Kesehatan 2 Koodinasi terkait narsum giat Edukasi 30 Menit 4 Kali/ Tahun
3 Menyusun pengajuan surat perintah giat Edukasi 30 Menit 4 Kali/ Tahun
4 menyusun konsep pelatihan SDM 60 Menit 1 kali/ Tahun
5 Menyusun konsep monitoring evaluasi
peningkatan mutu pelayanan 60 Menit 1 kali/ Tahun
4 Melaksanakan penybarluasan 1 Memberikan Edukasi secara kelompok di ruang
informasi kesehatan & promosi tunggu klinik 60 Menit 1 kali/ Minggu
kesehatan
2 Memberikan Edukasi secara kelompok di ruang
perawatan 60 Menit 2 kali/ Minggu
17
Melaksanakan bimbingan dan 2 Pembinaan Posbindu 30 Menit 6 kali/ Tahun
pengendalian teknik promosi 3 Pembinaan Persadia 30 Menit 6 kali/ Tahun
kesehatan yang dilaksanakan 4 Pembinaan Paguyuban HD 30 Menit 6 kali/ Tahun
6 Melaksanakan pembinaan & 1 pelaksanaan pelatihan Komunikasi Efektif untuk
300 Menit 8 kali/ Tahun
pelatihan SDM Rumah Sakit Terkait SDM RS
Giat Edukasi, Pemberian Informasi 2 Sosialisasi pengisin form Edukasi Pasien Keluarga
30 Menit 4kali/ Tahun
7 Menyusun konsep Media Edukasi 3 Mengumpulkan data 10 besar penyakit terbesar
30 Menit 1 kali/ tahun
tahunan
4 Mengumpulkan materi terkait penyakit 60 Menit 10 kali/ Triwulan
5 Konsultai materi terkait penyakit kpd PPA yg
60 Menit 10 kali/ Triwulan
berkompeten
8 Melaksanakan pembuatan Media 1 Membuat media edukasi berupa leaflet 120 Menit 10 kali/ Triwulan
Edukasi 2 Membuat media edukasi berupa banner 120 Menit 10 kali/ Triwulan
3 Membuat media edukasi berupa Spanduk 120 Menit 10 kali/ Triwulan
9 Melaksanakan monitoring evaluasi 1 Monitoring kepatuahan pengisian Form Edukasi
Pasien & Keluarga 60 Menit 6kali/ Tahun
2 Monitoring pemberian edukasi kepada pasien
beresiko 30 Menit 1 kali/ Bulan
3 Monitoring kegiatan edukasi kelompok 30 Menit 1 kali/ Bulan
4 Monitoring kegiatan edukasi pada komunitas 30 Menit 1 kali/ Bulan
5 Monitoring dan Evaluasi Program kerja 60 Menit 1 kali/ Bulan
Penghitungan beban kerja unit promosi kesehatan tahun 2022 di dapat hasil rata-rata indeks beban kerja perorangan 127% yang
menunjukan unit peromkes butuh penambahan personil khususnya personil dengan lulusan Kesehatan Masyarakat yg berkualifikasi
Promosi Kesehatan.
18
BAB III
PENINGKATAN MUTU
19
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Pokok
1. Pengkajian
a. Pengkajian kepada Instalasi / Unit pelayanan Rumah Sakit
Pengkajian dilaksanakan oleh pelaksana PKRS di masing masing Instalasi /
Unit pelayanan Rumah Sakit setiap tahun terutama yang beresiko untuk
terjangkitnya suatu penyakit.. Pendekatan sasaran untuk melihat penyebab dan
faktor resiko terjadinya penyakit berdasakan perilaku dan non peilaku. Perilaku
meliputi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice).
Pengetahuan yang dikaji antara lain apa yang diketahui oleh sasaran tentang
penyakit, cara menghindari dan mengendalikan penyakit, cara memelihara
kesehatan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sikap yang dikaji adalah
respon sasaran terhadap kesehatan. Tindakan yang dikaji adalah kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh sasaran dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Non perilaku meliputi ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, kebijakan kesehatan,
pendidikan kesehatan, kondisi ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kebijakan
publik berwawasan kesehatan, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Non perilaku
yang dikaji adalah faktor yang terkait langsung dengan penyebab masalah
kesehatan
20
c. Pengkajian bagi SDM Rumah Sakit
Pengkajian dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap keadaan
SDM Rumah Sakit dengan mengunakan instrumen asesmen SDM Rumah Sakit
yang meliputi:
1) Karakteristik SDM Rumah Sakit, terdiri atas umur, jenis kelamin, tempat
bekerja
2) Status gizi, terdiri atas Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, LLA
3) Kondisi kesehatan, terdiri atas tekanan darah, frekuensi nadi, gula
darah sewaktu, kolestrol total, dan asam urat
4) Perilaku, terdiri atas status merokok, riwayat konsumsi alkohol, aktivitas
fisik, makan sayur dan buah, riwayat vaksinasi, cek kesehatan berkala
dan risiko terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja
5) Riwayat penyakit yang pernah diderita dan keluarga.
d. Pengkajian terhadap Pengunjung Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar
Rumah Sakit
Dilaksanakan menggunakan data sekunder yang terdiri atas data demografi,
data penyakit, data kunjungan dan data perilaku. Data demografi diuraikan
menurut, usia, etnis, agama, tingkat pendidikan, serta bahasa yang digunakan.
Data penyakit yaitu data penyakit yang ditangani di Rumah Sakit dalam satu tahun
dikelompokkan berdasarkan berdasarkan diagnosa penyakit. Data kunjungan
yaitu dengan cara merinci kunjungan di setiap instalasi/unit dalam bulan 1 tahun
terakhir. Data perilaku didapat dari hasil survei Rumah Sakit,.untuk mengetahui
dampak terhadap keberadaan Rumah Sakit serta pola penyakit di wilayah
setempat, pengkajian dilakukan dengan melakukan analis terhadap data kondisi
lingkungan sekitar Rumah Sakit dan kondisi wilayah setempat.
e. Pengkajian edukasi pada masa pademi covid 19, disesuaikan dengan
arahan dan kebijakan pemerintah dalam pennganan covid19
2. Perencanaan
Perencanaan PKRS dibuat oleh pengelola PKRS, setiap tahun disetiap
instalasi/unit pelayanan dengan melibatkan multi profesi/disiplin, profesional pemberi
asuhan (PPA), dan unsur lain yang terkait dengan Promosi Kesehatan bagi sasaran di
Rumah Sakit.
Perencanaan promosi kesehatan antara lain :
a. Perencanaan promosi kesehatan di Instalasi / Unit pelayanan Rumah Sakit
b. Perencanaan promosi kesehatan kepada pasien, dan keluarga
21
c. Perencanaan promosi kesehatan kepada SDM Rumah Sakit
d. Perencanaan promosi kesehatan melalui Daring
3. Tujuan
Tujuan dari promosi kesehatan yang dilaksanakan di Instalasi/ Unit Pelayanan,
kepada pasien dan keluarga serta SDM Rumah Sakit yaitu :
a. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di Rumah Sakit
b. Perubahan perilaku pasien dan keluarga dalam melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di rumah sakit, pasien dan keluarga diharapkan
mengerti dan memahami serta menumbuhkan sikap dan kemauan individu
dan masyarakat sehingga dapat berperilaku hidup bersih sehat dan
lingkungan yang sehat.
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada unit / instalasi yang
beresiko untuk pencegahan / penularan penyakit
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada SDM Rumah Sakit yang
beresiko untuk pencegahan / penularan penyakit
e. Meningkatkan pemahaman terhadap penyakit yang beresiko tinggi , berbiaya
mahal dan 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan.
4. Materi
Materi promosi kesehatan yang disampaikan kepada unit pelayanan, pasien dan
keluarga serta SDM Rumah Sakit antara lain:
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Sakit , pencegahan dan
penularan penyakit
b. Materi tentang 10 (sepuluh) besar penyakit di rawat inap maupun rawat jalan
c. Materi – materi penyakit yang sedang mewabah atau materi penyakit yang
menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Rumah Sakit.
5. Metode
Metode atau cara peyampaian materi promosi kesehatan kepada unit pelayanan,
pasien dan keluarga serta SDM Rumah Sakit yaitu dengan cara :
a. Konseling dilakukan untuk pasien dan keluarga dengan jumlah audiens 1 – 2
orang
b. Ceramah dilakukan secara kelompok peserta lebih dari 3 orang
c. Tanya jawab dapat dilakukan secara konseling ataupun ceramah
22
d. Diskusi dapat dilakukan secara konseling ataupun ceramah
e. Penyuluhan kesehatan secara daring
6. Media
Media adalah sarana penyampaian materi promosi kesehatan kepada unit
pelayanan, pasien dan keluarga serta SDM Rumah Sakit yaitu :
a. In focus
b. layar
c. Leaflet
d. wire less
e. Zoom Meeting
8. Pembuatan media
Media edukasi berdasarkan 10 besar penyakit dan penyakit yang mewabah
dengan bahasa Indonesia pada umumnya serta bahasa daerah sesuai hasil data
demografi, bahasa, etnis dan pendidikan.
B. Rincian Kegiatan
1. Promosi kesehatan kegiatan di dalam gedung
a. Promosi Kesehatan di Instalasi / Unit pelayanan Rumah Sakit
Dilakukan penyuluhan kelompok kepada SDM rumah sakit di unit unit
palayanan rumah sakit terutama yang bersiko untuk terjangkitnya penyakit
(tenaga kesehatan, administrasi, satpam, sopir, cleaning servis). Materi
penyuluhan tentang PHBS dan pencegahan penyakit menular, dan materi
materi lain yang sedang trend pada saat itu. Pendekatan sasaran untuk melihat
penyebab dan faktor resiko terjadinya penyakit berdasakan perilaku dan non
peilaku. Perilaku meliputi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
tindakan (practice)., kondisi lingkungan, dan sebagainya.
25
berbasis Rumah Sakit. Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan dengan cara
yang efektif dan efisien, yaitu dengan menggunakan Tehnik Komunikasi efektif :
komunikasi dua arah, ada respon / timbal balik dan terjadi kesepakatan antar
kedua belah pihak. Cara penyampaiannya dengan mengacu pada Hukum
Komunikasi Efektif (REACH) :
a) Respect : adalah sikap menghargai.
b) Empaty : adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
c) Audible : adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
d) Clarity : adalah kejelasan dari pesan itu atau keterbukaan dan
transparansi.
e) Humble : adalah sikap rendah hati.
27
Di ruang ini pula, disediakan informasi tentang Rumah Sakit tersebut yang dapat
meliputi manajemen Rumah Sakit, dokter atau perawat jaga, pelayanan yang
tersedia di Rumah Sakit, serta informasi tentang penyakit baik pencegahan maupun
tentang cara mendapatkan penanganan penyakit tersebut. Media informasi yang
digunakan di ruang ini berupa leaflet dan banner tentang berbagai pelayanan di
Rumah Sakit
29
untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Bagi Keluarga Pasien atau
mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat
diupayakan untuk tetap sehat. Dengan demikian, Promosi Kesehatan yang
dilaksanakan di sini sebaiknya juga dengan memanfaatkan media swalayan seperti
poster dan leaflet.
31
g. Penyuluhan kesehatan di Posbindu
Kegiatan promosi kesehatan di Posbindu sebagai upaya memelihara kesehatan
pada Lansia dengan masalah geriatric yang ada. Edukasi dilaksanakan sesuai
dengan jadwal Posbindu Kebun Rumput yaitu setiap hari Rabu Minggu ke 3
setiap bulannya. Selain edukasi dari Promkes RS.Dustira, kegiatan Posbindu
juga diisi dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas Cigugur
sebagai Puskesmas yang mempunyai wilayah Posbindu tersebut
33
usia berbasis Rumah Sakit. Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan dengan
cara yang efektif dan efisien, yaitu dengan menggunakan Tehnik Komunikasi
efektif : komunikasi dua arah, ada respon / timbal balik dan terjadi
kesepakatan antar kedua belah pihak. Cara penyampaiannya dengan
mengacu pada Hukum Komunikasi Efektif (REACH)
Respect : adalah sikap menghargai.
Empaty : adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Audible : adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Clarity : adalah kejelasan dari pesan itu atau keterbukaan dan
transparansi. Humble : adalah sikap rendah hati.
3) Edukasi pada komunitas pasien stroke
Dilakukan kepada pasien stroke, baik secara langsung maupun menggunakan
media ( Audio Visual Aids ) berupa penayangan animasi
4) Edukasi pada komunitas geriatric
Komunitas ini terdiri dari pasien geriatric yang tergabung dalam komunitas
geriatric di rumah sakit Dustira dengan kegiatan berupa pemeriksaan berkala
setiap bulan oleh tim geriatric dan edukasi kesehatan geriatric dan teknik
penggunaan alat bantu yang aman dapat digunakan oleh pasien.
5) Edukasi pada komunitas Talasemia
Komunitas ini terdiri dari pasien dan keluarga pasien talasemia rumah sakit
Dustira dengan kegiatan edukasi Kesehatan dan kegiatan motoric bagi pasien
– pasien talasemia.
35
peningkatan kesehatan terhadap penyakit yang diderita, biblioterapi
(menyediakan atau membacakan bahan-bahan bacaan bagi Pasien).
Konseling penggunaan obat, alat bantu, dan sebagainya. Pemberdayaan
Keluarga Pasien dilakukan dengan cara konseling terhadap diagnosa
penyakit yang diderita Pasien, diskusi kelompok dengan mengumpulkan
Keluarga Pasien dalam upaya meningkatan hudup sehat. Pelaksanaan
pemberdayaan Pasien dan Keluarga Pasien dalam konseling/edukasi
dicatat dalam rekam medis dan dilaksanakan oleh Profesional Pemberi
Asuhan (PPA). Dalam melaksanakan pemberdayaan Pasien dan Keluarga
Pasien agar intervensi Promosi Kesehatan berjalan efektif harus
memperhatikan sosial budaya, tingkat pendidikan, ekonomi, etnis, agama,
bahasa yang digunakan serta hambatan
Dalam melaksanakan pemberdayaan Pasien dan Keluarga Pasien agar
intervensi Promosi Kesehatan berjalan efektif harus memperhatikan sosial
budaya, tingkat pendidikan, ekonomi, etnis, agama, bahasa yang
digunakan serta hambatan komunikasi, emosional dan motivasi untuk
berubah, keterbatasan fisik dan kognitif, serta kesediaan Pasien menerima
informasi. Pemberdayaan Pasien dan Keluarga Pasien dalam Promosi
Kesehatan berkelanjutan dilaksanakan pada Pasien setelah pulang dari
Rumah Sakit atau rujuk balik sesuai dengan hasil re-asesmen kebutuhan
Promosi Kesehatan. Bentuk kegiatan pasien dianjurkan untuk mengikuti
kegiatan yang berhubungan dengan penyakitnya misalnya untuk pasien
dengan penyakit diabetes dianjurkan untuk mengikuti kegiatan PERSADIA
(Persatuan Diabetes ) yang diselenggarakan Rumah Sakit, perhimpunan
pasien Stroke dll. Kegiatan ini bertujuan agar setelah pulang perawatan
pasien masih mendapatkan pendidikan kesehatan berkelanjutan.
2) Bagi SDM Rumah Sakit, dalam rangka merubah perilaku berdasarkan hasil
asesmen, dilakukan intervensi perubahan perilaku, sesuai dengan
kebutuhan Promosi Kesehatan, seperti intervensi terhadap masih
banyaknya SDM Rumah Sakit yang merokok, maka kegiatan
pemberdayaan dapat dilakukan dengan konseling merokok/coaching
berhenti merokok. Membudayakan aktivitas fisik setiap SDM Rumah Sakit
dengan melakukan senam secara rutin setiap hari Jumat, edukasi terhadap
risiko pekerjaan dan lingkungan terutama sampah medis, pentingnya
36
pengendalian IMT normal,
37
di setiap unit/instalasi sebagai agent of change (AoC) sebagai motor dalam
perubahan perilaku, memberikan hadiah” (reward) atau harus “dipaksa”
menggunakan peraturan dan sanksi (punishment), serta peningkatan
keterampilan SDM Rumah Sakit dengan pelatihan, sosialisasi dan
sebagainya.
3) Bagi Pengunjung Rumah Sakit dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit,
pelaksanaan Promosi Kesehatan dilakukan dalam rangka perubahan
perilaku yang berisiko dengan peningkatan pengetahuan, menumbuhkan
sikap dan kemauan individu dan masyarakat sehingga dapat berperilaku
hidup bersih dan sehat dan lingkungan sehat. Kegiatan pemberdayaan
dilakukan melalui penyuluhan terhadap penyakit yang berisiko tinggi dan
berbiaya mahal, dan terbanyak yang terjadi di Rumah Sakit, penyebarlusan
informasi melalui media komunikasi, media cetak (leaflet, poster, dan
baliho), penayangan video pada TV di tempat-tempat yang strategi, dan
sebagainya),
b. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran PKRS
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, seperti dalam rangka
pelaksanaan Promosi Kesehatan yang terintegrasi perlu dibuat kebijakan oleh
direktur atau kepala Rumah Sakit tentang pelaksanaan Promosi Kesehatan
terhadap hasil asesmen Pasien, Keluarga Pasien, SDM Rumah Sakit,
Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit. Selain itu
diperlukan juga dukungan kebijakan antara lain kelembagaan, organisasi,
tenaga, sarana dan prasarana. Contoh lainnya yaitu untuk mengupayakan
adanya kebijakan lingkungan Rumah Sakit yang tanpa asap rokok, pengaturan
tentang sampah baik sampah medis dan sampah non medis, serta kebijakan
terhadap hasil asesemen yang ditemukan pada sasaran dan lain sebagainya,
perlu melakukan advokasi kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah atau
pemangku kepentingan lainnya untuk diterbitkannya peraturan/kebijakan yang
berkomitmen dalam pelaksanaan PKRS seperti tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) yang mencakup di Rumah Sakit, kebijakan mengharuskan seluruh SDM
Rumah Sakit menerapkan PHBS, kebijakan pelaksanaan PKRS harus
dilaksanakan pada setiap unit/intalasi yang terintegrasi dan didukung oleh
tenaga profesional, dana sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Beberapa
metode dalam advokasi antara lain lobby, seminar,
38
sosialisasi, dan workshop. Dalam melakukan advokasi juga harus didukung
dengan data dan informasi terhadap keadaan situasi Rumah Sakit.
Adapun tahapan-tahapan yang dapat memandu advokasi di Rumah Sakit
sebagai berikut:
o Memahami/menyadari persoalan yang diajukan
o Tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan
o Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan
o Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan
o Menyampaikan langkah tindak lanjut
Jika kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang disediakan
untuk advokasi, maka dapat dikatakan advokasi tersebut berhasil. Langkah
tindak lanjut yang tercetus di ujung perbincangan (misalnya dengan membuat
disposisi pada usulan/proposal yang diajukan) menunjukkan adanya komitmen
untuk memberikan dukungan.
Kata-kata kunci dalam penyiapan bahan advokasi adalah “Tepat, Lengkap,
Akurat, dan Menarik”. Artinya bahan advokasi harus dibuat:
o Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikannya, jabatannya,
budayanya, kesukaannya, dan lain-lain).
o Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi.
o Mencakup unsur-unsur pokok, yaitu Apa, Mengapa, Dimana, Bilamana,
Siapa Melakukan, dan Bagaimana lakukannya (5W + 1H).
o Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah.
o Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi.
o Memuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar, dan lain-lain.
c. Kemitraan
Baik dalam pemberdayaan masyarakat maupun advokasi, prinsip-prinsip
kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dilaksanakan atas dasar bahwa
pelaksanaan Promosi Kesehatan yang baik tidak dapat dilaksanakan oleh Rumah
Sakit itu sendiri, melainkan melibatkan banyak unsur dan sektor terkait, sehingga
tujuan Promosi Kesehatan dapat merubah perilaku dapat tercapai. Kemitraan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan Promosi Kesehatan. Pengelola PKRS
harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, (multi profesi, multi displin, dan
39
seluruh instalasi/unit pelayan fungsional, serta dinas kesehatan pemerintah
daerah/lintas sektor terakit, Puskesmas/fasilitas kesehatan tingkat
pertama/jejaring pelayanan kesehatan, dan sumber-sumber yang ada di
masyarakat seperti misalnya kelompok profesi, kelompok peduli kesehatan,
pemuka agama, lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan kemitraan ada 3 (tiga) prinsip dasar kemitraan yang
harus diperhatikan yaitu kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan.
1. Kesetaraan
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkhis
(atas-bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa
masing- masing berada dalam kedudukan yang sederajat. Keadaan ini dapat
dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan,
yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama.
2. Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran dari
masing-masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad
yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu.
3. Saling menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan di semua
pihak (win-win solution). Misalnya dalam hubungan antara petugas Rumah
Sakit dengan Pasien, maka setiap solusi yang ditawarkan hendaknya juga
berisi penjelasan tentang keuntungannya bagi Pasien. Demikian juga dalam
hubungan antara Rumah Sakit dengan pihak donatur.
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus
diperhatikan dan dipraktikkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu:
1. Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing.
2. Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing.
3. Saling berupaya untuk membangun hubungan.
4. Saling berupaya untuk mendekati.
5. Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan dibantu.
6. Saling mendukung upaya masing-masing.
7. Saling menghargai upaya masing-masing.
40
PROGRAM KERJA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
TAHUN 2022
WAKTU LOKASI
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA PELAKSANAAN KEGIATAN INDIKATOR
1 ASSESMENT Mengetahui Pelaksana Januari Lingkungan Hasil MCU SDM
SDM non medis
SDM perilaku SDM yang Unit MCU 2022 Rumah Sakit RS/ LAP
rumah sakit
beresiko Assesmen Kesehatan SDM
yang beresiko Koordinator RS
Merencakan Februari
tinggi
tindaklanjut K3 2022
SDM medis
edukasi kepada Promkes melaksanak
rumah sakit
SDM an giat dari
yang beresiko
hasil
tinggi
assesment
2 PENINGKATAN Meningkatkan mutu SDM Rumah Pelaksana Kegiatan Aula RS Laporan Komplain
KOMUNIKASI pelayanan melalui sakit baik Medis Instaldik inservice Dustira
SDM komunikasi dan non medis Promkes training
Meninimalkan setiap hari
complain pasien Jum’at
akan komunikasi
yang tidak efektif
36
6 EDUKASI pasien dan Pelaksana 1 x 1 bulan R. Terbuka Laporan Indikator
MASSAL / keluarga Pj. Kel sesuai Hijau pelaksanaan
KELOMPOK kel PERSADIA Geriatri jadwal Aula Luhkes Internal
KOMUNITAS Kel Hemodialisa Pj. Kel 1 x 3 bulan Hemodialis
Kel Geriatri PERSADIA sesuai a
mengerti dan mau Pj. Kel jadwal Posbindu
melakukan Hemodialisa
perubahan demi
kesehatannya narasumber
baik dirinya dokter
sendiri ataupun perawa
keluarga terapis
memberikan nutrisionis,
dukungan secara farmasi /
Kesehatan Apoteker
secara
berkelanjutan
7 SIARAN MEDIA Memberikan Informasi Masyarakat Penanggung 2 x 1 bulan IG RSDUSTIRA Jumlah like IG
EDUKASI kesehatan pengguna MEDSOS jawab Dengan RSDUSTIRA
MELALUI IG Pengembang tema yang
Rumah Sakit an RS berbeda
Narasumber
dokter Sesuai
perawa peringatan
terapis hari
nutrisionis, kesehatan
farmasi /
Apoteker
37
8 SIARAN Memberikan Informasi Masyarakat Penanggung Mengikuti TVRI Bandung Jumlah Penonton
TELEVISI kesehatan Indonesia pada jawab Jadwal
umumnya Pengembang Televisi di
an RS acara
Narasumber Bincang
dokter Sehat
perawa
terapis
38
nutrisionis, Sesuai
farmasi / peringatan
Apoteker hari
kesehatan
9 SIARAN ZOOM tau dan mau Pasien dan Penanggung 1 x 1 minggu RS Dustira 80% dari jumlah
melakukan keluarga yang jawab saat pasien pasien isolasi
perubahan demi sedang melakukan Pengembang isolasi yang dirawat
kesehatannya isolasi mandiri an RS maningkat mengikuti acara
baik dirinya Narasumber
sendiri ataupun dokter
keluarga perawa
memberikan terapis
informasi yang nutrisionis,
benar secara farmasi /
kesehatan / bukan Apoteker
hoaks
memberikan
informasi yang
didapat ke
kerabat, teman,
keluarga secara
benar dan tepat
10 PEMBUATAN mempermudah Pasein Penanggung 1 x triwulan RS Dustira
MEDIA pelaksanaan edukasi Keluarga jawab
EDUKASI menggunakan Masyarakat Pengembang
SECARA CETAK media edukasi sekitar rumah an RS
SESUAI 10 media edukasi dapat sakit Narasumber
BESAR di bawa oleh pasien Masyarakat dokter
PENYAKIT dan keluarga dan rumah sakit perawa
DALAM 1 disampaikan SDM rumah terapis
TAHUN kembali kepada sakit nutrisionis,
KUNJUNGAN keluarga yang lain farmasi /
Apoteker
39
11 PEMBUATAN Mempermudah Pasein Penanggung 1 x triwulan RS Dustira
MEDIA pasien, keluarga dan Keluarga jawab
EDUKASI pengunjung untuk Masyarakat Pengembang
SECARA membaca sekitar rumah an RS
BARCODE menggunakan HP sakit Narasumber
Meminimalkan biaya Masyarakat dokter
anggaran Media rumah sakit perawa
SDM rumah terapis
sakit nutrisionis,
farmasi /
Apoteker
12 PEMBUATAN Mempermudah Pasein Penanggung 1 x 1 bulan TV Media di RS Jumlah Like IG
MEDIA pasien, keluarga dan Keluarga jawab dengan tema Dustira
EDUKASI pengunjung dengan Masyarakat Pengembang video yang IG RS DUSTIRA
BERUPA VIDEO kebutuhan khusus sekitar rumah an RS berbeda
EDUKASI dan tidak untuk sakit Narasumber
menyimak edukasi Masyarakat dokter
kesehatan yang rumah sakit perawa
dapat di dengar, SDM rumah terapis
dibaca dan dilihat sakit nutrisionis,
farmasi /
Apoteker
40
C. RENCANA KEGIATAN UNIT PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA TAHUN 2022
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
1. Melakukan penyuluhan individu dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berkelompok secara daring maupun
luring (Zoom Cluod meeting) di rawat
inap dan rawat jalan
2. Sosialisasi formulir pengkajian SDM √
Rumah Sakit
3. Melakukan asessmen / pengkajian √
kepada SDM Rumah Sakit di unit-unit
yang beresiko
4. Melakukan edukasi kepada SDM Rumah √ √
Sakit yang beresiko sesuai dengan hasil
assesmen
5. Melakukan pemantauan pelaksanaan √ √ √ √ √ √
asessmen / pengkajian kebutuhan
edukasi kepada pasien dan keluarga
6. Melakukan pemantauan pelaksanaan √ √ √ √ √ √
edukasi kepada pasien dan keluarga
41
NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
8. Melaksanakan Pelatihan Komunikasi √
Efektif
9. Melakukan edukasi pada kelompok- √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kelompok khusus
10. Melakukan pemantauan PHBS di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkungan Rumah Sakit
11. Merencanakan penilaian PHBS di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rumah Sakit
12. Melakukan penilaian PHBS di Rumah √
Sakit
13 Membuat dan melengkapi media untuk √ √ √ √ √ √
informasi dan edukasi
14 Melakukan edukasi kepada para pasien, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
keluarga dan pengunjung dalam
memperingati hari hari penting terkait
kesehatan
15 Melaksanakan program Promosi
Kesehatan di Luar Gedung sesuai
perintah.
42
D. RENCANA KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN SECARA KELOMPOK MELALUI APLIKASI ZOOM CLUOD
BULAN
NO TEMA LUHKES
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
1 Stroke 27
2 Hipertensi 24
3 Diabetes Melittus 24
4 Jantung Iskemik/ Jantung Koroner 28
5 Kesehatan Telinga 27
6 Kesehatan Mata 30
7 Demam Berdarah 28
8 Gagal Ginjal/ CKD 25
9 Pertolongan & Perawatan Luka Bakar 29
10 Osteoartritis 27
11 Bronkopneumonia 24
12 Kesehatan Gigi & Mulut 27
Catatan : - Kegiatan Edukasi kesehatan dilakukan setiap hari Selasa minggu ke 4 setiap bulan
- Narasumber yaitu PPA (Profesi Pemberi Asuhan) yang profesional
43
E. RENCANA EDUKASI KESEHATAN PADA KOMUNITAS DIABETES/ PERSADIA
BULAN
NO TEMA LUHKES
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
1 Pengetahuan tentang Patofisiologi DM 6
5 Perawatan Luka DM 5
Catatan : - Kegiatan Edukasi kesehatan dilakukan setiap hari Kamis minggu ke 1 setiap bulan
- Narasumber yaitu PPA (Profesi Pemberi Asuhan) yang profesional
44
F. RENCANA EDUKASI KESEHATAN DI POSYANDU ANYELIR
BULAN
NO TEMA LUHKES NARASUMBER
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
1 Stunting Endah Sri Lestari, SST., MKM 12
Catatan : Kegiatan Edukasi kesehatan dilakukan setiap hari Rabu minggu ke 3 setiap bulan
45
G. RENCANA EDUKASI KESEHATAN DI POSBINDU ANYELIR SASARAN GERIATRI
N BULAN
O TEMA LUHKES NARASUMBER
JA FE MA AP ME JU JU AGS SEP OK NO DE
N B R R I N L T T T V S
1 Kesehatan Lansia Septike Fardani Putri, S.Kep 18
Catatan : - Kegiatan Edukasi kesehatan dilakukan setiap hari Selasa minggu ke 3 setiap bulan
46
H. RENCANA EDUKASI KELOMPOK/ MASSAL KEPADA PASIEN DAN KELUARGA DI DALAM GEDUNG RUMAH SAKIT
BULAN
N
JENIS KEGIATAN
O
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Edukasi
Kelompok/ Massal 1X
1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X
Di Ruang Tunggu Semingg
1 Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg
Apotek Rawat u
u u u u u u u u u u u
Jalan
Edukasi
Kelompok/ Massal
2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x
2 Di Ruang
Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg Semingg
Perawatan Rawat
u u u u u u u u u u u u
Inap
edukasi kelompok/
massal di ruang
3 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
tunggu instalasi Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan Sebulan
rehabmedik
47
I. RENCANA EDUKASI KESEHATAN DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI – HARI KESEHATAN
BULAN
NO HARI KESEHATAN NARASUMBER
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
48
BULAN
NO HARI KESEHATAN NARASUMBER
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
22-
19 Pekan Kesehatan Lensa Klinik Mata
26
49
BULAN
NO HARI KESEHATAN NARASUMBER
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
Catatan : - Kegiatan Edukasi kesehatan dalam pelaksanaan berkoordinasi dengan klinik yang terkait
50
J. Rencana Anggaran
Anggaran yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
di unit PKRS adalah sebagai berikut :
DAFTAR
NO RINCIAN ANGGARAN
KEBUTUHAN
1 Pelatihan komunikasi 300 peserta Rp. 30.000.000,-
efektif
2 Penilaian dan Seluruh sector rumah sakit Rp. 10.000.000,-
pemantauan PHBS
3 Pembuatan Leaflet, Leaflet 100 Rim Rp. 30.000.000,-
Banner, Spanduk, Banner 50 buah
Buletin, Lembar Balik Spanduk 50 buah
Lembar Balik 250 buah
5 Akomodasi Kegiatan 1 tahun Rp. 20.000.000,-
Edukasi keluar RS
terdiri dari snack
peserta & panitia,
souvenir untuk peserta,
dll
6 Kebutuhan ATK Anggaran Jang
(Kertas, Tinta, dll) Um
TOTAL ANGGARAN Rp.90.000,000,-
50
perencanaan kegiatan berikutnya. Selanjutnya hasil monitoring dan evaluasi
dilaporkan kepada kepala Rumah Sakit Tk. II Dustira
4. Monitoring & Evaluasi eksternal PKRS .terintegrasi dengan pelaksanaan
akreditasi Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
BAB III
PENUTUP
Demikian program kerja ini disusun sebagai panduan bagi Unit Promosi Kesehatan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya di tahun 2022.
Kesehatan
51