Anda di halaman 1dari 13

TERM OF REFERENCE

SKPD : RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN


PROGRAM : PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
HASIL (OUTCOME) : TERSELENGGARANYA PROGRAM PROMOSI
KESEHATAN
KEGIATAN : -Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Pola Hidup
Sehat
-Pengembangan Media Promosi dan Informasi
Kesehatan Rumah Sakit
INDIKATOR KINERJA : Terlaksananya Kegiatan Penyuluhan Masyarakat
KEGIATAN Pola Hidup Sehat dan Pengembangan Media
Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
JENIS KELUARAN : Terlaksananya Program Promosi Kesehatan
VOLUME KELUARAN : 2000 Peserta, 62 media dan 90 judul informasi
SATUAN UKURAN : KEGIATAN
KELUARAN
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
b. Undang-undang no. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
c. Permenkes nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
d. Kepmenkes Nomor 44 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

2. Gambaran Umum Singkat


Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan merupakan
rumah sakit rujukan di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir yang
memberikan pelayanan yang berkualitas, paripurna dan komprehensif,
sesuai dengan visinya yaitu menjadi Rumah sakit terdepan dan
terpercaya di Provinsi Riau tahun 2025.
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Puri
Husada melaksanakan misinya yaitu meningkatkan pelayanan medis,
keperawatan penunjang medis non medis yang bermutu sesuai standar
nasional, meningkatkan pelayanan administrasi akuntabilitas
keuangan, penegelolaan sumber daya manusia yang bermutu sesuai
dengan kemampuan dan keahliannya.
Salah satu Upaya mencapai misi rumah sakit khususnya memberikan
pelayanan kesehatan yang prima, RSUD Puri Husada memberikan
pelayanan edukasi kepada pasien dan keluarga yang dikoordinir oleh
Tim PKRS.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim PKRS bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat rumah sakit agar mampu menghindarkan
dirinya dari resiko terkenanya penyakit serta kemampuan untuk
memilihara kesehatan agar menjadi lebih baik. Tim promosi kesehatan
rumah sakit di harapkan dapat melakukan edukasi pada pasien dan
keluarga dengan jumlah kunjungan yang cukup besar yaitu 61.307
Pasien rawat jalan dan 11.659 Pasien rawat Inap (data Rekam Medis,
januari 2019) dengan populasi pegawai negeri sipil dan keluarganya
beserta masyarakat umum.
Edukasi dilakukan kepada pasien, keluarga dan masyarakat sesuai
dengan permasalahan yang ada, edukasi juga dilakukan berdasarkan
dari 10 besar penyakit yang ada di rawat inap dan rawat jalan, seperti
yang tercantum di dalam tabel di bawah ini
Rekapitulasi 10 Besar Penyakit Rawat Inap Tahun 2018
NO Macam Penyakit Jumlah
1 Pneumonia 455
2 Stroke Iskemik 306
3 GEA 282
4 Tuberculosis Paru Lainnya 250
5 Neoplasma Jinak Lainnya 236
6 Katarak 224
7 Sepsis 218
8 ADHF 150
9 Hypertensi 133
10 Anemia 131
Sumber : Rekam Medis RSUD Puri Husada, 2019

Rekapitulasi 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2018


NO Macam Penyakit Jumlah
1 Gangguan Refraksi dan akomodasi 2652
2 Konjungtivitis & Gangguan Lain Konjungtiva 1028
3 Congestive Heart Failure 6019
4 Katarak dan Gangguan lain lensa 1708
5 Neoplasma Jinak Lainnya 807
6 Infark Serebri 1885
7 Atritis Reumatoid 1272
Otitis media dan gangguan mastoid dan telinga
8 509
tengah
9 Nyeri Punggung bawah 1000
10 Otosclerosis 282
Sumber : Rekam Medis RSUD Puri Husada, 2019

Tabel di atas memberi gambaran jumlah, variasi dan jenis penyakit yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada, maka Rumah Sakit Umum
Daerah Puri Husada memandang sudah saatnya terjadi pergeseran peran
rumah sakit yang tidak hanya berfokus pada upaya curative dan rehabilitative
semata namun juga berperan serta aktif dalam upaya promotif dan preventif.
Atas dasar latar belakang tersebut Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada
melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan tidak hanya pada orang sakit
namun pada orang sehat dengan membentuk suatu Tim Promosi Kesehatan
Rumah sakit (PKRS).

3. Alasan kegiatan dilaksanakan

Kegiatan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sakit dilaksanakan


dengan harapan pasien, keluarga pasien, pengunjung RS, SDM rumah sakit
dan masyarakat sekitar Rumah sakit menyadari betapa pentingnya edukasi
(penyuluhan kesehatan) sehingga yang tidak tahu menjadi tahu, yang tahu
menjadi mau dan yang mau menjadi mampu (mandiri) dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya.

4. Indikator Pelayanan

No Nama Barang Jumlah Satuan


1 Peserta penyuluhan 500 peserta
2 Media promosi 12 buah
3 Informasi kesehatan 10 judul

B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


a. Uraian Kegiatan

1. Pelaksanaan Promosi Kesehatan pada pasein rawat jalan.


Karena keterbatasan waktu pelayanan tidak sebanding dengan
banyaknya jumlah Pasien, edukasi tambahan dapat dilakukan
dengan cara profesional dalam bidangnya melatih tenaga kesehatan
untuk menjadi edukator, kemudian dengan jalan mengumpulkan
Pasien, Keluarga Pasien, pengantar Pasien dalam suatu ruangan dan
dilakukan edukasi, dan diskusi kelompok, terhadap diagnosa dan
cara mengendalikan faktor risiko. Penggunaan alat peraga seperti
panthom, lembar balik, leaflet, poster dan penayangan video edukasi
lainya sangat membantu proses edukasi, untuk itu media yang tepat
dan rinci sangat dibutuhkan. Yang perlu diperhatikan edukasi
dilakukan berdasarkan kelompok diagnosa penyakit, pelaksanaan
edukasi harus memperhatikan demografi, status sosial, kemampuan
baca tulis, dan kesediaan menerima informasi.
2. Bagi pengunjung Pasien rawat inap, situasi kondisi rawat inap dapat
berpengaruh pada psikologis pengunjung akan kondisi
kesehatannya. Pembagian selebaran leaflet, poster, video infromasi
dan sebagainya yang dapat memberikan informasi tentang penyakit,
dan cara mencegah dan menghidari dan mengendalikan sesuai
dengan penyakit Pasien yang akan mereka jenguk dapat dilakukan.
Selain itu, beberapa Rumah Sakit melaksanakan penyuluhan
kelompok kepada para pembesuk ini, yaitu dengan mengumpulkan
mereka yang menjenguk Pasien yang sama penyakitnya dalam satu
ruangan untuk mendapat penjelasan dan berdiskusi dengan dokter
ahli, atau tenaga kesehatan yang sudah terlatih yang menangani
penderita. Misalnya, tiga puluh menit sebelum jam besuk para
penjenguk Pasien penyakit dalam diminta untuk berkumpul dalam
satu ruangan. Kemudian datang dokter ahli penyakit dalam dan
tenaga kesehatan yang terlatih yang mengajak para penjenguk ini
berdiskusi tentang penyakit-penyakit yang diderita oleh Pasien yang
akan dijenguknya, Pada akhir diskusi, dokter ahli penyakit dalam
atau tenaga kesehatan yang terlatih tadi berpesan agar hal-hal yang
telah di diskusikan disampaikan juga kepada Pasien yang akan
dijenguk.
3. Promosi Kesehatan pada ruang pendaftaran.
Begitu Pasien masuk ke gedung Rumah Sakit, maka yang pertama
kali harus dikunjunginya adalah ruang/tempat pendaftaran, di mana
terdapat loket untuk mendaftar. Mereka akan tinggal beberapa saat
di ruang pendaftaran itu sampai petugas selesai mendaftar. Setelah
pendaftaran selesai barulah mereka satu demi satu diarahkan ke
tempat yang sesuai dengan pertolongan yang diharapkan. Kontak
awal dengan Rumah Sakit ini perlu disambut dengan Promosi
Kesehatan. Sambutan itu berupa salam hangat yang dapat membuat
mereka merasa tenteram berada di Rumah Sakit. Di ruang ini pula,
disediakan informasi tentang Rumah Sakit tersebut yang dapat
meliputi manajemen Rumah Sakit, dokter atau perawat jaga,
pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, serta informasi tentang
penyakit baik pencegahan maupun tentang cara mendapatkan
penanganan penyakit tersebut. Media informasi yang digunakan di
ruang ini sebaiknya berupa poster dalam bentuk neon box yang
memuat foto dokter dan perawat yang ramah disertai kata-kata
“Selamat Datang, Kami Siap Untuk Menolong Anda” atau yang
sejenis. Media yang lain yang dapat disiapkan di ruang ini misalnya
leaflet, factsheet, dan TV.
4. Edukasi dilakukan kepada seluruh Pasien,
Yaitu dimana setiap petugas Rumah Sakit yang melayani Pasien
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
Pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat, atau perilaku yang
harus dilakukannya. Selain itu juga disediakan satu ruang khusus
bagi para Pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau ingin
mendapatkan informasi. Ruang konsultasi ini disediakan di poliklinik
dan dilayani oleh PPA sesuai dengan poliklinik yang bersangkutan.
Tugas melayani dalam ruang konsultasi ini dapat digilir diantara PPA
yang ada, yaitu mereka yang tidak bertugas di poliklinik, diberi tugas
di ruang konsultasi. Konsultasi seyogyanya dilakukan secara
individual. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan
dilakukannya konsultasi secara berkelompok (5-6 Pasien sekaligus),
jika keadaan memungkinkan. Jika demikian, maka ruang konsultasi
ini sebaiknya cukup luas untuk menampung 6-7 orang. Ruang
konsultasi sebaiknya dilengkapi dengan berbagai media komunikasi
atau alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan. Media komunikasi
yang efektif digunakan di sini misalnya adalah lembar balik (flash
cards), gambar-gambar atau model-model anatomi, dan tayangan
menggunakan OHP atau laptop dan LCD. Seorang Pasien yang
hendak dioperasi katarak, mungkin menginginkan penjelasan
tentang proses operasi katarak tersebut. Jika demikian, maka selain
penjelasan lisan, tentu akan lebih memuaskan jika dapat disajikan
gambar-gambar tentang proses operasi tersebut. Bahkan lebih bagus
lagi jika dapat ditayangkan rekaman tentang proses operasi katarak
melalui laptop dan LCD yang diproyeksikan ke layar.
5. Bagi pengunjung/pengantar ke Rumah Sakit.
Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga memungkinkan
untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi yang
tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di setiap poliklinik, khususnya
di ruang tunggu, perlu dipasang poster-poster, disediakan selebaran
(leaflet), atau dipasang televisi dan VCD/DVD player yang dirancang
untuk secara terus menerus menayangkan informasi tentang
penyakit sesuai dengan poliklinik yang bersangkutan. Dengan
mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang diderita
Pasien yang diantarnya, si pengantar diharapkan dapat membantu
Rumah Sakit memberikan juga penyuluhan kepada Pasien. Bahkan
jika Pasien yang bersangkutan juga dapat ikut memperhatikan
leaflet, poster atau tayangan yang disajikan, maka seolah-olah ia
berada dalam suatu lingkungan yang mendorongnya untuk
berperilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah
kesehatan yang dideritanya dapat segera diatasi.
6. Promosi Kesehatan di tempat pembayaran.
Sebelum pulang, Pasien rawat inap yang sudah sembuh atau
kerabatnya harus singgah dulu di tempat pembayaran. Di ruang
perpisahan ini Pasien/kerabatnya itu memang tidak berada terlalu
lama. Namun hendaknya Promosi Kesehatan juga masih hadir, yaitu
untuk menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan,
semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga disampaikan bahwa
kapan pun kelak Pasien membutuhkan lagi pertolongan, jangan
ragu-ragu untuk datang lagi ke Rumah Sakit. Datang diterima
dengan salam hangat dan pulang pun diantar dengan salam hangat.
Biarlah kenangan yang baik selalu tertanam dalam ingatan
Pasien/kerabatnya, sehingga mereka benar-benar menganggap
Rumah Sakit sebagai penolong yang baik.
7. PKRS di pelayanan laboratorium.
Selain dapat dijumpai Pasien (orang sakit), klien (orang sehat), dan
para pengantarnya, kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri
mereka adalah pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium.
Bagi Pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh
dokter. Bagi Keluarga Pasien atau mereka yang sehat lainnya adalah
untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk
tetap sehat. Pada umumnya Pasien, klien atau pengantarnya tidak
tinggal terlalu lama di pelayanan laboratorium, oleh karena itu di
kawasan ini sebaiknya dilakukan Promosi Kesehatan dengan media
swalayan (self service) seperti poster-poster yang ditempel di dinding
atau penyediaan leaflet yang dapat diambil gratis.
8. PKRS di pelayanan rontgen.
Sebagaimana di pelayanan laboratorium, di pelayanan rontgen pun
umumnya Pasien, klien, dan para pengantarnya tidak tinggal terlalu
lama. Di sini kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka pun
serupa dengan di pelayanan laboratorium, yaitu pentingnya
melakukan pemeriksaan rontgen. Bagi Pasien adalah untuk
ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Bagi Keluarga
Pasien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau
kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.
Dengan demikian, Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di sini
sebaiknya juga dengan memanfaatkan media swalayan seperti poster
dan leaflet.
9. PKRS di pelayanan obat/apotik
Juga dapat dijumpai baik Pasien, klien, maupun pengantarnya.
Sedangkan kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka
adalah terutama tentang manfaat obat generik dan keuntungan jika
menggunakan obat generik. Kedisiplinan dan kesabaran dalam
menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter. Pentingnya
memelihara Taman Obat Keluarga (TOGA) dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan obat-obatan sederhana. Di pelayanan obat/apotik
boleh jadi Pasien, klien, atau pengantarnya tinggal agak lama, karena
menanti disiapkannya obat. Dengan demikian, selain poster dan
leaflet, di kawasan ini juga dapat dioperasikan VCD/DVD Player dan
televisinya yang menayangkan pesan-pesan tersebut di atas.

10. PKRS di pelayanan pemulasaraan jenasah


Tentu tidak akan dijumpai Pasien, karena yang ada adalah Pasien
yang sudah meninggal dunia. Yang akan dijumpai di kawasan ini
adalah para Keluarga Pasien atau teman-teman Pasien (jenasah) yang
mengurus pengambilan jenasah dan transportasinya. Adapun
kesadaran dan perilaku yang hendak ditanamkan kepada mereka
adalah tentang pentingnya memantau dan menjaga kesehatan
dengan mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Namun perlu diingat bahwa di kawasan ini suasananya adalah
suasana berkabung, sehingga tidak mungkin dilakukan Promosi
Kesehatan yang formal dan ketat. Dengan demikian, cara yang paling
tepat adalah dengan memasang poster-poster dan atau menyediakan
leaflet untuk diambil secara gratis. Akan lebih menyentuh jika pesan-
pesan dalam poster dan leaflet juga dikaitkan dengan pesan-pesan
keagamaan.

b. Batasan Kegiatan
Kegiatan penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah sakit RSUD
Puri Husada dilaksanakan pada awal tahun 2019 dan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2019.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud Kegiatan
Kegiatan Penyelenggaraan Promosi kesehatan rumah sakit
dimaksudkan agar Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung Rumah
Sakit, dan Masyarakat sekitar Rumah Sakit memahami tentang
penyakitnya dan mengetahui bagaimana proses penyembuhan serta
mencegah untuk tidak jatuh sakit kea rah yang lebih berat.
2. Tujuan Kegiatan

a. Tujuan Umum
Pengaturan penyelenggaraan PKRS bertujuan untuk memberikan
acuan bagi Rumah Sakit dalam menyelenggarakan Promosi
Kesehatan secara optimal, efektif, efisien, terpadu, dan
berkesinambungan bagi Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung Rumah
Sakit, SDM Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus
1) Setiap pasien rawat inap, pasien rawat jalan, keluarga pasien dan
masyarakat pada umumnya , mau dan mampu ber-PHBS.
2) Menciptakan lingkungan rumah sakit aman, nyaman, bersih dan
sehat, kondusif untuk ber-PHBS.
3) Meningkatnya kesempatan dan kemudahan masyarakat rumah
sakit memperoleh informasi tentang kesehatan.

4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN


1. Indikator Keluaran
Indikator keluaran pada kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
adalah agar pasien dan keluarga pasien mendapatkan edukasi sesuai
dengan penyakitnya.
2. Keluaran
Terlaksananya program promosi kesehatan rumah sakit.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sakit RSUD
Puri Husada dilaksanakan dengan penyuluhan, pembagian leaflet
dan materi penyuluhan, juga penyediaan media promosi dan
informasi pelayanan kesehatan dalam bentuk spanduk dan baliho.
2. Tahapan Kegiatan
Kegiatan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sakit RSUD
Puri Husada dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
- Membuat rencana kegiatan
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan

6. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan di RSUD puri Husada Tembilahan dan di luar
rumah sakit sesuai dengan jadwal kegiatan.

7. PELAKSANAAN DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


Pelaksana kegiatan adalah tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan
Ketua PKRS sebagai penanggungjawab kegiatan.
8. JADWAL KEGIATAN
1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah sakit RSUD
Puri Husada Tembilahan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang
telah disusun selama 1 tahun.

2. Matriks Pelaksanaan Kegiatan


Tahun 2022
NO Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelaksanaan
program
penyuluhan
a. Mengatur jadwal
penyuluhan
(harian,
mingguan,
bulanan, dan
tahunan)

b.Menggalang
kemitraan dengan
sektor lain
sumber
komunitas

c. Mengadakan
kegiatan pada
saat even -even
tertentu

d.Melaksanakan
penyuluhan di
poliklinik dan
ruang perawatan

e. Melakukan
evaluasi program
penyuluhan
2 Mengkoordinasikan
pelaksanaan
pendidikan pasien
dan keluarga
a. Mereview
pelaksanaan
pendidikan
pasien dan
keluarga

b. Memonitor
pelaksanaan
pendidikan
pasien dan
keluarga
3 Menyediakan
Sarana dan
Prasarana PKRS
a. Leaflet
(pendidikan
Rawat jalan,
Rawat inap,
dan Layanan
RS)
b. T -Roll Up
Banner, X
Banner
c. TV central
Kabel
d. Paging (audio
Central)
e. Laptop dan
LCD
f. Poster / Akrilik
g. Buku Profil RS

4 Pengembangan
media edukasi:
a.Media Sosial :
Facebook,
Instagram PKRS
b.Majalah Digital
Voice of puri
Husada
c.Talkshow di radio
pemerintah
daerah, Gemilang
FM, Instagram
dan Facebook
5 Membuat Pojok
PKRS RSUD Puri
Husada di ruang
perawatan
6 Membuat Edukasi
tentang Kawasan
Tanpa Rokok
(KTR)
7 Membuat ruang
konsultasi
kesehatan

8 Promosi dan
kunjungan RS ke
puskesmas dalam
wilayah Kabupaten
Indragiri hilir
9 Mengusulkan
Pelatihan untuk
pengembangan
SDM (kemampuan
berkomunikasi
secara efektif)
a. Pelatihan
komunikasi
efektif untuk
edukasi
(edukator)
b. Membuat KAK
pelatihan
PKRS
c. Membantu
pelaksanaan
pelatihan
d. Melakukan
evaluasi
terhadap SDM
yang sudah
dilatih
e. Pelatihan
PKRS

10 Membuat laporan
dan menganalisis
kegiatan PKRS
a. Melakukan
evaluasi
program kerja
PKRS
b. Melakukan
tindak lanjut
hasil evaluasi

9. BIAYA
Sumber pembiayaan kegiatan penyelenggaraan promosi kesehatan
rumah sakit di RSUD Puri husada dibebankan kepada anggaran APBD
tahun anggaran 2022 dan anggaran BLUD tahun 2022 dengan jumlah
keseluruhan biaya sebesar Rp 55.000.000 (Lima Puluh Lima rupiah).

Tembilahan, Desember 2021


Ketua PKRS

dr. H. Rahmat Susanto


NIP. 19710105 200604 1 008

Anda mungkin juga menyukai