Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi
masalah-masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya
secara efektif serta efesien. Dengan kata lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih
dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya
(problem solving), baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang
potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu). Jika definisi itu
diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut: Promosi Kesehatan
oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan
kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri
dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,melalui pmebelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.
yang akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengena
i pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang
merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomer telpon yang dapat dihubungi”.
k.
Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan).
Rawat jalan
a.
Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi
kepada pasien yang membutuhkan informasi lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
service, Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di
rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara
holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif. b.
Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- kamis, pkl 07.00-14.00 WIB dan jumat
–
sabtu pukul 07.00
–
13.00 WIB) maka pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai
dengan penyakitnya oleh subunit PKRS terkait. c.
Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait. d.
Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh
subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja berikutnya.
Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan diberikan
oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical information (pada jam kerja) e.
Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau konsulatasi
awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan oleh
dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
BAB IV DOKUMENTASI
Dokumentasi PKRS berisi : 1.
Materi Edukasi 2.
Standar Prosedur Operasional (SPO) Edukasi 3.
Formulir Edukasi 4.
Lembar Permintaan Edukasi Semua dokumen ini disertakan dalam lembar rekam medik dan
digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, penerapan pelayanan PKRS ditujukan
bagi setiap pasien.
BAB V PENUTUP
Panduan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang
berhubungan dengan promosi kesehatan. Panduan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka
yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi
urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam
rangka upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan
rawat inap) maupun terhadap klien sehat. Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan
ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina
suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien.
Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung dan membantu RS
dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya lain dalam rangka
memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan
peluang-peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari
peluang yang bersangkutan.
Ditetapkan di: Purwokerto pada Tanggal:
11 Sya’ban 1438 H
8 Mei 2017 M Direktur, M. Hidayat Budi Kusum