0
1. PENDAHULUAN
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1942
dalam Pasal 24 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sejahtera, dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam
pasal 3 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Selanjutnya dalam pasal 46 dinyatakan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan di selenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang – Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam
Pasal 1 menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Selanjutnya dikatakan bahwa pelayanan kesehatan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative.
Mengacu kepada Peraturan Perundang – Undangan tersebut diatas,
kiranya dapat dinyatakan bahwa disetiap rumah sakit harus dilaksanakan
upaya peningkatan kesehatan, salah satunya melalui kegiatan promosi
kesehatan.
2. LATAR BELAKANG
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep
pendidikan kesehatan yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma
1
kesehatan masyarakat. Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi
antara lain akibat berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan,
lingkungan hidup dan demografi.
Pada awal pembangunannya, kesehatan masyarakat difokuskan
kepada faktor – faktor yang menimbulkan resiko kesehatan seperti udara, air,
penyakit – penyakit yang bersumber pada makanan serta penyakit – penyakit
lain yang berhubungan dengan kemiskinan dan kondisi kehidupan yang buruk.
Namun dalam perkembangannya disadari bahwa kondisi kesehatan juga
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Sejak saat itu, pendidikan kesehatan
menjadi perhatian dan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat,
yang kegiatannya difokuskan kepada :
1. Perilaku beresiko seperti : merokok, makanan rendah serat, kurang gerak,
dsb.
2. Pelayanan kedokteran / pencegahan penyakit
3. Deteksi dini penyakit.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka upaya pendidikan kesehatan harus
disertai pula dengan upaya peningkatan kesehatan sehingga muncul program
promosi kesehatan yang didalamnya termasuk Promosi Kesehatan Rumah
Sakit ( PKRS ).
Unit PKRS memberikan pelayanan berupa pendidikan dan
pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga selama proses
perawatan maupun setelah pasien dipulangkan. Kegiatan PKRS mencakup
informasi pelayanan serta tindak lanjut pelayanan jika diperlukan sehingga
dapat membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan
dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhan yang
diterimanya.
Pendidikan diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau
perawatnya, demikian juga petugas kesehatan lainnya seperti petugas gizi,
farmasi, terapis dan lainnya.masing-masing memberikan pendidikan secara
spesifik mulai dari pasien baru masuk, selama proses perawatan atau
pelaksanaan terapi dan persiapan pasien pulang. Pendidikan juga diberikan
kepada masyarakat di sekitar Rumah Sakit.
Pendidikan yang efektif diawali dengan asessment kebutuhan
pembelajaran pasien dan keluarganya. Assesment ini menjelaskan bukan
2
hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi bagaimana pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik.
3. TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
Diharapkan masyarakat rumah sakit yang menerapkan perilaku yang
positif dibidang kesehatan ( PHBS/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )
melalui perubahan pengetahuan sikap dan perilaku pasien RS lainnya,
serta pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkanya dengan baik
semua pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.
3.2. Tujuan Khusus
- Melalui pelaksanaan PKRS di Rumah Sakit Umum Karya Dharma
Husada, diharapkan dapat mengembangkan pengertian dan sikap
pasien tentang penyakit yang dideritanya hingga pasien tahu apa yang
harus dikerjakannya dan terdorong untuk :
Membantu untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihannya
Mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama
Mencegah penularan kepada orang lain utamanya kepada
keluarganya.
Memberi penjelasan kepada orang lain / keluarganya agar tidak
terserang penyakit seperti yang dideritanya.
- Mengembangkan pengertian dan sikap pasien tentang pemanfaatan
fasilitas kesehatan secara tepat.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat di dalam dan di luar rumah
sakit ( pasien dan keluarga) dalam memahami permasalahan kesehatan
yang sedang dihadapi, sehingga proses penyembuhan dan pencegahan
penyakit dapat segera tercapai serta untuk mencegah terjadinya
komplin.
3
Rawat Jalan : Pemberdayaan dilaksanakan terhadap pasien berupa
konseling misalnya konseling penyakit dalam untuk pasien,
konseling gizi, konseling KB untuk pasien yang sehat.
Rawat Inap : Pemberdayaan dilaksanakan terhadap pasien rawat
inap berupa penyuluhan kelompok.
Untuk pelaksanaan luar gedung, upaya pemberdayaan antara petugas
Rumah Sakit Umum RSU Karya Dharma Husada berbentuk
konseling / penyuluhan dengan pihak-pihak sebagai berikut :
a. Perusahaan Rekanan Kerjasama
b. Sekolah – sekolah yang berada di lingkungan rumah sakit
c. Kelompok – kelompok masyarakat tertentu di lingkungan
Rumah Sakit
b. Bina Suasana
Bina Suasana dilaksanakan dengan kegiatan menciptakan suasana atau
lingkungan yang kondusif. Lingkungan kondusif adalah lingkungan
yang diperhitungkan memiliki pengaruh terhadap pasien yang sedang
diberdayakan. Lingkungan yang berpengaruh adalah sebagai berikut :
Petugas rumah sakit yang melayani pasien. Petugas rumah sakit
diharapkan dapat membantu pasien untuk memberikan penyuluhan
dan teladan dalam bersikap dan bertingkah laku misalnya dengan
tidak merokok di RS, tidak meludah dan tidak membuang sampah
sembarangan, dan sebagainya.
Dengan menggunakan media seperti : penyebaran leaflet,
pemasangan poster.
Pemanfaatan ruang di dalam gedung rumah sakit. Bina suasana
ditujukan kepada pengantar pasien, penjenguk pasien, dan
pengunjung RS lainnya.
c. Advokasi
Advokasi perlu dilakukan bila dalam upaya memberdayakan pasien,
rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak – pihak lain. Misalnya
dalam mengupayakan lingkungan rumah sakit tanpa asap rokok. RS
perlu melakukan advokasi kepada wakil rakyat dan pimpinan daerah
untuk diterbitkannya Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok ( KTR )
yang mencakup di RS.
d. Kemitraan
4
Kemitraan dikembangkan antara petugas rumah sakit dengan
sasarannya (pasien atau pihak lain) dalam melaksanakan
pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Disamping itu, kemitraan
juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektifitas PKRS, petugas RS harus bekerjasama dengan berbagai
pihak terkait. Seperti kelompok profesi, pemuka agama, dsb.
2. Penyuluhan Individu
5
ilmu
3 Persiapan pulang Persiapan pulang Multidisiplin
ilmu
6
Setelah form – form edukasi ditentukan maka langkah selanjutnya
adalah melaksanakan sosialisasi form – form edukasi yang akan digunakan
pada saat memberikan edukasi kepada pasien. Sosialisasi diberikan kepada
masing – masing kepala ruangan dan Ka Instalasi rawat jalan dan seluruh
panitia pelaksanaan kegiatan edukasi yang terkait.
3. Pelaksanaan Edukasi Kelompok dan Individu untuk rawat jalan dan rawat
inap
a. Metode
1) Ceramah
2) Observasi
3) Simulasi
4) Diskusi
5) Demonstrasi
6) Peragaan langsung.
b. Materi Edukasi
Materi edukasi yang diberikan disesuaikan dengan permasalahan yang
dihadapi pasien dan keluarganya serta multi dislipin ilmu yang ada di
rumah sakit. Selain edukasi medic dan keperawatan, edukasi pasien juga
meliputi topik - topik sebagai berikut ;
1. Penggunaan obat – obatan yang aman dan efektif.
2. Penggunaan peralatan yang aman dan efektif.
3. Nutrisi dan diet.
4. Teknik rehabilitasi.
5. Management Nyeri.
d. Media
Leatleaf
Poster
Banner
4. Peningkatan kualitas SDM internal Rumah Sakit Umum Karya Dharma
Husada, kaitannya dalam pemberian informasi dan edukasi kepada pasien
dan keluarga berkoordinasi dengan unit SDM bagian diklat. Program ini
7
dilaksanakan dengan melakukan pelatihan komunikasi efektif di dalam
rumah sakit pada tahun 2017. Pelatihan tersebut diikuti oleh petugas yang
memberikan edukasi, yaitu dokter umum, perawat, ahli gizi, farmasi dan
admission.
6 SASARAN
i. Pencapaian Program
1. Setelah pelaksanaan program PKRS tahun 2018 berakhir,
diharapkan pelaksanaan penyuluhan baik di dalam maupun luar
gedung tercapai 90% dari seluruh program yang telah
direncanakan.
2. Pada akhir tahun 2018 diharapkan 90% staf RSU Karya Dharma
Husada yang melakukan pemberian informasi dan edukasi sudah
memiliki sertifikat pelatihan komunikasi efektif.
8
7 Pelaksanaan
Pemberdayaan
( edukasi )
- Melaksanakan
Edukasi kelompok
untuk Rawat Inap
- Melaksanakan
edukasi individu
rawat jalan
8 Pelaksanaan Bina
Suasana
- Melaksanakan
pemasangan
gambar/poster
kesehatan,
penyebaran leaflet,
dll di dalam gedung
Rumah Sakit dan
diluar Gedung
Rumah Sakit.
- Melaksanakan
pemberian
informasi kesehatan
yang diberikan
melalui pengeras di
dalam gedung RS.
9 Melaksanakan rapat
– rapat evaluasi
- Melaksanakan rapat
– rapat evaluasi
setiap bulan
- Melaksanakan rapat
– rapat insidentil
terkait dengan
9
pelaksanaan PKRS
- Melaksanakan rapat
tahunan.
10 Pelaporan
- Membuat laporan
pelaksanaan
penyuluhan
- Membuat laporan
Triwulan
- Membuat Laporan
Tahunan.
11 Pelatihan
- Melaksanakan
Kegiatan Pelatihan
untuk Tim PKRS
10
9.2 Pelaporan
1. Laporan bulanan
Pelaporan evaluasi pelaksanaan edukasi kepada pasien dan
keluarga masing-masing unit dilaksanakan setiap bulan
sekali dan dilaporkan kepada unit PKRS RSU Karya
Dharma Husada.
2. Laporan Triwulan
Laporan Triwulan dibuat untuk mengevaluasi edukasi yang
dilaksanakan oleh instalasi / unit kerja setiap bulan
( Triwulan ) dan dilihat perkembangannya selama 3 bulan.
3. Laporan tahunan
Laporan hasil kegiatan dalam satu tahun dibuat unit PKRS.
10 Penutup
Upaya Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat terlaksana dengan
baik, apabila mendapat dukungan dari Direksi Rumah Sakit dan seluruh
jajarannya. Dalam pelaksanaannya juga perlu keterlibatan dari berbagai
profesi yang ada di rumah sakit.
Disetujui Oleh:
Direktur
Rumah Sakit Umum Karya Dharma Husada
11
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN…………………… .……………………….. 1
2. LATAR BELAKANG……………………. …………………… 2
3. TUJUAN…………………. …………………………………… 3
4.1 Tujuan Umum……………………….……………………… 3
4.2 Tujuan Khusus………………….. …………………………. 3
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN……... …... 4
4.1 Kegiatan Pokok PKRS………………..…………………… 4
4.2 Rincian Kegiatan…………………… ………………..…… 5
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN……………. ……….. 7
6. SASARAN…………………..…………………………………. 9
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN……… …………….. 9
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN…………. ………. 12
9. PENCATATAN DAN PELAPORAN…………….. ……..……. 12
10. PENUTUP……………………………………………………… 13
12