iii
KESEHATAN DAERAH MILITER IX/UDAYANA
RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA
iv
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
Tentang Rekam Medis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan : Denpasar
Pada Tanggal : 14 Juli 2022
Kepala Rumah Sakit Tk. II Udayana
dr. Suparno,Sp.An
Kolonel Ckm NRP 1910054200967
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang
diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya.
Berbagai staf yang berbeda dalam rumah sakit memberikan pendidikan atau
penyuluhan kepada pasien dan keluarganya. Pendidikan atau penyuluhan diberikan
ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau perawatnya. Demikian juga petugas
kesehatan lainnya memberikan pendidikan secara spesifik, diantaranya terapi diet,
rehabilitasi atau persiapan pasien pulang dan asuhan pasien berkelanjutan. Mengingat
banyak staf terlibat dalam pendidikan pasien dan keluarganya, hal ini penting
diperhatikan bahwa anggota yang terlibat dikoordinasikan kegiatannya dan fokus pada
kebutuhan pembelajaran pasien.
Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran
pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan
pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
Pembelajaran akan lebih ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran
yang tepat, agama, nilai budaya dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian
juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien.
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses
pelayanan, staf menginformasikan asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan
pengobatan dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien dan keluarga,
sehingga pasien atau keluarga dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan
pelayanan tanpa merasa dipaksa dan rasa takut. Untuk itu staf rumah sakit dididik dan
dilatih untuk dapat memberikan informasi yang tepat dan lengkap, dapat
berkomunikasi yang efektif dan jelas dengan pasien atau keluarga.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan
secara lisan dan yang diberikan melalui telpon, bila diperbolehkan peraturan
perundangan. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan
pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.
7
Edukasi yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan edukasi pasien dan
keluarganya. Asesmen ini menentukan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi
juga pada proses edukasi yang dapat dilaksanakan dengan baik. Edukasi paling efektif
apabila sesuai dengan pilihan pembelajaran yang tepat dan mempertimbangkan nilai agama,
nilai budaya serta kemampuan membacaserta berbahasa. Edukasi ini akan mendapatkan
dampak positif bila diberikan selama proses asuhan.
Edukasi termasuk pengetahuan yang diperukan selama proses asuhan maupun
pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan (discharged) ke pelayanan
kesehatan lain atau ke rumah, dengan demikian, edukasi dapat mencakup informasi sumber-
sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila
dibutuhkan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan. Edukasi yag
efektif dalam suatu proses di rumah sakit menggunakan format visual dan elektronik serta
berbagai medua edukasi jarak jauh ataupun teknik lainnya
Sehubungan dengan hal tersebut maka Rumah Sakit Tk. II Udayana membuat
program budaya komunikasi efektif di lingkungan Rumah Sakit Tk. II Udayana yang meliputi
Komunikasi efektif antar Rumah Sakit dengan masyarakat, komunikasi efektif antara
Petugas dengan pasien dan keluarga dan komunikasi efektif antara antar staf klinis.
B. TUJUAN
1. Sebagai pedoman dalam melakukan komunikasi efektif baik dalam pemberian
informasi dan edukasi kesehatan di Rumah Sakit Tk. II Udayana
2. Memahami bagaimana cara dan proses melakukan komunikasi, informasi dan
edukasi kesehatan di rumah sakit yang sesuai dengan standard prosedur
operasional yang ada.
C. RUANG LINGKUP
1. Tinjauan Pustaka Komunikasi Efektif
2. Komunikasi antar petugas dengan pasien / dan keluarga
3. Komunikasi antar staf
4. Komunikasi pihak rumah sakit dengan masyarakat
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Komunikasi adalah sebagai proses dimana seorang individu (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) untuk merubah
tingkah laku orang lain.
2. Komunikasi efektif adalah proses komunikasi yang baik dan berdampak sesuai
dengan yang diinginkan komunikator.
7
8
3. Komunikator (sender) adalah orang yang melakukan komunikasi dengan orang lain
untuk mengirimkan suatu pesan/informasi kepada orang lain yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak.
4. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima pesan / informasi dari
komunikator.
5. Pesan (message) adalah informasi yang disampaikan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari komunikator ke komunikan.
6. Media (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke
komunikan.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
nomor 5 tahun 2009 Pelaksanaan Pelayanan Publik
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tenatang
standar pelayanan Fisioterapi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 Tentang
Rekam Medis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
F. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam konseling. Pengetahuan yang cukup dibuktikan dengan ijasah
kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan daiam melakukan konseling
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan komunikasi efektif yang diperoleh dari pelatihan
internal maupun eksternal rumah sakit. Keterampilan melakukan komunikasi secara
efektif diselenggarakan oleh rumah sakit melalui program pelatihan.
8
9
KUALIFIKASI
D 3 Keperawatan,
Perawat √
S1 Profesi NeRumah Sakit
D3 Kebidanan D4 Kebidanan
√
Bidan S1 Profesi Kebidanan
Apoteker/
D3 Apoteker √
Asisten Apoteker
S1 Profesi Apotek
D3 Fisioterapi D4 Fisioterapi
√
Fisioterapis S1 Profesi Fisioterapi
Radiografer D3 Radiografer √
D3 Analis Kesehatan
Analis √
S1 Dokter Spesialis
9
10
BAB II
KONSEP KOMUNIKASI DAN EDUKASI
A. PENGERTIAN
Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita senang
menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana berkomunikasi dengan
yang lain dan apakah itu efektif atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan pemahaman
bagaimana orang-orang yang berhubungan saling mendengarkan dan mengambil
pelajaran dari hal tersebut.
Komunikasi efektif terkait bagaimana pertukaran informasi itu terjadi, saling
berbagi ide, perasaan dan pengetahuan. Hal ini merupakan proses yang berlangsung
secara dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan, opini disampaikan dan
dibagikan melalui kata-kataa, tindakan maupun isyarat untuk mencapai sebuah
pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak yang terlibat aktif
dapat mencapai pemahaman melalui cara tertentu untuk suatu hal.
Adapun beberapa pengertian dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain dapat
memahami betul apa yang dimaksud oleh pikiran-pikiran atau informasi
(Kommarudin,1994,Hunt& Osborn, 1994, Koontz & Weilhrich,1988).
2. Komunikasi Ekeftif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informai
Kommarudin,1994,Hunt&Osborn, 1994, Koontz & Weilhrich,1988). Sumber/Pemberi
Pesan. Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
penerima pesan/ komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan
adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta
kejelasan apakah pesan teRumah Sakitebut sudah diterima dengan baik( konsil
kedokteran Indonesia hal 8), beribcara dengan jelas dan menjadi pendengar yang bai
saat di konfirmasi oleh penerima pesan (komunikan)Komunikator adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima pesan/ komunikan. Isi Pesan
adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang atau
pendeknya, kelengkapannya perlu disesuai dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian penerimanya. Komunikator yang baik adalah komunikator yang
menguasai materi, pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang
disampaikan, cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat
dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan). Media/Saluran Pesan (Elektronik,
10
11
3. Lisan, Tulisan) adalah sarana komunikasi dari komunikator pada komunikan, Media
berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui, isi pernyataan yang disapaikan oleh
pengirim pesan ataupun umpan balik yan disampaikan oleh penerima pesan. Pesan
dapat berupa berita lisan, tertulis, atau kduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu
media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat berkomunikasi langsung atau
tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. Penerima
pesan/ komunikan adalah pihak/ orang yang menerima pesan. Penerima pesan
berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima
berita berjalan secara bergantuan sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab
penerima berita adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga
proses komunikasi dapat berlangsung dua arah (konsil kedokteran Indonesia hal 8).
Umpan balik adalah respon/ tindakan dari komunikan terhadap pesan yan diterima
dari komunikator.
B. PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi dapat berjalan efektif apabila pesan yang diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/ komunikator. Pesan ditindaklanjuti dengan
sevuah perbuatan oleh penerima pesan / komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
( Harjana 2003). Gambaran berikut memberikan ilustrasi mengenai proses komunikasi.
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melalui prinsip sebagai berikut:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
3. Isi pesan dibacakan kembali ( read back) serta lengkap oleh penerima pesan
4. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada penerima pesan
5. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi
Untuk melakukan komunikasi yang efektif, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Nada suara 38%
2. Kata-kata 7 %
3. Bahasa tubuh 55 %
11
12
Selain hal – hal tentang Rumah Sakit tersebut, juga diperlukan keterampilan
berkomunikasi meliputi :
1. Teknik bertanya Dalam proses belajar merupakan interaksi edukati yang di
dalamnya perly adanya dialog atau komunikasi dimana diperlukan adanya
keterlibatan intelektual penerima/ komunikan yang dikembangkan dengan
berbagai pertanyaan. Tujuan pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi penerima/ komunikan dalam proses belajar
mengajar
2. Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu penerima/ komunikan terhadap
masalah yang ingin dibahas
3. Meminta peneima komunikan berfikir dan mengembangkan pola fikirnya
4. Membimbing dan menuntun proses berfikir penerima komunikan
5. Memusatkan perhatian penerima/ komunikan terhadap konsep yang
sedang dibicarakan
Fungsi pertanyaan adalah sebagai berikut :
a. Memulai pelajaran
b. Menciptakan kondisi belajar
c. Memberikan motivasi
d. Mengarahkan pelajaran
e. Mendiagnosa
f. Melihat proses
g. Mengundang penerima/ komunikan untuk bertanya
h. Mengevaluasi penerima/ komunikan
Memulai penerima/ komunikasi efektif Terdapat beberapa teknis bertanya
sebagai berikut :
a. Pertanyaan umum, misalnya “selamat pagi, ada yang bisa dibantu?”
b. Pertanyaan spesifik, misalnya “apakah ibu sudah membaca laporan
saya?” Atau “Apakah ada yang perlu ditambahkan lagi dari laporan
tersebut?”
c. Pertanyaan dengan nilai tambah, misalnya “jika saya memberikan ibu
potongan harga, apakah ibu akan membeli lebih banyak”
d. Pertanyaan menuntun, misalnya “Kiranya kapan saya dapat menemui
bapak untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut”
13
1 Islam 5115
2 Protestan 1062
3 Khatolik 479
4 Hindu 8091
5 Budha 104
15
16
1 Jawa 2880
2 Bali 8130
3 Madura 1
4 Sasak 3
5 Dll 6535
18
NO PENDIDIKAN JUMLAHPENGUNJUNG
1 SD 681
2 SMP 632
3 SMA 10883
4 DI/DIII/DIV 162
5 S1/S2 425
BAB IV
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT
Meliputi lokasi, tempat, unit kerja atau fungsi dimana terjadinya pelanggaran
tersebut
b. Waktu pelanggaran (when)
Periode kejadian yang menyebutkan hari, minggu, bulan, tahun atau tanggal
tertentu saat pelanggaran teRumah Sakitebut terjadi;
c. Bagaimana pelanggaran teRumah Sakitebut dilakukan ( how ) Menjelaskan
bagaimana pelanggaran dilakukan.
d. Bukti pendukung
Siapkan bukti-bukti pendukung atas kondisi tersebut, misalnya dokumen, foto, video,
dan proses klarifikasi dibutuhkan.
BAB V
TATALAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga yaitu kegiatan pemberian informasi
kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk
mendapatkan pelayanan Rumah Sakit. Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga
diberikan format dan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan keluarga yang
mendapatkan informasi tersebut.
Sasaran komunkasi efektif dengan pasien dan keluarga yaitu:
1. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) : Dokter, Perawat, Terapis, Nutrisionis,
Farmasi
2. Pasien dan keluarga
Hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga yaitu :
1. PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif
2. PPA harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar dan
kebutuhan edukasi untuk mendapatkan edukasi yang efektif
3. PPA harus mengerti bahwa edukasi merupakan bagian penting dalam proses
asuhan kepada pasien
4. Topik edukasi pasien dan keluarga terkait pelayanan pasien
5. Metode yang di gunakan dalam komunikasi efektif dengan pasien dan
keluarga mempertimbangkan nilai – nilai dan pilihan pasien dan keluarga
6. Lakukan verifikasi setelah dilakukan edukasi efektif
Proses komunikas efektik dalm pemberian informasi dan edukasi :
1. Asesemen Kebutuhan pasien
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Verfikasi
5. Pendokumentasian
A. KOMUNIKASI EFEKTIF PEMBERIAN INFORMASI
1. Pengertian
Komunikasi efektif yang dilakukan oleh petugas rumah sakit dengan
pasien dan keluarga
2. Tatalaksana
a. Petugas informasi atau “customer service" memastikan kelengkapan data
infomasi rumah sakit tersedia ditempat. Informasi terebut meliputi :
21
22
Jam pelayanan
1) Pelayanan yang tersedia
2) Cara mendapatkan pelayanan
3) Sumber alternative pelayanan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi
4) Kemampuan rumah sakit.
b. Lakukan pengamatan singkat untuk mendaptkan informasi penanya tentang hal2
berikut:
1) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3) Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah)
4) Keterbatasan fisik dan kognitif.
5) Ketersediaan pasien untuk menerima informasi
c. Berdasarkan pengamatan tersebut, berikan informasi yang diperlukan pasien
dengan media:
1) Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka
sampaikan informasi secara langsung secara lisan.
2) Jika penanya mempunyai hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara), maka
berikan leaflet kepada pasien dan keluarga dan menjelaskannya kepada
mereka.
3) Jika penanya mehambatan emosional pasien (dalam kondisi marah atau
depresi), maka berikan leaflet informasi pelayanan dan menyarankan
penanya untuk membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi
einformasi, pasien bisa menghubungi kembali, sampaikan notelpon yang
bisa dihubungi.
d. Lakukan verifikasi untuk memastikan bahwa penanya sudah menerima dan
memahami informasi yang diberikan
e. Dari hasil verifikasi, Lakukan klarifikasi apabila esensi informasi yang disampaikan
belum sesuai dengan informasi yang diberikan
f. Catat dalam dokumen Pemberian informasi Form General Consent.
Manfaat dan resiko dari prosedur tindakan yang akan dilakukan serta
komplikasi yang akan terjadi.
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Dokter menulis penjelasan yang telah diberikan kepada pasein/ keluarga dalam
kolom informasi
g. Pasien dan keluarga pasien mengerti, memahami dan memberikan pernyataan
setuju atau tidak setuju atas penjelasan yang diberikan
h. Perawat menyerahkan formulir informed consent kepada pasien atau
keluarganya untuk diisi dan ditandatangani
i. Dokter menandatangi formulir informed consent sebagai bukti telah memberikan
penjelasan/ informasi dan persetujuan/ penolakan tindakan
j. Catat hasil Informasi dan edukasi tersebut pada lembar rekam medis di form
Informed Cosent
• Lakukan relaksasi dengan cara tarik nafas panjang melalui hidung dan
dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan
• Lakukan terapi musik, terapi bermain, terapi aktifitas, kompres dingin,
kompres hangat.
• Ciptakan suasana ruangan yang tenang, bila perlu diiringi musik dan humor
• Kurangi cahaya
• Kurangi interaksi verbal jika nyeri hebat
j. Nyeri tak tertahankan (skala 6-10) kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi farmakologis
k. Observasi respon pasien dan keluarga selama pembelajaran diberikan
l. Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam proses diskusi
m. Catat pada format managemen nyeri yang sudah baku
n. Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
o. Berikan informasi tentang alat yang dapat digunakan untuk membantu pasien
mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan
p. Berikan penjelasan cara merakit, menggunakan dan merawat alat bantu dengan
tepat
q. Berikan penguatan terhadap materi edukasi agar pasien dapat mematuhi teknik
rehabilitasi yang telah dijelaskan Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan
r. Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah
diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi atau demonstrasikan
ulang oleh pasien atau keluarga tersebut
s. Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas
mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih
t. Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
l. Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang telah
diberikan dengan memberikan pertanyaan seputar materi tersebut
m. Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas
mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih
n. Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
p. Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
Edukasi cuci tangan mengenalkan teknik dasar cuci tangan yang paling
penting dalam pencegahan danpengontrolan infeksi
2. Tatalaksana
a. Ucapkan salam
b. Perkenalkan diri dan jelskan tugas dan peran anda
c. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara cuci tangan.
d. Jelaskan tentang tujuan cuci tangan yang benar
e. Berikan penjelasan dan demonstrasi tentang cara cuci tangan yang benar sesuai
dengan 5 momen dan 6 langkah cuci tangan
f. Lakukan verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap materi yang
telah diberikan dengan cara melakukan kembali cuci tangan
g. Jika pasien dan atau keluarga telah memahami materi edukasi, petugas
mengakhiri edukasi dengan berpamitan dan mengucapkan terimakasih
h. Catat hasil edukasi tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
k. Verifikasi pemahaman pasien dan atau keluarga terhadap edukasi yang telah
diberikan dengan cara bertanya seputar materi yang berikan kepada pasien dan
keluarganya
l. Catat hasil tersebut pada lembar rekam medis Form Edukasi Pasien Dan
Keluarga
Komunikasi yang dilakukan antar staf klinis dalam rangka berkolaborasi untuk
memberikan asuhan kepada pasien. Staf klinis meliputi Dokter, Perawat, Bidan, Apoteker, Ahli
Gizi dan fisioterapi .
37
38
Instruksi yang ditetapkan oleh DPJP ditulis di kolom tersendiri, baik di rawat inap
maupun di rawat jalan,
38
39
d. instruksi artinya perintah atau arahan untuk melakukan suatu pekerjaan atau
melaksanakan suatu tugas.
e. Instruksi dapat ditulis di P (SOAP) atau setelah P
f. Verifikasi DPJP dapat dicantumkan dengan memberikan tanda tangan dan nama
jelas di pojok kanan bawah atau di setiap hasil asuhan PPA lainnya
g. Catatan keperawatan terintegrasi di rawat jalan tidak menggunakan SOAP tetapi
mencantumkan hasil tanda- tanda vital, risiko jatuh, dan penilaian nyeri serta
keluhan utama setiap pasien datang.
h. Catatan keperawatan terintegrasi di rawat inap di Form CPPT
2. Tatalaksana
a. Selama proses transfer pasien selalu dimonitor diawasi tanda-tanda vitalnya.
b. Pendokumentasian menggunakan teknik SBAR
c. Dokter memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kasus
pasien bahwa pasien perlu /dapat ditangani ditempat lain.
d. Pasien dan keluarga setuju dengan menandatangani peRumah Sakitetujuan
perawatan dirumah sakit yang menerima rujukan.
e. Dokter melengkapi RM pasien dan menyiapkan berkas penunjang yang akan
diperlukan di rumah sakit rujukan.
f. Dokter melengkapi discharge summary dan menuliskan nama Rumah Sakit &
Dokter yang dituju. Dan Perawat melengkapi form catatan perpindahan pasien
antar Rumah Sakit.
g. Keluarga pasien menyelesaikan biaya administrasi di Rumah Sakit Tk. II
Udayana.
h. Perawat menghubungi ambulan melalui bagian angkutan.
i. Perawat memberikan informasi melalui telfon perihal rujukan kepada rumah sakit
yang dituju.
j. Perawat memberikan informasi kepada Rumah Sakit rujukan data pasien yang
tercantum dalam surat rujukan.
k. Setelah dibacakan surat rujukan perawat menginformasikan kepada Rumah
Sakit yang dituju bahwa pasien siap ditransfer.
l. Perawat ambulan mengantar pasien ke tempat rujukan.
m. Perawat ambulan melakukan observasi pasien selama perjalanan dan formulir
hasil observasi disatukan dengan RM pasien.
n. Perawat melakukan serah terima pasien setelah tiba di rumah sakit yang dituju.
saat ini yaitu Kepala Rumah Sakit, Kepala Instalasi/ Unit dan Seluruh Staff Rumah
Sakit Tk. II Udayana
2. Tatalaksna
a. Siapkan lembar observasi Early Warning system :
Lembar observasi NEWS untuk pasien dewasa
(……….................................................…) (……….................................................…)
b. Baca kembali :
1) Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan yang
disampaikan harus ditulis pada berkas rekam medis. dikonfirmasi ulang
pada saat DPJP Visite, instruksi harus dicek kembali oleh DPJP kemudian
ditanda tangani pada kolom cap konfirmasi (stempel “read back”). Apabila
dokter DPJP sedang tidak ada ditempat maka cap konfirmasi dapat ditanda
tangani oleh dokter pengganti yang ditunjuk oleh dokter DPJP maksimal
1x24 jam.
2) Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan di baca
ulang/di eja dan waspadai nama-nama obat yang NORUM/LASA (Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip / Look Alike Sound Alike) seperti :
• Aminophilin 200 mg – Amitriptyline 25 mg
• Acyclovir 200 mg – Acyclovir 400 mg
3) Instruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan Nama-
nama obat atau tindakan yang tidak jelas akan di eja dengan ejaan alphabet
yang sudah di standarisasi.
Baca kembali nama obat, dilanjutkan dengan mengeja nama obat tersebut
huruf demi huruf untuk obat-obatan yang ‘sound alike’ (nama hampir mirip dg
obat lain) dengan huruf alfabet internasional.
Konfirmasi kembali dengan menyebutkan isi perintah
e. Pastikan kembali pada dokter bahwa konfirmasi sudah benar
f. Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter segera datang untuk
menandatangani progam yang sudah diberikan.
1. Pengertian
Proses pemulangan pasien dari ruang rawat inap Rumah Sakit Tk. II Udayana
2. Prosedur
a. Mengkonfirmasikan (dokter) kepada pasien atau keluarga pasien bahwa pasien
boleh pulang.
b. Mengintruksikan (dokter) kepada perawat atau bidan bahwa pasien boieh pulang
dan melengkapi :
Ringkasan pulang pasien rawat inap (resume medis).
Resep obat yang dibawa pulang.
c. Melakukan (perawat atau bidan) pengecekan ulang mengenai tindakan -tindakan
pelayanan yang telah dilakukan di billing sytem (komputer).
d. Menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas administrasi
dan menyarankan keluarga pasien membawa print tindakan ke kasir untuk
mengurusi administrasi.
e. Menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan bukti pengurusan administrasi
ke pada perawat ruang rawat inap.
f. Memberikan salinan ringkasan pasien pulang rawat inap (resume medis) yang
sudah diisi dan ditandatangani oleh DPJP pasien dan pasien atau keluarga
pasien.
g. Menganjurkan kontrol sesuai tempat dan tanggal kontrol
h. Menganjurkan ke IGD Rumah Sakit Tk. II Udayana atau IGD rumah sakit
terdekat bifa terjadi kondisi yang mendesak atau gawat (penurunan kesadaran,
Perdarahan pada luka bekas Operasi dll)
i. Mengantar pasien sampai ketempat penjemputan (bila perlu)
2. Tatalaksana
a. Pasien dengan penyakit Haemodialisa, Stroke, DM, Hipertensi, PPOK,
b. Tb Paru, CHF, Asma Bronhiale, LBP, ACS harus dibuatkan summary
c. List / resume pasien rawat jalan berkelanjutan.
o Summary list dibuat langsung oleh DPJP.
o DPJP harus mengisi lengkap dan membubuhkan tanda tangan pada
d. Tercatat di lembar summary list.
BAB VII
KOMUNIKASI EFEKTIF PEMBERIAN INFORMASI YANG AKURAT DAN TEPAT
Komunikasi efektif pemberian informasi yang akurat dan tepat khususya keadaan yang
urgent yang terjadi di lungkungan rumah sakit.
A. CODE BLUE
1. Pengertian
Code Blue adalah Kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau suatu
institusi dimana terdapat pasien yang mengalami cardiopulmonary arrest dan
merupakan kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam
kondisi gawat darurat. Tim Code Blue adalah suatu system dengan organisasi yang
bertujuan memberikan penanganan resusitasi pasien, keluarga maupun pengunjung
di lingkungan Rumah Sakit Tk. II Udayana
2. Tatalaksana
a. Ada keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera di area
lingkungan rumah sakit.
b. Petugas / Staf pada lokasi kejadian :
Mendatangi pasien untuk memastikan keadaan pasien.
Meminta bantuan / aktifkan sistim code blue ke Line Telepon internal Rumah
Sakit nomor 200
Peminta bantuan menyampaikan
code blue di :
Instalasi/bagian/daerah :
Nama pelapor :
Memberikan pertolongan pertama (resusitasi) sampai petugas code blu
datang menangani
c. Operator / bagian informasi:
Segera Mengumumkan via public paging (code blue 3X) beserta lokasi
kejadian (zonakejadian).
Menghubungi petugas tim emergency via telepon bagi petugas yang tidak
terjangkau (public paging).
d. Bagian yang ada di zona kejadian :
Masing-masing bagian di zona rumah sakit mengirimkan tim code blue
atau dokter - paramedis ke lokasi kejadian untuk membantu melakukan
resusitasi.
47
e. Koordinator masing-masing Zona :
48
49
B. CODE RED
1. Pengertian
Penanganan Kebakaran adalah proses kegiatan pemadaman kebakaran
dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Hidran
2. Tatalaksana
a. Tetap tenang jangan panik
b. Laporkan kepetugas area tempat terjadinya kebakaran
c. Koordinator code red melakukan penanggulangan kebakaran
d. Segera telpon ke informasi, sampaikan dengan jelas telah terjadi :
Kebakaran di :
Nama pelapor :
Instalasi/bagian :
e. Lakukan code red
Helm merah : Koordinator penanggulangan kebakaran area
Helm biru : Koordinator evakuasi pasien
Helm putih : Koordinator penyelamatan dokumen
Helm kuning : Koordinator evakuasi alat medis
f. Ambil APAR dari tempat terdekat
g. Pastikan APAR dalam keadaan baik / tidak kadaluarsa
h. Jangan menggunakan lift, gunakan tangga darurat dan ram saat mengevakuasi
pasien
i. Selamatkan dokumen, alat medis serta aset rumah sakit yang dapat
diselamatkan ke titik berkumpul terdekat
j. Bagian informasi segera menghubungi satpam dan IPS
k. Satpam dan IPS segera menuju ketempat terjadinya kebakaran setelah
mendengar kode merah
l. Lari dan ambil APAR menuju tempat terjadinya kebakaran
m. Laporkan situasi dan kondisi ditempat kejadian pada anggota satpam lainnya
n. Apabila kondisi kebakaran tidak bias diatasi dan api semakin membesar maka
gunakan hydran untuk mengendalikan
o. Segera telpon ke informasi dan beritakan dengan jelas situasi terakhir ditempat
kejadian
p. Bila api dirasa lebih besar segera hubungi bagian informasi agar memanggil
PMK
q. Pastikan anggota Satpam mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar
yang datang, memberi pengarahan / petunjuk bagi bantuan luar yang datang dan
selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain.
r. Satpam patroli yang ada di TKP mengamankan area gedung yang terbakar,
mengatur lalu lintas disekitar gedung, mengatur perpindahan kendaraan di
tempat parkir ke tempat lain yang aman.
s. Setelah bencana kebakaran dinyatakan aman, melakukan penyisiran ke TKP dan
sekitarnya untuk memeriksa korban dan asset rumah sakit yang perlu
diselamatkan/diperbaiki
t. Koordinator keamanan dan keselamatan K3RUMAH SAKIT memimpin
pertolongan pada korban kebakaran dan atau pasien yang membutuhkan
perawatan medis,
u. Lakukan BLS (Bantuan Hidup Dasar) bila perlu pada korban kebakaran
v. Catat semua korban dari nama, alamat, dll
w. Lakukan pengamanan pada korban
x. Membuat laporan serta kronologis kejadian dan diserahkan ke pimpinan
50
2. Tatalaksana
a. Semua karyawan yang mengetahui
Hubungi pihak pos satpam (103)
Informasikan ada code Pink
b. SATPAM
1) Anggota Satpam di Pos I segera menghubungi rekan kerja yang berada di
Pos II untuk datang ke TKP dengan terlebih dahulu menutup portal pintu
keluar dan mengalihkan menjadi satu pintu/one gates system di Pos I.
2) Anggota Satpam di Pos I segera menghubungi rekan kerja yang Patroli
untuk merapat dan membantu pemeriksaan di Pos
3) Saat kode merah muda diterima oleh Satpam beserta ciri-ciri korban maka
Satpam di Pos I harus memeriksa setiap kendaraan dan orang yang akan
keluar dari rumah sakit.
4) Anggota Satpam yang berada di Pos rawat inap setelah mendengar adanya
berita penculikan langsung aktif berkoordinasi dengan rekan kerjanya yang
lain dan menutup TKP.
5) Anggota Satpam dari Pos II yang berada di TKP wajib mendata korban
dengan menanyakan jenis kelamin.usia,ciri-ciri lain,data orang tua atau
keluarga.mencari dan mengamankan barang bukti yang tertinggal.
Mengkoordinasikan dengan Pos I mengenai ciri-ciri korban.dll.
6) Setelah dilakukan penutupan TKP,anggota Satpam Pos II melakukan
penyisiran dibantu dengan pegawai.sementara anggota Satpam di Pos I dan
Patroli memperketat pengamanan.
7) Apabi!a pelaku dan korban dapat ditemukan,segera amankan korban dan
tangkap pelakunya.
8) Lakukan interograsi terhadap pelaku,saksi-saksi apabila ada dan pihak lain
yang berkaitan dengan kejadian tindakan penculikan,sampai didapat
keterangan yang jelas untuk di tindak lanjuti.
9) Membuat berita acara penangkapan.
10) Membuat laporan tertulis dan dilaporkan ke pimpinan.
11) Menyerahkan kepada pihak kepolisian apabila diminta oleh pimpinan.
12) Jika tidak ditemukan korban dan pelaku maka segera laporkan pimpinan
untuk ditindak lanjuti kepada pihak kepolisian.
51
Penanganan Ancaman Bom adalah Proses kegiatan penerimaan dan tindak
lanjut terhadap ancaman bom yang diterima oleh petugas operator/bagian informasi,
maupun petugas Satpam jaga yang menerima dan mendengar informasi adanya
ancaman bom
2. Tatalaksana
a. Petugas operator/bagian Informasi yang menerima ancaman bom
1) Tetap tenang dan tidak panik
2) Aktifkan rekaman telpon jika ada
3) Ambil pensil/bolpoin dan kertas.lakukan pencatatan :
■ Waktu telpon diterima
■ Isi pembicaraan (perpanjang pembicaraan, guna mendapatkan banyak
informasi terkait dengan pelaku teror bom. tanyakan dimana letak
bom.alasan memasang bomjenis apa bomnya.kapan akan meledak)
■ Lokasi penelpon (dengarkan suara latar belakang penelpon misal:suara
kereta apijalan raya,pasar,dll)
■ Identitas penelpon pria atau wanita
b. Jangan menyebarluaskan ancaman bom
c. Segera hubungi pesawat 115 dan sebutkan code black
d. Bacakan dengan detil dan jelas hasil percakapan anda dengan penelpon teror
bom ke operator 115/Satpam
e. Siap di tempat untuk instruksi selanjutnya
E. PERMINTAAN PENERJEMAH
1. Pengertian
Kegiatan membantu pasien untuk dapat memahami informasi yang berkaitan
dengan proses pelayanan, serta penyakit yang dideritanya melalui seorang
penerjemah.
2. Tatalaksana
a. Petugas ruangan menelaah data rekam medis pasien.
b. Petugas ruangan menentukan bahasa apa yang akan digunakan untuk
berkomunikasi dengan pasien.
c. Petugas ruangan menghubungi informasi untuk meminta petugas penerjemah
sesuai dengan bahasa yang dibutuhkan.
d. Petugas informasi menulis di buku catatan permintaan penerjemah
e. Petugas informasi menghubungi penerjemah bahwa ada pasien di ruangan
yang membutuhkan.
52
f. Penerjemah langsung menuju ke ruangan yang membutuhkan.
53
BAB VIII
MONITORING EVALUASI
A. MONITORING
Monitoring yaitu kata lain pemantauan merupakan kegiatan mengamati
perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta
mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil
tindakan sedini mungkin.
Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu :
1. Menetapkan standar pelaksanaan;
2. Pengukuran pelaksanaan;
3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana.
Kegiatan monitoring komunikasi efektif di Rumah Sakit Tk. II Udayana
dilaksanakan per triwulan dengan sasaran, PPA (Profesional Pemberi Asuhan) dan
Seluruh Staff Rumah Sakit Tk. II Udayana. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. II Udayana. Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan
2 metode yaitu :
1. Monitoring pada PPA (Profesi Pemberi Asuhan) dilakukan dengan emantau
kepatuhan pengisian Formulir Edukasi.
2. Monitoring pada Staff Rumah Sakit Tk. II Udayana dilakukan dengan cara
mengamati sikat dari pelayanan yang diberikan oleh seseorang dengan format
yang ada serta wawancara langsung dengan petugas atau staff Rumah Sakit
Tk. II Udayana
B. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana
suatu kegiatan tertentu telah dicapai.
Kegiatan evaluasi dilakukan triwulan sekali dalam 1 tahun. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui strategi selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan, serta menentukan
peRumah Sakitonil yang perlu pelatihan komunikasi efektif di periode berikutnya.
54
BAB IX
PENUTUP
Dengan adanya Pedoman Komunikasi Dan Edukasi ini diharapkan kegiatan pelayanan
kepada pasien dan keluarga serta masyarakat umum dapat berjalan dengan baik, sehingga
dapat memberikan dan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. II Udayana.
Bagi para PPA (Profesional Pemberi Asuhan) dan staff Rumah Sakit Tk. II Udayana
diharapkan buku ini dapat bermanfaat sebagai pedoman untuk melaksanakan pendidikan
pasien dan keluarga sehingga dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Tk. II Udayana.
Ditetapkan : Denpasar
Pada Tanggal : 14 Juli 2022
Kepala Rumah Sakit Tk. II Udayana
dr. Suparno,Sp.An
Kolonel Ckm NRP 1910054200967
55