Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

DI PUSKESMAS SIBOLANGIT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perilaku masyarakat Indonesia sehat adalah perilaku pro aktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta partisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Perilaku
terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia (Notoadmodjo, 2012).
Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan
jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari
berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat
diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (Infodatin Depkes, 2014).
Menurut data WHO, diseluruh dunia sekitar 972 juta oranag 26,4 % orang di
seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Darri 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan 639 juta berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit terbanyak pada
usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi dengan
prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun dan 63,8% pada
usia ≥75 tahun ( Infodatin Kemenkes RI,2016).
Di Indonesia hipertensi masih merupakan tantangan besar yang sering dditemukan
pada pelayanan kesehatan primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, terjadi
penurunan dari 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita
hipertensi. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur
tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat yang sudah mulai datang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
08 APRIL 2019 - 20 APRIL 2019 1
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIBOLANGIT

berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan


wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6%
tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013.
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk
umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi,
prevalensi Hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua
Barat (20,1%). Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan
sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Penurunan ini bisa terjadi berbagai macam
faktor, seperti alat pengukur tensi yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan
bahaya penyakit hipertensi. Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%),
dan Papua yang terendah (16,8)%) (Infodatin Depkes, 2014).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, prevalensi hipertensi di
Sumatera Utara berada di bawah rata-rata prevalensi nasional yaitu 24,7% atau 3,3 juta
penderita hipertensi dan menduduki peringkat 16 di seluruh provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data yang diterima oleh dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun
2016 tercatat 50.162 orang menderita hipertensi pada data tersebut, tercatat paling
banyak menderita hipertensi adalah wanita dengan jumlah 27.021. Untuk usia yang
paling banyak menderita, terlihat pada data itu adalah usia diatas 55 tahun dengan jumlah
22.618, kemudia usia18-44 tahun dengan jumlah 14.984 dan usia 45-55 tahun dengan
jumlah 12.560. sementara untuk daerah yang paling banyak penderita hipertensi adalah
Kabupaten Langkat dengan jumlah 6.643, kemudian kabupaten Dairi dengan jumlah
5.652, kabupaten Asahan dengan jumlah 5.421, dan Kabupten Simalungun dengan
jumlah 4.055 (Infodatin Depkes, 2014).
Berdasarkan gambaran sepuluh penyakit terbanyak diwilayah kerja puskesmas
sibolangit yang diambil dari data laporan kunjungan rawat jalan maupun rawat inap dari
16 (enam belas) desa tahun 2018 didapatkan bahwa penyakit hipertensi menduduki
peringkat ketiga dengan jumlah penderita sebanyak 2005 orang. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa masih banyak pasien yang berobat kepuskesmas sibolangit yang menderita
hipertensi
Sibolangit memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 16 desa. Dari 16 Desa yang
ada, diantaranya memiliki jumlah penderita Hipertensi yang terbanyak adalah Desa
Sembahe berada di tingkat pertama berdasarkan data hasil pengukuran tekanan darah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
08 APRIL 2019 - 20 APRIL 2019 2
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIBOLANGIT

di Puskesmas Pembantu Sembahe dengan jumlah penderita hipertensi pada Maret 2019
sebanyak 15 orang. Berdasarkan data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) kabupaten Deli Serdang, Desa Sembahe memiliki indikator kedua
terendah pada penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur yaitu
sebesar 16,67%.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Pembantu Sibolangit, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan data dari LBI SP2TP Puskesmas Sibolangit periode Januari-Desember
2018 didapatkan hasil bahwa Hipertensi menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus
sebesar 2005 dari sepuluh penyakit terbanyak. Hipertensi yang terbanyak berada Desa
Sembahe berada di tingkat pertama berdasarkan data hasil pengukuran tekanan darah di
Puskesmas Pembantu Sembahe dengan jumlah penderita hipertensi pada Maret 2019.
Berdasarkan laporan PIS-PK tahun 2018, indikator penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur di Desa Sembahe sebesar 16,67%, sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingginya
Angka Penyakit Hipertensi di Puskesmas Pembantu Sibolangit, Desa Sembahe,
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019”.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
08 APRIL 2019 - 20 APRIL 2019 3
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIBOLANGIT

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Untuk mengetahui “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingginya Angka Penyakit Hipertensi di Puskesmas Pembantu Sibolangit, Desa
Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019”.

1.3.2. Tujuan Khusus


Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka
penyakit hipertensi di Desa Sembahe dengan:
a. Pengaturan makanan
b. Olahraga.
c. Kebiasaan merokok.
d. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
Sebagai sumber informasi tentang tingkat pengetahuan masyarakat mengenai
Hipertensi sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dapat berkoordinasi
dengan Puskesmas Sibolangit untuk melakukan penyuluhan tentang Hipertensi di
desa lainnya.
2. Bagi Puskesmas Sibolangit
Sebagai sumber data yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan penyakit
hipertensi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
dalam mencegah hipertensi, mengontrol tekanan darah secara teratur dan menurunkan
angka prevalensi hipertensi.
3. Bagi Masyarakat
Menjadi bahan informasi dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat agar dapat
mencegah hipertensi dan merubah perilaku masyarakat yang menderita hipertensi agar
mengontrol tekanan darah secara rutin.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
08 APRIL 2019 - 20 APRIL 2019 4
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIBOLANGIT

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Menjadi data dasar yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian
selanjutnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
08 APRIL 2019 - 20 APRIL 2019 5

Anda mungkin juga menyukai