Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN

KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PENDUDUK UMUR 18-54 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PUUWATU KECAMATAN PUUWATU
KOTA KENDARI

Naskah Publikasi

OLEH

SUNARTI

NIM. P00313017041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

PRODI D-IV GIZI

2021
Hubungan Antara Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian
Hipertensi Penduduk Umur 18-54 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kecamatan
Puuwatu Kota Kendari

Sunarti1 dan Rasmaniar2, Kameriah Gani31

Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kesehatan Kendari


Pembimbing Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kesehatan Kendari
1

2
Pembimbin Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kesehatan Kendari

ABSTRAK
Latar Belakang : Prevalensi Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 18
tahun secara nasional di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 34,1%. Di Sulawesi Tenggara (2018)
prevalensi Hipertensi sebesar 29,75%. dan kota kendari (2018) prevalensi Hipertensi sebesar 27,27%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Asupan Zat Gizi, Aktifitas Fisik
dan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi Umur 18-54 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Observational Analitik dengan pendekatan Case
Control Studi, Diperole Jumlah sampel kasus sebanyak 32 orang dan kontrol 32 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling dan dilakukan Matchingyaitu melihat Jenis
kelamin dan Umur. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square
dengan α = 0,05 dan penentuan Odd Ratio (OR).
Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan bahwa yang berhubungan dengan Hipertensi adalah asupan
lemak (p value = 0,045, OR = 1,364), asupan natrium (p value = 0,001, OR= 0,320), artinya asupan
zat gizi merupakan faktor resiko 1,3 kali terhadap kejadian hipertensi, dan Aktivitas fisik (p value =
0,027, OR= 1,297), Artinya aktivitas fisik merupakan faktor resiko 1,2 kali terhadap kejadian
hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Asupan zat gizi, Aktivitas fisik, Kebiasaan merokok.

ABSTRACT

Background: The prevalence of hypertension based on measurement results in the population aged
18 years nationally in Indonesia in 2018 was 34.1%. In Southeast Sulawesi (2018) the prevalence of
hypertension was 29.75%. In the city of Kendari (2018) the prevalence of hypertension is 27.27%

Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between nutrient intake,
physical activity and smoking habits with the incidence of hypertension aged 18-54 years in the
Puuwatu Community Health Center Work Area, Puuwatu District, Kendari City.
Method: This research is a descriptive analytical study with a case-control study approach, which
obtained a total of 32 case samples and 32 controls. The sampling technique using Accidental
Sampling is Matching, namely looking at gender and age. Data analysis was carried out univariate
and bivariate using Chi Square Test with = 0.05 and determination of Odd Ratio (OR).
Result: : From the results of this study, it was found that those associated with hypertension
were fat intake (p value = 0.045, OR = 1.364), sodium intake (p value = 0.001, OR=0.320),
meaning that nutrient intake is a risk factor of 1.3 times to the incidence of hypertension, and
physical activity (p value = 0.027, OR = 1.297), meaning that physical activity is a risk factor
of 1.2 times to the incidence of hypertension. acceptance for taste is P1 which is 60%,the
acceptability of the texture is P1 to aroma is P0 which is 43,3%. Meanwhile, the average attribute
combination that is most accepted by the panelists is P1 which is (3,3). Based on the results of the
proximate test, the nutritional content of protein was (17,36), fat was (9,16%), carbohydrates was
(53,97%) and energy was 210,8 kkal.This study suggests the next researchers to analyze the other
nurtitional content of sea urchin gonad baruasa cake which was not examined in this study.

Keywords: Hypertension, nutrient intake, physical activity, smoking habits.


milyar penduduk dunia akan
1. Pendahuluan menderita hipertensi. Semakin
Program Pembangunan besar prevalensi penderita
Kesehatan dalam periode tahun hipertensi maka akan semakin
2020 -2024 difokuskan pada empat besar risiko terkena penyakit
program prioritas yaitu penurunan kardiovaskular (WHO, 2015).
angka kematian ibu dan bayi, Berdasarkan hasil Riset
penurunan prevalensi balita pendek, Kesehatan Dasar tahun 2013,
pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular untuk
pengendalian penyakit tidak prevalensi hipertensi, selain
menular. Upaya pengendalian berdasarkan hasil wawancara,
penyakit tidak menular termasuk ditentukan juga berdasarkan hasil
pengendalian penyakit hipertensi pengukuran yang dilakukan.
menjadi salah satu prioritas Prevalensi hipertensi di Indonesia
pembangunan nasional yang berdasarkan pengukuran pada
tercantum di dalam sasaran pokok umur =18 tahun adalah sebesar
Rencana Pembangunan jangka 25,8 persen. Terbanyak di Bangka
Menengah Tahun 2020 – 2024 Belitung (30,9%), diikuti
(Kemenkes RI, 2020). Kalimantan Selatan (30,8%), dan
Salah satu penyakit Jawa Barat (29,4%). Begitupula di
kardiovaskuler tersebut adalah Sulawesi Tenggara masing tinggi
Hipertensi, hipertensi atau yang prevalensi hipertensi sebesar
lebih dikenal dengan penyakit 22,5%. Prevalensi hipertensi juga
darah tinggi adalah suatu keadaan jika didasarkan pada terdiagnosis
dimana seseorang mengalami oleh tenaga kesehatan dan
peningkatan tekanan darah diatas pengukuran terlihat adanya
normal (Yeni dkk, 2010). peningkatan dengan bertambahnya
Hipertensi menjadi masalah umur. Prevalensi hipertensi
kesehatan masyarakat yang serius, cenderung lebih tinggi pada
karena jika tidak terkendali akan kelompok pendidikan lebih rendah
berkembang dan menimbulkan dan kelompok tidak bekerja,
komplikasi yang berbahaya. kemungkinan akibat ketidaktahuan
Prevalensi Hipertensi tentang pola makan yang baik
berdasarkan hasil pengukuran pada (Kemenkes RI, 2013). Di
penduduk umur ≥ 18 tahun secara Indonesia, pada usia 25-44 tahun
nasional di Indonesia pada tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%,
2018 sebesar 34,1%. Pada pada usia 45-64 tahun sebesar
Sulawesi Tenggara (2018) 51% dan pada usia >65 tahun
prevalensi Hipertensi sebesar sebesar 65%. Dibandingkan usia
29,75%. Pada kota kendari (2018) 55-59 tahun, pada usia 60-64 tahun
prevalensi Hipertensi sebesar terjadi peningkatan risiko
27,27% (Riskesdas, 2018). hipertensi sebesar 2,18 kali, usia
Selanjutnya, untuk Kecamatan 65- 69 tahun 2,45 kali dan usia
Puuwatu (2019) prevalensi >70 tahun 2,97 kali (Rahajeng &
Hipertensi sebesar 65% (Profil Tuminah, 2009 dalam Arifin,
Puskesmas Puuwatu, 2019). Weta, Ratnawati, 2016).
Menurut data Centers for Disease Berdasarkan data Dinas
Control and Prevention (CDC) Kesehatan Provinsi Sulawesi
pada tahun 2016 kasus hipertensi Tenggara bahwa hipertensi
pada laki-laki 34,1% dan pada merupakan salah satu dari sepuluh
perempuan 32,7%. World Health besar penyakit terbesar di Sulawesi
Organization (WHO) memprediksi Tenggara. Berdasarkan data
bahwa pada tahun 2025 nanti surveilans terpadu penyakit
akan ada sekitar 29% atau sekitar 1 berbasis puskesmas (STPB) dari
dinas kesehatan provinsi Sulawesi Aktifitas fisik juga cenderung
Tenggara Tahun 2016 mempunyai frekuensi denyut
menyebutkan bahwa pada tahun jantung yang lebih tinggi sehingga
2013 jumlah kasus hipertensi otot jantungnya harus bekerja lebih
sebanyak 46.656 kasus, pada keras pada setiap kontraksi. Makin
tahun 2014 jumlah kasus penyakit keras dan sering otot jantung harus
hipertensi sebanyak 24.419 kasus memompa, makin besar tekanan
dan pada tahun 2015 jumlah yang dibebankan pada arteri
kasus penyakit hipertensi Peningkatan tekanan darah yang
sebanyak 19.743 kasus dan tahun disebabkan oleh Aktifitas yang
2016 di Sulawesi Tenggara kurang akan menyebabkan
hipertensi menduduki peringkat terjadinya komplikasi seperti
pertama dari 10 besar penyakit penyakit jantung
sebanyak 18.054 kasus (Dinkes koroner,gangguan fungsi ginjal,
Prov, 2017). stroke dan sebagainya
Hipertensi sebagai sebuah (Anggaradan Prayitno, 2013).
penyakit kronis dipengaruhi oleh Kebiasaan merokok bisa
berbagai faktor. Faktor risiko meningkatkan resiko tekanan
terjadinya hipertensi terbagi dalam darah tinggi (hipertensi) karena
faktor risiko yang dapat di ubah nikotin yang terkandung dalam
yaitu obesitas, kurang berolahraga rokok bisa mengakibatkan
atau aktivitas, merokok, pengapuran pada dinding
alkoholisme, stress dan pola pembuluh darah (Singalingging D,
makan. Sedangkan faktor risiko 2011). Nikotin dan karbondioksida
yang tidak dapat diubah yaitu yang terkandung dalam rokok akan
keturunan, jenis kelamin, ras dan merusak lapisan endetol pembuluh
usia (Adriaansz, Rottie, Lolong, pembuluh darah arteri, elastisitas
2016). American Heart pembuluh darah berkurang
Association (2004) menyatakan sehingga pembuluh darah menjadi
bahwa hipertensi dapat dikontrol kaku dan menganggu aliran darah
dengan gaya hidup sehat dan sehingga menyebabkan tekanan
pengendalian fator risiko darah meningkat (Anggara dan
(Rustiana, 2014). Prayitno, 2013).
Selain aktifitas fisik, asupan 2. Metode Penelitian
zat gizi juga berpengaruh pada Jenis penelitian ini merupakan
peningkatan tekanand arah. Salah penelitian survey analitik dengan
satu zat gizi mikro yang berperan design case control. Populasi dalam
penting dalam peningkatan penelitian ini adalah Semua Penderita
tekanan darah adalah natrium. Hipertensi Umur 18- 54 Tahun yang
Asupan natrium yang meningkat ada di Wilayah Kerja Puskesmas
menyebabkan tubuh meretensi Puuwatu, Jumlah pasien Hipertensi
cairan, yang meningkatkan volume pada tahun 2020 sebanyak 210 orang.
darah. Jantung harus memompa Penelitian ini dilaksanakan pada
keras untuk mendorong volume bulan Maret - April tahun 2021 di
darah yang meningkat melalui Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu.
ruang yang makin sempit yang Jumlah sampel dalam penelitian ii
akibatnya adalah hipertensi adalah 32 orang.
(Muliyati, Syam, dan Sirajuddin, 3. Hasil Penelitian
2011 dalam Widyaningrum, 2014). a. Gambaran lokasi Penelitian
Kurangnya aktifitas fisik Lokasi wilayah kerja Puskesmas UPTD
meningkatkan risiko menderita Puskesmas Puuwatu yaitu 21,56 km2
hipertensi karena meningkatkan dengan batas-batas administrasi
risiko kelebihan berat badan. administrasi tersebut :
Orang yang kurang melakukan
2. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur
pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori
yaitu 18-24 tahun, 25-34 tahun, dan 35-54
tahun (Kemenkes RI, 2018), disajikan pada
Tabel 8. Sebagai berikut :

b. Tenaga Kesehatan
Tenaga Jumlah
Kesehatan
Dokter Umum 3
Dokter Gigi 1
Perawat 58
Farmasi 5
Kebidanan 29
Gizi 11 3. Pendidikan
Kesehatan 20 Karakteristik responden berdasarkan
masyarakat pendidikan pada penelitian ini dibagi menjadi
Rekam Medis 4 empat kategori yaitu sekolah dasar (SD),
Kesehatn 5 sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
Lingkungan menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi,
Ketenisian 1
disajikan pada Tabelc9 sebagai berikut:
Medis
Dukungan 11
Manajemen
Teknik 3
Biomedika
Struktural 1

c. Fasilitas Puskesmas Puuwatu


Fasilitas Puskesmas Puuwatu
terdiri dari Ruang Rawat Jalan,
Ruang Rawat Inap, Unit Gawat
Darurat (UGD) dan ruangan
persalinan, dengan luas bangunan 1
Ha. Fasilitas yang digunakan sebagai 4. Pekerjaan
tempeat penelitan adalah Poli Umum Karakteristik responden berdasarkan
yaitu terdiri dari tempat administrasi pekerjaan pada penelitian ini dibagi menjadi
poli umum dan ruangan pemeriksaan enam kategori yaitu pegawai negeri sipil
umum. (PNS), karyawan,swasta, mengurus rumah
d. Karateristik Responden tanggapet ani, siswa, TNI, wiraswasta,
Honorer
1. Jenis Kelamin dan tambang yang disajikan pada tabel
Jenis n % 10.sebagai berikut
Kelamin
Laki-laki 28 87,5
Perempuan 4 12,5
Total 32 100,0
Sumber: Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 7. diatas dapat diketahui
proporsi responden laki-laki (87,5%) lebih
banyak dibandingkan dengan responden
perempuan (12,5%).
rumah tangga (6,3%), tambang (6,3%), siswa (3,1%), Honorer
(3,1%) dan TNI
(3,1%).

A. Analisis univariat
artinya ada hubungan yang bermakna
antara asupan lemak dengan kejadian
hipertensi pada usia (18-54 tahun) di
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Nilai
Odd Ratio (OR) = 1,364 (95% CI=
1,415-3,821), artinya responden yang
memiliki asupan lemak lebih beresiko
sebesar 1,3 kali mengalami kejadian
hipertensi.

Berdasarkan tabel 17. di atas


menunjukkan bahwa responden yang
memiliki asupan energi cukup mengalami
hipertensi yaitu sebesar 15,6% sedangakan
responden yang memiliki asupan energi
kurang mengalami tidak hipertensi yaitu
sebesar 6,3%
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
nilai p value = 0,200> 0,05, sehingga H0
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada Berdasarkan tabel 19. di atas
hubungan yang bermakna antara asupan menunjukkan bahwa responden yang
energi dengan kejadian hipertensi pada usia memiliki asupan protein cukup tidak
(18-54 tahun) di wilayah kerja Puskesmas beresiko mengalami hipertensi yaitu
Puuwatu. Nilai Odd Ratio (OR) =0,314 sebesar 28,1% dan responden yang
(95%CI=1,940-1,147), artinya responden asupan protein kurang dengan kategori
yang memiliki asupan energi cukup, tidak hipertensi yaitu sebesar 21,9%.
mengalami kejadian hipertensi. Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai p value = 0,719> 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang bermakna
antara asupan lemak dengan kejadian
hipertensi pada usia (18-54 tahun) di
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Nilai
Odd Ratio (OR)=1,364 (95% CI= 1,188-
1,600), artinya responden yang
memilikiasupan lemak lebih beresiko
sebesar 1,3 kali mengalami kejadian
hipertensi.

Berdasarkan tabel 18. di atas


menunjukkan bahwa responden yang
memiliki asupan lemak lebih beresiko
mengalami hipertensi yaitu sebesar
40,6% dibandingkan responden yang
asupan lemaknya cukup yaitu sebesar
12,6%
Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai p value = 0,045> 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
Berdasarkan tabel 20. di atas
menunjukkan bahwa responden yang
memiliki asupan Natrium lebih beresiko
mengalami hipertensi yaitu sebesar
52,7%) dibandingkan responden yang
asupan natrium cukup 0,0%.
Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai p value = 0,001> 0,05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, Berdasarkan tabel 22. di atas
artinya ada hubungan yang bermakna menunjukkan bahwa sebagian besar
antara asupan natrium dengan kejadian sampel yang memiliki merokok lebih
hipertensi pada usia (18-54 tahun) di beresiko mengalami hipertensi yaitu
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Nilai sebesar 40,6% dibandingkan
Odd Ratio (OR)=1,789 (95% CI =(1,983- responden yang tidak merokok
6,706), artinya responden yang memiliki dengan kategori normal atau tidak
asupan lemak lebih beresiko sebesar 1,7 hipertensi yaitu sebesar 9,4%
kali mengalami kejadian hipertensi. Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai p value = 0,044>
0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan yang
bermakna antara aktivitas fisik
dengan kejadian hipertensi pada usia
(18-54 tahun) di wilayah kerja
Puskesmas Puuwatu. Nilai Odd
Ratio(OR)=1,970 (95% CI=(10,166-
1,773), artinya responden yang
memiliki kebiasaan merokok lebih
beresiko sebesar 1,9 kali mengalami
kejadian hipertensi.
Berdasarkan tabel 21. di atas B. Pembahasan
menunjukkan bahwa respondn yang 1. Hubungan Asupan Energi dengan
memiliki aktivitas fisik kurang lebih kejadian hipertensi di wilayah kerja
beresiko mengalami hipertensi yaitu puskesmas puuwatu kecamatan
sebesar 53,4% dibandingkan responden puuwatu kota kendari tahun 2021
yang aktivitas fisiknya cukup yaitu Hasil penelitian ini
sebesar 9,2% menunjukkan bahwa, dari 32
Hasil uji statistik Chi Square responden yang tidak menderita
diperoleh nilai p value = 0,027> 0,05, hipertensi yaitu (21,9%) responden
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang memiliki Asupan Energi yang
artinya ada hubungan yang bermakna cukup. Sedangkan responden yang
antara aktivitas fisik dengan kejadian menderita penyakit hipertensi
hipertensi pada usia (18-54 tahun) di (78,1%) responden yang memiliki
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Nilai asupan energi yang kurang baik.
Odd Ratio (OR)=1,297 (95% CI =(1,466- Berdasarkan hasil analisis Chi-
1,369), artinya responden yang kurang Square,nilai X2= 1,646 atau p=
memiliki aktivitas fisik lebih beresiko 0,200 > yang berarti ada tidak
sebesar 1,2 kali mengalami kejadian hubungan asupan energi pada
hipertensi. responden dengan kejadian
hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Puuwatu Kecamatan ada hubungan yang bermakna antara
Puuwatu Kota Kendari. asupan lemak dengan kejadian
Hasil penelitian sejalan dengan hipertensi. Subjek yang memiliki
penelitian yang dilakukan oleh asupan lemak lebihcenderung
Deborah (2017), menyatakan berisiko 3,25 kali lebihtinggi
bahwa tidak ada hubungan antara terkena hipertensi dibanding yang
asupan energi dengan tekanan memiliki asupan lemak cukup (p
darah. Hal ini berpengaruh pada value = 0,023; OR=3,25). Penelitian
asupan makanan yang dikonsumsi dengan hasil yang sama dilakukan
seseorang dengan tujuan untuk Kartika (2016), menunjukkan ada
mendapatkan sejumlah zat gizi hubungan yang bermaknaantara
yang dibutuhkan tubuh setiap zat asupan lemak dengan kejadian
gizi yang masuk dapatmemberikan hipertensi(pvalue=0,009;OR=3,839).
fungsi yang penting bagi tubuh Konsumsi lemak yang tinggi
misalnya sebagai sumber tenaga berpengaruh pada tingginya
yang dapat digunakan untuk simpanan kolesterol di dalam darah.
menjalaknkan aktivitas. Tingkat Simpanan ini nantinya akan
kecukupan energi tidak memiliki menumpuk pada pembuluh darah
hubungan secara langsung, tetapi menjadi plaque yang akan
pada tingkat kecukupan energi menyebabkan penyumbatan pada
yang berlebih dapat berdampak pembuluh darah. Penyumbatan ini
pada status gizi (overweight) menjadikan elastisitas pembuluh
sehingga dapat berpengaruh pada darah berkurang sehingga volume
tekanan darah, sedangkan Hasil dan tekanan darah meningkat. Hal
penelitian Surakarta tahun 2011 inilah yang memicu terjadinya
menyatakan bahwa tidak ada hipertensi (Kartika, 2016).
hubungan (p=0,614) antara asupan 3. Hubungan Asupan Protein dengan
energi dengan tekanan darah kejadian hipertensi di wilayah kerja
responden. puskesmas puuwatu kecamatan
2. Hubungan Asupan Lemak dengan puuwatu kota kendari tahun 2021
kejadian hipertensi di wilayah kerja Hasil penelitian ini menunjukkan
puskesmas puuwatu kecamatan bahwa, dari 32 responden yang
puuwatu kota kendari tahun 2021 memiliki asupan protein cukup tidak
Hasil penelitian ini menunjukkan beresiko hipertensi yaitu (59,4%)
bahwa, dari 32 responden yang dibandingkan dengan responden yang
memiliki asupan lemak lebih, asupan protein kurang yaitu sebesar
beresiko hipertensi yaitu (71,9%) (40,6%). Berdasarkan hasil analisis Chi-
dibandingkan dengan responden Square,nilai X2=0,719 atau p=0,130 >
yang asupan lemak cukup yaitu yang berarti tidak ada hubungan asupan
sebesar (28,1%). Berdasarkan hasil protein pada responden dengan kejadian
analisis Chi-Square,nilai X2=0,694 hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
atau p=0,045=yang berarti ada Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota
hubungan asupan lemak pada Kendari. Penelitian ini berbanding
responden dengan kejadian terbalik oleh penelitian yang dilakukan
hipertensi di wilayah kerja oleh Inggita (2016) menunjukkan
Puskesmas Puuwatu Kecamatan bahwa ada hubungan asupan protein
Puuwatu Kota Kendari. Hasil terhadap tekanan darah sistolik maupun
penelitian ini sejalan dengan diastolik (p=0,001, r=-0,407; p=0,000,
penelitian Bela (2014), menunjukkan r=-0,519).
Dari uji tersebut dapat diartikan 5. Hubungan Aktivitas Fisik dengan
bahwa semakin tinggi asupan protein kejadian hipertensi di wilayah kerja
maka semakin rendah tekanan darah puskesmas puuwatu kecamatan
sistolik dan diastolik pada penderita puuwatu kota kendari tahun 2021
hipertensi. Aktivitas fisik adalah gerakan
Hal ini sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh otot tubuh dan
penelitian Appel (2006) bahwa asupan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik
protein yang tinggi baik berasal dari memerlukan energi di luar kebutuhan
hewani dan nabati dapat menurunkan untuk metabolisme basal. Selama
tekanan darah pada pasien hipertensi. aktivitas fisik, otot membutuhkan
Sebaliknya asupan protein yang rendah energi di luar metabolisme untuk
dapat meningkatkan tekanan darah bergerak. Jantung dan paru-paru
sistolik sebesar 5,4mmHg. Pada memerlukan tambahan energi untuk
penelitian Gardner (2007) wanita mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen
hipertensi dengan obesitas yang telah ke seluruh tubuh untuk mengeluarkan
diberikan edukasi gizi terlebih dahulu sisa- sisa dari tubuh. Banyaknya
untuk meningkatkan asupan protein dan energi yang dibutuhkan bergantung
mengurangi asupan lemak serta pada berapa banyak otot yang
karbohidrat mendapatkan hasil bergerak, berapa lama dan berapa
penurunan tekanan darah sebesar 5,7 berat pekerjaan yang dilakukan
mmHg. (Almatsier, 2010).
4. Hubungan Asupan Natrium dengan Hasil penelitianini menunjukkan
kejadian hipertensi di wilayah bahwa, dari 32 responden yang
kerjapuskesmas puuwatu kecamatan memiliki Aktivitas Fisik kurang lebih
puuwatu kota kendari tahun 2021 beresiko mengalami hipertensi yaitu
Hasil penelitian ini menunjukkan sebesr (68,8%) dibandingkan dengan
bahwa, dari 32 responden yang responden yang aktifitasnya cukup
memiliki asupan natrium lebih beresiko yaitu sebesar (31,2%). Berdasarkan
mengalami hipertensi yaitu (52,7%) hasil analisis Chi-Square,nilai X2=
dibandingkan dengan responden yang 0,327 atau p= 0,027 = yang berarti ada
asupan natriumnya kurang yaitu sebesar hubungan aktifitas fisik pada
(40,6%). Berdasarkan hasil analisis Chi- responden dengan kejadian hipertensi
Square,nilai X2=0,320 atau p=0,001 = di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
yang berarti ada hubungan asupan Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
natrium pada responden dengan Hasil penelitian ini sejalan
kejadian hipertensi di wilayah kerja dengan penelitian Prasetyo (2015)
Puskesmas Puuwatu Kecamatan menunjukkan ada hubungan yang
Puuwatu Kota Kendari. bermakna antara aktivitas fisik dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa
penelitian Prasetyo (2015), menunjukka muda (p value = 0,000). Penelitian
n ada hubungan yang bermakna antara dengan hasil yang sama dilakukan
asupan natrium dengan kejadian oleh Sriani (2016), menunjukkan
hipertensi pada usia dewasa muda terdapat hubungan yang bermakna
(pvalue=0,028). Penelitian dengan hasil antara aktivitas fisik dengan kejadian
yang sama dilakukan oleh Fadhli hipertensi pada usia dewasa muda (p
(2018),menunjukkan terdapat hubungan value = 0,000; OR = 11,147).
yang bermakna antara asupan natrium 6. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan
dengan kejadian hipertensi pada usia kejadian hipertensi di wilayah kerja
dewasa muda (p value = 0,016). puskesmas puuwatu kecamatan
puuwatu kota kendari tahun 2021
Hasil penelitian ini menunjukkan menghisap rokok berjenis non filter
bahwa, dari 32 responden yang menderita sebagian besar terjadi tekanan darah
penyakit hipertensi, terdapat 24 (75,0%) meningkat (66,7%).
responden yang mempunyai kebiasaan Hasil penelitian ini sejalan dengan
merokok. Sedangkan dari 32 responden penelitian yang dilakukan oleh Kurniati
yang tidak menderita penyakit hipertensi, (2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada
terdapat 8 (25,0%) responden yang tidak hubungan antara jenis rokok dengan
mempunyai kebiasaan merokok. peningkatan tekanan darah. Penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis Chi-Square, juga memperoleh jumlah perokok filter
nilai X2= 0,667 atau p= 0,044 = 0,05 yang yang jauh lebih banyak yaitu sebanyak
berarti tidak ada hubungan kebiasaan 97,22% dibandingkan perokok non filter.
merokok pada responden dengan kejadian Harga rokok filter di pasaran relative lebih
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas murah dan banyak tersedia di warung-
Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota warung di lingkungan sekitar. Oleh sebab
Kendari. Merokok merupakan itu, masyarakat lebih banyak yang
masalah yang terus berkembang merokok menggunakan rokok filter
dan belum dapat ditemukan solusinya di (Kurniati, 2012).
Indonesia sampai saat ini. Menurut WHO
tahun 2011, pada tahun 2007 indonesia KESIMPULAN DAN SARAN
menempati posisi ke-5 dengan jumlah A. Kesimpulan
perokok terbanyak di dunia. Merokok Berdasarkan hasil penelitian
dapat menyebabkan tentang apakah ada hubungan
hipertensi akibat zat-zat kimia yang konsumsi makan,aktifitas fisik dan
terkandung di dalam tembakau yang dapat kebiasaan merokok di Wilayah Kerja
merusak lapisan dalam dinding arteri, Puskesmas Puuwatu Kecamatan
sehingga arteri lebih rentan terjadi Puuwatu Kota Kendari, maka dapat
penumpukan plak (arterosklerosis). disimpulkan:
Hal ini terutama disebabkan oleh 1. Terdapat sampe yang memiliki
nikotin yang dapat merangsang saraf asupan energy cukup yaitu
simpatis sehingga memacu kerja jantung sebesar 78,% dan kategori asupan
lebih keras dan menyebabkan penyempitan kurang yaitu sebesar 21,9%,
pembuluh darah, serta peran sedangakan asupan lemak yaitu
karbonmonoksida yang dapat 71,9 kategori lebih dan 28,1
menggantikan oksigen dalam darah dan kategori cukup. Pada asupan
memaksa jantung memenuhi kebutuhan protein terdapat 59,4% kategori
oksigen tubuh. cukup serta kategori kurang yaitu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh 40,6% dan pada asupan natrium
Angela Novalia Tisa K. (2012) yang terdapat respoden memiliki
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan asupan natrium lebih yaitu
jenis ro sebesar 52,7% dan kategori cukup
kok dengan tekanan darah yaitu 47,3%
meningkat karyawan laki-laki di wilayah 2. Terdapat sampel memiliki
kerja Nasmoco Kota Semarang (p=0,920). aktivitas fisik dengan kategori
Tidak ada hubungan jenis rokok dengan kurang yaitu sebesar 68,8% dan
tekanan darah meningkat ditunjukkan dari kategori cukup 31,2%
responden yang menghisap jenis rokok 3. Terdapat sampel memiliki
baik filter dan non filter, semua mengalami kebiasaan merokok 75% dan tidak
tekanan darah meningkat yaitu dari 97 merokok sebesar 25%
orang karyawan yang menghisap rokok 4. Tidak ada hubungan asupan
dengan dengan jenis filter, sebagian besar energy dengan kejadian hipertensi
terjadi tekanan darah meningkat (71,1%)
dan dari 18 orang karyawan yang
dibuktikan dengan uji statistic DAFTAR PUSTAKA
Chi-Square, nilai X2= 1.646 atau Agustina, R. (2015). Faktor Risiko
p= 0,200 > 0,05. Pada asupan yang Berhubungan dengan
lemak terdapat hubungan dengan Kejadian Hipertensi Usia
kejadian hipertensi dibuktikan Produktif (25-54 Tahun). Unnes
dengan uji statistic Chi-Square, Journal of Public Health,4 (4) :
nilai X2= 0,694 atau p= 0,045= 146-158. [serial online] [disitasi
0,05. Pada asupan protein tidak pada tanggal 29 Juni 2019].
terdapat hubungan dengan Diakses dari URL:
kejadian hipertensi dibuktikan https://journal.unnes.ac.id/sju/in
dengan uji statistic Chi-Square, dex.php/ujph/article/view/9690.
nilai X2= 0,719 atau p= 0,130 > Alfi, W. N. (2018). Hubungan
0,05. Pada asupan natrium Kualitas Tidur dengan Tekanan
terdapat hubungan kejadian Darah Pasien Hipertensi. Jurnal
hipertensi dapat dibuktikan Berkala Epidemiologi, 6 (1) : 18-
dengan uji Square, nilai X2 = 26. [serial online] [disitasi pada
0,320 atau p= 0,001= 0,05. tanggal 5 Juli 2019]. Diakses
5. Ada hubungan akvitas fisik dari URL : https://e-
dengan kejadian hipertensi journal.unair.ac.id/JBE/rt/printer
dibuktikan dengan uji statistic Friendly/5506/0.
Chi-Square, nilai X2= 0,327 atau Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar
p = 0,027 = 0,05. Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
6. Ada hubungan kebiasaan Pustaka Utama.
merokok dengan kejadian Andria, K. M. (2013). Hubungan
hipertensi dibuktikan dengan uji Antara Perilaku Olahraga,
statistic Chi-Square, nilai X2= Stress, dan Pola Makan dengan
0,667 atau p= 0,044 = 0,05 Tingkat Hipertensi pada Lanjut
B. Saran Usia di Posyandu Lansia
1. Manfaat Bagi Poltekkes Kelurahan Gebang Putih
Kemenkes Kendari Hasil Kecamatan Sukolilo Kota
penelitian ini diharapkan dapat Surabaya. Jurnal Promkes, 1 (2)
dijadikan bahan informasi/sumber :111-117. [serial online] [disitasi
pustaka bagi mahasiswa dalam pada tanggal 05 September
menyusun penelitian serupa 2019]. Diakses dari URL :
dimasa mendatang dadiharapkan http://journal.unair.ac.id/filerPD
penelitian ini dapat dijadikan F/jupromkes562e04d4f1full.
sebagai sumber acuan pdf.
pembelajaran padapihak institusi Arifin, M. H. (2016). Faktor-faktor
pendidikan yang Berhubungan dengan
2. Manfaat Bagi Puskesmas Kejadian Hipertensi pada
Puuwatu Hasil penelitian ini dapat Kelompok Lanjut Usia di
memberikan informasi kepada Wilayah Kerja UPT Puskesmas
pihak Puskesmas tentang Petang I Kabupaten Bandung. E-
hubungan konsumsi makan, Jurnal Medika, 5 (7) : 1-23.
aktivitas fisik dan kebiasaan
merokok
3. Manfaat Bagi Peneliti
selanjutnya Penelitian ini
dapat di jadikan sebagai
bahan referensi dalam
melaksanakan penelitian
lain yang berhubungan
dengan kejadian
Hipertensi.
[serial online] [disitasi pada Agustina, R. (2015). Faktor Risiko
tanggal 29 Juni 2019]. Diakses yangBerhubungan dengan Kejadian
dari URL :https://ojs.unud.ac.id/ Hipertensi Usia Produktif (25-54
index.php/eum/article/view/215 Tahun). Unnes Journal of Public
59. Health,4 (4) : 146-158. [serial
Aryantiningsih, D. S. (2016). online] [disitasi pada tanggal 29
Hipertensi pada Masyarakat di Juni 2019]. Diakses dari URL:
Wilayah Kerja Puskesmas https://journal.unnes.ac.id/sju/index
Harapan Raya Pekan Baru. .php/ujph/article/view/9690.
Jurnal Ipteks Terapan, 12 (1) : Alfi, W. N. (2018). Hubungan
64- 77. [serial online] [disitasi Kualitas Tidur dengan Tekanan
pada tanggal 29 Juni 2019]. Darah Pasien Hipertensi. Jurnal
Diakses dari URL: Berkala Epidemiologi, 6 (1) :
http://ejournal.kopertis10.or.id/i 18-26. [serial online] [disitasi
ndex.php/jit/article/view/1483- pada tanggal 5 Juli 2019].
10649. Diakses dari URL : https://e-
Aula, L. E. (2010). Stop Merokok. journal.unair.ac.id/JBE/rt/printer
Yogyakarta: Gerai Ilmu. Friendly/5506/0.
Bela, S. R. (2014). Pola Makan Suku Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar
Asli Papua dan Non-Papua Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
sebagai Faktor Risiko Kejadian Pustaka Utama.
Hipertensi. Jurnal Gizi Klinik Andria, K. M. (2013). Hubungan
Indonesia, 10 (4) : 198-208. Antara Perilaku Olahraga,
[serialonline] [disitasi pada Stress, dan Pola Makan dengan
tanggal 06 Juli 2019]. Diakses Tingkat Hipertensi pada Lanjut
dari URL Usia di Posyandu Lansia
:https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/arti Kelurahan Gebang Putih
cle/view/18872. Kecamatan Sukolilo Kota
Chen, X., Wang, R., Zee, P., Lutsey, Surabaya. Jurnal Promkes, 1 (2)
P. L., Javaheri, S., Alcantara, C., : 111-117. [serial online][disitasi
Redline, S.(2015). Racial/Ethnic pada tanggal 05 September
Differences in Sleep 2019]. Diakses dari URL
Disturbances: The Multi-Ethnic :http://journal.unair.ac.id/filerP
Study of Atherosclerosis DF/jupromkes562e04d4f1full.
(MESA). Sleep, 38 (6) : 877- pdf.
888. [serial online] [disitasi pada Arifin, M. H. (2016). Faktor-faktor
tanggal 05 Juli 2019]. Diakses yang Berhubungan dengan
dari URL Kejadian Hipertensi pada
:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Kelompok Lanjut Usia di
ubmed/25409106. Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Devadason, P. (2014). Risk Factors for Petang I Kabupaten Bandung. E-
Hypertension and Its Jurnal Medika, 5 (7) : 1-23.
Complications–A HospitalBased [serial online] [disitasi pada
Case Control Study. tanggal 29 Juni 2019]. Diakses
International Journal of dari URL :https://ojs.unud.ac.id/
Interdisciplinary and index.php/eum/article/view/215
Multidisciplinary Studies 59.
(IJIMS), (4) : 160-163. [serial Aryantiningsih, D. S. (2016).
online][disitasi pada tanggal 06 Hipertensi pada Masyarakat di
Juli 2019]. Diakses dari URL Wilayah Kerja Puskesmas
Harapan Raya Pekan Baru. NegeriSipil UIN Alaudin
Jurnal Ipteks Terapan, 12 (1) : Makassar. Makassar: UIN
64- 77. [serial online] [disitasi Alaudin Makassar. Skripsi.
pada tanggal 29 Juni 2019]. [serial online] [disitasi pada
Diakses dari URL: tanggal 29 Juni 2019]. Di akses
http://ejournal.kopertis10.or.id/i dari UR http://repositori.uin-
ndex.php/jit/article/view/1483- alauddin.ac.id/11505/1/Ina%20E
10649. riana%20-%20
Aula, L. E. (2010). Stop Merokok. Fadhli, W. M. (2018). Hubungan
Yogyakarta: Gerai Ilmu. antara Gaya Hidup dengan
Bela, S. R. (2014). Pola Makan Suku Kejadian Hipertensi pada Usia
Asli Papua dan Non-Papua Dewasa Muda di Desa Lamakan
sebagai Faktor Risiko Kejadian Kecamatan Karamat Kabupaten
Hipertensi. Jurnal Gizi Klinik Buol. Jurnal Kesehatan
Indonesia, 10 (4) : 198-208. Masyarakat (KEMAS), 7 (6) : 1-
[serial online] [disitasi pada 4. [serial online] [di sitasi pada
tanggal 06 Juli 2019]. Diakses tanggal 29 Juni 2019]. Diakses
dari URL : dari URL:https://ejournal.
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/art unsrat.ac.id/index.php/kesmas/ar
cle/view/18872. ticle/view/22785/22482.
Chen, X., Wang, R., Zee, P., Lutsey, FAO/WHO/UNU. (2001). Human
P. L., Javaheri, S., Alcantara, C., Energy Requirement, Report of
Redline, S.(2015). Racial/Ethnic a Joint FAO/WHO/UNU Expert
Differences in Sleep Consultation. [serial online]
Disturbances: The Multi-Ethnic [disitasi pada tanggal 16 April
Study of Atherosclerosis 2019]. Diakses dari URL :
(MESA). Sleep, 38 (6) : 877- http://www.fao.org/3/a-
888. [serial online] [disitasi pada y5686e.pdf.
tanggal 05 Juli 2019]. Diakses Fatmawati, S. (2017). Hubungan Life
dari URL : Style dengan Kejadian
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Hipertensi pada Usia Dewasa
ubmed/25409106. (20-44 Tahun) di Wilayah Kerja
Devadason, P. (2014). Risk Factors Puskesmas Puuwatu Kota
for Hypertension and Its Kendari. Jurnal Ilmiah
Complications – A Hospital Mahasiswa Kesehatan
Based Case Control Study. Masyarakat (JIMKESMAS), 2
International Journal of (6) : 1-10. [serial online]
Interdisciplinary and [disitasi pada tanggal 29 Juni
Multidisciplinary Studies 2019]. Diakses dari URL
(IJIMS), 1 (4) : 160-163. [serial :http://ojs.uho.ac.id/index.php/JI
online][disitasi pada tanggal 06 MKESMAS/article/view/2895/
Juli 2019]. Diakses dari URL : 2158.
https://www.researchgate.net/pu Hasanudin. (2018). Hubungan
blication/322602906_Stroke_Ri Aktivitas Fisik dengan Tekanan
sk_Factor s_A_Hospital- Darah pada Masyarakat
Based_CaseControl_Study_in_L Penderita Hipertensi di Wilayah
ebanon.
Eriana, I. (2017). Hubungan Gaya
Hidup dengan Kejadian
Hipertensi pada Pegawai
Tlogosuryo kelurahan Tlogomas ---------. (2019). Hipertensi Penyakit
Kecematan Lowokwaru Kota Paling Banyak Diidap
Malang. Nursing News, 3 (1) : Masyarakat. [serial online]
787-799. [serial online] [disitasi pada tanggal 28 Juni
[disitasip ada tanggal 03 2019]. Diakses dari URL
Agustus 2019]. Diakses dari :http://www.depkes.go.id/article
URL:https://publikasi.unitri.ac.i /view/19051700002/hipertensi-
d/index.php/fikes/article/view/8 penyakit- paling-banyak-diidap-
70. masyarakat.html.
Hinderliter, A. L., Babyak, M. A., Kurniasih, D. (2017). Hubungan
Sherwod, A., & Blumenthal, J. Konsumsi Natrium, Magnesium,
A. (2011). The DASH Diet and Kalium, Kafein, Kebiasaan
Insulin Sensitivity. Curr Merokok, dan Kebiasaan
Hypertens Rep, 13 (1) : 67–73. Merokok, dan Aktivitas Fisik
[serial online][disitasi pada dengan Hipertensi pada Lansia
tanggal 04 Juli 2019]. Diakses (Studi di Desa Wilayah Kerja
dari URL : Puskesmas Duren Kabupaten
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Semarang Tahun 2017). Jurnal
ubmed/21058045. Kesehatan Masyarakat, 5 (4) :
Kartika, L. A. (2016). Asupan Lemak 629-639. [serial online] [disitasi
dan Aktivitas Fisik serta pada tanggal 05 September
Hubungannya dengan Kejadian 2019]. Diakses dari URL :
Hipertensi pada Pasien Rawat https://ejournal3.undip.ac.id/ind
Jalan. Jurnal Gizi dan Dietetik ex.php/jkm/article/view/18731.
Indonesia, 4 (3) : 139-146. Liu, T., Tyndale, R., David, S.,
[serial online] [disitasi pada Wang, H., Yu, Q.-X., Chen , W.,
tanggal 05 September 2019]. Chen, W.-Q. (2013).
Diakses dari URL : Association Between Daily
https://ejournal.almaata.ac.id/ind Cigarette Consumption and
ex.php/IJND/article/view/343/3 Hypertension Moderated by
90. CYP2A6 Genotypes in Chinese
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Male Current Smokers. J Hum
Teknis Penemuan dan Hypertens, 27 (1) :24-30. [serial
Tatalaksana Hipertensi. Jakarta: online] [disitasi pada tanggal 12
Direktorat Pengendalian Juli 2019]. Diakses dari URL
Penyakit Tidak Menular :https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Kementerian Kesehatan pubmed/22217675.
Republik Indonesia. Magrifah, I. (2016). Hubungan
---------. (2013). Peraturan Menteri Kualitas Tidur dengan Tekanan
Kesehatan RI Nomor 75 Tahun Darah pada Mahasiswi Program
2013 tentang Angka Kecukupan Studi S1 Fisiotrapi Angkatan
Gizi yang Dianjurkan bagi 2013 dan 2014. Skripsi.
Bangsa Indonesia. Jakarta: Makassar: Universitas
Kementerian Kesehatan RI. Hasanuddin Makassar. [serial
---------. (2014). Hipertensi. Jakarta: online] [disitasi pada tanggal 06
Kementerian Kesehatan Juli 2019]. Diakses dari URL :
Republik Indonesia. http://repository.unhas.ac.id/
---------.(2018). Laporan Riskesdas
2018 Nasional. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai