KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA
1. dr. Ega Kusuma Anindhita_Pkm Sungai Purun Kecil
2. Ade Juliantini, A.Md.Kep_Pkm Sungai Purun Kecil
3. dr. Welriant Octa Alfandro_Puskesmas Segedong
4. Wanda Supriatna, SKM_Puskesmas Segedong
5. Yustina, A,Md.Kes_Puskesmas Takong
6. Cici Oktaviana, A.Md.Kep_Puskesmas Takong
7. Dedi Zulkarnain, A.Md.Kep_Puskesmas Wajok
8. Rita Novita, SKM.MPH_RSUD Rubini
9. Floerianus Rahady, A.Md.Kep_Puskesmas Anjungan
A. LATAR BELAKANG
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target
global tentang eradikasi Polio, eliminasi Campak-
Rubella/CRS dan mempertahankan status eliminasi tetanus
neonatal dan maternal (ETMN). Selain itu juga kita perlu
untuk memperkuat surveilans dalam rangka pengendalian
difteri serta penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) lainnya. Surveilans PD3I ini merupakan kunci untuk
melakukan pemantauan risiko kejadian luar biasa PD3I
melalui upaya penemuan kasus sedini agar dapat segera
menemukan kasus potensi KLB untuk dapat ditangani
segera agar tidak meluas dan menimbulkan KLB.
Indonesia masih dianggap berisiko tinggi terhadap penyakit-
penyakit tersebut dengan mempertimbangkan status
cakupan imunisasi rutin, kinerja surveilans dan akses
terhadap fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil assessment yang dilaksanakan
tahun 2020, diketahui bahwa saat pandemi COVID-19
memberikan dampak negatif terhadap banyak program
esensial seperti program imunisasi rutin dan surveilans
PD3I. Dengan adanya penurunan cakupan imunisasi rutin,
maka populasi rentan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami penyakit PD3I seperti Campak-Rubella, infeksi
rubella yang berakibat CRS pada ibu hamil, difteri, polio
dan penyakit-penyakit lain yang berpotensi KLB. Selain itu
banyaknya petugas surveilans dan tenaga kesehatan yang
belum pernah mendapat pelatihan surveilans PD3I juga
menjadi tantangan dalam pelaksanan surveilans PD3I.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan Surveilans PD3I bagi
petugas Puskesmas l dalam rangka upaya peningkatan
kapasitas penguatan surveilans PD3I dan respon KLB bagi
petugas surveilans Puskesmas di lapangan.
Melalui kegiatan Pelatihan Surveilans PD3I bagi
Petugas Puskesmas dengan metode on dan off class saat
praktik dilapangan, diharapakan peserta mampu memahami
secara teori praktis dan mampu mengimplementasikan
fungsi – fungsi surveilans PD3I pada saat melakukan
praktik lapangan.
Praktik Lapangan (PL) ini didesain guna mencapai
tujuan pelatihan. Praktik Lapangan adalah salah satu
bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara
program pelatihan di kelas dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung. Melalui PL, peserta dapat melihat sejauh mana
teori yang diperoleh di kelas dapat diterapkan dalam
lingkungan pekerjaan, serta yang tak kalah penting
peserta akan memperoleh pengalaman sesuai dengan
kompetensi yang harus dikuasainya dan mampu
meningkatkan kualitas kinerja Surveilans PD3I di
puskesmas.
B. Tujuan
Praktik Lapangan (PL) dilaksanakan dengan tujuan agar
peserta mampu melakukan surveilan PD3I di Puskesmas
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Mendapatkan pengalaman belajar dari implementasi
teori/pembelajaran yang diperoleh di kelas, meliputi:
a. Pengalaman dalam melakukan Surveilans PD3I
sesuai dengan tujuan penyelenggaraan surveilans
PD3I
b. Pengalaman dalam pengamatan mendeteksi sinyal
potensi dan risiko KLB, serta membuat peringatan
kewaspadaan dini.
2. Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan dan informasi arah pengendalian
penyakit / masalah kesehatan di wilayahnya berbasis
data surveilans PD3I
b. Sebagai bahan informasi bagi pemegang kebijakan
dalam pengambilan keputusan berbasis data surveilans
PD3I.
3. Bagi Dinas Kesehatan
a. Membantu dalam menyediakan data surveilans PD3I
yang valid dan akurat untuk digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan
b. Membantu untuk secara dini dalam melakukan respon
cepat terhadap adanya sinyal potensi KLB pada tingkat
puskesmas.
4. Bagi Lembaga Pelatihan
a. Mendapatkan gambaran tentang relevansi antara
materi pembelajaran di kelas dengan implementasi di
lapangan.
b. Mendapat feedback guna perbaikan dan pengembangan
pelatihan.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Demografi
Bedasarkan data monografi Kelurahan Siantan Tengah
tahun 2022 jumlah penduduk wilayah Kelurahan Siantan
Tengah: 37.993 jiwa dengan jumlah kepala keluarga yaitu
11.114 KK. Adapun persebaran penduduk berdasarkan jenis
kelamin di kelurahan Siantan Tengah pada tahun 2022 yaitu
terdiri dari laki-laki sebanyak 19.302 jiwa dan perempuan
sebanyak 18.691 jiwa. Komposisi jumlah penduduk menurut
kelompok umur dibagi menjadi kelompok umur 0 – 20 tahun,
kelompok umur 21-40 tahun, dan kelompok umur 65 tahun
keatas. Gambaran jumlah penduduk terkecil adalah pada
kelompok usia 65 tahun yaitu 11.833 jiwa dan jumlah
penduduk terbesar adalah pada kelompok usia 20-64 tahun
yaitu sebanyak 13.148 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan
agama kelompok penduduk dengan jumlah terbesar adalah
pada kelompok penduduk beragama islam yaitu sebanyak
21.823 jiwa, sedanghkan penduduk beragama budha yaitu
sebanyak 12,559 jiwa dan jumlah penduduk terkecil adalah
pada kelompok agama beragama Hindu yaitu sebanyak 20
jiwa.
g. Status Gizi
Gambaran status gizi bayi dan balita di Kelurahan Siantan
Tengah untuk tahun 2022 dilihat melalui jumlah anak 0-59
bulan yang masuk kriteria BGM , kasus balita BGM ,dan
balita gizi buruk.
Terdapat kasus baduta dan balita BGM yaitu 24 kasus,
Tidak terdapat kasus balita gizi buruk.
h. Cakupan Imunisasi
2021 2022
Jenis Imunisasi Jumlah % Jumlah %
BCG 386 68,93 % 519 85,1 %
Polio 3 283 50,54 % 415 68 %
DPT1+ HB 1 375 66,96 % 623 104, 2 %
Campak 296 52,86 % 337 55,2 %