KEGIATAN
PROGRAM SURVEILANS
TAHUNAN
2022
Bismillahirahmannirrahim...
Pertama- tama Marilah kita panjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang luarbiasa kepada kita semua yaitu, nikmat sehat sehingga sehingga
kita bisa melaksanakan setiap tugas dan kewajiban kita, Salawat serta salam taklupa kita
curahkan kepada junjungan kita nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita ke zaman terang
benerang.
Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Kepala Puskesmas Suhuda Hamsanikeda di UPT
Puskesmas Kecamatan Padarincang yang telah memberi kesempatan, bimbingan dan
kepercayaan kepada saya untuk melaksanakan kegiatan program surveilans, terimakasih pula
kepada teman sejawat dan seluruh staf Puskesmas atas bantuannya.
Alhamdulillah penanggung jawab program bisa melaksanakan kegiatan selama tahun 2021 dan
mampu mnyelesaikan laporan tahunan program surveilans dengan tepat waktu, meskipun
pengelola sadar betul masih banyak kekurangan dalam menyusunan dan pelaksanaan program.
Penyusun
Yuliana Rakhmawati,Amd.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat urgent dalam membentuk negara yang hebat.
Tak dapat dipungkiri bahwa, terciptanya generasi bangsa yang sehat akan mendorong
potensi yang lebih besar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten
dan berkualitas. Dengan keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas, maka secara
otomatis pembangunan nasional dari segi kesehatan akan terus mengalami peningkatan.
Peran tenaga kesehatan sebagai komponen penentu pelaksanaan program haruslah
memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan dan manajemen dalam suatu tempat
pelayanan kesehatan. Yang harus disadari adalah dalam manajemen kesehatan diperlukan
adanya subjek kesehatan yang mampu menjalankan fungsi sebagai tenaga kesehatan yang
mampu mengumpulkan, mengolah, maupun menginterpretasi data dalam suatu struktur
organisasi.
Disinilah letak peran vital para epidemiolog. Mereka dibekali dengan kemampuan teknis
dalam melakukan fungsi surveilans. Fungsi yang semakin lama semakin dibutuhkan
apalagi ketika kita menelitik fakta bahwa semakin banyaknya penyebaran penyakit di
Indonesia, baik penyakit menular maupun tidak menular. Surveilans bukan hanya sekedar
berfungsi untuk mengumpulkan data, namun fungsinya kian kompleks karena mereka
juga dituntut mampu menganalisis determinan munculnya suatu penyakit serta
melakukan upaya pencegahan dan promotif di bidang kesehatan khususnya epidemiologi.
Kegiatan surveilans dalam rangka mendukung penyediaan informasi epidemiologi untuk
pengambilan keputusan yang meliputi Sistem Surveilans Terpadu (SST), Surveilans
Sentinel Puskesmas, Surveilans Acute Flaccid Paralysis, Surveilans Tetanus Neonatorum,
Surveilans Campak, Surveilans Infeksi Nosokomial, Surveilans HIV/AID, Surveilans
Dampak Krisis, Surveilans Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan Bencana, Surveilans
Penyakit Tidak Menular serta Surveilans Kesehatan Lingkungan untuk mendukung
penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan penelitian. Pada Peraturan
Pemerintah RI. No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai daerah otonom, BAB II Pasal 2 ayat 3.10.j menyatakan bahwa salah satu
kewenangan Pemerintah di Bidang Kesehatan adalah surveilans epidemiologi serta
pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah penyakit menular dan kejadian
luar biasa, sementara pada BAB II Pasal 3 ayat 5.9.d menyatakan bahwa salah satu
kewenangan Propinsi di Bidang Kesehatan adalah surveilans epidemiologi serta
penanggulangan wabah penyakit dan kejadian luar biasa.
Oleh karenanya, diharapkan pada setiap tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, harusnya memiliki tenaga surveilans sebagai pendukung
efektivitas kinerja dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2 (SARS-CoV-2). SARS-COV-2
Merupakan Corona Virus Jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis Coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory (SARS).
Tanda dan gejala umum COVID-19 antara lain gangguan pernafasan akut seperti
Demam, Batuk dan Sesak nafas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 Hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 Hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan Pneumonia,
Syndrome Pernafasan akut, Gagal Ginjal bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO Chaina County Office Melaporkan Kasus
Peneumonia yang tidak diketahui Etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020 Chaina Mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
Coronavirus. Pada tanggal 30 januari 2020 WHO Menetapkan kejadian tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia (KKMMD) / Public Health
emergency of International Concern (PHICE) dan pada tanggal 11 maret 2020, WHO
Sudah menetapkan COVID-19 Sebagai Pandemi.
Berkaitan dengan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia telah
memiliki undang-undang No.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular, Peraturan
pemerintah No.40 tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular, dan
peraturan Menkes No.1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis penyakit menular tertentu
yang dapat menimbulkan wabah dan upaya pennggulangan.
Peningkatan Jumlah kasus berlangsung cukup cepat, yang menyebar ke bergagai
Negara dalam waktu singkat sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO Melaporkan
11.842.260 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian diseluruh Dunia. Indonesia
melaporkan kasus pertama tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar
diseluruh Indonesia sampai dengan tanggal 9 juli 2020 Kemenkes Melaporkan 70.736
kasus konfirmasi Covid-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4.8%)
Sampai saat ini, situasi COVID-19 ditingkal Global maupun Nasional masih sangat
tinggi. Selama pengembangan vaksin masih dalam proses, dunia dihadapkan pada
kenyataan untuk mempersiapakn diri hidup berampingan dengan COVID-19.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat
Melaksanakan Pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Indonesia, dan
Mengetahui manajemen surveilans epidemiologi penyakit potensi kejadian luar biasa
(KLB) Laninya di Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Khusunya di Upt Puskesmas
Padarincang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan
untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa
yang cepat dan tepat secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota menuju Indoensia
yang lebih sehat.
a. Memahami strategi dan Indikator penanggulangan
b. Melaksanakan Surveilans Epidemiologi
c. Melaksanakan Diagnosis Laboratorium
d. Melaksanakan Management Klinis
e. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian penularan
f. Mengetahui proses pengamatan, pengumpulan, pengolahan, analisa dan Integrsi
sistem kewaspadaan dini berbasis SKDR
g. Mampu melaksanaan penyelidikan epidemiologi kasus
h. Deteksi dini / Mencegah terjadinya KLB
i. Pemeriksaan Jemaah calon haji terlaksana menuju haji Sehat ke baitullah dan
sampai kembali ke tanah air
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Analisis Demografi
Kecamatan Padarincang memiliki luas wilayah kerja puskesmas Padarincang adalah
7.157 km kubik, dengan jumlah penduduk sebanyak 61.713 Jiwa yang terbagi dalam 14
Desa, dengan mata pencaharian sebagai petani. Adapun batas wilayahnya sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kec.Mancak
Sebelah Timur : Kec.Ciomas
Sebelah Selatan : Kec. Pandeglang
Sebelah Barat : Kec.Cinangka
Jumlah kasus terkonfirmasi Covid.19 pada tahun 2021 yang terjaring di UPT Puskesmas
Padarincang sebanyak 208 Kasus, Berikut Pemaparan kasus perdesa / perwilayah:
Desa Citasuk : 45 Orang
Desa Padarincang : 28 Orang
Desa Kadu bereum : 23 Orang
Desa Ciomas : 19 Orang
Desa Batukuwung : 14 Orang
Desa Curug goong : 13 Orang
Desa Cipayung : 9 Orang
Desa Bugel : 8 Orang
Desa Cisaat : 7 Orang
Desa Kalumpang : 7 Orang
Desa Kramat Laban : 4 Orang
Desa Cibojong : 2 Orang
Desa Kaduranca : 1 Orang
Luar wilayah : 28 Orang
A. PERMASALAHAN.
1. Laptop tidak bisa suport Wi-fi (Pelaporan online)
2. Sumber pelaporan masih belum mencakup keseluruhan.
3. Masih banyak sarfaskes / sumber laporan yang tidak memberikan laporan.
B. SOLUSI