Riwayat afakia, miopia, trauma tumpul, DM, prematuritas, trauma Hipertensi maligna,
fotopsia, floaters, field defect, tembus, sickle cell disease, eklampsia, gagal ginjal
progresif, pada pasien yang sehat oklusi vena
Robekan retina Bisa terlihat pada 90-95% kasus tidak ada robekan primer, tidak ada, bisa karena
tapi nanti bisa terjadi kebetulan
robekan sekunder
Derajat dari ora serata sampai ke diskus, batas jarang mencapai ora, bisa bergantung pada volume
lepasnya retina konveks, mengikuti gravitasi sentral atau perifer dan gravitasi, bisa
mencapai ora, bisa sentral
atau perifer
Mobilitas retina lipatan atau bula yang berundulasi retina tegang, batas dan bula mulus, biasanya tanpa
permukaan bentuk konkaf lipatan
Bukti kronisitas Demarcation lines, intraretinal Demarcation lines biasanya tidak ada
macrocysts, retina atrofik
Pigmen di 70% dari kasus ada pada kasus trauma tidak ada
vitreus
Perubahan pada biasanya syneretic, PVD, tarikan pada traksi vitreus biasanya bening, kecuali
vitreus retina yang sobek pada uveitis
Massa di koroid tidak ada tidak ada mungkin ada
2. Pemeriksaan Oftalmologi
-Pemeriksaan visus
-Pemeriksaan lapangan pandang
-Pemeriksaan funduskopi
• Opthalmoskop direk.
• Opthalmoskop indirek atau tree mirror mulai dari polus posterior
sampai anterior retina.
4. Diagnosis Banding
Retinoschisis degenerative
Choroidal detachment
Massa koroidal
09/02/20
Gambaran Ultrasonografi menunjukkan tampilan berbentuk corong
dimana terlihat lapisan retina yang terlepas
Lattice Degeneration
• Degenerasi vitreoretina yang paling sering dijumpai
• Insidens 6-10% dalam populasi umum, separuhnya bilateral.
• Sering pada miopia dengan sedikit kecenderungan familial.
• Menimbulkan penipisan retina berbentuk daerah-daerah
bundar, oval atau linier yang disertai pigmentosa, garis-garis
putih bercabang, dan bintik-bintik kuning keputihan, dan
perlekatan erat vitreoretina pada tepinya
• Menimbulkan ablasio retina pada sejumlah kecil mata, tetapi
20-30% mata ablasio retina disertai dengan degenerasi lattice .
• Microcystoid Degeneration
• Snowflakes
• Paving Stone Degeneration
• Honey Comb Degeneration
• Drussen
• Oral Pigmentary Degeneration
Penatalaksanaan
1. Retinopeksi Pneumatik
2. Laser Photocoagulation
3. Scleral Buckle
4. Vitrektomi
Prinsip pembedahan:
• Cari semua kerusakan retina
• Membuat iritasi chorioretina disekitar retina yang rusak
• Menghubungkan retina dan choroid untuk membuat terjadinya adhesi
chorioretina yang mengisi ruangan subretinal
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi dapat berupa Proliferative retinopathy (PVR).
PVR terjadi pada 8 – 10% pasien yang melakukan pembedahan retinal
detachment.
Faktor risiko komplikasi ini ialah
Usia
Robekan retina yang besar
Pembedahan retinal detachment sebelumnya
Penggunaan cryotherapy
Perdarahan vitreous
Lepasnya choroid.
09/02/20
09/02/20
Ablasio Retina
Peran Dokter Umum
Tingkat kompetensi 2, SKDI
1.Edukasi
2.Mendiagnosis
3.Merujuk
4.Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
Daftar Pustaka
American Academy of Ophthalmology. Basic and clinical Science
Course , Retina and Vitreous, 2012-2013. pg 286-92.
Kanski JJ, Gregor ZJ. Retinal Detachment: a colour manual of diagnosis
and treatment 2nd Ed. Butterworth-Heinemen, 1994.
Rogers AH, Duker JS. Rapid diagnosis in ophthalmology. China; Mosby
Elsevier, 2008.
Djatikusumo A, Hutapea MH. Buku Ajar Oftalmologi: Ablasio Retina.
Jakarta; Badan Penerbit FKUI, 2017. pg. 257-9.
09/02/20
Terima Kasih