Anda di halaman 1dari 22

Oleh :

Vanesa Oktaria, S.ked


ABLASIO RETINA
Pembimbing: dr. Kuswaya Waslan, Sp.M

MODERN POWERPOINT PRESENTATION INFOGRAPHIC


Pendahaluan
• Retina merupakan lapisan membran neurosensoris dan merupakan lapisan
ketiga bola mata setelah sklera yang merupakan jaringan ikat dan jaringan
uvea yang merupakan jaringan vaskuler yang terdiri dari iris, badan siliar,
dan koroid.
• Ablasio retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan oleh karena
terpisahnya lapisan neuroretina dari lapisan epitel pigmen retina
Anatomi Retina

 Retina merupakan selembar tipis jaringan


saraf yang semitransparan, dan multilapis
yang melapisi bagian dalam dua per tiga
posterior dinding bola mata.
 Retina membentang ke depan hampir sama
jauhnya dengan korpus siliaris, dan akhirnya
di tepi ora serrata.
Anatomi Retina
 Permukaan luar retina sensorik bertumpuk
dengan membrana Bruch, koroid, dan sklera.
 Retina menpunyai tebal 0,1 mm
 Ditengah-tengah retina posterior terdapat makula
 Di tengah makula terdapat fovea
Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luar
ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Epitelium pigmen retina


2. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar
batang dan kerucut
3. Membrana limitans externa
4. Lapisan inti luar sel fotoreseptor , Ini terdiri
dari inti dari batang dan kerucut
5. Lapisan pleksiformis luar
6. Lapisan inti dalam badan sel bipolar
7. Lapisan pleksiformis dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10.Membrana limitans interna
Definisi

Ablasio berasal dari bahasa latin yaitu


ablatio = pembuangan atau terlepasnya
salah satu bagian badan.

Ablasi retina adalah suatu keadaan


terpisahnya sel kerucut dan batang retina
dengan dari sel epitel retina.
Epidemiologi
Insert the title of your subtitle Here
Sekitar 40-50% dari semua pasien dengan ablasio
memiliki miop, 30-40% mengalami pengangkatan
katarak, dan 10-20% telah mengalami trauma okuli.
Ablasio retina pada usia kurang dari 45 tahun,
60% laki-laki dan 40% perempuan.

%
Klasifikasi
BENTUK PENYEBAB

Ablasi retina
Primer
regmatogenosa

Ablasi retina
Sekunder
eksudatif

Ablasi retina
traksi
Ablasi retina regmatogenosa

robekan pada retina

cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel


dengan retina.

pendorongan retina
oleh badan kaca cair
(fluid vitreous)

sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari


lapis epitel pigmen koroid
Faktor predisposisi terjadinya ablasio retina regmatogenosa antara lain:

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Miopi
4. Afakia
5. Trauma
6. Fenile Posterior Vitreous Detachment (PVD). Hal ini terkait dengan ablasio retina dalam kasus banyak.
7. Pasca sindrom nekrosis akut retina dan sitomegalovirus (CMV) retinitis pada pasien AIDS berupa nekrosis
retina dengan formasi istirahat retina terjadi, kemudian, cairan dari rongga vitreous dapat mengalir melalui
istirahat dan melepas retina tanpa ada hadir traksi vitreoretinal terbuka.
8. Retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer seperti Lattice degeneration, Snail track
degeneration, White-with-pressure and white- without or occult pressure, acquired retinoschisis
Ablasi retina Eksudatif

tertimbunnya eksudat di
bawah retina

mengangkat retina.

akibat keluarnya cairan dari


pembuluh darah retina dan
koroid (ekstra vasasi).
Ablasi retina Eksudatif

Gejala klinis ablasio retina eksudatif antara lain:


 1. Tidak adanya photopsia, lubang / air mata, lipatan dan undulations.
2. Ablasio retina eksudatif halus dan cembung. Pada puncak tumor itu biasanya bulat dan tetap dan bisa menunjukkan gangguan
pigmen.
3. Kadang-kadang, pola pembuluh retina mungkin terganggu akibat adanya neovaskularisasi di puncak tumor.
4. Pergeseran cairan ditandai dengan mengubah posisi daerah terpisah dengan gravitasi adalah ciri khas yang dari detasemen
retina eksudatif.
5. Pada tes transillumination satu ablasio sederhana muncul transparan sedangkan ablasio padat
Ablasi retina Traksi

lepasnya jaringan retina

akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca

akan mengakibatkan ablasi retina

penglihatan turun tanpa rasa akit


Diagnosis
• Anamnesis
Gejala umum pada ablasio retina yang sering dikeluhkan penderita adalah:
1. Floaters (terlihatnya benda melayang – laying) yang terjadi karena
adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas
atau degenerasi vitreus itu sendiri.
2. Photopsi/light flashes (kilatan cahaya), tanpa adanya sumber cahaya di
sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam
keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap.
3. Penurunan tajam penglihatan, penderita mengeluh penglihatannya
sebagian seperti tertutup tirai yang semakin lama semakian luas. Pada
keadaan yang telah lanjut, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan yang
berat.
Pemeriksaan

Pemeriksaan oftalmologi :
Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan visus
 Pemeriksaan lapang pandang  Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan slit lamp  Pemeriksaan USG
 Pemeriksaan tekanan bola mata
 Pemeriksaan funduskopi
Tatalaksana

• Tujuan utama bedah ablasi adalah untuk menemukan dan memeperbaiki semua robekan
retina, digunakan krioterapi atau laser untuk menimbulkan adhesi antara epitel pigmen dan
retina sensorik sehingga mencegah influks cairan lebih lanjut kedalam ruang subretina,
mengalirkan cairan subretina ke dalam ke luar, dan meredakan traksi vitreoretina
• Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah pembedahan. Prinsip bedah pada ablasio
retina yaitu :
- Menemukan semua bagian yang terlepas
- Membuat iritasi korioretinal pada sepanjang masing-masing daerah retina yang
terlepas.
- Menguhubungkan koroid dan retina dalam waktu yang cukup untuk menghasilkan
adhesi dinding korioretinal yang permanen pada daerah subretinal.
Tatalaksana
Scleral buckling
Mempertahankan retina di posisinya dengan melekukan sklera menggunakan eksplan yang dijahitkan

pada daerah robekan retina


Tatalaksana
Retinopeksi pneumatic
• Teknik pelaksanaan prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas ke
dalam rongga vitreus.
• Gelembung gas ini akan menutupi robekan retina dan mencegah pasase cairan lebih
lanjut melalui robekan. Jika robekan dapat ditutupi oleh gelembung gas, cairan
subretinal biasanya akan hilang dalam 1-2 hari.
• Robekan retina dapat juga dilekatkan dengan kriopeksi atau laser sebelum gelembung
disuntikkan.
• Pasien harus mempertahankan posisi kepala tertentu selama beberapa hari untuk
meyakinkan gelembung terus menutupi robekan retina
Vitrektomi
• Merupakan cara yang paling banyak digunakan pada ablasio akibat diabetes, dan juga pada ablasio
regmatogenosa yang disertai traksi vitreus atau perdarahan vitreus.
• Cara pelaksanaannya yaitu dengan membuat insisi kecil pada dinding bola mata kemudian
memasukkan instruyen ingá cavum vitreous melalui pars plana.
• Setelah itu dilakukan vitrektomi dengan vitreus cutre untuk menghilangkan berkas badan kaca
(viteuos stands), membran, dan perleketan – perleketan.
• Teknik dan instruyen yang digunakan tergantung tipe dan penyebab ablasio.
Prognosis

tergantung luasnya Prognosis lebih buruk


robekan retina, jarak bila mengenai makula
waktu terjadinya Terapi yang cepat atau jika telah
ablasio,diagnosisnya prognosis lebih baik. berlangsung lama
dan tindakan bedah penglihatan berkurang
yang dilakukan dan kebutaan
Kesimpulan
Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan
batang retina dengan dari sel epitel retina.
Terdapat tiga tipe utama ablasio retina, yakni ablasio
regmatogen, ablasio traksi, dan ablasio eksudatif.
Berdasarkan penyebab terdiri dari ablasio primer dan ablasio
sekunder.
Penganganan pada pasien ablsio retina, pasien harus segera
dirawat, karena tindakan harus dilakukan secepatnya.
Cover

Thank You
Insert the Sub Title
of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai