ABLATIO RETINA
Narasumber: dr. Freddy Wilmar Arsyad, Sp.M,
KVR
Presentan: Adhiatma Yudhono
1420221104
Identitas Pasien
Nama : Tn. BS
Jenis Kelamin : Laki laki
Usia : 65 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : swasta
Alamat : Cempaaka Putih
No RM : 8363xx
Tanggal Pemeriksaan : 15 Agustus 2016
Anamnesa
Dilakukan secara autoanamnesa
pada 15 Agustus 2016
Keluhan Utama : Penglihatan Kabur
pada mata kanan
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos menit
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 77x/menit
Suhu: 36,60 C
Respirasi : 22x/menit
Status oftalmologikus
Keterangan
OD
OS
Visus
Tajam
penglihatan
Koreksi
Addisi
Distansia Pupil
Kaca
lama
mata
1/300
0,8
Tidak dapat
S + 1,00
dikoreksi
S +2,75
1,0
S +2,75
67/65 mm
S +1,75
S +1,75
Tidak ada
Tidak ada
us
Endoftalm
Tidak ada
Tidak ada
us
Deviasi
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke segala
Baik ke
arah
segala arah
Gerakan
mata
3. Supra Silia
Warna
Letak
Hitam
Hitam
Simetris Simetris
4. Palpebra Superior
Edema
Ada
Tidak
Nyeri tekan
Ada
Tidak
Ektropion
Tidak Ada
Tidak
Entropion
Tidak Ada
Tidak
Blefarospasm
Tidak Ada
Tidak
e
Trikiasis
Sikatriks
Fisura
palpebra
Hordeolum
Kalazion
Ptosis
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
8 mm
Tidak Ada
Tidak Ada
8 mm
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
5. Palpebra Inferior
Edema
Tidak Ada
Tidak Ada
Nyeri tekan
Tidak Ada
Tidak Ada
Ektropion
Tidak Ada
Tidak Ada
Entropion
Tidak Ada
Tidak Ada
Blefarospasme
Tidak Ada
Tidak Ada
Trikiasis
Tidak Ada
Tidak Ada
Sikatriks
Tidak Ada
Tidak Ada
8 mm
8 mm
Hordeolum
Tidak Ada
Tidak Ada
Kalazion
Tidak Ada
Tidak Ada
Ptosis
Tidak Ada
Tidak Ada
Fisura palpebra
inferior
Tidak ada
Tidak
Tidak Ada
ada
Tidak
Tidak Ada
Ada
Tidak
Tidak Ada
Ada
Tidak
Tidak Ada
Ada
Tidak
8. Konjungtiva Bulbi
Injeksi
Tidak ada
Tidak Ada
konjungtiva
Injeksi siliar
Tidak ada
Tidak Ada
Perdarahan
Tidak Ada
Tidak Ada
a
Pterigium
Tidak Ada
Tidak Ada
Pinguekula
Tidak Ada
Tidak Ada
Nervus
Tidak Ada
Tidak Ada
subkonjungtiv
pigmentosus
9. Sistem Lakrimalis
Punctum
lakrimal
Tes Anel
Terbuka
Terbuka
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Warna
Ikterik
10. Sklera
Putih
Tidak
Ada
Putih
Tidak
Ada
11. Kornea
Kejernihan
Keruh
Jernih
Permukaan
Licin
Licin
Ukuran
10 mm
10 mm
Sensibilitas
Baik
Baik
Infiltrat
Tidak ada
Tidak ada
Ulkus
Tidak ada
Tidak ada
Perforasi
Tidak ada
Tidak ada
Arkus senilis
Ada
Ada
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Tes Plasido
Reguler
Reguler
Dalam
Dalam
Kejernihan
Jernih
Jernih
Hifema
Tidak ada
Tidak ada
Hipopion
Tidak ada
Tidak ada
Efek Tyndall
Tidak ada
Tidak ada
13. Iris
Warna
Coklat
Coklat
Kripte
Jelas
Jelas
Bentuk
Bulat
Bulat
Sinekia
Tidak ada
Tidak ada
Koloboma
14. Pupil
Letak
Sentral
Sentral
Bentuk
Melebar
Bulat
Ukuran
3 mm
+
3 mm
Refleks
cahaya
langung
Refleks
cahaya
langsung
+
tidak
15. Lensa
Kejernihan
Letak
Tes Shadow
Jernih
ditengah
+
Jernih
Ditengah
-
Kejernihan
Sulit
dinilai
a. Reflex fundus
b. Papil
Positif
o Bentuk
Sulit dinilai
o Warna
Kuning
o Batas
Sulit dinilai
kemerahan
Tegas
o Warna
Sulit dinilai
Kuning
Sulit dinilai
kemerahan
0.3
o C/D Ratio
c. Retina
Bulat
o Edema
Sulit dinilai
Tidak ada
o Perdarahan
Sulit dinilai
Tidak ada
o Exudat
Tidak ada
Tidak ada
o Sikatriks
Tidak ada
Tidak ada
d. Makula lutea
o Refleks fovea
Sulit dinilai
o Edema
Sulit dinilai
Positif
Tidak ada
Nyeri tekan
Massa tumor
Tensi
okuli
(digital)
Tonometer
18. Palpasi
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak dilakukan
Tidak
Schiotz
dilakukan
Tes
konfrontasi
temporal hilang
dengan
pemeriksa
OS
Resume
Laki laki 65 tahun datang ke poli RSPAD dengan
keluhan penglihatan kabur pada mata kanan sejak
sepuluh hari yang lalu secara tiba-tiba, Pasien
mengeluh mata kanannya tidak dapat melihat
dengan jelas bagian bawah obyek di depannya yang
seperti terpotong, semakin lama semakin memberat.
Sebelumnya,
pasien
merasa
seperti
melihat
bayangan kecil berwarna hitam di bagian bawah.
Pada pemeriksaan status oftalmologi ditemukan
Visus OS: 1/300 dengan test konfrontasi :
penglihatan hilang di daerah temporal,. Pada
pemeriksaan foto fundus didapatkan gambaran
retinal detachment.
DIAGNOSA KERJA
Ablasio Retina OD
ANJURAN PEMERIKSAAN
USG Mata
Pemeriksaan darah lengkap
PENATALAKSANAAN
Pro konsul ke RSCM
Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan
Pengelihatan mata kanan kabur mendadak tanpa
ada keluhan sebelumnya seperti nyeri maupun
mata merah, tanpa riwayat trauma mata, dan
memiliki riwayat diabetes.
Mata kabur secara mendadak disebabkan oleh
adanya gangguan pada vitreous, retina, atau
nervus optikus.
Penurunan visus mendadak tanpa keluhan mata
merah mengarah kepada penyakit penyakit seperti
neuritis optikus, ablasio retina, obstruksi vena
retina maupun arteri retina, uveitis posterior
(koroiditis), kekeruhan dan perdarahan badan kaca .
Tinjauan pustaka
Definisi
Ablasio retina (retinal detachment)
adalah keadaan terpisahnya lapisan
neurosensoris retina dari sel epitel
pigmen retina dimana pada keadaan
normal sel neurosensoris /
fotoreseptor biasanya terekat.
Anatomi retina
Retina merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya
dan terdiri dari sel-sel kerucut yang bertanggung jawab
terhadap penglihatan warna dan sel-sel batang yang
bertanggung jawab terhadap persepsi hitam dan putih serta
penglihatan pada area gelap. Ketika sel batang dan sel
kerucut tersensitisasi, maka sinyal akan ditransmisikan
pertama melalui lapisan saraf pada retina dan akhirnya
kedalam serabut saraf optic dan korteks serebral
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan
korpus siliare, dan berakhir di tepi ora serrata. Permukaan
luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
berpigmen retina sehingga juga bertumbuk dengan
membrane Bruch, koroid dan sklera
Fisiologi retina
Retina memiliki dua sel fotoreseptor yaitu sel batang atau rod dan sel
kerucut atau cone. Baik sel batang maupun sel kerucut mengandung
bahan kimia yang akan terurai bila terpajan cahaya dan dalam
prosesnya akan merangsang serabut saraf yang berasal dari mata.
Rodopsin adalah suatu glukulipid membran yang separuh terbenam di
lempeng membran lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor.
Bila sudah mengabsorbsi energi cahaya, rodopsin segera terurai
dalam waktu sepersekian detik. Penyebabnya adalah fotoaktivasi
elektron pada bagian retinal dari rodopsin yang akhirnya menjadi
metarodopsin I kemudian metarodopsin II dan akhirnya dalam waktu
yang jauh lebih lambat akan menjadi produk pecahan akhir.
Metarodopsin II yang disebut rodopsin teraktivasi, merangsang
perubahan elektrik dalam sel batang yang kemudian menghantar
bayangan penglihatan ke sistem saraf pusat dalam bentuk potensial
aksi nervus optikus.
Diagnosa
Anamnesa: penurunan tajam pengllihatan,
floaters, fotopsia, riwayat trauma pada mata,
riwayat pembedahan pada mata, riwayat
penyakit pada mata, riwayat keluarga.
Pemeriksaan fisik dan oftalmologis:
pemeriksaan visus mata, pemeriksaan
lapang pandang, pemeriksaan funduskopi,
pemeriksaan pupil dan tanda-tanda trauma,
pemeriksaan tekanan bola mata,
pemeriksaan imaging
Penatalaksanaan
Tujuan penanganan adalah untuk
melekatkan kembali retina yang
lepas denga krioterapi atau laser.
Teknik operasi yang dapat dilakukan
antara lain:
Retinopeksi pneumatic
Scleral buckling
Vitrektomi
Prognosis
Prognosis ablasio retina dapat baik
jika cepat dikenali dan ditangani
lebih awal. Apabila meliputi daerah
makula maka kemungkinan
pengembalian penglihatan sangat
rendah. Ablasio retina memiliki risiko
berulang