Anda di halaman 1dari 21

ILMU PENYAKIT MATA

OTOT EKSTRAOKULER

Ika Nurhamidah G4A016080


Miftachul Hidayah G4A016093

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


I. PENDAHULUAN

Kedua mata digerakkan oleh otot-otot mata ekstraokuler. Gerakan


-gerakan otot ini teratur dan seimbang sehingga didapatkan
penglihatan binokuler yang normal.

Kedudukan bola mata yang baik bisa terjadi karena


keseimbangan kerjasama otot pergerakan bola mata.

Strabismus adalah kondisi dimana arah kedua bola mata tidak


bisa melihat ke titik fiksasi yang sama dalam kondisi yang
normal sehingga penglihatan binokuler tidak dapat tercapai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Bola Mata

Os frontalis
Os zygomatikus
Os maxila
Os lakrimalis
dan ethmoidalis
Os palatina dan
sphenoid
Kapsul tenon adalah suatu membran
fibrosa yang membungkus bola mata
dari limbus sampai nervus opticus

Kapsul tenon ditembus tendo-tendo


otot ekstraokular dan membentuk
lipatan tubular di sekeliling
otot tersebut (ligamen check).

Ligamen check mengatur arah gerak


dan berfungsi sebagai origo otot-
otot ekstraokular
B. Fisiologi Otot Ekstraokuler

Arah Gerakan Otot yang Bekontraksi

Kanan Atas Rectus Superior OD & Oblique Inferior OS

Kanan Rectus Lateralis OD & Rectus Medialis OS

Kanan Bawah Rectus Inferior OD & Oblique Superior OS

Kiri Atas Oblique Inferior OD & Rectus Superior OS

Kiri Rectus Medialis OD & Rectus Lateralis OS

Kiri Bawah Oblique Superior OD & Rectus Inferior OS

Otot Fungsi Primer Fungsi Sekunder

M. Rectus Lateralis Abduksi -

M. Rectus Medialis Adduksi -

M. Rectus Superior Elevasi Adduksi & Intorsi

M. Rectus Inferior Depresi Adduksi & Extorsi

M. Oblique Superior Depresi Abduksi & Intorsi

M. Oblique Inferior Elevasi Abduksi & Extorsi


Kedudukan Bola Mata

Ortoforia adalah kedudukan sejajar bola mata yang normal.


Hereroforia adalah keadaan dimana kedudukan bola mata tidak
sejajar seperti pada eksoforia, esoforia atau hiperforia.

Dikenal beberapa bentuk kedudukan bola mata (Lang, 2010):


Posisi primer, mata melihat lurus ke depan
Posisi sekunder, mata melihat lurus ke atas, lurus ke bawah, ke
kiri dan ke kanan
Posisi tertier, mata melihat ke atas kanan, ke atas kiri, ke bawah
kanan dan ke bawah kiri.
Penglihatan Binokuler

Kemampuan mata untuk mempertahankan fokus penglihatan pada


suatu objek dengan menggunakan kedua bola mata sehingga
dapat menciptakan penglihatan tunggal.

Retina menerima gambar

Sensorik dan menghantarkan ke


otak Otak memproses
informasi dalam
bentuk impresi
Mengatur pergerakan bola binokuler
Motorik mata sehingga menghasilkan
gambar yang sama di retina
Terdapat tiga tingkat kualitas pada penglihatan binokuler
(Schlote, 2006) :

Simultaneus vision
Retina dari kedua mata menerima
dua gambar secara bersamaan

Fusi
Kedua retina menyampaikan gambar
penglihatan yang sama. Jika ada
kerusakan pada fusi akan menyebab
kan diplopia.

Penglihatan stereopsis

Persepsi visual terhadap kedalaman Horopter adalah suatu titik fiksasi yang
dan kemampuan melihat benda dilihat oleh mata yang bayangannya
secara tiga dimensi. jatuh tepat di fovea. Selain itu daerah
di anterior dan posterior dari horopter
disebut dengan area Panum.
C. Hukum Pergerakan Okular

Hukum Sherrington
Hukum Sherrington menyatakan bahwa adanya peningkatan inervasi
dan kontraksi otot sinergis berhubungan dengan penurunan inervasi
dan relaksasi dari otot antagonis.
Exp : Untuk melihat vertikal, otot rektus superior dan otot oblique
inferior bekerja secara sinergis untuk menggerakkan mata ke atas.

Hukum Hering
Hukum Hering menyatakan bahwa untuk pergerakan kedua bola
mata ke arah yang sama, otot agonis yang berkoresponden harus
menerima inervasi yang sama sehingga tidak terjadi pergerakan satu
bola mata saja.
Sekelompok pasangan otot agonis disebut yoke muscle.
D. Strabismus

Strabismus adalah kondisi di Klasifikasi Strabismus (American Opt


mana arah kedua bola mata ometric Association, 2011)
tidak bisa melihat ke titik 1. Berdasarkan penyebabnya
fiksasi yang sama dalam a. Strabismus paralitik
kondisi yang normal sehingga Otot ekstraokular atau saraf
penglihatan binokular tidak tidak dapat berfungsi dengan
dapat tercapai. baik atau pergerakan normal
terhambat secara mekanik.
Etiologi dari terjadinya
strabismus secara garis besar Sudut deviasi bervariasi di
seluruh lapangan pandang.
dibagi menjadi dua, yaitu
Biasanya disebabkan karena
kongenital dan strabismus
adanya gangguan neurologis,
yang didapat (aquired). penyakit orbita, atau trauma
1) Abducent Nerve Palsy
Lebih sering terjadi pada pasien dengan gangguan
peredaran darah serebral, akibat diabetes melitus,
hipertensi, trauma dan tumor serebral.
Kelumpuhan pada N.VI menyebabkan paralisis otot rektus
lateralis dan mengakibatkan otot antagonisnya,otot rektus
medialis mendominasi. Pergerakan abduksi terganggu
sehingga mata tidak bisa menoleh ke arah temporal.
2) Trochlear Nerve Palsy
Penyebab paling umum adalah trauma. Kelumpuhan N.IV
menyebabkan terjadi paralisis otot oblique superior
sehingga menyebabkan diplopia vertikal. Diplopia terlihat
lebih jelas jika pasien menunduk ke bawah, seperti saat
pasien membaca atau naik tangga.
3) Oculomotor Nerve Palsy
Kelumpuhan N.III menyebabkan hampir seluruh otot
intraokular dan ekstraokular terganggu.
Manifestasi klinisnya adalah ptosis, eksotropia dan penurunan
fungsi aduksi, elevasi dan depresi, pupil midriasis (mengalami
penurunan reflek pupil), akomodasi menurun.
Pasien tidak mengalami diplopia karena palpebra menutupi
seluruh pupil.
b. Non paralitik 2. Berdasarkan manifestasi
Pada otot ekstraokular ber- klinis
fungsi secara normal tetapi a. Strabismus manifest :
tidak mengarah pada arah
yang sama. Strabismus yang muncul
Sudut deviasi selalu sama secara konstan
pada semua lapang pandang. b. Strabismus laten :
Umumnya strabismus jenis ini Strabismus yang muncul
terjadi pada masa kanak-
kanak. Biasanya muncul pada hanya pada saat kondisi
usia sebelum 6 tahun dan pemeriksaan tertentu dan
jarang disertai kelainan tidak muncul pada kondisi
neurologis.
normal dari penglihatan
Strabismus yang muncul pada
usia lebih dari enam tahun binokular.
atau pada orang dewasa
kemungkinan memiliki
penyebab penyakit neurologis.
3. Berdasarkan sudut
a. Heteroforia
Heteroforia termasuk strabismus laten yang hanya ber
manifestasi apabila penglihatan binokular terganggu,
seperti saat menutup satu bola mata. Selama mata di
buka, akan tampak normal.
b. Heterotropia
Heterotropia termasuk dalam strabismus manifest
dimana strabismus muncul secara konstan. Strabismus
yang sudah bermanifestasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Horizontal
Esotropia : Keadaan dimana posisi bola mata juling kedalam
(kearah nasal). Disebut juga strabismus konvergen atau crossed
eyes.

Exotropia : Keadaan dimana posisi bola mata juling keluar (kearah


temporal). Disebut juga strabismus divergen atau wall eyes.
2) Vertikal
Hypertropia : Keadaan dimana posisi bola mata yang satu lebih
tinggi dari bola mata lainnya.

Exotropia : Keadaan dimana posisi bola mata juling keluar (kearah


temporal). Disebut juga strabismus divergen atau wall eyes.
3) Oblique
Incyclotropia : Keadaan dimana posisi bola mata berputar ke
arah dalam.

Excyclotropia : Keadaan dimana posisi bola mata berputar ke arah


luar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai