Definisi
Retinal detachment atau ablasio retina adalah terpisah atau terlepasnya
retina dari koroid dan epitel pigmennya. Sel pigmen masih melekat erat
dengan membran Bruch. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari
2.
3.
detachment.
4) Akumulasi cairan
5) Tarikan badan vitreus
Klasifikasi
1) Retinal detachment regmatogenesa
Ablasi terjadi akibat robekan pada retina sehingga cairan mauk ke
belakang sel pigmen epitel pada retina. Terjadi dorongan retina oleh
cairan vitreus yang masuk melalui robekan pada retina ke rongga
subretina sehingga retina mengapung dan lepas. Gejala retinal detachment
regmatogenesa adalah adanya fotopsia pada lapang pandang, pada
pemeriksaan funduskopi terlihat bahwa retina terangkat berwarna pucat
dan robekan retina berwarna merah serta jika pada saat bola mata
bergerak maka retina yang lepas akan bergoyang. Mata yang berbakat
untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan myopia tinggi, pasca
retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi dibagian perifer,
50% ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.
Ablasia retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan
perngelihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang nenutup.
Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada ladang pengelihatan .
Ablasia retina yang berlokalisasi didaerah superotemporal sangat
berbahaya karena dapat mengangkat macula. Pengelihatan akan turun
secara akut pada ablasia retina bila lepasnya retina mengenai macula
lutes.Pada
pemeriksaan
funduskopi
akan
terlihat
retina
yang
4.
5.
6.
WOC
7.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Oftalmologi
1. Pemeriksaan visus
Terjadi penuruan tajam penglihatan.
2. Pemeriksaan lapang pandang
Terjadi fotopsia atau pada lapang pandang tertentu seperti tertutupi
oleh tabir.
3. Pemeriksaan funduskopi
Paling baik untuk diagnosis retinal detachment. Retina tampak
keabuan yang menutupi gambaran vaskuler koroid. Pada akumulasi
cairan menyebabkan adanya pergerakan atau undulasi retina ketika
mata bergerak. Pada robekan retina menyebabkan warna merah muda
karena pembuluh koroid yang ada di bawahnya.
2) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk megetahui penyakit penyerta lain seperti
diabetes mellitus, glaukoma dan kelainan darah.
3) Ultrasonografi
Dengan ocular b-scan ultrasonografi untuk diagnosis retinal detachment
8.
4) Vitrektomi
Dengan membuat insisi kecil pada bola mata kemudian
memasukkan instrumen hingga ke cairan melalui pars plana. Setelah itu
dilakukan pemotongan vitreus. Tehnik ini biasa dipakai pada ablasio
akibat diabetes mellitus ataupun hemoragik vitreus.
Komplikasi
1) Kebutaan
2) PVR (Proliferatif Vitroretinopati)
3) Kematian jaringan retina
4) Infeksi
5) Peningkatan TIO
10. Prognosis
Retinal detachment dapat diperbaiki dengan sekali pembedahan.
9.
Sesudah 6 bulan post operasi jika retina masih tetap melekat maka jarang
terjadi kekambuhan.
Pengkajian
1) Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin dan pekerjaan.
2) Keluhan utama
1. Adanya floater
Terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah,
pigmen retina yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri. Kadangkadang penderita merasakan adanya tabir atau bayangan yang datang
dari perifer (biasanya dari sisi nasal) meluas dalam lapangan pandang.
Tabir ini bergerak bersama-sama dengan gerakan mata dan menjadi
lebih nyata. Pada stadium awal, penglihatannya membaik di malam
hari dan memburuk di siang hari terutama sesudah stres fisik
(membungkuk, mengangkat) atau mengendarai mobil di jalan
bergelombang.
2. Adanya bayangan dari pinggir
3. Pandangan memburuk di siang hari setelah aktifitas fisik
Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan
2) Cemas berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan
Post Operasi
Intervensi
Pre Operasi
1) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cedera
menurun.
Kriteria Hasil :
- Resiko cedera tidak terjadi
- Klien mengerti pencegahan resiko cedera
- Klien mampu melakukan pencegahan resiko cedera
Intervensi :
1. Orientasikan klien terhadap ruangan tempat dirawat.
R : agar klien mengetahui kondisi ruangan tempat dirawat.
2. Dekatkan benda yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari klien.
R : agar klien mudah menjangkau dan keperluan sehari-hari terpenuhi.
3. Jauhkan benda yang dapat membahayakan klien.
R : untuk mengurangi resiko cedera.
4. Observasi aktifitas klien setiap hari.
R : untuk mengetahui perkembangan dan pencegahan resiko cedera.
2) Cemas berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3 jam
diharapkan cemas berkurang / hilang.
Kriteria Hasil :
- Skala HARS berkurang / nol
- Ekspresi wajah rileks
- Klien menunjukkan pengendalian diri terhadap cemas
Intervensi :
1. Berikan informasi yang tepat tentang penyakitnya.
R : informasi yang tepat diharapkan dapat menurunkan kecemasan
klien.
2. Motivasi klien untuk bersemangat dan yakin akan sembuh.
R : agar klien termotivasi untuk sembuh.
3. Anjurkan klien untuk berdiskusi dengan tenaga kesehatan bila ada hal
yang akan disampaikan tentang penyakitnya.
R : dengan berdiskusi maka akan memberikan informasi yang tepat
dan jelas.
Post Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan post operasi