Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus merupakan sebuah sindrom dengan terganggunya metabolisme


karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes
melitus. 1. Diabetes tipe I, yang juga disebut diabetes melitus bergantung insulin (IDDM),
disebabkan kurangnya sekresi insulin. 2. Diabetes tipe II, juga disebut diabetes melitus
tidak bergantung insulin (NIDDM), yang awalnya disebabkan oleh penurunan sensitivitas
jaringan target terhadap efek metabolik insulin. Sering kali penurunan sensitivitas
terhadap insulin ini disebut sebagai resistansi insulin.1 Diabetes mellitus juga
mengakibatkan komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak.
Kadar gula darah yang tinggi terus menerus berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan
struktur internal lainnya. Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka
panjang jika diabetesnya tidak di kelola dengan baik. 2 Diabetes mellitus yang disebabkan
oleh faktor kebiasaan hidup tersebut dapat diatasi antara lain dengan olahraga rutin, hidup
sehat dan teratur, pada prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak berbeda dengan
orang yang sehat, juga antara penderita baru maupun lama.3

Tahun 2014 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI)


mengutip dari International Diabetes Federation (IDF), di dunia terdapat 382 juta orang
yang hidup dengan diabetes pada tahun 2013. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut,
175 juta orang diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif
mengalami komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Program CERDIK
merupakan pesan singkatan gaya hidup sehat yang disampaikan di lingkungan sekolah,
yaitu C : cek kondisi kesehatan secara berkala, E : enyahkan asap rokok, R : rajin aktifitas
fisik, D : diit sehat dengan kalori seimbang, I : istirahat yang cukup, K : kendalikan stress.
Beban penyakit Diabetes Mellitus sangatlah besar apalagi bila terjadi komplikasi. Upaya
pengendalian diabetes menjadi tujuan yang sangat penting dalam mengendalikan dampak
komplikasi yang menyebabkan beban yang sangat berat baik bagi individu, keluarga
maupun pemerintah.4

Dalam laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi DM di


Indonesia sebesar 1,5 %.5 Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu masalah kesehatan di
dunia. Pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih dari 382 juta orang terkena diabetes
mellitus, dan pada tahun 2035 jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
orang. Kebanyakan orang dengan diabetes hidup di negara yang mempunyai penghasilan
rendah dan menengah.6

Upaya penanganan pada pasien diabetes melitus sekaligus juga pencegahan


terjadinya komplikasi adalah melakukan upaya pengendalian DM salah satunya dengan
teraturnya pasien DM dalam melakukan aktifitas berolahraga. Dengan berolahraga
diharapkan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar gula
dalam darah. Aktifitas fisik yang sering dianjurkan juga adalah senam diabetes mellitus. 7
Manfaat olahraga pada penderita DM adalah pengendalian gula darah, terutama pada DM
tipe 2 yang mengikuti olahraga teratur, sehingga monitor gula darah HbA1C mengalami
perbaikan.8

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus.9 Senam diabetes dibuat oleh para
spesialis yang berkaitan dengan diabetes, diantaranya rehabilitasi medis, ilmu penyakit
dalam, olahraga kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam. 10 Senam diabetes yang
dilakukan setiap hari secara teratur dapat memperbaiki profil lemak, menurunkan berat
badan dan menjaga kebugaran. Selain itu akan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga
akan menurunkan glukosa darah. Senam diabetes yang dianjurkan antara lain bersifat
aerobik. Penggunaan glukosa pada otot yang aktif dalam senam akan meningkat, akan
tetapi tidak disertai dengan peningkatan insulin. Hal tersebut disebabkan oleh
meningkatnya kepekaan reseptor insulin diotot pada saat berolahraga.10

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas senam diabetes dalam menurunkan kadar gula darah
pada penderita Diabetes Mellitus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes melitus adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari
normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau menggunakan hormon
insulin secara cukup. Hiperglikemia adalah karakteristik utama dari DM yang apabila tidak
terkontrol dari waktu ke waktu dapat menimbulkan kerusakan serius pada banyak sistem
tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.

2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Teerdapat beberapa jenis dari DM dan berikut adalah penjelasan klasifikasinya


Diabetes Mellitus menurut International Diabetic Federation.

2.2.1 DM Tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel beta penghasil insulin dipankreas, sehingga tubuh menghasilkan insulin yang
sangat sedikit dengan defisiensi insulin relatifatau absolut. Penyakit ini bisa berkembang pada
semua usia tetapi DM tipe 1 sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang dengan DM
tipe 1 memerlukan suntikan suntikan insulin setiap hari untuk mempertahankan tingkat
glukosa dalam kisaran yang tepat.

2.2.2 DM Tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah satu tipe DM akibat dari insensitivitas sel
terhadap insulin (resistensi insulin) serta defisiensi insulin relatif yang menyebabkan
hipeglikemia. DM tipe 2 sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, namun semakin
terlihat pada anak-anak, remaja dan dewasa muda. Penyebab DM tipe 2 ada kaitan kuat
dengan kelebihan berat badan dan obesitas, bertambahnya usia dan riwayat keluarga.

2.2.3 DM gestasional

DM gestasional terjadi pada wanita yang tidak mengalami DM sebelum kehamilan akan
tetapi terjadi peningkatan gula darah pada masa kehamilan. Faktor risiko yang dapat
menyebabkan DM gestasional ini antara lain usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat
keluarga, dan riwayat diabetes gestasional 14 terdahulu. Kadar glukosa darah pada wanita
yang mengalami DM gestasional akan kembali normal setelah melahirkan.

2.2.4 DM tipe khusus lain

DM tipe lain ini adalah kelainan genetik dalam sel beta pankreas, pasien sering kali
obesitas dan resisten terhadap insulin. Terjadi kelainan genetik pada kerja insulin, penyakit
pada eksokrin pankreas, penyakit endokrin, obat-obatan yang bersifat toksik dan infeksi.

2.3 Etiologi DM

Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh gangguan resistensi insulin dan sekresi insulin.
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada DM tipe 2 masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin (Smeltzer dan Bare, 2001). Diabetes Melitus dapat
menurun dari keluarga yang pernah memiliki penyakit DM sebelumnya. Hal ini terjadi
karena DNA pada seseorang yang mengalami DM akan ikut diinformasikan pada gen
berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin. Terdapat hubungan yang kuat antara
DM tipe 2 dengan kelebihan berat badan, obesita, bertambahnya usia, serta etnis dan riwayat
keluarga (IDF, 2017).

2.4 Faktor Resiko Diabetes Mellitus

Faktor risiko DM dibagi menjadi faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat
diubah. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu berat badan berlebih dan obesitas. Obesitas
berhubungan dengan besarnya lapisan lemak dan adanya gangguan metabolik. Kelainan
metabolik tersebut umumnya berupa resistensi terhadap insulin yang muncul pada jaringan
lemak yang luas. Faktor lain yang dapat mengakibatkan DM tipe 2 adalah usia (resistensi
insulin cenderung meningkat diatas usia 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga dan kelompok
etnik (RISKESDAS, 2013). Penjelasan lain mengenai faktor - faktor yang dapat
mengakibatkan diabetes melitus :

2.4.1 Kelainan genetik


Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini terjadi
karena DNA pada orang diabetes akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait
dengan penurunan produksi insulin.
2.4.2 Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun


dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan
fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin;

2.4.3 Gaya hidup stress

Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang
kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas.
Stress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber
energi yang berakibat pada kenaikkan kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat pankreas
mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin;

2.4.4 Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau
resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperan
pada ketidakseimbangan pankreas;

2.4.5 Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertrofi yang akan


berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertrofi pankreas disebabkan karena
peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel
yang terlalu banyak;

2.4.6 Infeksi

Masuknya bakteri atau virus kedalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel
pankreas. Kerusakan ini akan berakibat pada penurunan fungsi pankreas.

2.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus

DM disebabkan oleh terjadinya defisiensi insulin dan masalah pada kinerja insulin
atau resistensi insulin terutama pada organ hati dan otot. DM tipe 2 ditandai oleh dua
defek metabolik yaitu gangguan pada sekresi insulin oleh sel beta serta berkurangnya
kemampuan jaringan perifer dalam merespon insulin. Mekanisme awal terbentuknya
glukosa dalam darah adalah ketika semua karbohidrat dari makanan dihirolisis menjadi
monosakarida yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa di saluran cerna. Monosakarida ini
kemudian diserap di usus kemudian terbagi lagi menjadi dua tahapan yang pertama yaitu
glukosa akan masuk ke dalam sistem sirkulasi kemudian ditransfer ke sel-sel tubuh yang
memerlukannya Glukosa dalam bentuk glikogen akan tersimpan di dalam otot dan hati,
sedangkan glukosa dalam bentuk glukosa darah akan tersimpan dalam plasma darah.
Peranan glukosa dalam tubuh manusia bukan hanya sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme dan sumber energi bagi kerja otak, tetapi juga sebagai penghasil energi
pada saat berolahraga. Diabetes Melitus disebabkan oleh kekurangan insulin namun
tidak mutlak. Ini berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya sel beta atau defisiensi
insulin, resistensi insulin perifer (ADA,2014) Resistensi insulin perifer berarti 18 terjadi
kerusakan pada reseptor - reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi
kurang efektif mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2014) Dalam
kebanyakan kasus diabetes melitus tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang
pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi
alternatif.

2.6 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :

2.6.1 Pengeluaran urin (Poliuria)

Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi
batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif
tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk
mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam
hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa (PERKENI, 2011).

2.6.2 Timbul rasa haus (Polidipsia)

Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa
oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).

2.6.3 Timbul rasa lapar (Polifagia)


Pasien DM akan merasa cepat lapardan lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa
dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI,
2011).
2.6.4 Peyusutan berat badan

Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa


mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.

2.7 Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2

Diagnosa DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan


glukosa darah dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma
darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan glukometer. Diagnosis
tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:
1) Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. 2) Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. Kriteria Diagnosis Diabetes
(ADA, 2016)

1. GDP ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L), puasa: tidak ada asupan kalori selama 8 jam

2. GD2PP ≥ 200 mg/dL (11,11 mmol/L), setelah TTGO 75 gram glukosa

3. HbA1c ≥6,5% (48 mmol/mol), dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

4. Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hipoglikemik, GDS ≥200 mg/dL
(11,1 mmol/L).

2.8 Penatalaksaan Diabetes Mellitus

Edukasi

Diabetes mellitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku terbentuk.
Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif penderita dan
keluarga. Petugas kesehatan harus mendampingi penderita dan memberikan informasi terkait
pemantauan glukosa darah mandiri. Pemantauan gula darah dapat dilakukan secara mandiri
setelah pasien mendapat pengetahuan dan pelatihan khusus.

2.8.1 Terapi Gizi

Prinsip pengaturan makan pada pasien DM hampir sama dengan anjuran makan untuk
masyarakat umum yaitu sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat masing-masing individu.
Karbohidrat yang dianjurkan 45-65% total asupan energi, asupan lemak 20-25% kebutuhan
kalori, protein 10-20% total asupan energi.

2.8.2 Terapi farmakologi

Terapi farmakologi untuk pasien DM terdiri dari obat oral dan injeksi. Berdasarkan
cara kerjanya obat OHO (obat hipoglikemik oral) dibagi menjadi 5 golongan, yaitu : pemicu
insulin (sulfonylurea dan glinid), peningkat sensitivitas terhadap insulin (metformin dan
tiazolidindion), penghambat glukoneogenesis (metformin), penghambat absorpsi glukosa
(penghambat glukosidase), dan DPPIV inhibitor α.

2.9 Glukosa Darah

Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang berasal dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan diotot rangka. Glukosa
darah berfungsi sebagai penyedia energi tubuh dan jaringanjaringan dalam tubuh (Widyastuti,
2011). Kadar glukosa juga dipengaruhi berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan
kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah (Ekawati, 2012).
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Hormon insulin di dalam tubuh dapat meninmbulkan hiperglikemia dan hipoglikemia.
Hiperglikemia karena insulin mengalami defesiensi (kekurangan) yang berarti kadar glukosa
dalam darah tinggi, dan bila kadar glukosa dalam darah terlalu rendah disebut hipoglikemia
(Noor, 2017). Kadar glukosa darah atau kadar glukosa plasma ditentukan oleh keseimbangan
antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan yang meninggalkan aliran
darah. Sebanyak 5% glukosa yang dikonsumsi tubuh diubah menjadi glikogen di dalam hati,
dan sekitar 30-40% glukosa dimetabolisme di dalam otot dan jaringan lain (Wulandari,
2016).

2.10 Metabolisme Glukosa

Metabolisme Glukosa Darah Kadar glukosa darah dalam tubuh dijaga dalam jumlah
konstan, tubuh melakukan proses glikogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Prosesproses tersebut dikendalikan oleh sekresi hormon-hormon tertentu di dalam tubuh.

Hormon tersebut akan memicu kerja enzim-enzim yang berperan dalam membentuk
glikogen, memecah glikogen, ataupun membentuk glukosa.
1. Glikogenesis

Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Peningkatan kadar glukosa


dalam darah yang terjadi, misalnya beberapa saat setelah makan, menyebabkan pankreas
mensekresikan hormon insulin yang menstimulasi penyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
di dalam hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk
memulai proses glikogenesis.

2. Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa.


Apabila tubuh dalam keadaan lapar, dan tidak ada asupan makanan, maka kadar glukosa
dalam darah akan menurun. Glukosa diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa
yang kemudian digunakan untuk memproduksi energi.

3. Glukoneogenesis

adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari sumber bukan karbohidrat. Molekul yang
umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun oksaloasetat dan
dihidroksiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis. Glukoneogenesis
terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks ginjal.
Glukoneogenesis sangat sedikit terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa
jaringan lainnya. Glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutukan glukosa dalah
jumlah yang banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar glukosa darah
tetap dalam kondisi normal (Kee, 2013).

Metabolisme gula darah yang tidak normal dapat menyebabkan hiperglikemia dan
hipoglikemia. Hiperglikemia merupakan keadaan kadar glukosa darah lebih dari 110 mg/dl,
tanda dan gejala dari hiperglikemia yaitu peningkatan rasa haus, nyeri kepala, sulit
konsentrasi, penglihatan kabur, peningkatan frekuensi berkemih, letih, lemah, penurunan
berat badan. Hipoglikemia merupakan keadaan kadar glukosa rendah (kurang daru 70 mg/dl),
tanda dan gejala dari hipoglikemia yaitu gangguan kesadaran, gangguan penglihatan,
gangguan daya ingat, berkeringat, tremor, palpitasi, takikardia, gelisah, pucat, kedinginan,
gugup, rasa lapar (Mufti dkk., 2015).
2.10.1 Sumber Glukosa

Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh keseimbangan antara jumlah yang
masuk dan yang keluar. Sumber glukosa ada tiga macam yaitu : a. Makanan yang
mengandung karbohidrat, setelah dicerna dan diserap jenis makanan ini merupakan sumber
glukosa tubuh yang paling penting. b. Glikogen, disimpan dalam otot dan hepar sebagai
cadangan, kemudian dipecah untuk melepaskan glukosa. c. Sebagian asam amino dipecah
oleh hepar untuk menghasilkan glukosa. Ketiga proses tersebut tidak memerlukan insulin,
setelah glukosa masuk ke dalam aliran darah, insulin diperlukan untuk memungkinkan
glukosa meninggalkan darah dan masuk ke dalam jaringan. Glukosa yang meninggalkan
segera bagi jaringan. b) Energi simpanan sebagai glikogen dalam hepar dan otot serta lemak
di dalam jaringan adiposa (Beck, 2011).

Anda mungkin juga menyukai

  • Ke Simp Ulan
    Ke Simp Ulan
    Dokumen1 halaman
    Ke Simp Ulan
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Jurding Dan Referat
    Jurding Dan Referat
    Dokumen27 halaman
    Jurding Dan Referat
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Maya
    Maya
    Dokumen6 halaman
    Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Katarak Traumatika
    Katarak Traumatika
    Dokumen23 halaman
    Katarak Traumatika
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Review Dan Telaah Kritis Jurnal
    Review Dan Telaah Kritis Jurnal
    Dokumen10 halaman
    Review Dan Telaah Kritis Jurnal
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Insulin
    Insulin
    Dokumen4 halaman
    Insulin
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Sistem ATP
    Sistem ATP
    Dokumen4 halaman
    Sistem ATP
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL 30
    PBL 30
    Dokumen11 halaman
    PBL 30
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL 25 Maya
    PBL 25 Maya
    Dokumen11 halaman
    PBL 25 Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Bab V Maya
    Bab V Maya
    Dokumen1 halaman
    Bab V Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Bab III Maya
    Bab III Maya
    Dokumen1 halaman
    Bab III Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Senam Diabetes
    Senam Diabetes
    Dokumen8 halaman
    Senam Diabetes
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Senam Diabetes
    Senam Diabetes
    Dokumen12 halaman
    Senam Diabetes
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Critical Appraisal Maya
    Critical Appraisal Maya
    Dokumen6 halaman
    Critical Appraisal Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL B25 Maya Sken 7
    PBL B25 Maya Sken 7
    Dokumen16 halaman
    PBL B25 Maya Sken 7
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Maya B29
    Maya B29
    Dokumen16 halaman
    Maya B29
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL 24 Maya
    PBL 24 Maya
    Dokumen15 halaman
    PBL 24 Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL Maya b26
    PBL Maya b26
    Dokumen24 halaman
    PBL Maya b26
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Maya B27
    Maya B27
    Dokumen16 halaman
    Maya B27
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 25 Maya
    PBL Blok 25 Maya
    Dokumen9 halaman
    PBL Blok 25 Maya
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL Maya b26
    PBL Maya b26
    Dokumen24 halaman
    PBL Maya b26
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL Maya b26
    PBL Maya b26
    Dokumen18 halaman
    PBL Maya b26
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Mola Hidatidosa
    Mola Hidatidosa
    Dokumen7 halaman
    Mola Hidatidosa
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Psikotik Akut
    Gangguan Psikotik Akut
    Dokumen10 halaman
    Gangguan Psikotik Akut
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 25
    PBL Blok 25
    Dokumen18 halaman
    PBL Blok 25
    Maya Saputri
    100% (1)
  • PBL Blok 25
    PBL Blok 25
    Dokumen18 halaman
    PBL Blok 25
    Maya Saputri
    100% (1)
  • PBL Blok 11
    PBL Blok 11
    Dokumen10 halaman
    PBL Blok 11
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • Blok 20 Sindrom Nefrotik Idiopatik
    Blok 20 Sindrom Nefrotik Idiopatik
    Dokumen18 halaman
    Blok 20 Sindrom Nefrotik Idiopatik
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat
  • A2 SKenario5 Blok25
    A2 SKenario5 Blok25
    Dokumen28 halaman
    A2 SKenario5 Blok25
    Maya Saputri
    Belum ada peringkat