Anda di halaman 1dari 17

ASKEP LANSIA DENGAN MASALAH

PENGLIHATAN
1. Putri Aulia Pratiwi (G2A220001) 13.Nur Alifah (G2A220040)
2. Nailus Sa’adah (G2A220002) 14.Iffa Nurus (G2A220041)
3. Isti Chawari (G2A220003) 15.Mufida (G2A220042)
4. Desti Amalia (G2A220004) 16.Siti Zulaekhah (G2A220043)
5. Genienda Indra E (G2A220005) 17.Dana Krismonika (G2A220044)
6. Nur Fattah Fardila (G2A220006) 18.Ari Mirza (G2A220045)
7. Tarikhatun K. (G2A220011) 19.Nungky Army(G2A220047)
8. Efa Islamia (G2A220014) 20.Astrit Firyal S. (G2A220048)
9. Satria Maulana (G2A220022)
10.Tri Wahyu Yulianti (G2A220023)
11.Refi Noor Indah P (G2A220024)
12.Yuni Retno Santi(G2A220039)
KONSEP GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
PENGLIHATAN

A. DEFINISI
Gangguan penglihatan (visual impairment) di definisikan
sebagai suatu penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat
dikoreksi oleh kacamata ataupun lensa kontak yang bekisar dari
gangguan penglihatan ringan sampai dengan kebutaan (Emmelia
Ratnawati, 2018).
B. PERUBAHAN DAN PENGARUH PADA MATA YANG
MENYERTAI USIA LANJUT
1. Perubahan Pada Mata
a. Saluran Air Mata 
 Perubahan yang terjadi yaitu pada mata dan kulit yang ada disekitarnya

akan kehilangan lemak orbital, keriput, penurunan elastisitas otot kelopak


mata, dan juga akumulasi pigmen gelap disekitar mata.
b. Struktur Mata
 Struktur pada mata yang mengalami perubahan antara lain kornea, lensa,

iris dan pupil, tubuh silia, vitreous, serta retina.


c. Jaringan Retina-Syaraf
 Sel fotoreseptor berkumpul di sel ganglion pada optic saraf. Informasi

neurosensor akan dilewatkaan dari optic saraf, melalui thalamus, ke


korteks visual. Perubahan yang terkait dengan usia akan mempengarui
neuron, serta perubahan system saraf pusat lainnya yang dapat
mempengaruhi fungsi kognitif. Hal tersebut akan dapat mempengaruhi
fungsi visual pada lansia.
C. PENGARUH PERUBAHAN TERKAIT USIA TERHADAP
PENGLIHATAN
1. Penurunan Daya Akomodasi : Presbiopia atau mata tua disebabkam
karena kemampuam untuk mencembung dan memipih lensa mata yang
tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Ketajaman Mata Berkurang : Suatu ketajaman visual paling baik berada
pada sekitar usia 30, setelah lebih dari usia tersebut secara bertahap
ketajaman visual akan mengalami adanya penurunan.
3. Adaptasi Gelap dan Terang Melambat : Kemampuan untuk dapat
merespon cahaya redup menurun sekitar usia 20 tahun dan akan
berkurang secara signifikan setelah usia 60 tahun.
4. Meningkatnya Sensivitas Pada Cahaya Terang : Pada usia 50 tahun-an
perubahan terkait usia akan meningkatkan sensitivitas seseorang
terhadap silau dan waktu yang dibutuhkan untuk dapat pulih dari silau
tersebut.
Lanjutan…
5. Mengurangi Bidang Visual : Pada usia 50 tahun-an perubahan terkait
usia akan meningkatkan sensitivitas seseorang terhadap silau dan waktu
yang dibutuhkan untuk dapat pulih dari silau tersebut.
6. Mengubah Visi Warna : Perubahan terkait usia akan
mengakibatkan terganggunya iluminasi retina, termasuk
perubahan opakifitas lensa, puposis miosis, retina atau
saraf retina.
7. Berkurangnya Fusi Kedip : Perubahan terkait dengan usia
pada retina dan pada jalur saraf retina, serta perubahan
yang dapat menurunkan iluminasi retina, mengganggu
fungsi fusi berkedip ini.
8. Pengolahan Informasi Viual yang Lambat : Perubahan
terakait dengan usia dari jalur saraf retina mempengaruhi
akuasi dan efisiensi dalam pengolahan infomasi visual.
D. MASALAH GANGGUAN PENGLIHATAN
  Terdapat beberapa masalah gangguan penglihatan yang sering terjadi pada
lansia :
  Presbiopia

Merupakan kesalahan akomodasi yang biasanya terjadi pada lansia. Lensa


kehilangan elastisitasnya, daya lenting berkurang,sehingga tidak dapat untuk
memfokuskan sebuah benda yang berada dekat dengan mata.
  Katarak

Merupakan keadaan patologis lensa dimana lensa menjadi keruh akibat dari
hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga mengakibatkan
pandangan seperti tertutup kabut. Pada usia lanjut katarak yang sering
diderita yaitu katarak senile.
 Glaukoma

Merupakan penyakit yang ditandai adanya suatu peningkatan tekanan


itraokular, penggaungan, dan degenerasi saraf optic serta pada defek lapang
pandang yang khas.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada usia lanjut terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu


dilakukan antara lain menurut (Ns.Anas Tamsuri, 2011):
1. Dilakukan penilaian tajam penglihatan dan koreksi kelainan refraksi bila
terdapat myopia, hipermetropia, atau astigmatisme.
2. Pasien akan diminta membaca kartu baca pada jarak 30-40cm(jarak
baca)
3. Diberikan lensa mulai +1 dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca
huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa .
1. Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu
F. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Non Farmakologi :


a. Penggunaan kacamata
b. Terapi laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK)
c. Terapi photorefractive keratotomy (PRK) untuk pengobatan jangka
pendek.
d. Ortokeratologi yang merupakan pengobatan tanpa opera.

2. Pentalaksanaan Famakologi : Penggunaan obat tetes mata untuk


mensterilkan kotoran yang masuk kedalam mata.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN 
1. Identitas : Nama, alamat, jenis kelamin, umur, status, agama, suku,
pekerjaan, sumber pendapatan, tempat tinggal sekarang, lama tinggal.
Identitas klien yang biasa dikaji pada gangguan presepsi sensori
penglihatan adalah usia karena gangguan penglihatan sering terjadi pada
lansia dengan umur diatas 50 tahun.
2. Riwayat Kesehatan, meliputi :
a. Status kesehatan saat ini : Keluhan yang biasa dirasakan lansia dengan
gangguan penglihatan yaitu pandangan kabur, kesulitan dalam
memfokuskan pandangan, pusing, mata lelah dan mengantuk.
b. Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien dengan gangguan penglihatan berat
perlu diketahui pasien mengalami cedera mata atau infeksi mata, serta
menanyakan tentang penyakit apa yang terakhir diderita.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Apakah ada riwayat kelainan mata pada
keluarga derajat pertama atau kakek- nenek.
3. Status Fisiologi
a. Pola Kesehatan
 Nutrisi : Mengkaji jenis makanan serta minuman yang dikonsumsi lansia,
kebiasaan makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, pantangan makan dan
keluhan saat makan. Pada pasien dengan gangguan penglihatan akut seperti contoh
glaucoma akut pasien akan merasakan mual dan muntah saat makan.
 Istirahat/tidur : Pada lansia dengan gangguan penglihatan yang berat biasanya
mengalami kesukaran untuk istirahat tidur karena terdapat rasa nyeri pada kepala.
 Aktivitas Sehari-hari : Pada lansia dengan gangguan penglihatan berat akan
mengalami kesukaran untuk beraktivitas sehari-hari karena pasien akan mengalami
pandangan kabur, pandangan ganda, kesulitan dalam membaca dan harus mengkaji
apakah terjadi pada satu mata atau dua mata.
 Personal Hygiene : Pada lansia dengan gangguan penglihatan seperti halnya
kebutaan, katarak, dan glaukoma akan mengalami kesulitan dalam melakukan
perawatan diri, karena pada pasien akan mengalami pandangan seperti tertutup
kabut.
b. Pemeriksan Fisik :
 KU : Tingkat kesadaran baik dengan GCS 15 yaitu kondisi sadar
sepenuhnya.
 Sistem kardiovaskuler : Nadi mungkin meningkat, pada auskultasi
suara S1 dan S2 tunggal serta tidak terdapat murmur.
 Sistem Neurosensori : Keluhan nyeri kepala pada gangguan
penglihatan berat, terjadinya penglihatan kabur, respon terhadap
cahaya, pergerakan mata, kejelasan dalam melihat, ada atau tidaknya
kekeruhan pada lensa mata, ketajaman penglihatan yang menurun serta
perlu dilakukan pengkajian pada lapang pandang.
 Sistem pencernaan : Ketidakmampuan dalam mengkonsumsi maknan
ataupun cairan yang tidak adekuat karena mual, muntah, anorexia.
 Sistem intergumen : Kulit tampak kotor pada pasien dengan gangguan
penglihatan berat karena tidak mampu melakukan perawatan diri.
Didapatkan mukosa bibir serta turgor kulit yang mengalami penurunan
karena nafsu makan yang menurun.
4. Status Kognitif : Terjadi penurunan dalam pemecahan masalah, berkaitan
dnegan memori meliputi memori sensori,memori jangka panjang, jangka
pendek,dan memori jangka panjang kemampuan psikomotor juga sedikit
mengalami penurunan
5. Status Psikososial dan spiritual : Lansia denga gangguan persepsi sensori
penglihatan biasanya mengalami kesulitan dalam menjalani kegiatan
sehingga terkadang membuat lansia depresi. Perawat harus mengkaji
status depresi lansia dengan meminta lansia mengisi format pengkajian
tingkat depresi lansia. Instrument yang digunakan Inventaris Depresi
Geriatrik dan Inventaris Depresi Beck.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan
denganberkurangnya penglihatan.
2. Isolasi sosial berhubungan dengan menarik diri..
3. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan perasaan tidak senang.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Tujuan&K/H (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
(SDKI)
D.0085 L.06053 Intervensi utama :
Gangguan Setelah dilakukan Minimalisasi Rangsangan
persepsi sensori intervensi Observasi :
: penglihatan keperawatan selama Periksa status mental,
3x24 jam maka status status sensori, dan
neurologis membaik tingkat kenyamanan
dengan kriteria hasil : (mis.nyeri, kelelahan).
1. Reaksi pupil Terapeutik : 1.Diskusikan
meningkat. tingkat toleransi
2. Sakit kepala terhadap beban sensori
menurun. (misal: terlalu terang),
3. Pandangan kabur Batasi stimulus
menurun. lingkungan (mis.
4. Ukuran pupil aktivitas), Jadwalkan
Lanjutan…
Edukasi :
1.Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
(mis.mengatur
pencahayaan
ruangan)
Kolaborasi :
1.Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
2.Kolaborasi
pemberian obat yang
mempengaruhi
persepsi stimulus.

Sumber : (SDKI SIKI SLKI, 2016-2018)


D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan yang dapat dilakukan perawat dalam mengatasi


masalah gangguan penglihatan tersebut adalah perawat dapat
membantu klien yang mengalami perubahan sensori dengan
meningkatkan fungsi sensori yang sehat, dengan cara
menyesuaikan stimulus lingkungan dan dengan membantu klien
dalam mengatasi deficit sensori akut (Barbara Kozier, 2011).

E. EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi yang merupakan perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan dengan meliatkan pasien,
keluarga, serta tenaga kesehatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai